You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Efektivitas Kaporit dalam Menurunkan Kadar Amoniak dan Bakteri Koliform


dari Limbah Cair RSUD Tugurejo Semarang

Mariyana*), Tri Joko **), Nurjazuli ***)

*) Mahasiswa Bagian Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Diponegoro

**) Staff Pengajar Bagian Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Diponegoro

***) Star Pengajar Bagian Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Tugurejo Hospital Semarang is one of hospital that treats liquid waste by
providing chlorine to kill microorganisms and decrease ammonia. Ammonia in
water will react with chlorine and monochloramin, dichloramin, or tichrolamin. The
purpose of this study was to determine the effectiveness of chlorine in the ability
to reduce levels of ammonia and coliform bacteria in wastewater Tugurejo
Hospital Semarang. The independent variable of this study is variations of
chlorine dose, and dependent variable is the level of ammonia and coliform
bacteria. This type of research is experiment. The population that used is
wastewater that is in the indicator tub of WWTP (wastewater treatment plant)
Tugurejo Hospital Semarang. The samples in this study were hospital wastewater
taken from Tugurejo Hospital Semarang tank before chlorination. Level of
ammonia before the treatment are 3,16 mg/l. After give the variations dose of
chlorine 3 gr/l level ammonia decreas until 98,51% be 0,05 mg/l. Test one way
annova was obtained value of p < 0.05 then Ho was received, which means there
is an average differentiationof ammonia decreased levels in wastewater Tugurejo
Hospital Semarang by administering thevariation dose of chlorine. The results of
measurements of coliform bacteria in wastewater Tugurejo Hospital Semarang
after giving the variation dose showed that all treatments chlorine dosing < 3
which means negative or there is none coliform bacteria in wastewater. The
effective chlorine dose for lowering the levels of ammonia is 3 g/l and on the 1 gr/l
dose of chlorine, it can decreas the coliform bacteria. Is suggested chlorine
indicator is given to the last bath before entering the outlet.

Keywords : ammonia, chlorination, hospital wastewater, coliform bacteria

533
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN sakit tersebut banyak mengandung

Rumah sakit merupakan berbagai bahan kimia seperti bahan

tempat menyelenggarakan upaya anorganik, organik serta bakteri.

kesehatan yaitu setiap kegiatan Karakteristik pada limbah cair terdiri

untuk memelihara dan meningkatkan dari fisika, kimia dan mikrobiologi

kesehatan serta bertujuan untuk yang masing-masing mempunyai

mewujudkan derajat kesehatan yang kadar maksimum. Diantara unsur-

optimal bagi masyarakat.1Dari unsur yang menjadi parameter kimia

kegiatan rumah sakit menghasilkan kualitas air limbah adalah Amoniak.

limbah, baik limbah padat, limbah Kadar Amoniak yang tinggi

cair maupun gas yang dapat menyebabkan bau yang tidak enak,

merugikan atau menurunkan kualitas dapat menyebabkan pertumbuhan

lingkungan yang ada disekitarnya, lumut dan mikroalgae yang

sehingga masalah pencemaran berlebihan disebut eutrofikasi,

akibat dari limbah limbah rumah sehingga air menjadi keruh dan

sakit baik padat maupun cair dapat berbau karena pembusukan lumut-

menjadi masalah yang besar apabila lumut yang mati. Pembuangan

limbah rumah sakit ini langsung limbah yang banyak mengandung

dibuang ke badan air atau Amoniak ke dalam air juga dapat

lingkungan sekitar.2 menyebabkan penurunan kadar


oksigen terlarut dalam badan air
Menurut Perda Jateng No. penerima karena oksigen yang ada
5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air digunakan untuk nitrifikasi NH3.
Limbah Cair untuk Kegiatan Rumah Akibat organisme badan air
Sakit, bahwa rumah sakit adalah kekurangan oksigen dan akan
sarana upaya kesehatan yang mengalami kematian lebih lanjut dan
menyelenggarakan kegiatan akan terjadi proses anaerobik pada
pelayanan kesehatan serta berfungsi badan air.3
sebagai tempat pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian. Rumah Zat amoniak dalam air

