You are on page 1of 8

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE PADA

ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI SD NEGERI SUKOREJO KOTA


BLITAR

(Description Of Factors That Influence To Diarrhea Incident On School Age


Children In Sukorejo Elementary School Blitar)

Amelia Azmy Mufida

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Airlangga


Kampus C Unair Mulyorejo Surabaya 6011 Telp. (031)5913752, 5913754, Fax. (031)5913257
Email: ameliaazmy@yahoo.com

ABSTRACT

The coverage of the disease based on the environment among school children in
Indonesia is still high, especially the case of diarrhea. In Indonesia, the children suffering
from diarrhea for more than 12 times per year, and this case causes 15-34% of death. The
diarrhea incident of the students at Sukorejo elementary school was very high. It was
supported by the data that shown 100% students of this school got diarrhea latest month.
The aims of this research describe factors that influence to diarrhea incident on school age
children in Sukorejo elementary school Blitar.The design used in this study was descriptive
design. The population were all of the students in Sukorejo elementary school Blitar.
Samples were gathered by using stratified sampling method consisted of 51 respondents of
students, 51 respondents of parents and 10 respondents of teachers. The instrument of this
study was arranged by researcher that base on Trias Epidemiology theory. Respondents
were given several questions about factors were caused diarrhea consisted of close ended
question and open ended question. The data that obtained was tabulated by frequency
distribution and content analysis.The results showed that agent factors especially nutrition
status of children 53% is very thin. Environment factors especially stool and waste
disposal 45% are less than the standard. Host factors for hand washing 47% is enough
and unhealthy snacking habit 75% is enough too.It can be concluded, the major
contribution factors are agent factor (nutrition status) and environment factor (disposal of
feces and disposal of wastewater). The school and health care center should give health
education about repairment of the disposal of feces and disposal of wastewater and also
give health education about the effort to increase nutrition status of children.

Keywords: diarrhea, trias epidemiology, school age children

PENDAHULUAN khususnya kasus infeksi seperti diare


(Hendra, 2007). Penyakit diare masih
Anak usia sekolah merupakan merupakan masalah kesehatan
kelompok umur yang rawan gizi dan masyarakat di negara berkembang seperti
rawan penyakit, utamanya penyakit di Indonesia, karena morbiditas dan
infeksi (Hidayat, 2005). Secara mortalitas-nya yang masih tinggi
epidemiologis, penyebaran penyakit (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan
berbasis lingkungan di kalangan anak survey pendahuluan yang dilakukan
sekolah di Indonesia masih tinggi, peneliti mengenai kasus diare di

