Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi
sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi
yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa
timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Data WHO (2011) menunjukkan, di seluruh
dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 % penghuni bumi mengidap hipertensi. Angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di Negara berkembang,
termasuk Indonesia.1
Menurut WHO (2011), hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun,
dimana hampir 1,5 juta adalah penduduk wilayah Asia Tenggara. Diperkirakan 1 dan 3 orang
hipertensi dan penyakit jantung lain meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana
hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke. Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang
mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases)
diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%.
1,2
2011, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7 persen dari total penduduk
dewasa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia
berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan nakes
1
hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis.
Data secara nasional yang belum lengkap, sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia
tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi
penyakitnya.1,2,3
tahun 2017, kasus hipertensi sebanyak 3151kunjungan dari bulan Januari hingga Desember
2017, dan hipertensi menduduki peringkat 3 dari 10 penyakit dengan kunjungan terbanyak di
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Penderita
Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah Terkontrol di wilayah Puskesmas Karang
Responden yang diambil pada mini project ini dari pasien yang berkunjung di poli
lansia Puskesmas Kelurahan Karang Rejo. Sehingga sebagian responden adalah berusia lanjut.
2
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Tarakan Brat, Kalimantan Utara, tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis dalam
b. Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalani program internsip
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan mengerti tentang cara
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas Kelurahan Karang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974) mengungkapkan
bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru didalam diri orang tersebut
a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
b. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut disini
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
4
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Menurut Bloom (1987) dikutip oleh Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup
a. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
(recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
5
a. Pengalaman, dimana dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau orang lain.
Misalnya, jika seseorang pernah merawat seorang anggota keluarga yang sakit hipertensi,
umumnya menjadi lebih tahu tindakan yang harus dilakukan jika terkena hipertensi.
seseorang. Secara umum, seseorang yang memiliki pengetahuan yang tingi akan
mempunyai pengalaman yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
2.2 Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,
baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut
Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat
Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-
faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap
6
stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi
dua yaitu :
1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang
bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin,
dan sebagainya.
2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang
kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes).
Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yakni :
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi
dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
Ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku kesehatan, misalnya
pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu
tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Di
samping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai masyarakat juga dapat
mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil, misalnya orang hamil tidak boleh
disuntik (periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus), karena suntik bisa
menyebabkan anak cacat. Karena faktor ini terutama yang positif mempermudah
7
2) Faktor-faktor sarana dan prasarana (enabling factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan
2.3 Hipertensi
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg). Menurut Potter dan Perry
tekanan darah persisten, dimana diagnosa hipertensis pada orang dewasa ditetapkan paling
sedikit dua kunjungan dimana lebih tinggi atau pada 140/90 mmHg.
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat
8
2.3.3 Faktor Penyebab Hipertensi
Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh
hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
a. Faktor Keturunan
Hipertensi merupakan suatu kondisi yang bersifat menurun dalam suatu keluarga. Anak
dengan orang tua hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada anak dengan orang tua yang tekanan darahnya normal.9
b. Ras
Statistik menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih
c. Usia
Wanita premenopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria
pada usia yang sama, meskipun perbdaan diantara jenis kelami kurang tampak setelah
d. Jenis Kelamin
Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula dipengaruhi faktor psikologis. Pada
pria seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi
dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada wanita lebih berhubungan dengan
9
e. Stress psikis
f. Obesitas
Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untu memompa darah
agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan
menyebabkan bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot
ekstra dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat
badan.
g. Asupan garam Na
Ion natrium mengakibatkan retemsi air, sehingga volume darah bertambah dan
noradrenalin.
h. Rokok
Nikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah meningkat. Hal ini karena
nikotin terserap oleh pembuluh darah yang kecil dalam paru-paru dan disebarkan
keseluruh aliran darah. Hanya dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin untuk sampai ke
otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberikan sinyal kepada kelenjar adrenal
untuk melepaskan efinefrin (adrenalin). Hormon yang sangat kuat ini menyempitkan
pembuluh darah, sehingga memaksa jantung untuk memompa lebih keras dibawah
i. Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara keseluruhan semakin
10
j. Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat memacu emosi
sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan
angkat besi. Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki,
oleh curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan dengan
satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara faktor genetik,
lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai perkalian antara curah
jantung dan atau tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium,
angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensi bekerja dengan
mempengaruhi sistem tersebut. Renin angiotensin aldosteron adalah sistem endogen komplek
yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin
angiotensin aldosteron diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron
mengatur keseimbangan cairan, natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan berpengaruh
pada aliran pembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi
tekanan darah.
