You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh
dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan
atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.1
Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala yang nyata, namun sebagian
lagi menimbulkan masalah seperti rasa sakit dan perdarahan. Bahkan kista
ovarium yang malignan tidak menimbulkan gejala pada stadium awal, sehingga
sering ditemukan dalam stadium yang lanjut. Komplikasi yang paling sering dan
paling serius pada kista ovarium yang terjadi dalam kehamilan adalah peristiwa
torsio atau terpeluntir. Ada beberapa kista yang dapat menjadi ganas, dengan
risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause1.
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan
penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Insidensi keganasan
ovarium memiliki variasi yang luas rerata tertinggi terdapat di Negara
Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika, insidensi keganasan
ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988
sampai 19913,4.

Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut. Jadi
tidak semua kista ovarium dioperasi. Tindakan operatif selain sangat invasif,
dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga untuk menentukan
apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar
jelas1.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Ovarium


Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri dengan
mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan.
Ovarium berukuran sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira- kira 4 cm,
lebar dan tebal kira- kira 1,5 cm.5
Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat
ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk
ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya ke atas dan belakang,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan
tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat dengan uterus, dan tidak
jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung ovarium yang
lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium
tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di
ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari
gubernakulum.5
Struktur ovarium terdiri atas :
1. Korteks ovarium ; terletak di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium
germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma
serta folikel- folikel primordial
2. Medulla ; terletak di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma
dengan pembuluh- pembuluh darah, serabut – serabut saraf dan sedikit
otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap
bulan satu folikel akan keluar, kadang- kadang dua folikel yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel de Graff. Folikel – folikel ini merupakan
bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak
yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat- tingkat perkembangan dari satu sel
telur dikelilingi oleh satu lapisan sel- sel saja sampai menjadi folikel de Graff

2
yang matang terisi dengan likour folikulli, mengandung estrogen dan siap untuk
berovulasi.5,6. Folikel de Graff yang matang terdiri atas :
1. Ovum ; yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai
nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus
pula
2. Stratum granulosum yang terdiri atas sel- sel granulisa, yakni sel- sel
bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi
ovum ; pada perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu
rongga terisi likour folikuli
3. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan
sel- sel yang lebih kecil daripada sel granulosa
4. Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak
Pada ovulasi, folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium
pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel- sel granulosa yang melekat
pada ovum yang membentuk korona radiata bersama- sama ovum ikut dilepas.
Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai
persiapan untuk dapat dibuahi. 5,6
Setelah ovulasi, sel- sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi
dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likour folikuli. Demikian pula
jaringan ikat dan pembuluh- pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya
timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus
rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel- selnya timbul
pigmen kuning, dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel- selnya membesar
dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya. 5,6
Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada
pembuahan ovum, sel- sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan
menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat
laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum tetap ada,
malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2,5 cm pada
kehamilan 4 bulan. 5,6

3
Gambar 2.1 Anatomi ovarium

2.2 Definisi Tumor Ovarium


Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan,
dan penyebab pastinya sendiri belum diketahui. Kista adalah kantong berisi
cairan, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang
berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium
atau tumor ovarium. Kista ovarium adalah massa kistik yang berasal dari ovarium
yang bersifat jinak. Pada wanita yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.6

Gambar 2.2 : Ilustrasi Tumor Ovarium6

4
2.3 Epidemiologi
Berdasarkan data penilitian di Amerika Serikat, umumnya kista ovarium
ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik abdominal maupun
transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang sudah
postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan
10% sisanya adalah kista yang mengarah ke keganasan.
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif
jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur
yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.5

2.4 Sifat Kista


2.4.1 Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya
berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut
berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan
pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat
fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak
menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut
mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami
oleh orang di usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi. Biasanya
kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid. Beberapa jenis
kista fisiologis diantaranya adalah kista korpus luteal, kista folikular, kista
teka-lutein.4

2.4.2 Kista Patologis


Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker
ovarium.Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari
semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini
pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila
sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium
lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian
penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.1

5
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang
kadang tidak disadari penderita.Karena, kista tersebut sering muncul tanpa
gejala seperti penyakit umumnya.Itu sebabnya diagnosa agak sulit
dilakukan.Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian
bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya
sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan
pengangkatan melalui proses laparoskopi.1,2
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium.Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak
menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas.Tetapi sampai
saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.
Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding
sel tebal dan tidak teratur.Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi
cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid
dan dapat bersifat ganas.1,2,3

2.5 Klasifikasi Kista


Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan solid
1. Tumor Non Neoplastik
a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo-ovarial
iii. Kista tubo-ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium

6
2. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
i. Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistadenoma ovarii musinosum
iii. Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid
i. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,
limfangioma
ii. Tumor Brenner
iii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1

1. Kista Ovarium Non-Neoplastik


a. Tumor Akibat Radang
Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi
pada adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini
didahului oleh masuknya bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian
salfing dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi
proses imunologis sehingga terbentuk abses.1
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel
primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi
kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya
berdiameter 1-1 ½cm.Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan
apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya
jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena
kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.1,3
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang
tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak

7
mengandung estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH (folikel
stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui
saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5
cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau
gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya
asimtomatik.1

Gambar 2.3 Kista Folikel

c. Kista Korpus Lutein


Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan
menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan
mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang terjadi
di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah
coklat karena darah tua. Pada pembelahan ovarium kista korpus
luteum memberi gambaran yang khas.Dinding kista terdiri atas lapisan
berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel
teka.Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri.
Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik
terganggu,kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.1,3

8
Gambar 2.4 Kista Korpus Luteal

d. Kista Teka Lutein


Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini ialah
akibat pengaruh hormone koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung
telur yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan
oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti
jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur,
serta terapi hormon.

Gambar 2.5 Kista Teka Lutein

9
e. Kista Inklusi Germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada
wanita usia lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di
bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel
kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.1,3

Gambar 2.6 Kista Inklusi Germinal

f. Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat
proliferasi dari sel yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi
darah yang merupakan hasil peluruhan dinding saat menstruasi.1

2. Neoplasia Jinak
a. Kistik:
 Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada
dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jarinngan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui
apakah ada keganasan.1,3

10
 Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan
kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang
sama. Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada
kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga
memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat
juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar
5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur
darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan
gambaran makroskopis kistadenoma serosum papileferum yang ganas
dari yang jinak, bahkan pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu
mernberikan kepastian.
Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi
epitel kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti
sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelum), maka bentuk epitel pada papil
dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar
seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan
kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum
papiliferum, tetapi bukan ganas.
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa
proliferatif. Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari
pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah
pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun ascites.

11
Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium
kecuali pada stadium terminal. 1,2,6
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum
secara makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-
35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila
terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik.
Meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan tumor tersebut
mungkin jinak (histopathologically benign), tetapi secara klinis harus
dianggap sebagai neoplasma ovarium ganas (clinicaly malignant).
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh
karena berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.
Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen
section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada
waktu operasi.1,3

Gambar 2.7 Kista Ovarium Serosum

12
 Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin
muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia
mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari
teratoid ditemukan pada penderia yang muda. Paling sering pada wanita
berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa prapubertas.
Tumor evarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan
kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60%
dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum nerupakan
40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan
berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular
yang mengandung niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya.
Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor
ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama
apabila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.
Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin,
melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.
Pemeriksaan mikroskopik: tampak dinding kista dilapisi oleh epital
torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang
terdapat dalam satu lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi
untuk tumbuh seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-
kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi
suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat operasi),
maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga
perut, dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat
pseudorniksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus
bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita

13
meninggal karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah
padat dan pertumbuhan papiler.1,3
 Kista Endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas
sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak
terletak dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibat
peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan darah haid
yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1
pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama
sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3

Gambar 2.8 Kista Endometroid

 Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang
kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25%
dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa
reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat
mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa
kilogram.
Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat
pembentukan lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa
akan menjadi sel sel folikel rambut, tulang, serta gigi secara tidak
sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini tidak mempunyai ciri
yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis.
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat
ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang

14
rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa traktus
gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk kelenjer sebasea
berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5%
dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.1,3

Gambar 2.9 Kista Dermoid

b. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma.Akan tetapi,
ini tidak berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun
semuanya berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda
pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium
dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.1,6
 Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium,
kurang dari 1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma
ovarium atau sel mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5%
dari semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada
penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg,
dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya
merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma

15
durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri
atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila
terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii.
Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi
torsi. Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii,
ascites, hidrotoraks). 1,2,6
 Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang
ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause.
Frekuensinya 0,5% dari semua tumor ovarium. Besar tumor ini beraneka
ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya
tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti
fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini
temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas,
terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel,
yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas,
dan jika masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam
beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan
klinisnya.1,2,6
 Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae,
dan perubahan suara.

16
2.6 Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium
timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.1
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma
Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang tercetus
oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.