1
Kecamatan Sukorejo pada tanggal 3 Mei berpotensi KLB. Sehingga masalah diare
tahun 2012 di UPTD Kesehatan perlu diatasi dengan melihat faktor-faktor
Kecamatan Sukorejo Kota Blitar pada apa saja yang mempengaruhi kejadian
semua umur terjadi peningkatan kasus diare di wilayah SD Negeri Sukorejo
diare yaitu pada tahun 2010 sebanyak Kota Blitar.
1238 kasus dan pada tahun 2011 Paparan faktor risiko terhadap
sebanyak 1652 kasus. Berdasarkan survei kejadian diare dapat dikaitkan dengan
tersebut distribusi kasus pada usia anak konsep dasar epidemiologi penyakit yaitu
adalah sebagai berikut: segitiga epidemiologi menurut John
Tabel 1 Data penderita diare di UPTD Gordon yang memberi gambaran tentang
Kesehatan Kec Sukorejo Kota hubungan antara tiga faktor yg berperan
Blitar Tahun 2010-2011 antara Host (penjamu), Agent (penyebab)
dan Environment (lingkungan) dalam
Tahun < 1 1-5 6-12 terjadinya penyakit (Suparyanto, 2010).
Tahun Tahun Tahun Menurut Erni (2010) keterhubungan
2010 98 228 331 antara Host (penjamu), Agent (penyebab)
2011 110 302 442 dan Environment (lingkungan) ini
merupakan suatu kesatuan yang dinamis
Dari data tersebut insidensi diare yang berada dalam keseimbangan
pada anak usia 6-12 tahun lebih banyak (equilibrium) pada seorang individu yang
dibandingkan dengan anak usia < 1 tahun sehat. Jika terjadi gangguan terhadap
dan anak usia 1-5 tahun. Dan jumlahnya keseimbangan hubungan segitiga, akan
meningkat sebesar 34 % (111 orang ) menimbulkan status sakit. Dalam
pada rentang tahun 2010-2011. Studi penelitian ini, yang termasuk dalam
pendahuluan yang dilakukan peneliti di faktor Host/ penjamu diantaranya adalah
SD Negeri Sukorejo Kota Blitar perilaku hidup , faktor Agent/ penyebab
mengenai angka kejadian diare 1 bulan diantaranya adalah status gizi anak dan
terakhir pada siswa SD kelas 1-5 faktor Environment/ lingkungan
mencapai 100 %. Hal inilah yang menjadi diantaranya sanitasi lingkungan
alasan mendasar bahwa faktor-faktor (ketersediaan air bersih, jamban,
yang mempengaruhi kejadian diare perlu pembuangan sampah dan pembuangan
untuk diketahui di SD Negeri Sukorejo limbah) yang kurang bersih dan tidak
Kota Blitar. sesuai standart. Dengan menganalisis
Gambaran wilayah di daerah SD kejadian diare menggunakan pendekatan
Negeri Sukorejo Kota Blitar berdasarkan teori Trias Epidemiologi dapat diketahui
survey peneliti mengarah pada faktor-faktor yang berperan dalam
lingkungan yang kurang bersih yang terjadinya masalah kesehatan atau
merupakan salah satu penyebab penyakit dalam masyarakat sehingga
terjadinya diare. Dimana letak sekolah dapat dikembangkan metodologi untuk
berdampingan dengan tempat menganalisis keadaan suatu penyakit
pembuangan akhir sampah (TPA), para dalam upaya untuk mengatasi atau
penjual jajanan di depan sekolah yang menanggulanginya (Erni, 2010).
menjual makanannya tanpa meggunakan
penutup makanan, kampung disekitar SD BAHAN DAN METODE
tersebut disebut dengan kampung seng
yang sangat rapat satu dengan lainnya Desain yang digunakan dalam penelitian
sehingga sanitasi lingkungan tidak ini adalah deskriptif. Sampel dalam
terpelihara dengan baik. Menurut penelitian ini adalah siswa SD Negeri
Kemenkes RI, 2011 disebutkan bahwa Sukorejo kota Blitar sebanyak 51 siswa,
diare adalah salah satu penyakit yang orang tua wali murid sebanyak 51 orang,

