Professional Documents
Culture Documents
c. Konflik Status
Pertentangan antara individu dengan statusnya dapat mengakibatkan kesalahan dalam
mengambil suatu keputusan. Konflik satus memang sering sulit dihindari karena kepentingan
individu tidak selamanya sama dengan kepentingan masyarakat maupun organisasinya.
a. Keadaan alam/geografis
Keadaan alam yang sudah tidak dapat mendukung dapat mendorong seseorang untuk melakukan
mobilitas sosial.
b. Ekonomi
Faktor utama pendorong mobilitas sosial yaitu ekonomi. Setiap manusia berusaha untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Mereka bekerja dan berusaha untuk dapat
mengubah kondisi yang dialami.
c. Pendidikan
Pada umumnya setiap orang memiliki cita-cita untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
Orang tua pada umumnya menginginkan anaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
melebihi dirinya.
d. Persaingan
Persaingan yang terjadi baik antar individu maupun antar kelompok mendorong pula terjadinya
mobilitas sosial. Setiap individu atau kelompok berkeinginan unutk dapat melebihi
kedudukan/status dari individu atau kelompok lainnya.
Terjadinya hubungan akrab, individu-individu yang bersangkutan mau tak mau secara fisik harus
saling mengenal. Kenal-mengenal secara fisik memberi kemungkinan terbentuknya kelompok
primer, akan tetapi hal itu tergantung dari kemungkinan yang ditentukan oleh kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan.
Kelompok sosial mempunyai norma-norma yang mengatur hubungan fisik antar anggotanya.
Hubungan antara pria dan wanita yang dibatasi oleh norma-norma. Kecilnya kelompok juga
merupakan salah satu syarat penting, oleh karena tidak mungkin seseorang pada waktu tertentu
berhubungan dengan sekian banyak orang sekaligus.
Keakraban hubungan antar individu, sebetulnya tergantung dari seringnya individu-individu
bersangkutan berhubungan dan mendalami hubungan tadi. Semakin lama mereka berhubungan
satu sama lain, semakin akrab pula hubungan tersebut.
Persamaan tujuan dapat mempunyai dua arti. Pertama= bahwa individu yang bersangkutan
mempunyai keinginan dan sikap yang sama, sehingga mereka berusaha untuk mencapai tujuan
yang sama pula. Kedua= adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk berkorban demi
kepentingan pihak lain.
Hubungan-hubungan primer mempunyai kecenderungan kearah tujuan yang sama. Secara ideal,
hubungan primer dianggap sebagai tujuan atau sebagai suatu nilai sosial yang harus dicapai.
Artinya bahwa hubungan tersebut harus bersaifat sukarela, di mana pihak-pihak yang
bersangkutan benar-benar merasakan adanya suatu kebebasan dalma pelaksanaannya.
Hubungan primer bersifat pribadi dalam arti bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian
seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain.
Suatu hal yang tampak adalah bahwa tidak selalu kelompok-kelompok kecil tersebut hidup
secara harmonis; bahkan ada yang ditandai oleh rasa benci membenci dan konflik. Bahwa
didalam kehidupan sosial tak ada kelompok primer yang memenuhi persyaratan secara sempurna
dapat terlihat dari kenyataan bahwa dalam setiap masyarakat terdapat norma dan nilai-nilai sosial
yang sedikit banyaknya bersifat memaksa, yang mengatur pergaulan hidup manusia. Hubungan
primer murni masih dapat dijumpai pada masyarakat yang sederhana organisasinya, misalnya di
desa.
b. Kelompok sekunder
Kelompok sekunder yaitu kelompok-kelompok besar yang terdiri banyak orang. Bagaimana
hubungannya tak perlu berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi, dan sifatnya juga tidak
begitu langgeng.
Suatu bangsa merupakan kelompok sekunder, akan tetapi memiliki pula beberapa ciri kelompok
primer yaitu faktor tujuan yang sama dan derajat kelanggengan yang tertentu.
Hubungan-hubungan antar manusia tak mungkin semata-mata didasarkan atas kontrak. Pasti
harus ada rasa kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok serta pola perilaku yang berlaku
dalam kelompok. Rasa kesetiaan dan pengabdian tadi, tak mungkin timbul dengan sendirinya,
akan tetapi merupakan hasil dari hubungan antar manusia yang akrab.
Oleh sebab itu adanya kelompok primer merupakan syarat mutlak terbentuknya kelompok
sekunder. Dalam kelompok primer individu mengidentiikasikan dirinya dengan orang lain,
memperoleh kebebasan, merasakan cinta dan keadilan. Tanpa semua itu, kelmpok sekunder
seolah-olah merupakan pohon tanpa akar yang sewaktu-waktu dapat tumbang. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat dan sifat-sifat kelompok primer dan kelompok sekunder
saling isi mengisi dan dalam kenyataan tak dapat dipisah-pisahkan secara mutlak.
b. Masyarakat Kota
Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga
yang satu dengan yang lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan tolong-
menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian sosial cenderung berkurang.