2.7 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.1,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada

17
kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.1,2
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel
dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2

2.8 Tanda dan Gejala


Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala
dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.4,6
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut:
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan

18
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.4

2.9 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik.
Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik.
Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista
ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau
padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.5,6
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan
terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding
depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.

Gambar 2.10 Gambaran Kista pada USG

19
2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis
apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas.Berikut pemeriksaan yang
umum dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
 Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan untuk screening
awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat
menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
 Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah penyakit keganasan, dapat
diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit, HB, HT juga
dapat membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
 Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah ada kemungkinan
lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk menyingkirkan
diagnosis banding.
 Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik pada keganasan
ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa, namun CEA kurang
spesifik karena marker ini juga mewakili keganasan kolorektal, uterus dan
ovarium.

3. Pemeriksaan Patologi Anatomi


Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari tumor
ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan proses operasi,
kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah mikroskop.6

2.10 Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan
sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak
curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-obatan
simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID1,2,4
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.

20
Biasanya kista yang ganas tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami
penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista itu
bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi
setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi. Biasanya
untuk laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4,
sedangkan untuk laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-
9.1,2,4
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalui screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala
maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut.1,2,4,6

2.11 Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.1
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang
berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.1,6

21
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 IDENTITAS PASIEN


Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 37 tahun
Tanggal lahir : 08 Agustus 1981
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Dusun 3 margo rukun RT.012 RW. 003 margo rukun air saleh,
Muara Sugihan, Sumatera Selatan
No. RM : 58.06.43
MRS : 1 Oktober 2018 pukul 14.15 WIB

Suami Pasien
Nama : Tn. D
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku : Indonesia

3.2 ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Benjolan di perut bagian bawah tengah

B. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang dengan keluhan teraba benjolan di perut bagian bawah tengah
sejak 2 bulan SMRS. Benjolan tidak nyeri. Benjolan teraba sebesar kepalan
tangan orang dewasa. Benjolan dirasakan semakin membesar. Benjolan tidak

22
mengganggu aktivitas.. Pasien juga mengeluh nyeri di perut bagian bawah sejak 2
bulan yang lalu. Nyeri hilang timbul, timbul saat melakukan aktivitas berat. Nyeri
semakin bertambah sejak 3 hari SMRS Pasien tidak mengalami penurunan berat
badan. Tidak mengalami penurunan nafsu makan. BAK seperti biasa, tidak ada
gangguan dalam berkemih. Menstruasi seperti biasa, tiap bulan dan tidak ada
keluhan.

C. Riwayat Menstruasi :
- Menarche : 13 tahun
- Siklus menstruasi : 28 hari
- Lamanya : 7 hari
- Nyeri saat menstruasi : (-)
- Pernah Keluar darah diluar siklus haid : (-)

D. Riwayat Perkawinan
- Pasien telah menikah selama ± 23 tahun

E. Riwayat Persalinan
1. 1997/laki-laki/3200 gram/spontan/lahir dirumah/penolong dukun/ spontan
2. 2002/abortus/keluar sendiri
3. 2003/laki-laki/3200 gram/spontan/lahir dirumah/penolong dukun
4. 2007/perempuan/3200 gram/spontan/lahir dirumah/penolong dukun

F. Riwayat Kontrasepsi
- Pasien mengatakan menggunakan alat kontrasepsi implan sejak tahun
2018.

G. Riwayat Penyakit Dahulu :


- Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes mellitus, dan asma.

23
H. Riwayat penyakit keluarga :
- Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti
pasien. Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan
asma disangkal.

3.3 PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran/GCS : Compos Mentis/E4V5M6
c. Tinggi Badan : 155 cm
d. Berat Badan : 46 kg
e. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Frekuensi nadi : 86 x/menit, reguler,isi dan tegangan cukup
- Frekuensi napas : 22 x/menit, reguler
- Suhu : 36,6oC
f. Kepala/leher : konjungtiva anemis -/-; ikterik -/-
g. Thorax
- Inspeksi: retraksi (-)
- Palpasi: pergerakan dinding dada simetris
- Perkusi: sonor +/+, batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi:
Cor : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-);
Pulmo : vesikuler +/+ normal, wheezing -/-, rhonki -/-.
h. Abdomen: Lihat status ginekologi
i. Ekstremitas: hangat (+/+)/(+/+); edema (-/-)/(-/-)

B. Status Ginekologi
1) Pemeriksaan Abdomen Luar:
- Inspeksi : tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
terlihat massa menonjol di regio hipogastrium
- Auskultasi: bising usus (+) normal
- Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, diatas tumor pekak

24
- Palpasi : TFU tidak teraba, teraba massa dengan konsistensi padat
pada perut bawah regio hipogastrium dengan ukuran ±7x8 cm,
permukaan irregular, berbatas tegas, tidak dapat digerakkan, tidak
terdapat nyeri tekan (-).

