You are on page 1of 11

Gemilangtrimeidhasari's Blog

CARA EFEKTIF MENDETEKSI KECURANGAN DALAM UPAYA MEMBERANTAS KORUPSI DI NEGERI INI
DENGAN AUDIT INVESTIGASI

gemilangtrimeidhasari

9 tahun yang lalu

Iklan

A. Pendahuluan

Tidak mudah menangkap koruptor, banyak yang disangka melakukan tindak pidana korupsi tetapi
kemudian dibebaskan karena tidak cukup bukti begitu pula yang berdasarkan hasil audit, seseorang
dinyatakan melakukan korupsi namun tidak dikenakan sanksi bahkan dilindungi. Mengapa hal ini banyak
terjadi adakah yang salah dalam melakukan audit atau penegakan aturan hukum dan aparatnyakah yang
perlu dibenahi ?. Sedangkan modus korupsi semakin hari semakin canggih dan kejahatan semakin rapi
tersembunyi, sehingga untuk mengungkap hal yang tersembunyi ini perlu suatu cara yang harus
digunakan yaitu melalui audit investigasi.

Istilah investigasi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu penyelidikan yang berlandaskan pada
hukum dan rasa keadilan untuk mencari kebenaran dengan tingkat kebenaran yang tinggi (high level of
assurance) mengenai suatu permasalahan yang ditemukan.

Di Indonesia istilah investigasi muncul dalam Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang menjelaskan bahwa “audit
investigasi termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu pemeriksaan yang dilakukan
dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan kinerja”.

Audit investigasi adalah salah satu aktivitas dalam rangka implementasi upaya strategi memerangi
korupsi dengan pendekatan investigatif. Dapat diartikan pula bahwa Audit investigatif merupakan audit
yang khusus ditujukan untuk mengungkap kasus atau penyimpangan yang berindikasi Korupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN). Audit ini umumnya merupakan pengembangan lebih jauh atas hasil audit operasional
yang menunjukkan adanya indikasi KKN, namun bisa juga didasarkan atas berita di mass media maupun
laporan/pengaduan dari masyarakat.

Sedangkan definisi menurut G. Jack Bologna dan Robert J. Lindquist dalam bukunya ”Fraud Auditing and
Forensic Accounting” yang terjemahannya berbunyi audit investigasi mencakup review dokumentasi
keuangan untuk tujuan tertentu yang mungkin saja berhubungan dengan masalah ligitasi dan pidana.
Praktik investigatif atau fraud accountant diutamakan pada dua bidang kegiatan yaitu mencari bukti
perbuatan kriminal dan penyebab atau pendukung kerugian (damages).
B. Tujuan Audit Investigasi

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau
auditor yang lainnya yang melakukan pekerjaan investigasi bertujuan untuk mengungkap adanya indikasi
kerugian negara, daerah dan/ atau ada tidaknya unsur pidana.

Menurut Theodorus M. Tuanako, dosen FE UI mengemukakan, tujuan audit investigasi cukup beragam.
Dalam konteks tindak pidana korupsi yang tujuan akhirnya memenjarakan para koruptor dan
mengembalikan keuangan negara seluruh atau sebagian. Tujuan investigasi tergantung dari organisasi/
lembaga serta mandat yang dimiliki, tujuan yang dicapai terletak pada pimpinan

Sedangkan menurut pendapat KH Spencer Pickett dan Jennifer Pickett mengemukakan adanya lebih dari
20 pengertian tujuan audit investigasi. Seperti, tujuan audit investigasi adalah memeriksa,
mengumpulkan, dan menilai cukup dan relevannya bukti. Tujuan ini akan menekankan dapat diterimanya
bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim di pengadilan.

Dengan demikian, pengertian audit investigasi kini lebih dipersempit untuk menanggulangi korupsi dan
mengembalikan asset kekayaan negara, sebagian maupun seluruh dari jarahan para koruptor.