sakit mempunyai kewajiban untuk akan bereaksi dengan kaporit atau

mengolah limbah yang dihasilkan asam hipoklorik dan membentuk

baik limbah padat maupun limbah monokloramin, dikloramin atau

cair, karena limbah cair pada rumah tikrolamin tergantung pH,

534
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

perbandingan konsentrasi pereaksi dengan menggunakan metode grab


dan suhu, kadar NH3 yang tinggi sampling yaitu pengambilan sampel
menyebabkan bau yang tidak enak. yang diambil hanya dilakukan di bak
NH3 Tersebut dapat dihilangkan penampungan akhir dengan
sebagai gas melalui aerasi atau pemberian 9 dosis kaporit diulang
reaksi dengan kaporit. Hingga sebanyak 3 kali.
menjadi kloramin yang tidak
Alat yang digunakan untuk
berbahaya atau sampai menjadi N2.
penelitian ini adalah jerigen sampel,
Sedangkan dampak negatif dari
table hasil pemeriksaan sampel,
Amoniak diantaranya, menyebabkan
Termometer, Spektrofotometer,
proses eutrofikasi dalam badan air
Erlenmeyer, pH Meter, buret,
penerima dan menyebabkan
labutakar, pipet, Beker Glass, jar test
penurunan kadar oksigen terlarut
dan Tabung reaksi divortex.
dalam badan air penerima karena
oksigen yang ada digunakan untuk Cara kerja penelitian ini
nitrifikasi NH3 akibat organisme dimulai dari penentuan dosis kaporit,
badan air kekurangan oksigen dan kemudian tahap pembubuhan kapori
akan mengalami kematian lebih tdengan dosis 1 gr/l, 2 gr/l, 3 gr/l, 4
lanjut dan akan terjadi anaerobik gr/l, 5 gr/l, 6 gr/l, 7 gr/l, 8 gr/l dan 9
4
dalam badan air. g/l. Setelah kaporit dan air limbah di
mixing, ditambahkan larutan Neshler
METODELOGI PENELITIAN
pada air sampel kemudian diukur
Jenis penelitian ini adalah menggunakan Sprektofotometer
penelitian eksperimen yang dengan panjang gelombang 490.
bertujuan untuk mengetahui Untuk mengukuran bakteri koliform,
kemungkinan penyebab hubungan air sampel dimasukkan kedalam
sebab akibat dengan cara botol steril kemudian dilakukan
memberikan satu atau lebih pemeriksaan secara mikrobiologi.
perlakuan kepada satu atau lebih Pengukuran bakteri koliform ini
kelompok eksperimental. Populasi menggunakan Metode (Most
dalam penelitian ini adalah seluruh Probable Number) MPN/100ml.
air limbah yang ada di kolam Pemeriksaan suhu dan pH dilakukan
indikator IPAL RSUD Tugurejo. sebelum dan sesudah perlakuan
Pengambilan sampel dilakukan pemberian dosis kaporit.

535
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HASIL DAN PEMBAHASAN manusia konsentreasi nitrat yang