2
dan guru sebanyak 10 orang. Variabel
dalam penelitian ini adalah faktor agent PEMBAHASAN
(penyebab) : status gizi dan sanitasi
makanan, environment (lingkungan) dan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
faktor host (pejamu) : kebiasaan mencuci hasil pada faktor agent/penyebab diare
tangan dan kebiasaan jajan. tentang status gizi siswa bahwa sebagian
besar siswa mempunyai status gizi kurus
Instrument yang digunakan berupa sekali yaitu lebih dari setengah
kuisioner (angket) yang terdiri dari responden. Menurut Munif (2009), berat
pertanyaan tentang faktor agent badan kurang dapat meningkatkan resiko
(penyebab), faktor environment terhadap penyakit infeksi. Hubungan
(lingkungan), faktor host (pejamu). antara status gizi dengan infeksi diare
Pertanyaan faktor agent meliputi status pada anak adalah apabila masukan
gizi anak dan sanitasi makanan di rumah. makanan atau zat gizi kurang akan terjadi
Sementara itu, pertanyaan faktor penurunan metabolisme sehingga tubuh
environment meliputi penyediaan air akan mudah terserang penyakit. Kondisi
bersih, pembuangan tinja, pembuangan yang terjadi pada siswa SD Negeri
limbah dan pembuangan sampah. Faktor Sukorejo, sebagian besar orang tua
host meliputi pertamyaan tentang mereka tidak mampu untuk memenuhi
kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan kebutuhan zat gizi yang mereka butuhkan
jajan siswa. Kuesioner tentang faktor karena keterbatasan biaya. Selain kepala
agent diberikan kepada orang tua. sekolah menyatakan bahwa Puskesmas
Kuesioner faktor environment diberikan setempat belum pernah memberikan
untuk orang tua dan sekolah. Kuesioner penyuluhan maupun bantuan dalam
faktor host diberikan kepada siswa. upaya peningkatan status gizi anak. Oleh
sebab, itu masukan makanan atau zat gizi
Data yang sudah terkumpul di tabulasi harus diperhatikan agar tidak terjadi
menggunakan distribusi frekuensi dan penurunan metabolisme di dalam tubuh
kemudian dianalisis menggunakan sehingga menyebabkan diare. Hal ini
analisa deskriptif. Sementara itu jawaban menunjukkan bahwa siswa di SD Negeri
pertanyaan berjenis open ended question Sukorejo Kota Blitar mempunyai resiko
(pertanyaan terbuka) dianalisis tinggi terhadap penyakit infeksi.
berdasarkan isi (content analyis).
Sementara itu pada faktor
HASIL PENELITIAN agent/penyebab diare tentang sanitasi
makanan, sebagian besar orang tua sudah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melakukan pengolahan dan penyajian
faktor agent, environment, dan host didukung makanan dengan baik misalnya
berada dalam kriteria yang berbeda mencuci bahan mentah sebelum memasak
(Tabel 1, 2, 3). dan mencuci tangan sebelum memasak.
Data kualitatif tentang pengetahuan
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa status responden tentang penyajian makanan
gizi siswa berada pada kriteria kurang, yang baik, lebih dari setengah responden
sedangkan sanitasi makanan di rumah menjawab sesuai dengan yang
baik. Sementara itu penyediaan air bersih disyaratakan Depkes (2004). Kondisi
dan sarana pembuangan sampah berada sanitasi makanan orang tua yang baik
pada kriteria cukup, sarana pembuangan kemungkinan besar bukan merupakan
tinja dan pembuangan limbah berada faktor penyebab diare yang utama, namun
pada kriteria kurang. Kebiasaan mencuci pada faktor host yaitu status gizi lebih
tangan dan kebiasaan jajan siswa cukup.

3
Tabel 1 Tabulasi Data Kuantitatif faktor status gizi siswa dan sanitasi makanan pada
orang tua siswa SD Negeri Sukorejo Kota Blitar

Faktor Agent/ Penyebab Diare


No. (%)
1. Status Gizi
a. Kurus sekali 53%
b. Kurus 16%
c. Normal 21%
d. Gemuk 8%
e. Obes 2%
2. Sanitasi Makanan
a. Kurang 18%
b. Cukup 10%
c. Baik 72%

Tabel 2. Tabulasi Data kuantitatif Faktor Environment/ Lingkungan di rumah dan di


sekolah SD Negeri Sukorejo Kota Blitar

No Faktor Environment/ Lingkungan


(%)
1. Penyediaan Air Bersih Di rumah
a. Kurang 22%
b. Cukup 43%
c. Baik 35%
2. Penyediaan Air Bersih Di Sekolah
b. Cukup 80%
c. Baik 20%
3. Pembuangan Tinja
a. Kurang 45%
b. Cukup 33%
c. Baik 22%
4. Pembuangan Limbah
a. Kurang 45%
b. Cukup 43%
c. Baik 12%
5. Pembuangan Sampah Di Rumah
a. Kurang 29%
b. Cukup 43%
c. Baik 28%
6. Pembuangan Sampah
a. Cukup 70%
b. Baik 30%
Tabel 3. Tabulasi Data Kuantitatif faktor host (kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan
jajan) siswa SD Negeri Sukorejo Kota Blitar
No. Faktor Host/ Pejamu (%)
1. Kebiasaan Mencuci Tangan
a. Kurang 26%
b. Cukup 47%
c. Baik 27%
2. Kebiasaan Jajan
a. Kurang 4%
b. Cukup 76%
c. Baik 20%