2) Pemeriksaan Inspekulo :
Porsio ukuran normal, licin permukaan erosi (-), fluksus (-), livide (-),
OUE (-), fluor albus (-), perdarahan aktif (-), pluxus (-). Dinding
vagina normal. Massa (-), Peradangan (-).
3) Pemeriksaan Dalam (VT) :
Dinding vagina normal, massa (-). Portio licin, Ø (-), nyeri goyang (-).
Adneksa Parametrium kanan dan kiri Cavum Douglas teraba massa
padat mobilitas terbatas, pada palpasi bimanual korpus uteri
antefleksi, nyeri (-).

3.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG (29 September 2018)


A. Pemeriksaan Laboratorium
1. Hb : 14,2 g/dL
2. Leukosit : 7.700/uL
3. Diff Count
Eosinofil : 0,7
Basofil : 0,1
Limfosit : 20,4
Monosit : 4,9
N. Batang : 0
N. Segmen: 63
7. LED : 67 mm/jam
8. Golongan darah : AB (+)
9. Urin
- Warna : kuning
- Kejernihan : jernih
- Berat jenis : 1.030

25
- pH : 5.5
- Protein : Positif (+)
- Glukosa : Negatif (-)
- Nitrit : Negatif (-)
- Keton : Positif (+)
- Bilirubin : Negatif
- Urobilinogen : Negatif

B. Pemeriksaan USG (29 September 2018)


Hasil: Kista ovarium

3.5 DIAGNOSIS KERJA


Kistoma Ovarium

3.6 TATALAKSANA
- Observasi KU dan TV
- Rencana Laparotomi tanggal 2 Oktober 2018

3.7 TEMUAN INTRAOPERATIVE

Terdapat massa kistik di ovarium sinistra dan tuba Sinistra dengan ukuran
14 x 6 x 5 cm, perlengketan (-), uterus atrofi (-), dan terdapat pembesaran
sampai ke tuba fallopi sinistra. Selain itu, juga terdapat massa kistik di
ovarium dextra dengan ukuran 4 x 3 x 2 cm

26
3.8 FOLLOW UP
HHari/Tanggal Follow Up
Rabu, 3 Oktober S: Nyeri pada tempat bekas operasi
2018 O: KU : Baik
7.00 WIB Vital Sign :
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 20x/menit
- T : 36,6º C
- Nadi : 80x/menit
Bising Usus (+) Normal
Luka Operasi terasa nyeri
Hb post op: 12,9 g/dl
A: Post Salfingooforektomi Sinistra dan Oforektomi
Dextra
P:  Observasi KU, vital sign
 Aff infus
 Aff kateter
 Ganti perban
 IVFD RL gtt 20 x/menit
 Infus metronidazole 3 x 500mg/infus kocor
 Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gram/IV
 Injeksi tramadol 3 x 1 amp/ drip
 Injeksi asam traneksamat 3 x 1 tab/oral
 Inbion 1x1 tab/oral
 Pronalges supp 4x100/anal
HHari/Tanggal Follow Up
Kamis, 4 S: Tidak ada keluhan
Oktober 2018 O: KU : Baik
07.00 WIB Vital Sign :
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 21 x/menit
- T : 36,5º C

27
- Nadi : 82x/menit
Bising Usus (+) Normal
Luka Operasi terasa nyeri
A: Post Salfingoovorektomi Sinistra dan Ovorektomi
Dextra
P:  Cefadroxil 2x50 mg
 Asam mefenamat 3x1
 Inbion 1x1
 Rencana pulang

28
BAB IV
ANALISA KASUS

Pada laporan kasus berikut, diajukan suatu kasus seorang wanita berusia 37
tahun yang kemudian didiagnosa dengan diagnosa Kistoma Ovarium. Selanjutnya
akan dibahas :

