Professional Documents
Culture Documents
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN
KESEHATAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TIMUR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN FOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama retribusi pelayanan kesehatan di Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dipungut retribusi
sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan.
Pasal 3
Obyek Retribusi, adalah pelayanan kesehatan di UPTD.
Pasal 4
Subjek Retribusi, adalah orang pribadi atau badan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan dari UPTD.
Pasal 5
Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan sebagai Retribusi Jasa
Umum.
BAB III
CARA MENGHITUNG TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan kelas perawatan,
frekuensi dan jenis-jenis pelayanan kesehatan.
BAB IV
PRINSIP PENETAPAN BESARAN RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip penetapan besaran retribusi pelayanan kesehatan adalah
untuk meningkatkan mutu pelayanan di UPTD dan tidak
mengutamakan mencari keuntungan.
BAB V
KEBIJAKAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 8
(1) Retribusi pelayanan kesehatan di UPTD terdiri dari:
a. Retribusi pelayanan kelas III, kelas II, kelas I dan kelas utama;
b. semua klasifikasi dan jenis pelayanan;
c. jasa sarana dan jasa pelayanan.
(2) Biaya jasa sarana retribusi pelayanan kesehatan dihitung
berdasarkan biaya satuan (unit cost) dengan mempertimbangkan
kemampuan masyarakat.
Pasal 9
Retribusi UPTD untuk golongan masyarakat yang dijamin
pembayarannya oleh pihak penjamin yang berbentuk Badan Hukum
Pemerintah/swasta, ditetapkan atas dasar saling membantu melalui
suatu kesepakatan bersama yang dituangkan dalam suatu Perjanjian
Kerja Sama.
Pasal 10
(1) Bahan dan alat kesehatan habis pakai, obat-obatan dan bahan
kimia yangdipergunakan langsung oleh pasien diluar komponen
jasa sarana dasar yang disediakan UPTD, menjadi tanggungan
pasien.
(2) Rawat jalan, Rawat Darurat dan Rawat Inap Kelas III, II dan Kelas
I dikenakan jasa sarana dan jasa pelayanan.
Pasal 11
(1) Pasien Kelas Utama adalah pasien yang menerima pelayanan
kesehatan dengan fasilitas khusus sesuai permintaan dan
kesepakatan.
(2) Tarif Kelas Utama adalah penggunaan fasilitas khusus dalam
bentuk jasa sarana serta jasa pelayanan.
BAB VI
STRUKTUR DAN RETRIBUSI PELAYANAN
Pasal 13
(1) Struktur retribusi digolongkan berdasarkan klasifikasi dan jenis
pelayanan kesehatan.
(2) Struktur dan besaran retribusi pelayanan di UPTD ditetapkan
sebagaimana tersebut dalam Lampiran terdiri dari :
a. Rumah Sakit Kusta Kediri;
b. Rumah Sakit Kusta Sumber Glagah;
c. Rumah Sakit Paru Batu;
d. Rumah Sakit Paru Jember;
e. Rumah Sakit Paru Dungus Madiun;
f. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru
Surabaya;
g. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru
Pamekasan;
h. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun;
i. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya;
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan
daerah ini.
BAB VII
JENIS-JENIS PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Kesatu
Klasifikasi dan Jenis Pelayanan
Pasal 14
Pelayanan kesehatan di UPTD yang dikenakan retribusi pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal13, sebagai berikut :
a. Berdasarkan klasifikasinya :
1. Pelayanan Rawat Jalan;
2. Pelayanan Rawat Darurat;
3. Pelayanan Rawat Inap.
Bagian Kedua
Pelayanan dan Rawat Jalan
Pasal 15
(1) Retribusi pelayanan kesehatan rawat jalan terdiri dari
pemeriksaan umum, konsultasi, pemeriksaan penunjang,
tindakan medik operatif dan latau tindakan medik non operatif
serta Pelayanan Rawat Rumah ( Home Care ).
(2) Pengenaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibedakan sebagai berikut :
a. Tanpa membawa rujukan;
b. Membawa rujukan dari institusi pelayanan kesehatan
pemerintah/swasta.