4
berkontribusi besar terhadap kejadian bakteri penyebab diare dapat ditularkan
diare di SD Negeri Sukorejo Kota Blitar. melalui media air (Rozaini, 2009).
Kondisi pembuangan tinja di rumah oleh
Faktor environment/lingkungan tentang orang tua menjadi faktor yang
penyediaan air bersih di rumah cukup. berkontribusi besar terhadap kejadian
Sebagian besar responden telah diare pada siswa SD Negeri Sukorejo
menggunakan air PDAM, namun masih Kota Blitar karena ketidaktersediaan
ada sebagian kecil responden yang sarana pembuangan tinja sehingga harus
menyatakan untuk mendapatkan air ke WC umum dengan kondisi yang buruk
bersih harus ke sumur bor umum yang dimana resiko penyebaran bakteri
disediakan pemerintah, sehingga mereka penyebab diare lebih besar. Sementara itu
tidak mempunyai persediaan air bersih di kondisi pembuangan tinja di sekolah
rumah. Akses air bersih pada sebagian masih belum bisa dikatakan baik.
kecil responden masih mengalami Sekolah memang sudah menyediakan
kesulitan karena masih harus memompa jamban/WC masing-masing untuk guru
di sumur bor umum. Akses air bersih dan siswa, tetapi kondisi jamban/WC
sangat berperan penting dalam siswa tidak sepenuhnya terawat.
pemenuhan kebutuhan manusia, akses air Jamban/WC dalam keadaan kurang
bersih yang buruk akan mempengaruhi bersih, bak penampungan air yang airnya
banyak aspek kehidupan manusia keruh. Hal tersebut kemungkinan
khususnya aspek kesehatan. Sementara meningkatkan resiko penyebaran bakteri
itu penyediaan air bersih oleh pihak penyebab diare selain pembuangan tinja
sekolah cukup. Pihak sekolah sudah di rumah.
menggunakan air PDAM tetapi sekolah
belum menyediakan fasilitas seperti bak Faktor environment/lingkungan
penampungan air bersih tempat mencuci pembuangan limbah di rumah sebagian
tangan beserta sabun , jamban/ WC besar responden kurang. sebagian banyak
jarang dikuras sehingga air di bak responden menjawab bahwa mereka tidak
penampungan keruh dan kotor . Kondisi memiliki saluran limbah, sedangkan
penyediaan air di rumah dan di sekolah responden yang lain menyatakan bahwa
bukan merupakan faktor yang keadaan saluran limbah buruk dan berbau
berkontribusi besar terhadap kejadian serta langsung mengalir ke sungai atau
diare di SD Negeri SD Negeri Sukorejo selokan umum.. Kondisi air limbah di
Kota Blitar karena sebagian besar orang rumah responden dalam keadaan kotor
tua dan sekolah sudah menggunakan air dan berbau yang merupakan tempat
PDAM. berkembang biaknya bibit penyakit
penyebab diare. Air sungai yang tercemar
Faktor environment/lingkungan tentang limbah merupakan salah satu temapt
pembuangan tinja menunjukkan bahwa berkembang biaknya bakteri penyebab
sebagian besar siswa kurang. Hal tersebut diare karena bakteri penyebab diare dapat
menunjukkan bahwa sarana pembuangan ditularkan mealui air. Pembuangan
tinja responden masih buruk dan tidak limbah di rumah sebagian besar tidak
sesuai dengan persyaratan. Hasil sesuai dengan persyaratan pembuangan
pengumpulan data kualitatif lebih dari limbah yang baik bahkan beberapa
setengah siswa menyatakan bahwa responden tidak memiliki saluran limbah
mereka tidak memiliki jamban/WC dan sehingga hal tersebut merupakan faktor
harus ke sungai atau WC umum untuk yang berpengaruh besar meningkatkan
buang air besar. Buang air besar di penyebaran bakteri diare yang
sungai memiliki resiko tinggi penyebaran selanjutnya meningkatkan kejadian diare
bakteri dan kuman penyebab diare karena