11
Bagan 2.1 Pengaruh Renin Angiotensin Aldosteron Terhadap Kenaikan Tekanan Darah.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik
pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius
dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali hipertensi disebut sebagai silent killer
12
a. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala
ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan
langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.
b. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul gejala
berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
9. Telinga berdenging
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
Salah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggi adalah untuk
mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat timbul jika penyakit ini tidak
13
1. Stroke
Hipertensi adalah faktor resiko yang penting dari stroke dan serangan transient
iskemik. Pada penderita hipertensi 80% stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik, yang
disebabkan karena trombosis intra-arterial atau embolisasidari jantung dan arteri besar.
Sisanya 20% disebabkan oleh pendarahan (haemorrhage), yang juga berhubungan dengan
nilai tekanan darah yang sangat tinggi. Studi populasi menunjukan bahwa penurunan tekanan
Nilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resiko terjadinya
penyakit jantung koroner (angina, infark miokard atau kematian mendadak). Bukti dari suatu
studi epidemiologik yang bersifat retrospektif menyatakan bahwa penderita dengan riwayat
hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besar untuk menderita gagal jantung daripada
3. Penyakit vaskular
Penyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakit vaskular perifer.
Kedua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi.
Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesi atherosklerosis pada arteri carotid, dimana lesi
4. Retinopati
Hipertensi dapat menimbulkan perubahan vaskular pada mata, yang disebut retinopati
woll spots, hard exudates dan papiloedema. Pada tekanan yang sangat tinggi (diastolic >120
mmHg, kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan mulai bocor dari
14
5. Kerusakan ginjal
Ginjal merupakan organ penting yang sering rusak akibat hipertensi. Dalam waktu
beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensi ginjal, kebanyakan sebagai
akibat hipertensi biasanya ditandai oleh proteinuria. Proteinuria dapat dikurangi dengan
menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dengan menurunkan tekanan darah
Menurut Joint National Commission (JNC) 7, rekomendasi target tekanan darah yang
harus dicapai adalah < 140/90 mmHg dan target tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal
kronik dan diabetes adalah ≤ 130/80 mmHg. American Heart Association (AHA)
merekomendasikan target tekanan darah yang harus dicapai, yaitu 140/90 mmHg, 130/80
mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik, penyakit arteri kronik atau ekuivalen
penyakit arteri kronik, dan ≤ 120/80 mmHg untuk pasien dengan gagal jantung.
Algoritme penanganan hipertensi menurut JNC 7 (2003), dijelaskan pada skema dibawah ini:
15
Bagan 2.2. Algoritme penanganan hipertensi.
pra-hipertensi dan sebagai tambahan terhadap terapi obat pada individu hipertensi. Intervensi
ini untuk risiko penyakit jantung secara keseluruhan. Pada penderita hipertensi, bahkan jika
intervensi tersebut tidak menghasilkan penurunan tekanan darah yang cukup untuk
menghindari terapi obat, jumlah obat atau dosis yang dibutuhkan untuk mengontrol tekanan
darah dapat dikurangi. Modifikasi diet yang efektif menurunkan tekanan darah adalah
mengurangi konsumsi alkohol, dan pola diet yang sehat secara keseluruhan.
