You are on page 1of 7

Promotif, Vol.6 No.

1, Januari-Juli 2016 Hal 55-61 Artikel VII

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS SINGGANI KOTA PALU

THE RISK FACTOR OF ANEMIA IN PREGNANT WOMEN


IN THE CLINIC SINGGANI THE CITY OF PALU
1 2
Yusria, Jamaluddin Sakung
1
Depertement Epidemiologi of Public Health of Muhammadiyah Palu University
2
Departemen of Chemistry, Faculty of Teacher and Training Education Tadulako Palu
University

ABSTRACT
The data of WHO (2011), prevalence of anemia in pregnant women in the
world of 83,2%. He highest prevalence of anemia found in pregnant women in Africa
that is 94,2% and 89,5% in Asia, and 30% in Indonesia. Based on data obtained clinic
Singgani, the number of pregnant women in 2015 (January-December) there are 70
people were pregnant women suffering anemia. The Purpose of this study to determine
risk factor for incidence of anemia in pregnant women in the clinic Singgani the city
Palu. This research is a research survey analitic with the mechanism appoarches Case
Control Study. The number of samples which is go respondent with the criteria for
inclusion of pregnant women with second pregnancy and axamination Hb. The analysis
is used in this study is the analysis of a univariate and bivariate with the test Odds Ratio
(OR). The result with the Odds Ratio shows that he was not a risk factor of anemia in
pregnant women with OR = 1,000 = 1, Parity is the risk of anemia in pregnant women
with OR = 1,496 > 1 and the distance of pregnancy is a risk factor of anemia in
pregnant women with OR = 7,818 > 1. The conclusion in this study is the age is not a
risk factor of anemia in pregnant women while parity and distance pregnancy are a risk
factor of anemia in pregnant women in the clinic Singgani the city of Palu. The advice to
the clinic Singgani to further improve outreach and more routine as well as active in the
axamination of Hb for any pregnant women.
Keyword : Age, Parity, Distance Pregnancy, Anemia
Reference : 29 (2006-2015)

PENDAHULUAN Berdasarkan Survei Demografi dan


Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
Anemia adalah berkurangnya kadar angka kematian ibu (yang berkaitan
Hemoglobil (Hb) dalam darah. Hb adalah dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)
komponen di dalam sel darah merah sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
(eritrosit) yang berfungsi menyalurkan Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika
oksigen keseluruh tubuh.Salah satu dibandingkan dengan negara–negara
kondisi berbahaya yang sering dialami tetangga. Lima penyebab kematian ibu
oleh ibu hamil adalah terbesar adalah perdarahan, hipertensi
anemia.Ketidakcukupan asupan dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus
makanan, misalnya karena mual dan lama/macet dan abortus. Kematian ibu di
muntah atau kurang asupan zat bezi, Indonesia tetap didominasi oleh tiga
8
dapat menyebabkan anemia zat bezi. penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan
(HDK), dan infeksi.

55
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 55-61 Artikel VII

Komplikasi yang paling sering dari hamil yang mendapatkan pemeriksaan


perdarahan pascapersalinan adalah Hb, terdapat 4.624 (56,70%) orang ibu
3
anemia. Jika kehamilan terjadi pada hamil yang mengalami anemia.
seorang ibu yang telah menderita anemia,
maka perdarahan pasca persalinan dapat Hasil survey dari 12 puskesmas tahun
memperberat keadaan anemia dan dapat 2014, prevalensi anemia di Kota Palu dari
berakibat fatal. Sebagian besar 3.432 orang ibu hamil yang mendapatkan
perempuan engalami anemia selama pemeriksaan Hb, terdapat 838 (24,42%)
masa kehamilan, baik di Negara maju orang ibu hamil yang mengalami anemia
maupun di Negara berkembang, dengan di Kota Palu.
perkiraan prevalensi sebesar 43% di
Negara berkembang dan 12% di Negara Berdasarkan data yang diperoleh dari
7
maju. puskesmas Singgani, jumlah ibu hamil
pada tahun 2015 (Januari-Desember)
Proses reproduksi merupakan proses terdapat 70 orang ibu hamil yang
melanjutkan keturunan yang menjadi mengalami anemia.
tanggung jawab bersama laki-laki
maupun perempuan. Oleh karena itu baik Tujuan penelian ini adalah untuk
laki-laki maupun perempuan harus mengetahui faktor risiko kejadian Anemia
mengetahui dan mengerti mengenai Ibu Hamil di Puskesmas Singgani Kota
berbagai aspek kesehatan reproduksi. Palu.
Distribusi dalam kesehatan reproduksi
adalah memahami kejadian yang METODE
berkaitan dengan masalah kesehatan Dalam penelitian ini peneliti
reproduksi, epidemiologi menggambarkan menggunakan penelitian survey analitik
kejadian menurut karakter orang, tempat dengan pendekatan Case Control Study
dan waktu. Karakter orang meliputi umur yaitu faktor risiko dipelajari dengan
saat hamil dan bersalin, status menggunakan pendekatan retrosfektif.
perkawinan, paritas, pekerjaan, ras, kelas Rancangan penelitian Case Control
social dan sebagainya. Gangguan
kesehatan reproduksi lebih sering terjadi Faktor
pada wanita, misalnya anemia. Anemia Risiko
(Hb < 12 g%) sangat terkait erat dengan +
masalah kesehatan reproduksi (terutama Retrospektif Kasus
pada perempuan). Jika perempuan
mengalami anemia akan sangat Faktor
berbahaya pada waktu ia hamil dan Risiko
melahirkan. Anemia dapat mengakibatkan -
kematian baik ibu maupun bayi pada saat
6 Matching Populasi
proses persalinan.
Faktor
Berdasarkan data WHO (2011), Risiko
prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia +
Retrospektif
sebesar 83,2%. Prevalensi anemia yang Kontrol
tertinggi terdapat pada ibu hamil di Afrika
yaitu 94,2% dan 89,5% di Asia, serta Faktor
30% di Indonesia. Risiko
-
Prevalensi anemia ibu hamil di
Sulawesi Tengah dari 8.155 orang ibu
56
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 55-61 Artikel VII