Bagian Ketiga
Pelayanan Rawat Darurat
Pasal 16
Retribusi pelayanan rawat darurat meliputi pemeriksaan umum,
pemeriksaan penunjang, tindakan medik operatif dan latau tindakan
medik non operatif;
Bagian Keempat
Pelayanan Rawat Inap
Pasal 17
Jenis Pelayanan Rawat Inap di UPTD terdiri atas :
a. Kelas Perawatan ;
b. Rawat Sehari (One Day Care);
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 9
c. Rawat Intermediate;
d. Rawat Intensif.
Pasal 18
Kelas Perawatan di UPTD ditetapkan sebagai berikut
a. Kelas III;
b. Kelas II;
c. Kelas I;
d. Kelas Utama.
Pasal 19
(1) Retribusi pelayanan di rawat inap meliputi akomodasi, tindakan
medik operatif, tindakan medik non operatif, rehabilitasi medik,
penunjang diagnostik.
(2) Retribusi jasa sarana kelas perawatan adalah biaya akomodasi.
Bagian Kelima
Pelayanan Rawat Medis
Pasal 20
Jenis Pelayanan Medik meliputi Tindakan Medik Operatif dan
Tindakan Medik Non Operatif.
Bagian Keenam
Pelayanan Penunjang Medis
Pasal 21
Pelayanan Penunjang Medik terdiri dari :
a. Pelayanan Laboratorium :
1. Patologi Klinik;
2. Patologi Anatomi;
3. Mikrobiologi Klinik;
4. Laboratorium Reproduksi;
5. Laboratorium Jaringan.
b. Pelayanan Radio Diagnostik (Kontras, non kontras dan
imaging);
c. Pelayanan Diagnostik Khusus Elektromedik;
d. Pelayanan Radioterapi;
Bagian Ketujuh
Pelayanan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Pasal 22
(1) Pelayanan Kebidanan dan penyakit Kandungan, terdiri dari :
a. Pelayanan Kebidanan :
1. Persalinan normal;
2. Persalinan dengan tindakan, berupa :
a) Pervaginam;
b) Operatif.
b. Pelayanan Penyakit Kandungan;
(2) Pelayanan bayi baru lahir terdiri dari :
a. Pelayanan rawat gabung ;
b. Pelayanan tidak rawat gabung.
Bagian Kedelapan
Pelayanan Pengunjung Non Medik
Pasal 23
Jenis Pelayanan Penunjang Non Medik terdiri dari :
a. Pelayanan Gizi;
b. Pelayanan Farmasi;
c. Pelayanan Pendidikan;
d. Pelayanan Pelatihan;
e. Pelayanan Penelitian;
f. Pelayanan Promosi Kesehatan;
g. Pelayanan Lainnya.
Bagian Kesembilan
Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Mental
Pasal 24
Jenis Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Mental terdiri dari :
a. Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Mental;
Bagian Kesepuluh
Pelayanan Medik Gigi dan Mulut
Pasal 25
(1) Pelayanan Medik Gigi dan Mulut terdiri dari :
a. Pelayanan Medik Dasar;
b. Pelayanan Medik Spesialistik;
(2) Jenis Pelayanan Medik Gigi dan Mulut :
a. Pemeriksaan dan/atau tindakan Medik Gigi dan Mulut;
b. Pemeriksaan dan/atau tindakan Bedah Mulut.
Bagian Kesebelas
Pelayanan Konsultasi Khusus dan Medico – Legal
Pasal 26
Pelayanan konsultasi khusus merupakan pelayanan yang diberikan
dalam bentuk konsultasi psikologi individual/sosial, konsultasi
pelayanan farmasi klinik, konsultasi kesehatan lingkungan, konsultasi
gizi dan asuhan keperawatan/kebidanan.
Pasal 27
Pelayanan medico-legal merupakan pelayanan yang diberikan pada
institusi Badan atau perorangan untuk memperoleh informasi medik
bagi kepentingan hukum.