Mencegah dan mengatasi obesitas sangat penting untuk menurunkan tekanan darah
dan risiko penyakit kardiovaskular. Berolah raga teratur selama 30 menit seperti berjalan, 6-7
perhari dalam seminggu, dapat menurunkan tekanan darah. Ada variabilitas individu dalam
16
hal sensitivitas tekanan darah terhadap NaCl, dan variabilitas ini mungkin memiliki dasar
genetik. Konsumsi alkohol pada orang yang mengkonsumsi tiga atau lebih minuman per hari
(minuman standar berisi ~ 14 g etanol) berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Begitu
pula dengan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) meliputi diet kaya akan
buah-buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak efektif dalam menurunkan tekanan darah.
17
Tabel 2.2. Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengatasi hipertensi
Jadi, modifikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi tekanan darah,
18
Menurut Joint National Commission (JNC) 8, rekomendasi target tekanan darah yang
harus dicapai pada usia ≥ 60 tahunadalah < 150/90 mmHg, usia < 60 tahun adalah < 140/90
dan target tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal kronik dan diabetes adalah < 140/90
19
mmHg. American Heart Association (AHA) merekomendasikan target tekanan darah yang
harus dicapai, yaitu 140/90 mmHg, 130/80 mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal
kronik, penyakit arteri kronik atau ekuivalen penyakit arteri kronik, dan ≤ 120/80 mmHg
ACEI / ARB ACEI: lisinopril, benazapril, SE: Cough (ACEI only), angioedema
fosinopril and quinapril 10-40mg, (more with ACEI), hyperkalemia
ramipril 5-10mg, trandolapril 2- Losartan lowers uric acid levels;
8mg candesartan may prevent migraine
ARB: candesartan 8-32mg, headaches
valsartan 80-320mg, losartan 50-
100mg, olmesartan 20-40mg,
telmisartan 20-80mg
B-Blocker metoprolol succinate 50-100mg and Not first line agents – reserve for
tartrate 50-100mg twice daily, post-MI/CHF
nebivolol 5-10mg, propranolol 40- Cause fatigue and decreased heart
120mg twice daily, carvedilol 6.25- rate
25mg twice daily, bisoprolol 5-10mg, Adversely affect glucose; mask
labetalol 100-300mg twice daily, hypoglycemic awareness
20
Calcium Dihydropyridines: amlodipine 5- Cause edema; dihydropyridines may
Channel 10mg, nifedipine ER 30-90mg, be safely combined w/ B-blocker
Blockers Non-dihydropyridines: diltiazem Non-dihydropyridines reduce heart
ER 180-360 mg, verapamil 80- rate and proteinuria
120mg 3 times daily or ER 240-
480mg
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh
c. Thiazide diuretic
21
Tabel 2.3 Pilihan AntiHipertensi Berdasarkan Penyakit
CAD
ACEI, BB, diuretic, CCB
Diabetes
ACEI/ARB, CCB, diuretic
CKD
ACEI/ARB
22
BAB III
METODE PENELITIAN
pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai tekanan darah
terkontrol di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
Tahun 2015. Penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi terhadap variabel yang
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam penelitian ini adalah
semua penderita hipertensi yang datang ke Puskesmas Karang Rejo, Tarakan, Kalimantan
Subjek Penelitian adalah populasi target yang masuk dalam kriteria inklusi
23
3.4.2. Kriteria Eksklusi
Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti dengan
pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai tekanan darah
terkontrol. Pengetahuan reponden dianggap baik apabila benar dalam menjawab 12-14
pertanyaan, cukup bila benar 8-11 pertanyaan dan kurang bila hanya menjawab ≤ 7
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat di proses
lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika terjadi
b. Pengkodean (Coding)
24
d. Pembersihan Data (Cleaning data)
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi
kemungkinan kesalahan.
Pada penelitian ini digunakan analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap
setiap variabel dari hasil penelitian dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, dan variable perilaku.
