You are on page 1of 7

Ringkasan Materi IPS SMK Kelas XI

Ringkasan Materi IPS SMK Kelas XI

STRUKTUR SOSIAL, PENYEBAB KONFLIK SOSIAL, DAN MOBILITAS SOSIAL

1. Pengertian Struktur Sosial


Anak yang baru lahir, secara otomatislangsung memiliki status sosial yang melekat pada orang
tuanya. Tidak ada orang yang dapat menolak status sosial orang tuanya.
Status sosial biasanya juga dilihat dari ekonomi, yaitu kaya atau miskin. Masih ada pula yang
membedakan status sosial seseorang atas dasar kasta, misalnya di Bali masih kenal sistem kasta,
yaitu kasta brahmana (pendeta), kasta ksatria (penguasa), kasta waisya (pengusaha), dan kasta
sudra (rakyat biasa).
Berbicara tentang struktur sosial, maka tidak terlepas dari pembahasan perilaku masyarakat
secara individu, maupun kelompok sesuai peran dan status mereka. Seseorang menjalankan
peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang menjadi statusnya.

2. Peran dan Status


a. Pengertian peran
Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan statusnya maka, ia telah
menjalankan peran. Kesimpulannya adalah “peran melekat pada kedudukannya”.
Seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perilaku teman-teman kelompoknya. Hubungan
sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat merupakan hubungan antara peran-peran individu
dalam masyarakat. Peran yang melekat pada seseorang lebih menekankan pada fungsi
menyesuaikan diri, sedangkan status lebih bersifat statis/tetap. Misalnya status sebagai lurah
berperan memimpin warga kelurahan, status sebagai dokter berperan mengobati pasien.
b. Pengertian status
Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan masyarakat di
sekitarnya.

Pada umumnya di lingkungan masyarakat dikembangkan tiga macam status yaitu :


1) Ascribed status
Yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat, tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan
rohaniyah dan kemampuan. Kedudukan ini secara otomatis diperoleh karena keturunannya.
Status ini pula ddiperoleh dengan sendirinya tanpa melakukan perjuangan dan bersifat alamiah
dalam kehidupan masyarakat.
2) Achieved status
Yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang dengan melalui perjuangan dan pengorbanan. Status
ini diperoleh bukan sejak lahir, tetapi terbuka secara umum bagi siapa saja yang dapat
mencapainya.
3) Assigned status
Yaitu kedudukan yang diberikan oleh suatu kelompok kepada seseorang karena jasa-jasanya
dalam hal-hal tertentu, baik berjasa kepada organisasi, masyarakat atau kepada negara.

c. Konflik Status
Pertentangan antara individu dengan statusnya dapat mengakibatkan kesalahan dalam
mengambil suatu keputusan. Konflik satus memang sering sulit dihindari karena kepentingan
individu tidak selamanya sama dengan kepentingan masyarakat maupun organisasinya.

1. Pengertian Konflik Sosial


Konflik sosial merupakan proses sosial yang terjadi pada individu atau kelompok. Masing-
maisng pihak berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang
disertai ancaman atau kekerasan.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial


a. Adanya perbedaan pendapat
Perbedaan pendapat, pandangan, pendirian dan perbedaan perasaan akan melahirkan bentrokan
antara individu atau kelompok.
b. Adanya perbedaan budaya
Kepribadian individudengan individu lainnya sangat tergantung dari pola-pola kebudayaan dari
kelompoknya, keadaan tersebut dapat menyebabkan pertentangan antara mereka.
c. Adanya perbedaaan kepentingan
Perbedaan kepentingan antarindividu maupun kelompok merupakan salah satu sumber
pertentangan. Kepentingan tersebut antara lain; kepentingan ekonomi, politik, dsb.
d. Adanya perubahan sosial
Perubahan sosial yang berlangsung sangat cepat, mempengaruhi atau mengubah nilai-nilai sosial
yang ada dalam masyarakat.