Bagian Keduabelas
Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan Pakai Habis
Pasal 28
UPTD dapat memberikan pelayanan obat dan /atau alat kesehatan
melalui pelayanan instalasi farmasi UPTD.
BAB VIII
RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 30
Retribusi terutang dalam masa retribusi terjadi pada saat ditetapkan
Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 31
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB X
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 32
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya atau
kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang
terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan
menggunakan SKRD.
BAB XII
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN
Pasal 34
(1) Wajib retribusi tertentu dapat mengajukan keberatannya kepada
Kepala UPTD atau pejabat yang ditunjuk atas Surat ketetapan
Retribusi Daerah atau Dokumen lain persamaan.
(2) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar
retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.
(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Gubernur.
BAB XIII
KADALUARSA PENAGIHAN
Pasal 35
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, dinyatakan kadaluarsa
setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak
saat terutangnya retribusi.
(2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tertangguh apabila :
a. diterbitkan surat teguran atau;
b. ada pengakuan hutang retribusi dari Wajib Retribusi baik
langsung maupun tidak langsung.
BAB XV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 37
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga
merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling
lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali
jumlah retribusi terutang.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
BAB XVI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 38
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah
Provinsi yang diberikan wewenang khusus oleh undang-undang
berhak melakukan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan
atau laporan kebenaran dengan tindak pidana, agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan
jelas.
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai
Perusahaan Perseorangan atau Badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana.
c. mencari keterangan dan barang bukti dari Perusahaan
Perseorangan atau Badan sehubungan dengan tindak pidana.
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan surat-surat lain
berkenaan dengan tindak pidana.
BAB XVII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 39
Bagi Rumah Sakit dan UPTD yang telah ditetapkan menjadi Badan
Layanan Umum Daerah, ketentuan tarip dan pengelolaan
keuangannya diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit Propinsi dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku lagi
Pasal 41
Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Gubernur.
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 10 Agustus 2009
Diundangkan di Surabaya
pada tanggal 12 Agustus 2009
SEKRETARIS DAERAH
PROPINSI JAWA TIMUR
ttd
Dr. H. RASIYO,MSi
I. UMUM
Sehubungan dengan perkembangan sosial ekonomi, khususnya yang terkait
dengan kemandirian UPTD dan era globalisasi dalam upaya mempertahankan serta
meningkatkan mutu Pelayanan UPTD, maka perlu menyesuaikan kembali tarip UPTD
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan
tarip dasar Iistrik, bahan bakar minyak, obat-obatan dasar, bahan habis pakai, suku
cadang peralatan medik dan bahan makanan. Terkait dengan kenaikan tarip tersebut
berakibat terhadap beban operasional UPTD mengalami ketimpangan, yang
memberatkan UPTD karena semakin tingginya biaya operasional yang ditanggung
UPTD. Untuk mengatasi keadaan ini hanya dilaksanakan dengan cara menyesuaikan
Retribusi Pelayanan UPTD dengan upaya melakukan perubahan tarip Retribusi UPTD
dalam Peraturan Daerah dengan tetap mempertimbangkan ;
a. Peran dan Fungsi sosial pelayanan UPTD.
b. Adanya subsidi silang dalam arti yang mampu
membantu yang lemah
c. Peningkatan mutu dan cakupan pelayanan UPTD
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan diperlukan pelayanan
kesehatan paripurna yang mampu mengimbangi kemajuan tehnologi kedokteran dan
ilmu pengetahuan, yang didukung dengan dedikasi yang tinggi dari tenaga pelaksana
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Maka untuk mencapai maksud
tersebut diperlukan adanya usaha-usaha perbaikan dan penyempurnaan secara terus
menerus dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya
pelayanan di UPTD sebagai salah satu unit terdepan dalam rangka pelayanan
kesehatan. Untuk itu UPTD memerlukan biaya pelayanan kesehatan guna biaya
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dibebankan kepada masyarakat sebagai
imbalan atas jasa pelayanan kesehatan. Dengan demikian peralatan yang dimiliki
oleh UPTD sa at ini dalam rangka menunjang peningkatan pelayanan kepada
masyarakat, yang memerlukan pemeliharaan dapat dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena UPTD sebagai Unit Pelaksana dalam bidang kesehatan, harus
mampu mendukung kebijaksanaan yang telah digariskan baik oleh Pemerintah
Provinsi maupun Pemerintah Pusat sehingga dapat dicapai tingkat keseimbangan
antara kebijaksanaan yang ada dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu adanya penyesuaian tarip UPTD dengan
menuangkan ketentuan-ketentuannya dalam Peraturan Daerah.