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Kelurahan Kebon Baru merupakan salah satu dari tujuh Kelurahan Kecamatan Tebet
dalam lingkungan Kotamadya Jakarta Selatan dengan luas wilayah 129,66 Ha yang terdiri
1. Luas wilayah
No RW RT LUAS
1 1 10 7 HA
2 2 10 7 HA
3 3 10 27,66 HA
4 4 17 10 HA
5 5 9 4,5 HA
6 6 11 5,5 HA
7 7 14 7,5 HA
8 8 9 7 HA
9 9 10 7,5 HA
10 10 10 8 HA
11 11 10 9 HA
12 12 11 7 HA
13 13 12 8 HA
14 14 10 14 HA
TOTAL 14 153 129,66 HA
26
Status warga Negara :
WNA : 4 orang
Jenis kelamin :
Jumlah KK : 12.499 KK
27
4.3 SUMBER DAYA KESEHATAN YANG ADA PUSKESMAS KEBON BARU
TAHUN 2014
A. DATA KEPEGAWAIAN
JUMLAH 5 9
28
Dengan sarana :
3 Telepon 1 unit
4 Komputer 3 unit
5 Printer 2 unit
29
4.6 Karakteristik Demografi Sampel
orang (30%), dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang (70%).
memiliki pendidikan terakhir SD, 12 orang tamat SMP, 16 orang tamat SMA, dan 1 orang
30
Pekerjaan responden bervariasi dari 2 orang peg. Swasta, 4 orang sebagai wiraswasta,
Dari tabel di atas didapatkan responden yang memiliki riwayat hipertensi hanya di diri
sendiri sebanyak 22 orang (44%) dan responden yang memiliki riwayat hipertensi dari oran
baik sejumlah 20 responden (40 %), cukup baik sejumlah 25 responden (50 %), dan sisanya
31
5 37 responden 13 responden
6 21 responden 29 responden
7 43 responden 7 responden
8 43 responden 7 responden
9 3 responden 47 responden
10 42 responden 8 responden
11 46 responden 4 responden
12 46 responden 4 responden
13 46 responden 4 responden
14 46 responden 4 responden
*soal terlampir
Dari tabel diatas didapatkan hampir semua responden, yaitu sebanyak 47 orang yang
salah menjawab di nomor 9 yaitu mengenai tidak semua pendeta hipertensi timbul gejala.
4.7.2 Gambaran Perilaku Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah
Terkontrol
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku baik
sejumlah 35 responden (70 %), dan sisanya kurang baik sejumlah 15 orang (30%).
32
5 26 responden 24 responden
6 15 responden 35 responden
7 48 responden 2 responden
8 35 responden 15 responden
9 33 responden 17 responden
10 38 responden 12 responden
11 30 responden 20 responden
12 41 responden 9 responden
*soal terlampir
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 50 responden yang diteliti sebanyak 20
responden yang tidak mengontrol tekanan darahnya secara rutin, dan sebanyak 23 responden
tidak meminum obat tekanan darah tingginya secara teratur. Selain itu hampir seluruh
responden tidak melakukan perilaku dalam upaya mencapai tekanan darah tinggi pada soal
Perilaku
Pengetahuan Total
Baik Kurang Baik
Baik 14 6 20
Cukup 17 8 25
Kurang 4 1 5
Total 35 15 50
Dari tabel diatas terlihat bahwa antara pengetahuan dan perilaku responden dalam
33
4.8 Hasil Intervensi
Hasil intervensi mulai tanggal 11 Maret sampai 1 April 2015 didapatkan hasil 27
responden kontrol tekanan darah kembali setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan.
Dari 27 responden tersebut terdapat 2 orang yang sebelumnya memiliki pengetahuan kurang,
34
BAB V
PEMBAHASAN
sejumlah 20 responden (40%), cukup sebanyak 25 orang (25%) dan sisanya berpengetahuan
kurang sejumlah 5 responden (10%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penderita
hipertensi sudah mempunyai pengetahuan cukup baik. Sebagian responden tidak mengetahui
bahwa hipertensi tidak selalu menimbulkan gejala dan hipertensi dapat terjadi diusia muda.