3. Nilai Positif Konflik Sosial


Konflik sosial merupakan proses disasosiatif yang agak tajam, tetapi sebagai proses sosial juga
memiliki fungsi positif bagi masyarakat.konflik dalam bentuk lunak dan dapat dikendalikan.
Konflik digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu dan menunjukkan sikap demokratis. Perbedaan
pendapat sering terjadi dan sengaja dibahas dan dipertahankan oleh kelompok-kelompok tertentu
dengan tujuan mencari alternative terbaik dan untuk menemukan kesamaan pendapat melalui
musyawarah mufakat atau pengambilan pendapat secara mayoritas melalui “voting”

4. Bentuk-Bentuk Khusus Konflik


a. Konflik Pribadi
Yaitu suatu pertentangan yang terjadi antara individu dengan individu lainnya.
b. Konflik antar kelas-kelas sosial
Yaitu pertentangan yang terjadi antara kelompok kelas sosial tertentu denagn seseorang atau
kelompok kelas sosial yang lain. Biasanya hal itu terjadi antara kelas sosial rendah dengan kelas
sosial yang lebih tinggi.
c. Konflik politik
Yaitu pertentangan yang terjadi disebabkan adanya suatu keputusan politik baik di dalam satu
kelompok politik maupun antar kelompok politik. Sedangkan konflik politik eksternal yaitu
pertentangan yang terjadi antarpartai politik atau antara kelompok penguasa dengan partai politik
pesaingnya.
d. Konflik rasional
Yaitu pertentangan yang terjadi antara rasa atau suku tertentu yang dengan rasa tau suku yang
lain.
e. Konflik kelompok agama
Yaitu pertentangan yang terjadi yang disebabkan oleh suatu keyakinan, kepercayaan dan ajaran
agama.

5. Dampak Akibat Konflik Sosial


a. Timbulnya solidaritas dalam kelompok
Jika terjadi pertentangan suatu kelompok denagn kelompok lain, maka solidaritas antar warga
dalam suatu kelompok biasanya akan tambah erat, mereka bersedia berkorban demi keutuhan
dan eksistensi kelompoknya.
b. Retaknya persatuan
Apabila pertentangan terjadi dalam suatu kelompok, maka akan berakibat retaknya persatuan dan
kesatuan dalam kelompok.
c. Perubahan kepribadian para individu
Pertentangan yang terjadi dalam suatu kelompok atau antar kelompok dapat menimbulkan
terjadinya perubahan kepribadian seseorang.
d. Hancurnya harta benda dan korban manusia
Akibat adanya pertentangan memungkinkan terjadinya suatu kehancuran fisik, harta benda dan
korban manusia.
e. Timbulnya akomodasi dan dominasi
Jika kekuatan pihak-pihak yang bertentangan seimbang, maka dimungkinkan timbulnya
akomodasi. Namun jika pertentangan tidak seimbang, maka menyebabkan akomodasi oleh pihak
yang menang terhadap lawannya.

HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR SOSIAL DENGAN MOBILITAS SOSIAL


1. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial dapar diartikan sebagai perpindahan dari suatu struktur sosial ke arah struktur
sosial yang lainnya. Perpindahan itu mengakibatkan naik turunnya kondisi status sosial
seseorang atau kelompok.
2. Jenis-Jenis Mobilitas Sosial
a. Mobilitas sosial vertikal
Yaitu mobilitas sosial yang berakibat naik atau turunnya status sosial. Contoh mobilitas sosial
vertikal yang menunjukkan perubahan naik, yaitu seorang penjual es menjadi kepala desa,
semula menjadi satpam dan kemudian menjadi anggota DPRD. Contoh mobilitas sosial vertikal
menurun yaitu semula menjadi kepala dinas, pindah menjadi staf dipropinsi terpencil.
b. Mobilitas sosial horizontal
Yaitu mobilitas atau perpindahan yang tidak mengubah status.
Mobilitas sosial dapat terjadi pada individu, kelompok maupun masyarakat. Mobilitas sosial
individu yaitu perpindahan atau perubahan status sosial seseorang yang dialami secara individu.
Mobilitas sosial kelompok yaitu perubahan status sosial yang dialami oleh suatu kelompok.
Mobilitas sosial masyarakat yaitu perubahan status sosial masyarakat secara bersamaan.

3. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial


Proses mobilitas sosial dapat terjadinya karena berbagai faktor antara lain:

a. Keadaan alam/geografis
Keadaan alam yang sudah tidak dapat mendukung dapat mendorong seseorang untuk melakukan
mobilitas sosial.
b. Ekonomi
Faktor utama pendorong mobilitas sosial yaitu ekonomi. Setiap manusia berusaha untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Mereka bekerja dan berusaha untuk dapat
mengubah kondisi yang dialami.
c. Pendidikan
Pada umumnya setiap orang memiliki cita-cita untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
Orang tua pada umumnya menginginkan anaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
melebihi dirinya.
d. Persaingan
Persaingan yang terjadi baik antar individu maupun antar kelompok mendorong pula terjadinya
mobilitas sosial. Setiap individu atau kelompok berkeinginan unutk dapat melebihi
kedudukan/status dari individu atau kelompok lainnya.

4. Dampak Mobilitas Sosial


a. Dampak positif mobilitas naik
Apabila harapan-harapan seseorang kelompok dapat terpenuhi, maka ia merasa bahagia, di
samping itu ia merasa puas, karena kebutuhannya terpenuhi dan penghasilannya meningkat.
Berdasarkan perasaan kepuasan di atas maka dapat dikatakan dampak positif dari mobilitas
sosial naik adalah sebagai berikut:
1) Adanya perasaan kepuasaan dan kebahagiaan
2) Adanya peningkatan penghasilan dan pemenuhan kebutuhan
3) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan
4) Peningkatan status sosial
b. Dampak negatif mobilitas naik
Dampak negatifnya yaitu: rasa kecemburuan dan timbulnya ketidak harmonisan hubungan
karena perubahan sikap.
c. Dampak positif mobilitas turun
Yaitu kesadaran atas segala kekurangan dirinya dan berusaha untuk merubahnya, memperoleh
pengalaman untuk bekal sehingga lebih berhati-hati, dan mengingatkan bahwa manusia memiliki
keterbatasan oleh karena itu perlu meningkatkan dan pendekatan diri kepada Sang Maha
Pencipta.
d. Dampak negatif mobilitas turun
Yaitu: adanya perasaan tidak puas, kecewa dan kurang bahagia, adanya perasaan kecemburuan,
rasa rendah diri dan kurang percaya diri, memungkinkan timbulnya sikap putus asa dan tidak
bersemangat.

5. Hubungan Struktur Sosial dengan Mobilitas Sosial


Terdapat hubungan antara struktur sosial dengan mobilitas sosial. Semakin tinggi struktur sosial
masyarakat, maka semakin naik mobilitas sosialnya, sebaliknya semakin rendah struktur sosial
seseorang, maka mobilitasnya semakin menurun.