I. ORTHOPEDI
1 AMPUTASI TRANSMEDULAR 1.650.000
2 DISARTIKULASI 1.650.000
3 FIKSASI INTERNA YANG KOMPLEK (TIDAK 1.650.000
TERMASUK ALAT)
4 REPROSISI FRAKTUR / DISLOKASI DALAM 1.650.000
NARKOSE
II. PLASTIK :
1 DEBRIDEMENT PADA LUKA BAKAR 1.650.000
2 FRAKTUR RAHANG SEDERHANA 1.650.000
3 KONTRAKTUR 1.650.000
4 OPERASI MIKROTIA 1.650.000
5 REPAIR LUKA PADA WAJAH KOMPLEK 1.650.000
6 REPAIR TENDON JARI 1.650.000
7 SKINGKRAFTING YANG TIDAK LUAS 1.650.000
B. POLI GIGI
No. Keterangan TARIF (Rp)
1. MEREDAKAN KERADANGAN 11.000
2. PERAWATAN PENDAHARAAN 22.000
3. TUMPATAN SEMENTARA 16.000
4. TUMPATAN AMALGAM KECIL 32.000
5. TUMPATAN AMALGAM BESAR 45.000
6. TUMPATAN SILIKAT CEMENT ANTERIOR 27.000
7. TUMPATAN SILIKAT CEMENT POSTERIOR 41.000
8. TUMPATAN KOMPOSIT KECIL DENGAN SINAR 54.000
9. TUMPATAN KOMPOSIT BESAR DENGAN SINAR 57.000
10. EKSTRAKSI GIGI SULUNG TOPIKAL 36.000
11. EKSTRAKSI GIGI SULUNG LOKAL ANASTHESI 35.000
12. EKSTRAKSI GIGI TANPA PENYULIT 38.000
13. EKSTRAKSI GIGI PERMANENT PENYULIT 44.000
14. PERAWATAN KOMPLIKASI EKSTRAKSI DENGAN 17.000
OBAT
15. PERAWATAN KOMPLIKASI EKSTRAKSI DENGAN 22.000
TINDAKAN
16. INCICI ABSES (EXTRA ORAL/INTRA ORAL) 37.000
17. PULP CAPPING 37.000
18. PULPOTOMI 31.000
19. MUMUFIKASI 49.000
20. GINGIVAL CURET (PER/REGIO) 52.000
21. OPERCULECTOMY 57.000
22. PEMBERSIHAN KARANG GIGI SEDANG 17.000
23. PEMBERSIHAN KARANG GIGI BANYAK 22.000
24. CETAK GIGI/RAHANG 14.000
1. KELAS I A 169.000
2. KELAS I B 136.000
3. KELAS II 70.000
4. KELAS III 37.000
5. KELAS ICU 157.000
KECIL
8. SKULL 2 POSISI 73.000
9. CERVUKAL 2 POSISI 54.000
10. WATERS 46.000
11. THORAX 49.000
12. CLAVICULA 46.000
13. HUMERUS 46.000
14. ANTEBRACI 44.000
15. MANUS 44.000
16. CUBITI/ELBOW 44.000
17. BOF 50.000
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 34
No. JENIS PEMERIKSAAN TARIF (Rp)
SEDERHANA
18. PELVIS 52.000
19. FEMUR 50.000
20. GENU 46.000
21. CRURIS 50.000
22. ANGKLE 44.000
23. PEDIS 44.000
24. VERT.LUMBALIS 2 POSISI 68.000
25. VERT.THORAKALIS 2 POSISI 68.000
26. TMJ 46.000
27. WRIST 46.000
28. MANDIBULA 49.000
29. MASTOID 49.000
30. SHOULDER 46.000
31. DENTAL 35.000
SEDANG
32. URETROGRAFI 178.000
33. CYSTOGRAM 170.000