C. Macam-macam Audit Investigasi

Ada dua macam audit investigasi :

1. Audit Investigasi Proaktif

Dilakukan pada entitas yang mempunyai risiko penyimpangan, tetapi entitas tersebut dalam proses awal
auditnya belum atau tidak didahului oleh informasi tentang adanya indikasi penyimpangan yang dapat
atau berpotensi menimbulkan kerugian keuangan/ kekayaan negara dan/ atau perekonomian negara.

2. Audit investigasi Reaktif

Mengandung langkah-langkah pencarian dan pengumpulan bukti-bukti yang diperlukan untuk


mendukung dugaan awal tentang indikasi adanya penyimpangan yang dapat menimbulkan kerugian
keuangan/ kekayaan negara dan/ atau perekonomian negara.

Informasi indikasi adanya penyimpangan yang dapat menimbulkan kerugian keuangan/ kekayaan Negara
dan/ atau perekonomian Negara di pihak yang akan diaudit bisa merupakan hasil audit sebelumnya/
hasil pemeriksaan awal/ terdahulu atas laporan keuangannya dan/ atau dari sumber-sumber informasi
dari pihak lain.

D. Sifat Akuntan yang Melakukan Audit Investigasi

Ada lima sifat yang harus dimiliki oleh seorang akuntan yang melakukan audit investigasi, terkait
pemberantasan korupsi seperti yang tertuang dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana
Pemberantasan Korupsi :

1. Mempunyai rasa curiga yang besar

2. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar

3. Mempunyai daya analisa yang kuat

4. Mempunyai logika yang bagus terhadap kasus yang ditangani

5. Tidak cepat putus asa

E. Pendekatan Audit Investigasi dalam Mengungkap Kebenaran

Menurut Eddie M. Gunadi, senior partner pada KAP BDO Tanubrata, audit investigasi dilaksanakan
apabila ada tanda-tanda terjadinya kriminalitas dalam pelaksanaan laporan keuangan sehingga harus
diinvestigasi lebih dalam apakah benar terjadi kasus kecurangan atau kriminal yang bisa berdampak
pidana atau perdata. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga yang sering melaksanakan
audit investigasi. Audit investigasi bukan hal yang bersifat umum dan hanya orang-orang khusus yang
melakukan audit investigasi, yaitu orang-orang yang mempunyai kualifikasi sebagai auditora. Pada
dasarnya audit investigasi adalah mencari kebenaran, apakah terjadi kecurangan (fraud) atau tidak.

Pendekatan audit investigasi atas tindak pidana didasarkan pada penilaian yang logis terhadap individu
dan segala sesuatu/benda yang terkait dengan tindak kejahatan tersebut. Seperti dijelaskan di bawah
ini :

• Individu yang terkait dengan tindak kejahatan

Korban , pelapor dan saksi-saksi merupakan subyek wawancara bagi investigatif auditor dalam rangka
memperoleh fakta dan informasi yang diketahui mereka . Tersangka dan pelaku kejahatan merupakan
subyek wawancara yang merupakan dasar terjadinya suatu fakta dalam rangka investigatif auditor
menetukan sampai sejauh mana keterlibatan mereka dalam tindak kejahatan tersebut. Agar bukti yang
didapatkan benar-benar valid, investigatif auditor harus senantiasa melakukan konformasi terhadap
kebenaran informasi yang diperoleh dengan pihak-pihak yang independen.

• Benda-benda yang terkait dengan tindak kejahatan

Auditor investigasi harus memahami bahwa benda-benda fisik yang terkait dengan tindak kejahatan
mempunyai nilai-nilai pembuktian yang sangat berarti karena bukti fisik merupakan bukti faktual tidak
seperti halnya ingatan manusia yang terbatas, bukti fisik selalu mengungkapkan cerita yang sama dari
waktu ke waktu namun bukti fisik akan berkurang nilainya apabila auditor gagal mendapatkannya,
mempelajarinya dan memahaminya, maka auditor harus memahami hal-hal seperti : Apa yang dimaksud
dengan bukti fisik, Bagaimana memperoleh dan menyimpannya, Bagaimana memperoleh informasi yang
optimal dari bukti fisik tersebut, dan Bagaimana mengartikan/ menafsirkan informasi yang telah
diperoleh tersebut.