HASIL Untuk mengetahui faktor risiko


umur dengan kejadian anemia dapat
1. Faktor Risiko Umur dengan dilihat pada table 1.
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Tabel 1
Faktor Risiko Umur dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Singgani Kota Palu
Umur Kejadian Anemia Odd
Total Ratio
Menderita Tidak Menderita
(OR) CI
f % f % f %
Berisiko 3 6,7 3 6,7 6 6,7
1,000
Tidak Berisiko 42 93,3 42 93,3 84 93,3 (0,191-
5,241)
Total 45 100 45 100 90 100
Sumber : Data Primer 2015

Tabel 1 menunjukkan bahwa total tidak berisiko sebanyak 42 orang


responden sebanyak 90 orang. Dari 45 responden (93,3%).
responden yang menderita anemia dan Hasil penelitian dibuktikan dengan
memiliki umur yang berisiko yaitu nilai OR=1,000 yang berarti bahwa umur
sebanyak 3 orang reponden (6,7%) bukan merupakan faktor risiko kejadian
sedangkan umur yang tidak berisiko anemia ibu hamil di Puskesmas Singgani
sebanyak 42 orang reponden (93,3%). Kota Palu.
Selanjutnya dari 45 responden yang tidak
menderita anemia dan memiliki umur 2. Faktor Risiko Paritas dengan
berisiko yaitu sebanyak 3 orang Kejadian Anemia pada ibu Hamil
responden (6,7%) sedangkan umur yang Untuk mengetahui faktor risiko
paritas dengan kejadian anemia dapat
dilihat pada tabel 2:

Tabel 2
Faktor Risiko Paritas dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Singgani Kota Palu

Kejadian Anemia Odd Ratio


Total
Paritas Menderita Tidak Menderita (OR) CI
f % f % f %

Berisiko 11 24,4 8 17,8 19 21,1


1,496
Tidak Berisiko 34 75,6 37 82,2 71 78,9 (0,538-
4,161)

Total 45 100 45 100 90 100

Sumber :Data Primer 2015

57
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 55-61 Artikel VII

Tabel 2 menunjukkan bahwa total Hasil penelitian dibuktikan dengan


responden sebanyak 90 orang. Dari 45 nilai OR=1,496 yang berarti bahwa paritas
responden yang menderita anemia dan merupakan faktor risiko kejadian anemia
memiliki paritas yang berisiko yaitu ibu hamil di Puskesmas Singgani Kota
sebanyak 11 orang reponden (24,4%) Palu.
sedangkan paritas yang tidak berisiko
sebanyak 34 orang reponden (75,6%).
Selanjutnya dari 45 responden yang tidak 3. Faktor Risiko jarak Kehamilan
menderita anemia dan memiliki paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu
berisiko yaitu sebanyak 8 orang Hamil
responden (17,8%) sedangkan paritas Untuk mengetahui faktor risiko
yang tidak berisiko sebanyak 37 orang jarak kehamilan dengan kejadian
responden (82,2%). anemia dapat dilihat pada tabel 3:

Tabel 3
Faktor Risiko Jarak Kehamilan dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Singgani
Kota Palu
Kejadian Anemia
Odd
Jarak Tidak Total
Menderita Ratio
Kehamilan Menderita (OR) CI
f % f % f %

Berisiko 12 26,7 2 4,4 14 15,6


7,818
Tidak Berisiko 33 73,3 43 95,6 76 84,4 (1,636-
37,360)