1. Apakah diagnosa dan pemeriksaan pada kasus ini sudah tepat?


Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor
ovarium.(Wiknjosastro, 2007)
Pasien ini didiagnosa dengan kistoma ovarium, hal ini berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan serta
penemuan intraoperatif. Pada kasus ini gejala dan tanda yang dialami pasien
adalah adanya nyeri pada perut bagian bawah sejak 2 bulan SMRS., nyeri
dirasakan hilang timbul. Selain itu pasien juga mengeluh teraba benjolan pada
perut bagian bawah. Nyeri pada perut dapat disebabkan peregangan atau
penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
Pada kista yang berukuran besar sering dikeluhkan penurunan nafsu makan
dan hal ini tidak dikeluhkan oleh pasien. Pada pasien ini tidak ada keluhan buang
air kecil atau besar yang biasanya ada karena penekanan oleh kista pada vesika
urinaria dan rectum, hal ini kemungkinan karena posisi kista pada abdomen yang
tidak menyebabkan penekanan sehingga tidak menimbulkan keadaan tersebut di
atas.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien untuk menentukan diagnosis
kista dalam hal ini adalah pemeriksaan abdomen teraba massa dengan konsistensi
padat pada perut bagian bawah dengan ukuran ±7x8 cm, permukaan irregular,
berbatas tegas, tidak dapat digerakkan dan tidak terdapat nyeri tekan (-). Dari
pemeriksaan fisik ini cenderung terhadap kista ovarium neoplastik semakin besar.
Tidak didapatkan tanda-tanda peradangan pada pasien seperti suhu badan tinggi
dan tumor yang lengket dengan peritoneum.

29
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat dibuat beberapa
diferensial diagnosis yaitu tumor – tumor abdomen yang biasanya terletak di
bagian bawah rongga perut seperti mioma subserosum dan mioma
intraligamenter, serta tumor-tumor bukan dari ovarium yang tertelak di daerah
pelvis antara lain ginjal ektopik, limpa bertangkai dan tumor dari kolon
sigmoideum. Namun pemeriksaan ini belum dapat menegakkan diagnosis pasti
tumor ovarium, karena harus menyingirkan diferensial diagnosis dari kista
ovarium sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan dalam kasus ini adalah pemeriksaan ultrasonografi
(USG) yang menunjukkan kesan kista ovarium.
Pasa pasien dilakukan tindakan operasi salphyngo-ooforektomi sinistra
(SOS), ditemukan massa kistik di ovarium dan tuba sinistra dengan ukuran 14 x 6
x 5 cm, perlengketan (-), dengan cairan kuning kental (musin), papil (-). Selain
itu, juga dilakukan oforektomi dextra karena terdapat massa kistik di ovarium
dextra dengan ukuran 4 x 3 x 2 cm. Kesan yang didapat dari penemuan
intraoperatif ini adalah sebuah kista ovarium dextra dan sinistra, untuk
mengkonfirmasi hal tersebut perlu dilakukan lanjutan yaitu pemeriksaan patologi
anatomi (PA). Diagnosis akhir pasien adalah kistoma ovarium dekstra dan sinistra

2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah tepat ?


Tindakan yang dilakukan pada pasien kista pada kasus ini adalah terapi bedah
yaitu salphyngo-ooforektomi sinistra dan ofotektomi dextra. Indikasi tindakan
bedah yaitu kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi
atau kista yang memiliki ukuran demikian besar, kista yang ditemukan pada
wanita yang menopause atau kista yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa dan
sampai timbul perdarahan. Pada Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik
yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada
bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi pada kasus ini tumor
demikian besar sehingga perlu dilakukan pengangkatan ovarium yang disertai
pengangkatan tuba (salphyngo-ooforektomi).

30
Pada kasus ini setelah dilakukan laparatomi, pasien dalam kondisi baik dan
sudah melakukan mobilisasi sehingga sudah dapat dipulangkan pada hari ke-2
post operasi.

31
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan kasus ini terdiri dari:

1. Diagnosis pada pasien ini sudah tepat sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang dan penemuan intraoperatif yaitu Kistoma
ovarium dextra dan sinistra.
2. Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat yaitu tindakan
bedah dengan melakukan pengangkatan ovarium yang disertai pengangkatan
tuba (salphyngo-ooforektomi).

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. 2004. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin


A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta,
1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference, Ovarium Anatomy, Tersedia di
http://emedicine.medscape.com/article, Last Update October 3, 2013.
Diakses pada 5 Oktober 2018.
5. Medscape Reference, Ovarian Cyst, Tersedia di
http://emedicine.medscape.com/article, Last Update August 19, 2013.
Diakses pada 5 Oktober 2018.
6. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic
Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008
7. Jim Baum. Ovarian Pathology. Illustrated Review of obgyn sonography.
Tersedia di http://prosono.ieasysite.com/2.2_gyn_pathology_ovary.pdf
Diakses pada 5 Oktober 2018.
8. Giede. Ovarian cyst in Post-menopausal Women: when to worry. Tersedia
di http://www.stacommunications.com/journals/ Diakses pada 5 Oktober
2018.

33

You might also like