berlebih dapat menyebabkan
Penurunan Kadar Amoniak
methamoglobin pada bayi dan akan
Pada hasil pemeriksaan rata- mempengaruhi kesehatan hewan.
rata kadar amoniak limbah cair
Hasil pemeriksaan kadar
RSUD Tugurejo Semarang sebelum
amoniak RSUD Tugurejo Semarang
perlakuan adalah 3,16 mg/l, ini
telah mengalami penurunan
berarti kadar amoniak tersebut
sesudah pemberian kaporit dari
belum memenuhi baku mutu sesuai
semua variasi dosis dan ada
pada Perda Jateng No. 5 Tahun
perbedaan penurunan darimasing-
2012 dan SK MenLH No.
masing variasi dosis kaporit yang
58/Men.LH/12/1985 yang
diberikan. Dari Uji LSD α = 0,05
menyatakan bahwa kadar amoniak
diperoleh ada perbedaan penurunan
pada buangan air limbah kegiatan
dari pemberian kaporit pada dosis 1
rumah sakit maksimal 0,1 mg/l.
gr/l ke dosis 2 gr/l, 2 gr/l ke dosis 3
Kenaikan nilai amoniak gr/l, akan tetapi mulai dari dosis 3
diatas baku mutu menunjukka gr/l hingga 9 gr/l tidak mengalami
nbahwa effluent limbah cair RSUD perbedaan penurunan kadar
Tugurejo Semarang berpotensi amoniak. Hal ini menunjukkan
dapat mencemari lingkungan, baik bahwa penurunan kadar amoniak
terhadap badan air maupun air disebabkan oleh pemberian variasi
tanah dan dampak dari pada dosis kaporit. Semakin banyak
kenaikkan amoniak dalam badan air variasi dosis kaporit yang diberikan,
akan menyebabkan keadaan kurang semakin tinggi kadar amoniak yang
oksigen pada air, keadaan terjadinya diturunkan.
perubahan amoniak menjadi nitrat
Penurunan kadar amoniak
maka keadaan limbah cair yaitu
pada air limbah RSUD Tugurejo
kadar oksigen akan menurun yang
Semarang sesudah perlakuan
selanjutnya akan merusak kualitas
dengan pemberian dosis kaporit
air dengan terganggunya kehidupan
dapat terjadi karena adanya reaksi
biota air disamping mengganggu
oksidasi amoniak. Zat amoniak
dari segi etika, yaitu warna akan
dalam air akan bereaksi dengan klor
berubah dan bau tidak sedap. Pada
atau asam hipoklorik dan

536
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

membentuk monokloramin, kandungan bakteri koliform tersebut


dikloramin atau tikrolamin, berada diatas nilai baku mutu yang
perbandingan konsentrasi pereaksi sudah ditetapkan oleh Perda Jateng
dan suhu, kadar NH3 yang tinggi No. 5 Tahun 2012 dan SK MenLH
menyebabkan bau yang tidak enak. No. 58/Men.LH/12/1985 bahwa
NH3 tersebut dapat dihilangkan kandungan MPN Coliform pada air
sebagai gas melalui aerasi atau buangan kegiatan rumah sakit
reaksi dengan klor. Hingga menjadi <5000/100ml.
kloramin yang tidak berbahaya atau
Koliform merupakan suatu
sampai menjadi N2. Kaporit juga
grup bakteri yang digunakan sebagai
bersifat bakterisidal. Setelah
indikator adanya polusi kotoran dan
amoniak habis yang terikat dengan
kondisi yang tidak baik terhadap air.
kaporit, maka timbulah kaporit bebas
Bakteri-bakteri indikator sanitasi
dalam air yang lebih aktif sebagai
umumnya adalah bakteri yang lazim
senyawa bakterisidal daripada
terdapat dan hidup pada usus
dalam bentuk senyawa terikat.4
manusia. Jadi, adanya bakteri
Dari hasiluji one way annova koliform pada air menunjukkan
menunjukkan bahwa pada variasi bahwa dalam satu atau lebih tahap
dosis kaporit diperoleh nilai F pengolahan air pernah mengalami
210.160 dengan nilai signifikan (p = kontak dengan feses yang berasal
value) = 0,000 karena p > 0,05 maka dari usus manusia dan oleh
Ho ditolak berarti ada perbedaan karenanya mungkin mengandung
signifikan rata-rata penurunan kadar bakteri patogen lain yang
amoniak air limbah RSUD Tugurejo berbahaya. Adanya bakteri koliform
Semarang dengan pemberian variasi di dalam perairan menunjukkan
dosis kaporit kemungkinan adanya mikroba yang
bersifat enteropatogenik dan atau
UjiBakteriKoliform
toksigenik yang berbahaya bagi
5
Padapemeriksaan rata-rata kesehatan. Untuk mengetahui
kandungan Bakteri Koliform sebelum jumlah koliform di dalam perairan
permberian dosis kaporit pada air digunakan metode Most Probable
limbah RSUD Tugurejo Semarang Number (MPN), yakni Pemeriksaan
adalah 343.333 MPN/100ml, artinya kehadiran bakteri coliform dari air