5
pada siswa SD Negeri Sukorejo Kota Negeri Sukorejo kota Blitar hanya sedikit
Blitar. dipengaruhi oleh faktor pembuangan
sampah.
Aspek environment / lingkungan
faktor pembuangan sampah sebagian Faktor host/pejamu yang meliputi
besar responden cukup (43%). Sedangkan kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan
hasil dari pengumpulan data kualitatif jajan pada siswa SD Negeri Sukorejo
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Kota Blitar berada pada kriteria cukup.
responden membuang sampah di tempat Faktor host/pejamu yang meliputi
pembuangan akhir atau pembuangan kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan
sampah kampung. Tetapi masih ada 21 jajan pada siswa SD Negeri Sukorejo
responden (41,18 %) yang tidak memiliki Kota Blitar berada pada kriteria cukup.
tempat sampah di rumah sehingga harus Sedangkan sebagian besar siswa
membuang sampah di sungai atau (43,14%) menjawab mencuci tangan
kadang-kadang di bakar. Cara menggunakan sabun sebelum makan saja.
pengolahan sampah yang baik menurut Mencuci tangan menggunakan sabun
Depkes (2007) adalah sebagai berikut: tidak cukup hanya sebelum makan saja
pengumpulan sampah diperlukan tempat karena bakteri penyebab diare tidak dapat
sampah yang terbuat dari bahan yang hilang hanya dengan mencuci tangan
mudah dibersihkan, tidak mudah rusak, tanpa sabun. Kebiasaan mencuci tangan
harus tertutup rapat, ditempatkan di luar menggunakan sabun jika tidak dilakukan
rumah dan pengangkutan dilakukan oleh sesudah buang air besar akan
dinas pengelola sampah ke tempat meningkatkan resiko bakteri penyebab
pembuangan akhir (TPA). Pembuangan diare menyebar karena tidak menutup
sampah yang dilakukan sebagian besar kemungkinan setelah buang air besar kita
responden adalah langsung ke tempat bisa saja memegang bayi atau
pembuangan akhir. Hal tersebut jika menyiapkan makanan. Kondisi tangan
dilihat dari syarat pengolahan sampah yang tidak sepenuhnya bersih tersebut
yang baik adalah sudah sesuai dengan menyebabkan bakteri penyebab diare
syarat (Rozaini,2009). Tetapi kondisi menyebar ke makanan sehingga terjadi
antara rumah warga dengan tempat diare. Berdasarkan hasil penelitian,
pembuangan akhir berjarak sangat dekat kebiasaan mencuci tangan siswa sedikit
sekali yaitu kurang dari 10 meter karena berpengaruh terhadap kejadian diare di
memang rumah warga berada di sekitar SD Negeri Sukorejo Kota Blitar karena
daerah TPA tersebut. Pembuangan sebagian besar siswa sudah memiliki
sampah yang tidak terkontrol dengan baik kebiasaan mencuci tangan menggunakan
merupakan tempat yang cocok bagi sabun meskipun belum sepenuhnya
beberapa organisme dan menarik bagi sesuai dengan waktu-waktu yang telah
berbagai binatang seperti lalat yang ditentukan.
dapat menimbulkan penyakit. Kondisi
berdekatan itulah yang memungkinkan Sementara itu lebih dari setengah dari
lalat yang hinggap pada sampah akan jumlah responden yaitu 38 siswa
hinggap pula pada makanan di rumah dan memiliki kebiasaan jajan pada kriteria
bakteri yang berasal dari sampah dapat cukup. Setengah responden menyatakan
bercampur dengan air minum sehingga bahwa mereka membeli jajanan berupa
menyebabkan diare. Tetapi sarana dan makroni, permen , es sirup, cilot dan
metode pembuangan sampah sebagian chiki-chiki. Hal tersebut bertentangan
besar orang tua siswa sudah baik dan dengan pendapat Damanik (2010) tentang
sesuai dengan persyaratan sehingga syarat-syarat jajanan sehat, yang
kejadian diare yang terjadi pada siswa SD menyatakan makanan sehat selain