F. Prinsip- Prinsip Investigasi

• Investigasi merupakan metode/tehnik yang dapat digunakan dalam audit investigasi.

• Investigasi memerlukan penerapan kecerdasan, pertimbangan yang sehat dan pengalaman,


selain itu memerlukan pemahaman terhadap ketentuan perundang-undangan dan prisip-prinsip
investigasi guna pemecahan permasalahan yang dihadapi.

Prinsip-prinsip berikut ini berdasarkan pengalaman dan praktek dapat dijadikan pedoman bagi
investigator dalam setiap situasi sebagai berikut :

1. Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran dengan memperhatikan keadilan dan


berdasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat mendukung fakta
yang dipermasalahkan.

3. Investigator mengumpulkan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga bukti-bukti yang diperolehnya


dapat memberikan kesimpulan sendiri ( bahwa telah terjadi tindak kejahatan dan pelakunya
teridentifikasi).

4. Informasi merupakan napas dan darahnya investigasi sehingga investigator harus


mempertimbangkan segala kemungkinan untuk dapat memperoleh informasi.

5. Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan bagian yang penting dalam investigasi.
6. Pelaku kejahatan adalah manusia,oleh karena itu jika ia diperlakukan sebagaimana layaknya
manusia maka mereka juga akan merespon sebagaimana manusia.

G. Tahap- Tahap Audit Investigasi

Dalam melakukan audit investigasi ada tahapan yang harus dilakukan yaitu :

1. Persiapan dan Perencanaan. Setiap kegiatan audit harus diawali dengan persiapan dan
perencanaan. Audit investigatif lebih ditekankan pada sikap kehati-hatian dan independen serta arif
karena sering terjadi konflik kepentingan antara auditor dan auditan. Dalam menunjuk petugas
investigatif harus dipertimbangkan auditor yang mempunyai pengalaman, integritas yang tinggi,
kemauan, keuletan dan keberanian , independen dan tidak ada hubungan istimewa antara auditor dan
auditan.

2. Membuat PKA. Dalam menyusun PKA audit investigatif auditor harus memahami betul
permasalahan yang akan diaudit.Oleh karena itu perlu ditetapkan sasaran, ruang lingkup, waktu audit,
menyusun strategi dan langkah audit.

3. Pelaksanaan audit terlebih dahulu diadakan pembicaraan pendahuluan dengan auditan untuk
menjelaskan tujuan audit dan mendapatkan informasi tambahan serta menciptakan suasana yang dapat
menunjang kelancaran tugas. Untuk mengungkapkan suatu peristiwa atau kejadian maka auditor harus
mendapatkan minimal 7 jawaban dari pertanyaan 1) Apa yang telah terjadi, 2) Siapa yang melakukan, 3)
Dimana perbuatan itu dilakukan, 4) Kapan dilakukan, 5) Dengan apa perbuatan itu dilakukan, 6)
Bagaimana dilakukan/modus operandi, 7) Mengapa perbuatan itu terjadi.

4. Investigasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh bukti dengan menggunakan
prosedur dan tekhnik audit. Untuk dapat melakukan investigasi dengan baik maka diperlukan : 1)
Pengetahuan yang baik tentang permasalahan yang akan diaudit, 2) Siapa orang-orang yang akan diaudit
dan siapa yang diperiksa terlebih dahulu, 3) Menyusun pertanyaan yang dapat mengungkap kejadian
sebenarnya, 4) Menyiapkan bahan-bahan untuk konfrontasi, 5) Pengetahuan tentang orang-orang /
pribadi yang akan diaudit, 6) Tempat dan waktu.