537
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang dilakukan berdasarkan pada pemberian dosis 1 gr/l, pada


penggunaan medium kaldu laktosa dosis 2 gr/l kadar amoniak menjadi
yang ditempatkan di dalam tabung 0,12 mgl/, pada dosis 3 gr/l kadar
reaksi berisi tabung durham (tabung amoniaknya menjadi 0,05 mg/l,
kecil yang letaknya terbalik, padadosis 4 gr/l kadar amoniaknya
digunakan untuk menangkap gas 0,06 mg/l, pada dosis 5 gr/l kadar
yang terjadi akibat fermentasi amoniaknya 0,07 mg/l, pada dosis 6
6
laktosa menjadi asam dan gas). gr/l kadar amoniaknya 0,06 mg/l,
pada dosis 7 gr/l kadar amoniaknya
Hasil pemeriksaan kandungan
0,02 mg/l, pada dosis 8 gr/l kadar
bakteri koliform RSUD Tugurejo
amoniaknya 0,01 mg/l dan pada
Semarang telah mengalami
dosis 9 gr/l kadar amoniaknya 0,00
penurunan sesudah mendapatkan
gr/l.
perlakuan dengan pemberian dosis
Pada penggunaan dosis
kaporit. Dan pada hasil pemerikaan
kaporit 1 gr/l, 2 gr/l dan 3 gr/l dapat
dengan metode (Most Probable
menurunkan kadar amoniak pada air
Number) MPN, diperoleh hasil < 3
limbah RSUD Tugurejo Semarang
yang artinya negatif yang artinya
hingga dibawah nilai baku mutu
bakteri koliform pada air limbah
sesuai yang sudah ditetapkan Perda
RSUD Tugurejo Semarang tersebut
Jateng No. 5 Tahun 2012 danSK
sudah habis atau mati setelah
MenLH No. 58/Men.LH/12/1985
dilakukan pemberian variasi dosis
yaitu sebesar 0,1 mg/l. Dosis kaporit
kaporit. Dari semua variasi dosis
3 gr/l dapat dijadikan acuan untuk
yang diberikan mampu menurunkan
digunakan sebagai dosis kaporit
bakteri koliform hingga negatif.
yang dapat menurunkan kadar
Efektivitas Dosis Kaporit amoniak pada air limbah RSUD
Tugurejo Semarang.
Efektivitas dosis kaporit
Dan efektivitas dosis kaporit
dalam menurunkan kadar amoniak
dalam menurunkan bakteri koliform
pada limbah cair RSUD
pada limbah cair RSUD Tugurejo
Tugurejodapatdilihatpada rata-rata
Semarang pada dosis kaporit 1 gr/l
kadar amoniak sebelum perlakuan
sudah mampu menurunkan jumlah
dengan pemberian dosis kaporit
bakteri koliform.
sebesar 3,16 mg/l menjadi 0,16 mg/l

538
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

KESIMPULAN 2. Koesnopoetranto, H. Kesehatan


Lingkungan. Jakarta, Fakultas
Dosis kaporit yang paling
Kesehatan Masyarakat
efektif untuk menurunkan kadar
Universitas Indonesia, 1983
amoniak pada limbah cair RSUD
Tugurejo Semarang adalah pada 3. Allert, G dan Sri Sumestri
dosis kaporit 3 gr/l mampu Santika. Metode Penelitian Air.
menurunkan hingga 98,51% dan Surabaya, Usaha Nasional,
pada dosis kaporit 1 gr/l sudah 1984
mampu menurunkan Bakteri
4. Alleart.G dan SS Sumestri,
Koliform.
Metode Penelitian Air,
Besarnya penurunan kadar Surabaya, Usaha Nasional,
Amoniak seiring dengan semakin 1987
banyak dosis kaporit yang diberikan.
5. Mara, D., dan Horan, N.
Semakin besar dosis kaporit, maka
Handbook of Water and
semakin besar pula kadar amoniak
Wastewater Microbiology.
dan bakteri koliform yang turun.
School of Civil Engineering,
DAFTAR PUSTAKA University of Leeds, UK, 2003

1. Siregar, Charles. JP. Farmasi 6. Harley. Laboratory Exercises in


Rumah Sakit Teori & Microbiology 5th edition. New
Penerapannya. Cetakan I, York,The Mc Graw-Hill, 2002
Jakarta,Penerbit EGC,2004

539

You might also like