34. FISTULUGRAFI 159.000
BESAR
35. COLLON IN LOP 259.000
36. IVP/DEWASA 242.500
37. R P G 164.000
38. LOPOROGRAFI 175.000
C. PROTHESA
No. JENIS PEMERIKSAAN TARIF (Rp)
1. PEMBUATAN PROTHESE POLI PRO 2.500.000
2. SEPATU SHYM'S 291.000
3. PEMBUATAN KRUK 113.000
4. PEMBUATAN SANDAL MCR 104.000
5. PEMBUATAN SANDAL DROP FOOT 238.000
6. DEKER 80.000
7. PILON LEG 144.000
8. PROTHESA BELLOW ELBOW (NAWAH SIKU) 900.000
9. PROTHESA ABAF ELBOW (ATAS SIKU) 1.600.000
10. PENGGANTIAN SABUK PROTHESA POLIPROPYN 35.000
11. PERBAIKAN SOKET PROTHESA POLIPROPYL 35.000
12. PERBAIKAN SANDAL MCR 100.000
13. PERBAIKAN SANDAL DROP FOOT 80.000
14. PERBAIKAN KRUK 42.000
15. PERBAIKAN SEPATU SYME'S 37.000
16. PERBAIKAN PILON LEG 61.000
17. BACK SLAP WRIST 950.000
18. SPLINT JARI KONTRAKTUR 506.000
19. BACK SLAP WRIST 1.000.000
Ket : UNTUK
PROTHESA BELLOW ELBOW (BAWAH SIKU) BAHAN HAND GLOVE
DILUAR PAKET INI
PROTHESA ABAF ELBOW (ATAS SIKU) }
13. AMBULANCE
JASA PEMAKAIAN AMBULANCE 1. Biaya Sewa
Kendaraan Jasa
Pemakaian kendaraan
ambulance dengan
jarak perhitungan
Rp.2.500,00
perkilometer jarak
yang ditempuh
pertama.
2. Biaya operasional
Biaya BBM dan Jasa
Petugas ditanggung
pasien dan keluarga
yang mempergunakan
dengan perhitungan
Rp.3.500 perkilometer
jarak yang ditempuh
pertama.
2. CLAVUS
A CLAVUS < 2 CM
B CLAVUS > 2 CM
3. GANGLION DI TANGAN
4. INCICI/ABSES
A INCICI/ABSES (LOCAL ANASTESI)
B INCICI/ABSES (GENERAL ANASTESI)
B. BEDAH URPLOGI
1. BPH
a. Open Rp 4.571.875 Rp 4.944.875 Rp 5.266.875 Rp 5.316.875
b. Turp Rp 5.186.400 Rp 5.541.400 Rp 5.817.400 Rp 5.847.400
2. BATU URETER
a. Open Rp 5.065.025 Rp 5.456.025 Rp 5.824.025 Rp 5.894.025
b. U R S Rp 5.864.075 Rp 6.237.075 Rp 6.559.075 Rp 6.609.075
3. BATU BULI-BULI
a. Open Rp 3.030.300 Rp 3.216.300 Rp 3.509.300 Rp 3.579.300
b. Lithotripsi Rp 4.240.000 Rp 4.613.000 Rp 4.935.000 Rp 4.985.000
4. STICTURA URETRA Rp 4.863.775 Rp 5.236.775 Rp 5.558.775 Rp 5.608.775
(SACHZE)
5. BATU URETRA Rp 4.620.150 Rp 4.975.150 Rp 5.251.150 Rp 5.281.150
6. BATU GINJAL Rp 5.493.550 Rp 5.902.550 Rp 6.316.550 Rp 6.406.550
7. HYPOSPADIA Rp 5.478.200 Rp 6.011.200 Rp 6.615.700 Rp 6.765.700
8. VARICOCEL Rp 2.936.650 Rp 3.209.650 Rp 3.456.650 Rp 3.506.650
