Professional Documents
Culture Documents
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
ABSTRACT
This study was conducted to describe the cause and performance of antibiotic susceptibility
of bacterial diarrhea. A total of 1006 rectal swab samples has been collected from diarrhea
patients in two subdisricts Puskesmas Mampang. South Jakarta and Puskemas Tambora, West
Jakarta, during April 1998 through Agustus 1999. Enteric pathogens isolated comprised of
Shigella 4.1% (S. flexneri 3.2%, S.sonnei 0.8%, S.dysenteriae 0.1%), Salmonella 0.9%
(Salmonella group A0.1% Salmonella group B 0.3%, Salmonella group C 0.1%, Salmonella
group D 0.1% and Salmonella group E. 0.3%) Compylobcter jejuni 0.7% and Vibrio
parahaemolyticus 0.1%. The highest number of cases with diarrhea were children less than 14
years of age and Shigella species was the most prevalent organism among the enteric pathogens
found Clinical features included fever, nausea, vomiting, and abdominal pain. Stool with blood
and mucus was found only in patients infected by Shigella species and C.jejuni. Antibiotic
multiresistance was found among C.jejuni only and Shigella, whereas Salmonella species was
still sensitive to the antibiotics tested (J.kedokter Trisakti 2001:20(2):57-65).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menggambarkan etiologi dan pola kepekaan antibioka pada diare
bakterial yang dilakukan dari bulan April 1998 sampai Agustus 1999. Sebanyak 1006 penderita
diare anak-anak dan dewasa dari dua Puskesmas, Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan dan
Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, diambil usap duburnya untuk dilakukan analisis
laboratorium. Dari bahan pemeriksaan usap dubur tersebut diisolasi kuman-kuman enteric,
Shigella sebanyak 4.1% (S.flexneri 3.2%, S.someri 0.8%, S.dysenteriae 0.1%). Salmonella 0,9%
(Salmolla gruo A 0,1%, Salmonella grup B 0.3%, Salmonella grup C 0.1%, Salmonellagrup D
0,1% dan Salmonella grup E 0,3%), Campylobacter jejuni 0,7% dan Vibrio parahaemolyticus
0,1%. Dari distribusi menurut umur, diare paling banyak dijumpai pada anak-anak 14 th dan
disebabkan spesies Shigella. Dari penderita-penderita diare dengan pathogen enteric positif,
sejumlah besar menunjukkan gejala demam, mual, muntah, nyeri perut. Tinja yang mengandung
darah dan lender hanya ditemukan pada infeksi dengan Shigella dan C.jejuri. Uji kepekaan
antibiotika menunjukkan suatu multiresistensi terutama pada C.jejuni dan pada S.flexneri,
sedangkan kuman-kuman Salmonella umumnya masih peka terhadap antibiotika yang diuji.
57
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
58
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
59
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
Shigella flexneri lebih banyak dijumpai th dan tidak ditemukan dari penderita di atas
pada usia di atas 14 th dibandingkan pada >14 th. Distribusi kuman-kuman spesies
kelompok usia lainnya, dengan angka isolasi Salmonella menurut umur penderita, sulit
sebesar 5.9%, sedangkan S. Sonnei banyak dinilai karena hanya dijumpai dalam jumlah
ditemukan pada kelompok umur di bawah yang sedikit sekali kecuali Salmonella grup
14 th terutama umur >1th sampai 14 th (1%- E yang banyak diisolasi pada usia >14 th.
15%). Dari 7 penderita yang positif dengan Gejala-gejala yang menyertai diare dapat
C. Jejuni, semuanya adalah anak-anak 14 dilihat pada Tabel 3. (Lihat tabel 3)
Tabel 1. Prevalensi patogen entrik yang diisolasi dari 1006 penderita diare di Puskesmas
Mampang, Jakarta Selatan dan Puskesmas Tambora, Jakarta Barat, April 1998-Agustus 1999.
Total 58 (5,8)
Tabel Distribusi patogen enterik menurut umur, pada penderita diare di Puskesmas Mampang,
Jakarta Selatan Puskesmas Tambora, Jakarta Barat April 1998-Agustus 1999.
60
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
Tabel 3. Manifestasi klinis patogen enterik pada penderita diate di Puskesmas Kecamatan
Mampang dan Puskesmas Kecamatan Tambora.
