Professional Documents
Culture Documents
First In First Out (FIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang datang lebih dulu d
an dikeluarkan lebih dulu.
First Expired First Out (FEFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang memiliki tan
ggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu.
Last In First Out (LIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang terakhir masuk dik
eluarkan terlebih dahulu.
Penyimpanan dengan cara FIFO dilakukan dengan menempatkan obat pada rak paling depan,
artinya jika dalam 1 rak tersebut terdapat 5 obat dengan nama dan sediaan yang sama maka o
bat yang datang lebih dahuu ditempatkan paling terluar dari susunan dan obat yang baru data
ng dari pembelian (distributor/pbf) ditempatkan pada bagian terdalam susunan tersebut atau d
engan kata lain obat yang lebih dahulu datang dikeluarkan duluan. Namun cari FIFO saja tida
k cukup mengingat kita ketahui obat memiliki tanggal kadaluarsa / expired date (ED) yang m
ana tanggal ED ini berbeda-beda setiap kemasan obat tergantung tanggal manufacturing (MD
) atau tanggal produksi. Untuk itu perlu adanya pemahaman mengenai FEFO sehingga kita da
pat menentukan apakah obat yang pertama masuk ke apotek memiliki tanggal ED yang juga l
ebih cepat atau bahkan sebaliknya bisa saja obat yang baru saja kita beli dari Pbf justru memil
iki tanggal ED yang jauh lebih dekat/cepat daripada obat yang sama yang sudah kita beli sebe
lumnya. Sehingga, FEFO memiliki peran vital dimana obat yang memiliki tanggal ED lebih c
epat harus kita tempatkan disusunan paling depan supaya paling cepat bisa dikeluarkan dan d
apat mengantisipasi adanya stok rusak akibat ED. Kasus dimana obat yang datang belakanga
n/terakhir justru memiliki tanggal ED yang lebih cepat biasa menggunakan metode LIFO. Se
hingga kombinasi FIFO, FEFO dan LIFO patut dipahami dengan benar oleh farmasis yang be
rtanggung jawab dalam pelayanan kefarmasian di apotek konvensional, RS, puskesmas dan p
usat pelayanan kesehatan lainnya.
.
Dengan koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat diharapkan obat yang tepat j
enis, tepat jumlah dan tepat waktu.
2. Metode Morbiditas
Dasarnya adalah jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesakitan. metode m
orbiditas menggunakan data dari pasian pengguna fasilitas kesehatan yang ada dan tingkat m
orbiditas (frekwensi masalah kesehatan yang umum) untuk membuat rencana kesehatan obat
yang dibutuhkan berdasarkan asumsi tentang bagaimana masalah itu dapat diatasi.
Metode morbiditas membutuhkan sebuah daftar tentang masalah kesehatan umum, sebuah
daftar obat – obatan yang penting mencakup terapi untuk masalah – masalah tersebut dan satu
set penggobatan standar untuk tujuan perhitungan ( berdasarkan pada praktek rata – rata pad
uan perkelakuan ideal ). Untuk kebanyakan masalah kesehatan, ada dua alternatif dan sebuah
nilai persentasi harus dilakukan berdasarkan frekwensi tiap – tiap regimen yang digunakan
Metode ini digunakan untuk menaksir keuangan keperluan pengadaan obat berdasarkan
biaya per pasien yang diobati setiap macam – macam level dalam sistem yang sama.
Tahap kualifikasi metode ini adalah :
1. Membuat kategori fasilitas dan menentukan jumlah setiap kategori.
2. Menentukan denominator kontak pasien untuk setiap tipe fasilitas dan membuat ata
u menaksir jumlah rata – rata kontak pasien setiaptipe tiap kategori fasilitas.
3. Menghitung biaya rata – rata per kontak.
4. Menghitung total biaya obat yang direncanakan
B. SWAKELOLA
Swakelola adlah salah satu sistem yang termasuk dalam sistem pengadaan
perbekalan farmasi. Swakelola yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan,
dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri,
atau upah borongan tenaga.
C. PEMILIHAN LANGSUNG
Sistem pemilihan langsung juga merupakan bagian dari sistem pengadaan
perbekalan farmasi. Jika cara pelelangan sulit dilaksanakan atau tidak menjamin
pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara membandingkan penawaran dari
beberapa penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat melalui permintaan harga
ulang (price quotation) atau permintaan teknis dan harga serta dilakukan
negoisasi secara bersaing, baik dilakukan untuk teknis maupun harga, sehingga
diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.