Kurangnya pengetahuan responden ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain:
rendahnya tingkat pendidikan responden yang pada umumnya hanya tamatan sekolah dasar,
kurangnya keaktifan responden dalam mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh
petugas kesehatan setempat dan ada beberapa responden yang sudah berusia lanjut (diatas 50
tahun) dimana kemampuan responden dalam menerima informasi kesehatan agak kurang.
mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variable perilaku. Pengetahuan dapat
diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas cara berfikir dan ruang lingkup
mencapai tekanan darah terkontrol berjumlah 35 responden (70 %) dan respomden yang
kurang baik berjumlah 15 responden (30%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden sudah cukup baik upayanya dalam mencapai tekanan darah terkontrol. Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : ada tidaknya kemauan dari responden untuk
upaya mencapai tekanan darah yang terkontrol dan sulitnya meluangkan waktu untuk
35
diberikan oleh petugas kesehatan serta kurangnya dukungan keluarga dalam memotivasi
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,
baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut
Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat
diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Notoatmodjo (2007) tindakan merupakan aplikasi
dari sikap seseorang individu yang juga tidak terlepas dari pengetahuan individu itu sendiri.
Selain itu perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain lingkungan,
36
BAB VI
6.1 Kesimpulan
hipertensi tentang upaya menciptakan tekanan darah terkontrol masih cukup baik, dan
perilaku penderita hipertensi dalam upaya menciptakan tekanan darah terkontrol juga sudah
cukup baik.
6.2 Saran
Perlu ditingkatkan sosialisasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan penyuluhan
mengenai upaya mencapai tekanan darah terkontrol dan tindakan apa saja yang harus
Ditingkatkan kegiatan seperti posbindu atau pos lansia untuk menjaring penderita
hipertensi dan memberikan penyuluhan atau motivasi untuk kontrol rutin tekanan
37
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Hanid, Seminar the 5th scientific meeting on hypertension 2011. Available from:
http://www.today.co.id/read/2011/02/26/13140/astagaprevalensi_hipertensi_di_indon
esia_sangat_tinggi.
2. Depkes RI. 2007. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh
7. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan
8. Gray, et al. (2005). Lecture Notes Kardiologi edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical
Series.
9. Kumar, P., and Clark, M., 2005. Clinical Medicine 6th ed. London, UK: Elseveir
Saunders.
11. Hariwijaya, M., & Sutanto. (2007). Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Kronis.
12. Gardner, D.S. Hypertension and impaired renal function accompany juvenileobesity:
13. Soemantri, Djoko, Nugroho, J. 2006. Standar Diagnosis dan Terapi Penyakit Jantung
38
14. Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook. Sixth edition. The Mc. Graw
18. Cohen, L.D., Townsend, R.R., 2008. In the Clinic Hypertension. Available from:
www.annals.org/intheclinic/
19. Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Human Services.
20. Yogiantoro Mohammad, 2006. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, Aru.w., ed. Ilmu Penyakit
39
LAMPIRAN
Lampiran I
Kuisioner Penelitian
Nama :
Alamat :
No. Telpon :
Tekanan Darah :
Kontrol TD Terakhir :
A. Data demografi
1. Umur : tahun
3. Pendidikan : SD SMP
Lainnya
Tidak Ada
Keluarga
Pelayanan Kesehatan
Media massa/TV
40
Lain-lain
Tidak pernah
41
C. Aspek pernyataan perilaku
Tidak
No. Pernyataan Melakukan
Melakukan
1. Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap bulannya.
Saya membatasi mengkonsumsi makanan yang
2. mengandung kolesterol tinggi seperti daging merah,
gorengan, jeroan.
3. Saya mengkonsumsi buah dan sayuran segar setiap hari.
4. Saya selalu minum obat anti hipertensi secara teratur.
5. Saya tidur dan istirahat dengan cukup.
6. Saya berolahraga teratur minimal 3 kali seminggu.
7. Saya mengkonsumsi minuman keras.
8.. Saya tidak merokok.
Saya akan mengontrol emosi jika sedang marah/banyak
9.
pikiran.
10. Saya membatasi jumlah garam yang saya makan,
Saya bertanya kepada petugas kesehatan tentang
penyebab, faktor reiko dan cara pencegahan atau
11.
pengobatan tekanan darah tinggi pada saat pemeriksaan
tekanan darah.
Jika merasa sakit kepala dan jantung berdebar-debar
12. saya akan langsung mengkonsultasikannya ke petugas
kesehatan.
42