You are on page 1of 2

Batu basal (basalt) adalah batuan yang berwarna gelap, berbutir halus, dan merupakan batuan beku

yang utamanya tersusun atas mineral piroksen dan plagioklas. Batuan ini paling sering terbentuk sebagai
batuan ekstrusif (aliran lava). Akan tetapi, batuan ini juga sering terbentuk sebagai intrusi kecil dalam
bentuk dike maupun sill. Batu basal memiliki komposisi yang mirip dengan gabro. Perbedaan keduanya
ada pada ukuran butir mineralnya. Pada batu basal ukuran butirnya lebih halus dibandingkan dengan
batu gabro yang berbutir kasar.

Kebanyakan basal terbentuk sebagai "bedrock" di bumi. Dibandingkan jenis batuan yang lain, basal lebih
banyak terbentuk sebagai batuan alas. Sebagian besar area cekungan (laut) di bumi teralasi oleh basal.
Meskipun basal kurang umum ditemukan di kerak benua, namun aliran lava (lava flows) dan banjir basal
(basalt flood) juga cukup sering meng-alasi permukaan daratan.

Selain di bumi, basalt juga merupakan batuan yang melimpah di Bulan dan Mars. Permukaan Bulan
banyak di didasari oleh aliran lava basaltik dan basal flood. Daerah bentukan di Bulan ini dikenal sebagai
"lunar maria". Lunar maria dapat dilihat dengan adanya hamparan "lava flows" yang luas, yang mungkin
telah dipicu oleh peristiwa impact yang besar. Besarnya peristiwa lunar maria dapat diperkirakan dengan
mengamati densitas kawah di permukaannya.

Olympus Mons adalah salah satu gunung berapi perisai yang ada di planet Mars. Seperti kebanyakan
fitur vulkanik lainnya di Mars, gunungapi ini dibentuk oleh lava flows basaltik. Olympus Mons merupakan
gunung tertinggi di Mars dan gunung berapi terbesar yang ada di tata surya kita (lihat disini gunung
berapi terbesar di dunia).

Gambar batu basal dan pembentukannya.

Pembentukan Batu Basal

Sebagian besar basal yang ditemukan di Bumi dihasilkan pada tiga lingkungan pembentukan yaitu : 1)
Pada batas divergen oceanik, 2) Pada Oceanik hotspot, dan 3) Pada mantel plume dan hotspot di bawah
kerak benua.
Pembentukan Basal Pada Batas Divergen Oceanic

Sebagian besar basalt di bumi dihasilkan pada batas lempeng divergen pada sistem "mid-ocean ridges"
(pematang tengah samudra). Arus konveksi dari dalam mantel menghasilkan peluruhan/melting pada
batuan yang ada sebelumnya. Hasil ini akan terbentuk sebagai batas divergen yang tertarik/terpisah dan
meletus di dasar laut (letusan submarine fissure), dan letusan ini sering menghasilkan basal bantal
(pillow basalts).

Pegunungan aktif di tengah laut merupakan tubuh (host) dari letusan celah (fissure) yang terjadi
berulang-ulang. Sebagian besar pegunungan aktif dasar laut terbentuk pada batas-batas konvergen yang
berada dibawah permukaan air pada kedalaman yang maksimum. Di daerah ini setiap uap, abu, ataupun
gas yang dihasilkan dari letusan akan diserap oleh kolom air sehingga tidak sempat mencapai
permukaan. Aktivitas gempa adalah satu-satunya indikasi yang banyak berasal dari letusan di pematang
(ridge) samudra. Islandia adalah contoh pegunungan dasar laut, namun telah terangkat ke permukaan
sehingga kita dapat mengamati langsung aktivitas gunung berapinya.

Pembentukan Basal Pada Hotspot Oceanic

Kita ketahui bahwa Hotspots dapat tersebar tidak teratur, tetapi juga nonrandom. Hotspot sering
tersebar di dekat batas lempeng divergen (mid-ocean ridges), dan biasanya menghilang dari wilayah-
wilayah di dekat batas lempeng konvergen (subduction zones).

Hotspot Oceanik merupakan lokasi lainnya dimana sejumlah besar basal juga dapat ditemukan. Ini
merupakan lokasi dimana plume-plume kecil batuan yang mengalami "melting" naik melalui mantel
bumi dari hotspot pada inti bumi. Kepulauan Hawaii adalah contoh di mana gunungapi telah terbentuk
di atas sebuah hotspot oceanik.

Basal yang dihasilkan di lingkungan tersebut diawali dengan letusan di dasar laut. Jika hotspot tersebut
tertopang (sustained), letusan yang terjadi akan berulang-ulang dan dapat menghasilkan kerucut
vulkanik yang lebih besar. Ini akan terus membesar hinggga membentuk sebuah pulau. Itulah mengapa

You might also like