5. Dalam melaksanakan investigasi perlu diperhatikan agar pelaku mudah diarahkan untuk
mengakui perbuatannya maka diperlukan mengumpulkan bahan dan bukti yang berkaitan dengan kasus
yang diaudit dan dapat dijadikan sebagai alat bukti .Alat bukti menurut KUHP Pasal 184 : 1) Keterangan
saksi, 2) Keterangan saksi ahli, 3) Bukti petunjuk, 4) Keterangan / pengakuan terdakwa.

6. Keterangan / pengakuan terdakwa saja tidak cukup untuk pembuktian melainkan harus disertai
dengan alat bukti yang lainnya. Bukti dalam audit adalah 1) Klarifikasi, 2) Hasil pengujian fisik, 3)
Dokumentasi, 4) Observasi, 5) Tanya jawab / hasil wawancara, 6) Prosedur analisa.
H. Laporan Audit Investigasi

Laporan audit merupakan alat formal auditor untuk mengkomunikasikan kesimpulan yang diperoleh
tentang hasil auditnya kepada pihak yang berkepentingan. Sampai saat ini belum ada standar yang
khusus untuk laporan audit investigatif atau audit khusus. Standar umum bahwa laporan harus dibuat
secara tertulis segera setelah berakhirnya pelaksanaan audit dan laporan disampaikan kepada pihak yang
berwewenang dan laporan bersifat rahasia.

. Dalam pelaksanaannya, laporan audit investigasi diberikan kepada pihak yang memberi instruksi
(kepolisian, jaksa, pengadilan).

I. Menjelaskan Audit Investigasi Kedalam Bahasa Hukum

Upaya pemberantasan korupsi di mana pun tidak semata-mata melibatkan aparat penegak hukum
terkait seperti polisi, jaksa, dan hakim. Pemberantasan korupsi di suatu perusahaan swasta atau
pemerintahan wajib melibatkan akuntan yang akan melakukan audit investigasi. Auditor investigasi
dituntut bukan hanya melakukan investigasi semata, tetapi juga harus dapat menjelaskan hasilnya ke
dalam bahasa hukum. Dengan demikian, seorang akuntan sebelum melaksanakan aktivitasnya wajib
melakukan penelusuran berbagai peraturan perundang-undangan, termasuk memegang teguh sikap
independensinya untuk tidak mau menerima upeti.

J. Contoh Kasus Audit Investigasi

1. Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah Tahun 2003 Pada Pemkab Jeneponto di Bontosunggu,
Makassar

 Tujuan Investigasi

Tujuan audit investigasi ini adalah untuk mengetahui dan menentukan apakah temuan audit keuangan
atas Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Bontosunggu Tahun Anggaran 2003
khususnya temuan tentang Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan di Jakarta sebesar
Rp1.500.000.000,00 dan pelaksanaan pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe
sebesar Rp5.000.000.000,00, memiliki cukup bukti dan memenuhi syarat untuk diidentifikasi sebagai
Tindak Pidana Korupsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Kesimpulan

Hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah Tahun 2003 Pada Pemkab Jeneponto di Bontosunggu,
Makassar diketahui ada indikasi pemyimpangan-penyimpangan atas :

– belanja modal bangunan gedung perwakilan (Mess Pemda) di Jakarta sebesar Rp. 1.500.000.000
yang telah direalisasikan. Dari pembelian tersebut terjadi kemahalan harga yang merugikan Pemkab
sebesar Rp. 1.211.811.400 (Rp. 1.500.000.000- Rp. 288.186.000) belum termasuk harga perabot.
Terjadinya penyimpangan tersebut karena pelaksanaan pembeliannya tidak melalui prosedur sesuai
peraturan yang berlaku.

– pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe sebesar Rp. 5.000.000.000 yang
direalisasikan dalam dua tahap. Tahap pertama sebesar Rp. 2.080.000.000 dan tahap kedua Rp.
2.920.000.000. Apabila Pemda yang langsung melaksanakan pembelian tanah kepada pemilik tanah yang
sah hanya Rp. 2.634.055.000 berati dapat menghemat sebesar Rp. 2.365.945.000 (Rp. 5.000.000.000 –
Rp. 2.634.055.000).