Total 45 100 45 100 90 100


Sumber : Data Primer 2015

Tabel 3 menunjukkan bahwa total kehamilan merupakan faktor risiko


responden sebanyak 90 orang. Dari 45 kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas
responden yang menderita anemia dan Singgani Kota Palu.
memiliki jarak kehamilan yang berisiko
yaitu sebanyak 12 orang reponden PEMBAHASAN
(26,7%) sedangkan jarak kehamilan yang 1. Faktor Risiko Umur dengan
tidak berisiko sebanyak 33 orang Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
reponden (73,3%). Selanjutnya dari 45 Hasil penelitian melalui analisis
responden yang tidak menderita anemia univariat menunjukkan sebagian besar
dan memiliki jarak kehamilan berisiko responden tidak mempunyai umur
yaitu sebanyak 2 orang responden (4,4%) yang berisiko yaitu umur 20-35 tahun
sedangkan jarak kehamilan yang tidak dibandingkan dengan umur yang
berisiko sebanyak 43 orang responden berisiko yaitu >35 tahun. Hasil
(95,6%). penelitian Odds Ratio menunjukkan
Hasil penelitian dibuktikan dengan bahwa umur bukan merupakan faktor
nilai OR=7,818 yang berarti bahwa jarak
58
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 55-61 Artikel VII

risiko kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2. Faktor Risiko Paritas dengan
dengan OR 1,000 = 1. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Menurut asumsi peneliti bahwa Hasil penelitian menunjukkan
responden dengan umur berisiko >35 bahwa responden yang memiliki
tahun dan tidak berisiko 20-35 tahun paritas berisiko lebih banyak
yang menderita Anemia maupun yang menderita Anemia dibandingkan
tidak menderita Anemia hampir sama dengan yang tidak menderita Anemia
banyak, hal ini disebabkan oleh karena dan responden yang memiliki paritas
sebagian besar responden memiliki tidak berisiko lebih banyak yang tidak
jarak kehamilan dan paritas yang tidak menderita Anemia dibandingkan yang
berisiko serta tidak adanya responden menderita Anemia.Hasil penelitian
yang mengalami kehamilan diusia dengan uji Odds Ratio menunjukkan
remaja yaitu <20 tahun sehingga bahwa paritas merupakan faktor risiko
meskipun sebagian responden usia terhadap kejadian Anemia pada Ibu
risiko >35 tahun tidak mengalami Hamil dengan nilai OR 1,496 > 1.
Anemia pada kehamilannya. Menurut asumsi peneliti pada
Hasil penelitian ini sejalan paritas tinggi lebih berisiko untuk
dengan Melisa (2013), didapatkan terjadianya anemia pada kehamilan
bahwa faktor umur yang berisiko hal ini dikarenakan terjadinya
rendah (20-35 tahun) memiliki proporsi kehilangan zat besi pada kehamilan
yang lebih besar yaitu 79,4 % sebelumya yang dialihkan untuk
sedangkan yang memiliki faktor umur kebutuhan janin dan plasenta,
yang berisiko tinggi (<20 dan >35 terjadinya perdarahan pada saat
tahun) yaitu 20,6 %. persalinan serta terjadinya proses
Tubuh berada pada resiko tinggi metabolism pada masa nifas.
untuk menjadi anemia selama Penelitian ini sesuai dengan
kehamilan jika mengalami dua penelitian yang dilakukan oleh Melisa
kehamilan yang berdekatan, hamil (2013) bahwa responden yang anemia
dengan lebih dari satu anak, sering pada kelompok risiko rendah
mual muntah, tidak mengomsumsi proporsinya 12% sedangkan pada
cukup besi, mengalami menstruasi kelompok risiko tinggi proporsinya
berat sebelum kehamilan, hamil saat 74,4% dengan Ratio Prevalence 3,440
masih remaja dan kehilangan banyak dengan Confidence Interval (CI)=
5
darah. Anemia selama kehamilan (2,025-5,844) artinya responden yang
sama dengan anemia yang dijumpai paritas berisiko memiliki peluang 3,440
pada wanita yang tidak hamil, dan kali untuk mengalami anemia
semua anemia yang sering terdapat dibandingkan dengan responden yang
diantara kaum wanita dalam usia paritas rendah.
reproduksi dapat mempersulit Kehamilan meningkatkan
kehamilan. Anemia terjadi lebih sering kebutuhan total besi ibu hamil,
diantara wanita-wanita miskin, namun kehilangan besi seringakali akibat
keadaan ini sama sekali tidak berarti kehamilan sebelumnya. Sekitar 300
bahwa anemia hanya terbatas pada mg untuk janin dan plasenta, 200 mg
kelompok tersebut. Frekuensi anemia besi hilang akibat perdarahan selama
selama kehamilan bervariasi cukup dan setelah melahirkan dan sekitar
luas dan tergantung terutama 500 mg besi dari sisa (proses
pereparat zat besi yang diberikan metabolisme) sel darah merah ibu
2
selama kehamilan. dikembalikan kesimpanan gizi
postpartum. Sehingga, ibu kehilangan