9. AF DJ STAND Rp 1.617.625 Rp 1.780.625 Rp 1.855.625 Rp 1.855.625
C. THT
1. SINUSITIS Rp 2.779.050 Rp 3.010.050 Rp 3.258.050 Rp 3.328.050
2. TONSILITIS Rp 2.552.300 Rp 2.765.300 Rp 2.967.300 Rp 3.017.300
D. OBSTETRY
GYNAECOLOGY
1. SC Rp 4.395.000 Rp 4.728.000 Rp 5.020.000 Rp 5.070.000
2. MYOMA UTERI Rp 4.215.000 Rp 4.566.000 Rp 4.904.000 Rp 4.974.000
3. PROLAP UTERI Rp 4.031.500 Rp 4.382.500 Rp 4.720.500 Rp 4.974.000
4. CYSTOMA OVARI Rp 4.198.950 Rp 4.549.950 Rp 4.887.950 Rp 4.957.950
5. KET Rp 4.703.175 Rp 5.036.175 Rp 5.328.175 Rp 5.378.175
6. CURRETTAGE Rp 1.696.625 Rp 1.851.625 Rp 1.977.625 Rp 2.007.625
E. BEDAH PLASTIK
1. PALATO Rp 3.914.550 Rp 4.247.550 Rp 4.539.550 Rp 4.589.550
SCHIZIS/LABIO
SCHIZIS
2. LABIO PALATO Rp 3.914.550 Rp 4.247.550 Rp 4.539.550 Rp 4.589.550
SCHIZIS
3. LAT (KONTRAKTUR) Rp 4.680.650 Rp - Rp - Rp -
G. BEDAH MULUT
1. FRAKTUR MANDIBULA Rp 8.811.325 Rp 9.402.325 Rp 9.920.325 Rp 9.990.325
(SPESIALIS BEDAH
MULUT)
H. BEDAH ANAK
1. ANUS PLASTY Rp 5.180.625 Rp 5.641.625 Rp 6.062.125 Rp 6.132.125
I. BEDAH SARAF
1. RELEASE n. ULNARIS Rp 3.866.375 Rp - Rp - Rp -
(BIOPSI SARAF
KUTANEUS/OTOT)
NB.
* DUA KALI FOTO 1 FILM
** TIGA KALI FOTO 3 FILM
*** DUA KALI FOTO 2 FILM
# NON KONTRAS
## DENGAN KONTRAS
## DENGAN KONTRAS
MICRO BIOLOGI
URINE
30 ALBUMIN 7.000
I. RAWAT JALAN
II. UGD
III. RADIOLOGI
B TANPA RUJUKAN
PASIEN LAMA 10.000
PASIEN BARU 12.000
DENGAN RUJUKAN
PASIEN LAMA 15.000
PASIEN BARU 17.000
SPUTUM
28 PEMERIKSAAN SPUTUM 22.281 20.255 18.414 16.740
29 PENGECATAN GRAM 14.375 13.068 11.880 10.800
30 WIDAL 23.000 20.909 19.008 17.280
31 TEST KEHAMILAN 12.937 11.761 10.692 9.720
32 FEACES 12.937 11.761 10.692 9.720
33 BLEDDING TIME 10.062 9.148 8.316 7.560
34 CLOTTING TIME 10.062 9.148 8.316 7.560
35 BENZIDIN TEST 14.375 13.068 11.880 10.800
X. TARIF AMBULANCE
V. RADIOLOGI
VII. AMBULANCE
II RAWAT INAP
1 RAWAT INAP / HARI KELAS III Rp. 50,000
2 RAWAT INAP / HARI KELAS II Rp. 60,000
3 RAWAT INAP / HARI KELAS I Rp. 75,000
4 BIAYA PERAWATAN DOKTER KELAS III / HARI Rp. 20,000
5 BIAYA PERAWATAN DOKTER KELAS II / HARI Rp. 30,000
6 BIAYA PERAWATAN DOKTER KELAS I / HARI Rp. 50,000