You are on page 1of 4

Kampung Abar, Penghasil Gerabah Satu-

satunya di Papua

Kerajinan Gerabah khas Kampung Abar

Kerajinan gerabah dapat ditemui di berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali


di Papua. Terletak di salah satu sisi Danau Sentani, terdapat Kampung Abar yang
bersejarah. Konon Kampung Abar menjadi satu-satunya tempat penghasil gerabah di
tanah Papua.

Ketika rombongan turun dari dermaga Kampung Abar, tampak satu rumah model
panggung yang dihias menarik. Terletak persis di sampingnya, adalah meja dengan
berbagai kerajinan gerabah, mulai dari mangkuk hingga gantungan kunci.

Penasaran, detikTravel pun menghampiri salah seorang anggota masyarakat


yang bernama Felix. Beliau merupakan salah satu tokoh adat Kampung Abar yang
mengurus bendahara kampung. Ia pun menjelaskan beberapa hal terkait kampungnya.
"Kampung Abar punya kerajinan tanah liat (gerabah), itu lihat saja di depan rumah-
rumah, ukurannya beda-beda," ujar bendahara Kampung Abar, Felix, saat
diwawancarai detikTravel, Sabtu (20/6/2015)

Sebagai salah satu desa adat di Danau Sentani, Kampung Abar memang terkenal akan
kerajinan tanah liat atau gerabah. Dilihat dari bentuknya yang masih sedikit kasar,
terlihat kalau kerajinan itu dibuat secara tradisional.

Sekembalinya dari Kampung Abar, detikTravel pun sempat bertanya perihal kerajinan
gerabah ke salah satu pemuda bernama Yuli yang menjaga booth Kampung Abar di
pameran Festival Danau Sentani.

"Kerajinan ini cuma ada di Kampung Abar saja, karena cuma di Abar tanahnya cocok
untuk buat seperti itu. Biasanya kaum perempuan yang buat," ujar Yuli.

Dari keseluruhan desa yang ada di Danau Sentani, hanya di Kampung Abar saya yang
memiliki kerajinan tanah liat. Alasannya, hanya tanah di Abar saja yang memiliki
karakteristik untuk membuat kerajinan tanah liat. Kalau ada desa lain yang juga
membuat, dapat dipastikan kalau tanahnya berasal dari Abar.

Hari ini merupakan hari terakhir dari Festival Danau Sentani 2015. Jika tengah
berkunjung ke Kampung Abar di Sentani, jangan lupa untuk membeli cinderamata dari
tanah liat yang khas dan eksotis.
Abar, Desa Pengrajin Tanah Liat Tradisional
Papua
Pembuatan gerabah secara tradisional

Jayapura - Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, tak hanya tersohor akan indahnya.
Ada kerajinan tanah liat yang bisa wisatawan lihat di Desa Abar. Selain melihat langsung
proses pembuatan, Anda juga bisa langsung membelinya.

Ada 24 desa adat yang tersebar di Danau Sentani. Masing-masing menghadap ke arah danau,
membuat desa-desa ini seperti terapung di atas air. Kekayaan alam dan budaya sudah tak
diragukan lagi. Masing-masing desa adat punya ciri khas, tak terkecuali Desa Abar.

Abar adalah desa penghasil kerajinan tanah liat, atau Sempe dalam bahasa lokal. Hasil
kerajinan dari Desa Abar sudah terkenal seantero Papua. Tanah liat ini lalu dibawa ke pulau-
pulau lain, bahkan sampai luar wilayah Danau Sentani.

"Satu-satunya desa yang punya tanah liat sebagai bahan kerajinan," kata Samuel, guide
Sentani Lake Tour yang detikTravel ikuti beberapa waktu lalu.

Saya terpesona oleh tarian Onomi Foimoi (selamat datang) yang diperagakan masyarakat
setempat. Mereka menyambut wisatawan dengan sukacita, kamera saya bidik ke segala arah.
Kepala Suku lalu menyambut saya dan rombongan, waktu itu dengan beberapa wartawan yang
meliput Festival Danau Sentani 2012.

"Ini adalah desa kecil dengan nama besar," begitu kata Kepala Suku.

Tak hanya dalam negeri, kerajinan Sempe dari desa ini juga dieskpor ke luar negeri. Saya pun
penasaran, apa rahasia dan keunikan kerajinan tanah liat dari desa ini?

Rupanya bahan baku itu, tanah liat itu, bertebaran di seluruh pesisir desa. Tekstur tanah liat
seperti ini tak ada yang menandingi, bahkan oleh pengrajin paling handal sekali pun. Di salah
satu teras rumah saya melihat seorang mamak sedang asyik "menguleni" tanah liat. Saya pun
bertanya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu kerajinan?

"Nggak sampai satu jam," ujar Estikabei, tersenyum kepada saya yang terperangah
mendengarnya. Wah, tangan-tangan milik masyarakat Desa Abar tampak terbiasa menguleni
adonan tanah liat.

Beranjak ke lokasi lebih tinggi, terdapat rumah pembuatan gerabah dengan cara lebih modern.
Di rumah ini, Sempe dibuat menggunakan alat pemutar. Berbeda dengan Estikabei yang tak
menggunakan alat bantu apa pun saat membuat Sempe. Tapi, bukan berarti nilai-nilai
tradisional dan origininalitasnya berkurang.

"Ini untuk membantu melestarikan Sempe. Apalagi banyak pesanan, jadi bikinnya harus lebih
banyak. Pakai alat pemutar ini jadinya lebih cepat," tutur salah satu pengrajin Sempe yang
ditemui detikTravel.

Sempe khas Desa Abar punya beragam warna, tergantung dari titik mana tanah liat itu diambil.
Ada warna merah, kuning, hitam, cokelat, juga hitam kekuningan. Uniknya, warna alami ini baru
terlihat setelah Sempe itu selesai dibakar.

Pembakaran Sempe dilakukan persis di depan rumah tersebut. Terdapat oven pembakar dari
batu bata berukuran besar, pun tinggi. Cukup untuk membakar 2.000 Sempe dalam sekali
proses!

Kerajinan Sempe khas Desa Abar ini bisa langsung dibeli oleh wisatawan. Kalau mau pesan
dalam jumlah banyak pun bisa, sekalian melestarikan hasil tradisi yang sudah ada sejak lama.

You might also like