59
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 55-61 Artikel VII

500 mg besi dalam setiap kehamilan melahirkan. Setelah melahirkan, kadar


viabel. Kehamilan berulang, terutama Hb secara khas berfluktuasi hingga
dengan interval pendek, dapat derajat yang tidak begitu besar
menyebabkan defisiensi besi yang disekitar nilai sebelum melahirkan,
1
berat. selama waktu beberapa hari dan
Insiden perdarahan postpartum meningkat ke kadar yang lebih tinggi
2
lebih tinggi pada paritas daripada kadar tidak hamil. Dua atau
2
tinggi. Semakin tinggi paritas insiden tiga tahun jarak antara kehamilan
abropsio plasenta, plasenta previa, memungkinkan terpenuhinya kembali
perdarahan uterus, mortalitas ibu dan simpanan tubuh. Sampai pada waktu
mortalitas perinatal juga itu, suplemen vitamin dan mineral
4
meningkat.Komplikasi yang paling dapat terpenuhi.
sering dari perdarahan
7
pascapersalinanadalah anemia. KESIMPULAN
3. Faktor Risiko Jarak Kehamilan
dengan Kejadian Anemia pada Ibu 1. Umur bukan merupakan faktor risiko
Hamil kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Hasil penelitian menunjukkan dengan nilai OR 1,000 = 1.
bahwa responden yang memiliki jarak 2. Paritas merupakan faktor risiko
kehamilan berisiko lebih banyak kejadian Anemia pada Ibu Hamil
menderita Anemia dibandingkan dengan nilai OR 1,496 > 1.
dengan yang tidak menderita Anemia 3. Jarak kehamilan merupakan faktor
dan responden yang memiliki jarak risiko kejadian Anemia pada Ibu Hamil
kehamilan tidak berisiko lebih banyak dengan nilai OR 7,818 > 1.
yang tidak menderita Anemia
dibandingkan yang menderita REKOMENDASI
Anemia.Hasil penelitian dengan uji
Odds Ratio menunjukkan bahwa jarak Untuk lebih meningkatkan
kehamilan merupakan faktor risiko penyuluhan tentang faktor risiko dalam
terhadap kejadian Anemia pada Ibu mencegah terjadinya Anemia dalam
Hamil dengan nilai OR 7,818 > 1. kehamilan serta petugas kesehatan selalu
Menurut asumsi peneliti bahwa rutin dan aktif memeriksa kadar Hb ibu
jarak kehamilan yang terlalu dekat <2 hamil terutama pada kunjungan pertama.
tahun dapat berisiko untuk terjadinya
anemia pada kehamilan hal ini DAFTAR PUSTAKA
dikarenakan kemungkinan belum
terpenuhinya kembali simpanan tubuh Benson, R.C. & Pernoll, M.L. 2009. Buku
ibu untuk mengalami suatu kehamilan. Saku Obstetri dan Ginekologi. EGC.
Penelitian ini sejalan dengan Jakarta.
penelitian yang dilakukan oleh Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Gant,
Nasyidah (2011) bahwa ibu hamil N.F., Alexander, J.M., Bloom, S.L.,
dengan jarak kehamilan <2 tahun lebih Casey, B.M., Dashe, J.S., Sheffield,
banyak mengalami anemia yaitu J.S & Yost, N.P. 2009.Obstetri
74,4% dan ibu hamil dengan jarak Williams Panduan Ringkas. EGC.
kehamilan >2 tahun yaitu 25,6%. Jakarta.
Selama masa nifas, tanpa Lahinka, R. 2015. Laporan Kesehatan
kehilangan darah yang berlebihan, Ibu.Dinkes Provinsi Sul-Teng.Sul-
konsentrasi Hb tidak terlihat menurun Teng.
secara berarti dari pada saat sebelum

60
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 55-61 Artikel VII

Medforth, J., Battersby, S., Evans, M., Rajab, W. 2009.Buku Ajar Epidemiologi
Matsh, B. & Walker, A. 2012. untuk Mahasiswa Kebidanan.EGC.
Kebidanan Oxford dari Bidan untuk Jakarta.
Bidan.EGC. Jakarta. Saifudin, A.B. 2008. Ilmu Kebidanan.Bina
Proverawati, A & Asfuah, S. 2009. Buku Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Ajar Gizi untuk Jakarta.
Kebidanan.NUMED.Yokyakarta. Sinsin, I. 2008. Masa Kehamilan dan
Persalinan.ElexMedia Kompotindo.
Jakarta.

61

You might also like