 Langkah-langkah Audit Investigasi

1. Menelaah informasi awal dari Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah APBD Tahun 2003
Pemerintah Kabupaten Jeneponto

2. Melakukan analisa APBD, Perubahan APBD Tahun Anggaran 2002 dan 2003, Perhitungan APBD
Tahun Anggaran 2002 dan 2003, DIPDA/Revisi DIPDA Tahun Anggaran 2002 serta DASK Tahun Anggaran
2003 Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto

3. Melakukan analisa dokumen-dokumen pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di


Jakarta dan pembebasan tanah untuk lokasi

pembangunan Waduk Kelara-Kareloe

4. Melakukan konfirmasi kepada instansi/pihak-pihak terkait dengan pengadaan Mess Pemda


Kabupaten Jeneponto di Jakarta dan pembangunan Waduk Kelara-Kareloe

5. Melakukan pemeriksaan fisik Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dari tanggal 26
September 2005 samapai dengan 30 September 2005 dan lokasi pembebasan tanah Waduk Kelara-
Kareloe pada tanggal 3 Oktober 2005

6. Melakukan perhitungan ulang atas kerugian daerah yang diindikasikan

7. Melakukan wawancara kepada pihak terkait atas penyimpangan-penyimpangan tersebut


 Rekomendasi

Berdasarkan penyimpangan, modus operandi, pihak yang diindikasikan terlibat, serta indikasi unsur
tindak pidana yang telah diidentifikasikan dan setelah didapatkan alat bukti, kemudian dapat
disimpulkan adanya indikasi tindak pidana korupsi. Tim audit investigasi merekomendasikan agar hasil
audit investigasi ini ditindaklanjuti dengan penyerahan laporan ini kepada Kejaksaan agar dapat segera
diteruskan dengan proses penyidikan oleh Jaksa Penyidik.

 Dasar Hukum

1. UU No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksaan Keuangan

2. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban


Keuangan Negara

3. Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) Badan pemeriksaan Keuangan Tahun 2005

4. Surat tugas Pemeriksaan No. 114/ST/XIV.7/08/2005 tanggal 22 Agustus 2005

 Rekomendasi Untuk Bupati

Untuk menghilangkan penyebab terjadinya penyimpangan ini, Bupati Jeneponto seharusnya


menjalankan sistem yang sudah diatur berdasarkan Keppres 18 Tahun 2000 jo. Keppres No. 80 tahun
2003 yaitu menciptakan 70 sistem pengadaan barang/jasa dengan mengikuti prinsip dasar dan etika
pengadaan barang/jasa serta melaksanakan mekanisme pengadaan barang/jasa sesuai dengan
ketentuan. Bupati Jeneponto juga seharusnya menciptakan sistem pengendalian manajemen yang baik
terutama dalam hal mekanisme pengeluaran Kas Daerah sebagaimana diatur dalam Kemendagri No. 29
Tahun 2002.

 Hasil pertemuan konsultasi dengan penyidik

Belum dilakukan pertemuan konsultasi dengan pihak Kejaksaan, karena menunggu keputusan dari
Sidang Badan dan Pendapat Tim Konsuler Hukum. Tim Audit Investigasi berpendapat bahwa hasil audit
investigasi ini telah menunjukkan adanya cukup bukti yang mendukung adanya indikasi tindak pidana
korupsi. Tim Audit Investigasi berpendapat bahwa perlu segera diserahkan kepada pihak Kejaksaan untuk
diteruskan dalam tingkat penyidikan.

2. Pengucuran Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan Aliran Dana BI ke Sejumlah
Anggota Dewan
Kasus BLBI merupakan skandal kejahatan perbankan terbesar di Indonesia. BI mengeluarkan dana Rp.
144,5 triliun dalam waktu singkat tanpa mengindahkan kaidah-kaidah hukum perbankan dan
mengeluarkan dana sebesar Rp. 175 triliun ke bank-bank pemerintah dalam waktu yang hampir
bersamaan. Karena prosedur pengucurannya menyalahi aturan yang berlaku maka dana tersebut tidak
kembali. Akhirnya seluruh tanggungjawab bank-bank penerima kucuran dana itu diambil alih
pemerintah.