6
keadaanya harus segar dan bersih juga dalam Program Penyediaan Air Minum
tidak boleh mengandung bahan kimia dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. 2) bagi
yang berbahaya. menurut pengamatan sekolah diharapkan memperbaiki sarana
peneliti penjual jajanan di sekitar sekolah dan prasarana seperti WC/jamban sekolah
tidak memperhatikan higyene makanan yang kurang terawat serta secara
karena makanan yang dijual tidak dalam terjadwal untuk melakukan jadwal
keadaan tertutup. Berbagai kebersihan. 3) bagi Puskesmas sebagai
mikroorganisme dapat masuk melalui petugas kesehatan diharapkan melakukan
makanan dan minuman, terutama jajanan penyuluhan maupun bantuan makanan
yang tidak dikemas dan tertutup rapat. bergizi secara rutin di sekolah dalam
Mikroorganisme yang ada di tanah/debu upaya meningkatkan status gizi anak
akan sampai pada makanan tersebut jika untuk mencegah penyakit diare serta
diterbangkan oleh angin atau dapat juga penyakit-penyakit lain. 4) bagi perawat
melalui lalat yang sebelumnya hinggap di komunitas diharapkan mampu
berbagai tempat dan menyebabkan diare. memperbaiki dan meningkatkan sistem
Namun berdasarakan penelitian, promosi kesehatan anak di komunitas
kebiasaan jajan siswa tidak sepenuhnya berupa penyuluhan tentang upaya
merupakan kebiasaan jajan yang buruk meningkatkan status gizi anak berkaitan
karena setengah dari siswa membeli dengan pencegahan diare. Selain
jajanan sejenis roti dan nasi goreng. penyuluhan tentang gizi anak, perawat
Faktor kebiasaan jajan siswa bukan komunitas diharapkan meningkatkan
merupakan faktor yang berpengaruh intensitas penyuluhan tentang sanitasi
besar terhadap kejadian diare di SD lingkungan rumah yang berkaitan dengan
Negeri Sukorejo Kota Blitar. pentingnya penyediaan air bersih,
kepemilikan jamban, kebersihan saluran
SIMPULAN DAN SARAN limbah dan pengelolaan sampah yang
baik untuk mencegah penyakit diare. 5)
Simpulan bagi anak sekolah diharapkan
meningkatkan kembali kebiasaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mencuci tangan yang sudah dimiliki yaitu
1) Faktor agent/penyebab diare di SD mencuci tangan sebelum makan sehingga
Negeri Sukorejo Kota Blitar adalah kejadian diare dapat dihindari. Selain itu,
status gizi siswa yang masuk dalam anak ditekankan untuk tidak memilih
kategori kurus sekali. 2)Faktor jenis jajanan yang mengandung zat
environment/lingkungan yang pewarna, perasa, pemanis untuk
mempengaruhi kejadian diare pada siswa mencegah malabsorpsi zat sehingga
SD Negeri Sukorejo Kota Blitar adalah menyebabkan diare serta harus memilih
ketidaktersediaan sarana pembuangan makanan yang terjaga kebersihannya. 6)
tinja dan sarana pembuangan limbah. 3) bagi peneliti berikutnya dapat melakukan
Faktor host/pejamu yang mempengaruhi penelitian lanjutan mengenai analisis
kejadian diare pada siswa SD Negeri faktor yang mempengaruhi terjadinya
Sukorejo kota Blitar adalah kebiasaan diare di komunitas dengan metode
mencuci tangan dan jenis jajanan yang penelitian yang berbeda untuk
biasa dibeli siswa. menganalisis lebih mendalam faktor-
faktor yang sudah ada serta menggunakan
Saran instrument penelitian yang telah teruji
reliabilitas-validitasnya.
Peneliti menyarankan 1) bagi pemerintah
diharapkan melakukan perbaikan dengan
membangun sarana air bersih dan sanitasi

7
KEPUSTAKAAN

Damanik (2010). Penelitian Sebelumnya


Hubungan Pola Asuh Orang Tua
dengan Kebiasaan Jajan pada
Anak Usia Sekolah di SD Medan
Pandang, Sumatera Utara: FIK
USU
Depkes RI. (2004). Prinsip Hygiene Dan
Sanitasi Makanan. Jakarta
Depkes RI. (2007). Pedoman Rumah
Sehat.. 2-22 : Jakarta.
Erni. (2010). Pengantar Epidemiologi.
http://www.erni.blogspot.com.
Jakarta (Akses tanggal 2 Maret
2012. Jam 15.30 WIB)
Hendra. (2007). Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan. Jakarta:
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK
UI
Hidayat, AA. (2005). Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1, Jakarta:
Salemba Medika
Kemenkes RI. (2011). Buletin Jendela
Data dan Informasi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI
Munif. (2009). Konsep Dasar
Pengukuran Status Gizi Anak.
http://www.munif.wordpress.com,
Semarang (Akses tanggal 2 Maret
2012. Jam 19.00 WIB)
Rozaini (2009). Pedoman Rumah Sehat .
Jakarta: Salemba Medika
Suparyanto. (2010). Konsep Dasar
Epidemiologi Penyakit.
http://www.dr.suparyanto.wordpr
ess.com, Jombang (Akses tanggal
2 Maret 2012. Jam 15.00 WIB)

You might also like