Catatan IPS BAB II SMK kelas XI semester I


KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1. Kelompok-Kelompok Sosial
a. Pengertian kelompok sosial
Pergaulan dapat diartikan sebagai kumpulan kepentingan peorangan, pengaturan sikap orang
yang satu terhadap orang yang lain dan pemusatan orang-orang dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk kepentingan bersama.
Kelompok sosial merupakan perwujudan dari pergaulan hidup atau kehidupan bersama.
b. Kriteria kelompok sosial
Soerjono Soekanto, mengatakan bahwa kumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompok
sosial apabila memenuhi persyaratan tertentu, yaitu;
a. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok yang
bersangkutan,
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
c. Ada faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan
antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama, dsb.
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
2. Bentuk-Bentuk Kelompok Sosial
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kelompok sosial merupakan perwujudan
dari kehidupan bersama pergaulan hidup yang sangat beraneka ragam. Selanjutnya dinyatakan
bahwa diantaranya yang penting adalah keluarga, organisasi diberbagai lapangan kehidupan
(ekonomi, politik, kesenian, keagamaan) dan masyarakat-masyarakat setempat (ketetanggaan,
desa, kota, dsb).
Masyarakat adalah salah satu tipe kelompok yang dikembangkan oleh manusia. Society adalah
kelompok fungsional yang menempati suatu daerah geografis yang jelas. Society merupakan
sekelompok orang yang telah menjadi satu kesatuan wilayah, fungsional, dan kultural, artinya
bahwa disamping sebagai suatu kesatuan sosial yang menempati suatu daerah geografis yang
dapat ditentukan, juga sebagai suatu kesatuan sosial yang para anggotanya diikat oleh ikatan-
ikatan ketergantungan satu sama lain, society juga merupakan kelompok yang para anggotanya
sama-sama mempunyai wariasn kebudayaan yang jelas, yang secara unik menjadi kepunyaan
mereka.
a. Kelompok primer
Menurut Soerjono Soekanto “kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-
ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya, serta kerja sama erat yang bersifat pribadi.
Syarat-syarat yang sangat penting adanya suatu kelompok primer yaitu;
1) Anggotanya kelompok tersebut secara fisik berdekatan satu dengan yang lainnya,
2) Kelompok tersebut adalah kecil,
3) Adanya suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok yang bersangkutan.

Terjadinya hubungan akrab, individu-individu yang bersangkutan mau tak mau secara fisik harus
saling mengenal. Kenal-mengenal secara fisik memberi kemungkinan terbentuknya kelompok
primer, akan tetapi hal itu tergantung dari kemungkinan yang ditentukan oleh kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan.

Kelompok sosial mempunyai norma-norma yang mengatur hubungan fisik antar anggotanya.
Hubungan antara pria dan wanita yang dibatasi oleh norma-norma. Kecilnya kelompok juga
merupakan salah satu syarat penting, oleh karena tidak mungkin seseorang pada waktu tertentu
berhubungan dengan sekian banyak orang sekaligus.
Keakraban hubungan antar individu, sebetulnya tergantung dari seringnya individu-individu
bersangkutan berhubungan dan mendalami hubungan tadi. Semakin lama mereka berhubungan
satu sama lain, semakin akrab pula hubungan tersebut.
Persamaan tujuan dapat mempunyai dua arti. Pertama= bahwa individu yang bersangkutan
mempunyai keinginan dan sikap yang sama, sehingga mereka berusaha untuk mencapai tujuan
yang sama pula. Kedua= adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk berkorban demi
kepentingan pihak lain.
Hubungan-hubungan primer mempunyai kecenderungan kearah tujuan yang sama. Secara ideal,
hubungan primer dianggap sebagai tujuan atau sebagai suatu nilai sosial yang harus dicapai.
Artinya bahwa hubungan tersebut harus bersaifat sukarela, di mana pihak-pihak yang
bersangkutan benar-benar merasakan adanya suatu kebebasan dalma pelaksanaannya.
Hubungan primer bersifat pribadi dalam arti bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian
seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain.
Suatu hal yang tampak adalah bahwa tidak selalu kelompok-kelompok kecil tersebut hidup
secara harmonis; bahkan ada yang ditandai oleh rasa benci membenci dan konflik. Bahwa
didalam kehidupan sosial tak ada kelompok primer yang memenuhi persyaratan secara sempurna
dapat terlihat dari kenyataan bahwa dalam setiap masyarakat terdapat norma dan nilai-nilai sosial
yang sedikit banyaknya bersifat memaksa, yang mengatur pergaulan hidup manusia. Hubungan
primer murni masih dapat dijumpai pada masyarakat yang sederhana organisasinya, misalnya di
desa.