Hasil audit investigasi yang digambarkan dalam laporan audit investigasi BPK dan BPKP menemukan,
bukan hanya mekanisme pengucurannya yang menyalahi ketentuan juga pemanfaatan dana tersebut
juga menyalahi tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya, bank-bank yang mendapat kucuran dana
BLBI itu mengalokasikan dananya ke tempat lain. Misalnya, untuk membayar pinjaman modal,
membayar kewajiban kepada bank umum tetapi tidak ada bukti transaksinya, membiayai kontrak
derivative baru, membiayai pembukaan cabang baru serta rekruitmen karyawan baru dan peluncuran
produk baru.

Begitu pula pada kasus kedua, BI terperosok atas pengucuran dana senilai Rp. 100 miliar milik Yayasan
Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI). Kucuran dana tersebut diduga kuat mengalir kepada
sejumlah anggota Dewan.

Dijadikannya Gubernur BI sebagai tersangka dalam korupsi tersebut.

3. Audit Investigasi pada KPU

Hasil audit investigasi BPK terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengungkap adanya kerugian negara
dalam pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh KPU. Audit investigasi pun sangat hingar bingar
sebab berujung pada upaya percobaan penyuapan terhadap auditor BPK.

4. Kasus Bank Century

Berkat kerja keras 38 anggota tim auditor investigasi, BPK mampu membuat laporan perkembangan
audit investigasi kasus Bank Century. Laporan tersebut pada 28 September diserahkan ke DPR selaku
institusi yang menugaskan BPK melakukan investigasi itu. BPK mengakui menemui kesulitan dalam
melakukan audit investigasi Bank Century ini, terutama dalam menelusuri aliran dana Rp. 6,7 triliun
karena itu BPK membutuhkan bantuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta
membutuhkan izin bank yang tersangkut dengam aliran dana. Anggota BPK, Hasan Basri belum mau
memerinci jumlah rekening yang sudah ditelusuri BPK yang jelas dari BI aliran dana melibatkan 50
rekening, termasuk mengungkap deposan besar dalam aliran dana Bank Century ini.

Investigasi BPK atas kasus penyelamatan Bank Century dilakukan atas permintaan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) pada 5 Juni 2009 dan DPR pada 1 September 2009. Laporan akhir investigasi BPK akan
disampaikan langsung kepada DPR dan KPK selaku pengguna laporan dan tidak dapat dipublikasikan
kepada umum.

K. Simpulan

• Audit investigasi lebih kepada kegiatan untuk mendapatkan bukti-bukti yang mendukung
sangkaan awal. Bukti tersebut nantinya akan digunakan sebagai pendukung dalam proses penuntutan di
pengadilan.

• Hasil audit invesitigasi jika mengandung unsur tindak pidana maka laporan hasil audit
disampaikan juga pada aparat penegak hukum seperti polisi atau kejaksaan.

• Laporan hasil audit investigasi bersifat rahasia dan tidak dapat dipublikasikan kepada umum.

Daftar Pustaka

Akuntan Indonesia. (2008, Maret Edisi No. 6 Tahun II). Audit Investigasi.

Audit Investigatif. http://pusdiklatwas.bpkp.go.id

Fraud Audit dan Audit Investigasi. http://zibar2007.blogspot.com

Kasus Century Audit Investigasi Dilanjutkan. http://www.suarakarya-online.com

Musyafir., dan Siska Terasera Hastanti. 2008 . Strategi Melakukan Audit Investigatif Dalam Upaya
Memberantas KKN. http://www.dephut.go.id
Iklan

Kategori: Ekonomi

Tinggalkan sebuah Komentar

Gemilangtrimeidhasari's Blog

Blog di WordPress.com.

Kembali ke atas

Iklan

You might also like