b. Kelompok sekunder
Kelompok sekunder yaitu kelompok-kelompok besar yang terdiri banyak orang. Bagaimana
hubungannya tak perlu berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi, dan sifatnya juga tidak
begitu langgeng.
Suatu bangsa merupakan kelompok sekunder, akan tetapi memiliki pula beberapa ciri kelompok
primer yaitu faktor tujuan yang sama dan derajat kelanggengan yang tertentu.
Hubungan-hubungan antar manusia tak mungkin semata-mata didasarkan atas kontrak. Pasti
harus ada rasa kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok serta pola perilaku yang berlaku
dalam kelompok. Rasa kesetiaan dan pengabdian tadi, tak mungkin timbul dengan sendirinya,
akan tetapi merupakan hasil dari hubungan antar manusia yang akrab.
Oleh sebab itu adanya kelompok primer merupakan syarat mutlak terbentuknya kelompok
sekunder. Dalam kelompok primer individu mengidentiikasikan dirinya dengan orang lain,
memperoleh kebebasan, merasakan cinta dan keadilan. Tanpa semua itu, kelmpok sekunder
seolah-olah merupakan pohon tanpa akar yang sewaktu-waktu dapat tumbang. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat dan sifat-sifat kelompok primer dan kelompok sekunder
saling isi mengisi dan dalam kenyataan tak dapat dipisah-pisahkan secara mutlak.

Perkembangan Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural


1. Masyarakat Setempat (community)
a. Pengertian masyarakat setempat
Suatu kelompok, baik kelompok besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga
merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup utama,
maka kelompok tadi disebut masyarakat setempat atau community.
b. Kriteria suatu masyarakat setempat
Kriteria utama adanya suatu masyarakat setempat yaitu adanya social relationship antara anggota
suatu kelompok. Mereka bertempat tinggal di suatu wilayah geografis dengan batas-batas
tertentu dan dia antara mereka terjadi interaksi yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk
di luar batas wilayahnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat yaitu suatu
wilayah kehidupan sosial yang ditandai adanya hubungan sosial yang lebih mendalam dan
memiliki perasaan saling memerlukan, senasib dan sepenanggungan (community sentiment).

2. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota


a. Masyarakat Desa
Masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dibandingkan
masyarakat kota.
Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua lebih dominan berpengaruh dan
memegang peranan penting serta menjadi tokoh panutan bagi warga setempat dan keputusan-
keputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari dan
menjadi adat setempat.
Rasa persatuan sangat kuat dan menimbulkan saling kenal mengenal dan saling tolong-menolong
atau gotong royong dalam segala hal.

b. Masyarakat Kota
Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga
yang satu dengan yang lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan tolong-
menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian sosial cenderung berkurang.

c. Perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota


1) Masyarakat kota memiliki ciri-ciri sbb;
a. Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan,
b. Penduduknya padat dan bersifat heterogen,
c. Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat, dan
d. Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menurun.
2) Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sbb:
a. Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat lebih homogeny,
b. Kontrol sosial masih tinggi,
c. Sifat gotong royong masih kuat,
d. Sifat kekeluargaannya masih ada.

3. Perubahan Masyarakat Desa menjadi Masyarakat Kota


Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota disebabkan adanya perubahan ekonomi
secara menyeluruh di lingkungannya yang mempengaruhi masyarakat desa tersebut dan
perubahan dalam kegiatan manusia.

Aneka Ragam Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural


1. Paguyuban dan Patembayan
a. Paguyuban (Gemeinschaft)
Yaitu merupakan bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungannya yaitu rasa cinta
dan rasa kesatuan batin yang memang dikodratkan. Kehidupan tersebut juga bersifat nyata dan
organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia. Bentuk paguyuban
terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabat, rukun tetangga.
a. Patembayan (Gesellschaft)
Yaitu merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat
sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat
diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuk gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan
perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi
dalam suatu pabrik atau industri dsb.

2. Formal Group dan Informal Group


Formal Group adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan
dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggota-
anggotanya.
Informal Group merupakan kebalikan dari formal group. Dan informal group tidak mempunyai
struktur dan organisasi tertentu yang pasti.

3. Membership Group dan Reference Group


Menurut Robert K. Merton: Membership Group merupakan kelompok di mana setiap orang
secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Reference Group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota
kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang yang bukan
anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tadi.
Antara Reference Group dan Membership Group agak sulit dipisahkan. Misalnya: seorang
anggota partai politik yang kebetulan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. DPR
merupakan membership group baginya, akan tetapi jiwa dan jalan pikirannya tetap terikat pada
reference group-nya yaitu partainya. Hal ini kadang-kadang menampakkan segi-segi negatif
karena anggota dewan yang terhormat tadi terlampau berpegang pada prinsip-prinsip reference
group.

4. Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur


Kelompok-kelompok sosial yang secara relatif tidak teratur. Bentuk kelompok sosial yang tidak
teratur, antara lain:
a. Kerumunan
Kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik.
Bentuk-bentuk umum kerumunan yaitu:
1) Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial.
Fungsinya yaitu sebagai penyalur ketegangan-keteganggan yang dialami orang karena pekerjaan
sehari-hari, misalnya: orang yang berpesta, berdansa, dsb.
2) Kerumunan yang bersifat sementara
Kumpulan yang kurang menyenangkan, misalnya orang-orang yang antri karcis, orang-orang
yang menunggu bis, dsb.
Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik, yaitu orang-orang yang bersama-
sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
3) Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum
Kerumunan yang berstindak emosional, kerumunan yang bersifat immoral.
b. Kepanikan
Adalah suatu kondisi emosi yang diwarnai oleh keputusasaan, ketakutan yang tidak terkendali.
c. Perilaku massa
Massa berbeda dengan kerumunan. Para penonton pertandingan sepakbola merupakan
kerumunan. Sedangkan orang yang menonton melalui televisi merupakan massa.
Massa yaitu sejumlah orang yang relatif berjumlah besar dan tidak dikenal dan yang memberi
reaksi terhadap satu arah atau lebih rangsangan tetapi secara sendiri-sendiri memperhatikan satu
sama lainnya.
Perilaku massa yaitu bentuk perilaku kelompok yang dilakukan secara individual, yang tidak
terorganisir, tidak terstruktur dan tidak terkoordinasi. Misalnya: massa pengunjung pasar malam,
massa peserta kampanye pemilihan umum. Jika tidak dapat dikendalikan. Maka berdampak
negatif misalnya: kerusuhan, pengrusakan, dsb.
d. Desas-desus
Yaitu berita yang menyebar secara cepat dan tidak berlandaskan fakta. Desas-desus merupakan
bentuk perilaku msyarakat yang menarik perhatian tentang sesuatu keadaan atau kejadian yang
belum tentu kebenarannya.
e. Gerakan sosial
Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk utama dari perilaku masyarakat. Gerakan sosial
adalah suatu kolektivitas yang melakukan kegiatan dengan kadar kesinambungan tertentu untuk
menunjang atau menolak perubahan. Gerakan sosial bukan sebagai suatu wujud perasaan tidak
puas terhadap keadaan.

5. Dinamika Kelompok Sosial dan Perubahan Sosial Budaya


a. Kelompok sosial
Kelompok sosial merupakan kelompok dinamis dan setiap saat mungkin saja mengalami
perkembangan atau perubahan.
Misalnya: kelompok kelompok sosial yang mengalami perubahan karena pengaruh dari luar,
keadaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial terjadi karena adanya konflik/persaingan, dsb.
b. Perubahan sosial budaya
Perubahan-perubahan sosial budaya terjadi karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, latar belakang geografis, tuntutan ekonomi, biologis, dan faktor lainnya. Perubahan
tersebut juga termasuk perubahan di bidang budaya, adat, nilai-nilai, norma-norma yang dianut
oleh kelompok masyarakat tertentu.
Penyebab perubahan di antaranya dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi,
komunikasi, transportasi maupun urbanisasi.
Perubahan masyarakat dalam arti luas diarahkan sebagai perubahan dalam arti positif dan negatif

You might also like