Organisme Gejala-gejala klinis (%)
Demam Mual Muntah Abp Muk Drh
Salmonella gr A 40 30 50 74 0 0
Salmonella gr B 47 27 45 51 0 0
Salmonella gr C 37 29 80 79 0 0
Salmonella gr D 40 27 70 70 0 0
Salmonella gr E 40 24 51 74 0 0
Shigella 50 21 45 78 40 30
Campylobacter 40 15 40 65 40 40
Vibrio parahaemolyticus 21 23 70 76 0 0
Sebagian besar (40-50%) penderita darah dan lendir pada infeksi dengan kuman
diare mengalami demam ( 38°C), kecuali lain.
penderita dengan infeksi V. Uji kepekaan yang dilakukan terhadap
Parahaemolyticus. Pada penderita ini hanya 10 jenis antibiotika menunjukkan bahwa
21% saja yang mengalami demam. Gejala pada umumnya semua spesies Salmonella
demam paling banyak ditemukan pada masih peka terhadap antibiotika yang
penderita dengan infeksi Shigella (50%) dan digunakan pada penderita ini, kecuali
Salmonella grup B (47%). Sebaian besar Salmonella grup C yang resisten (100%)
(65%-78%) penderita tanpa dibedakan kausa terhadap tetrasiklin. Dari spesies Shigella
bakterinya menunjukkan gejala nyeri perut, 83% isolat S. Flexneri resisten terhadap
dengan jumlah terbanyak pada mereka ampisilin, kloramfenikol dan tetrasiklin,
dengan infeksi Salmonella grup C (79%) 67% resisten terhadap trimetoprim
dan Shigella (78%), sedangkan yang paling sulfametoksazol dan 17% resisten terhadap
sedikit diperlihatkan oleh penderita dengan seftrialson. Shigella sonnei menunjukkan
infeksi Salmonella grup B (45%). Rasa mual resistensi yang tinggi (100%) terhadap
tidak begitu menonjol, hanya dijumpai pada tetrasiklin dan trimetoprim-sulfametoksazol,
sekitar 15%-30% penderita saja. Muntah sedangkan S. dysenteriae masih sangat peka
dijumpai paling banyak pada penderita- terhadap semua antibiotika yang digunakan
penderita yang positif dengan Salmonella dalam pengujian. Pola kepekaan antibiotika
grup C (80%), Salmonella grup D (70%) dan dari kuman C. Jejuni menujukkan
V parahaemolyticus (70%), sedangkan pada nultiresustensi, kecuali terhadap
mereka yang positif dengan Campylobacter, kloramfenikol, seftriakson dan eritromisin.
40% yang mengalami muntah. Diare dengan Terhadap ketiga jenis antibiotika ini C.
lendir dan darah hanya ditemukan pada jejuni masih sensitif.
penderita-penderita yang mengalami infeksi Vibrio parahaemolyticus hanya
dengan spesies Shigella dan Campylobacter. menujukkan resistensi terhadap ampisilin
Tidak dijumpai tinja yang mengandung (100%) dan sefalotin (100%). (lihat tabel 4).
61
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
Tabel 4 Uji Kepekaan antibiotika terhadap patogen enterik yang diisolasi dari penderita
Diare di Puskesmas Mampang dan Puskesmas Tambora.
62
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
dijumpai dari kasus-kasus disenteri di pada usia 1 sampai 5 tahun, tetapi pada bayi-
Ankara, Turki, sejak 7 tahun terakhir bayi di bawah 1 tahun derajat isolasinya
meskipun Shigella gastroenteritis terjadi rendah karena kemungkinan besar ada efek
setiap bulan sepanjang tahun. protektif air susu ibu yang diberikan oleh
Dari spesies Shigella yang terisolasi sekitar 60% ibu-ibu di Turki kepada
pada studi ini, S. flexneri menduduki urutan bayinya. (10) Manifestasi klinik diare
tertinggi dengan frekuensi sebesar 78%. Ini bakterial oleh berbagai kuman patogen pada
sesuai dengan berbagai laporan yang umumnya memberi gambaran yang dapat
menyatakan bahwa S. flexneri adalah membedakan satu dengan lainnya. Dari
penyebab utama shigellosis endemik di penelitian ini, gambaran klinik infeksi oleh
negara-negara berkembang.(10,16,17) spesies Shigella dan C. jejuni spesifik,
Sebaliknya, di negara maju dan beberapa sesuai dengan laporan-laporan dari berbagai
negara lain seperti Israel dan Turki, pada tempat(10,13,16,17), karena keduanya
awalnya spesies Shigella penyebab disenteri menunjukkan diare dengan tinja
yang paling banyak ditemukan adalah S. mengandung darah dan lendir (30-40%).
dysenteriae, tetapi kemudian posisinya Gambaran ini tidak dijumpai pada kasus-
diambil alih oleh S. flexneri dan sekarang kasus diare oleh sebab bakteri lain. Demam
yang terbanyak sebagai penyebab shigellosis hanya dijumpai pada 21% penderita diare
adalah S. sonnei. (10,14) karena V.parahaemolyticus, tetapi infeksi
Penyabab diare bakterial lainnya adalah oleh patogen enterik ini menyebabkan
Salmonella. Derajat salmonellosis di negara- muntah dan nyeri perut seperti yang
negara maju meningkat dalam sepuluh tahun dilaporkan.(14) Demikian juga, pada
terakhir dan kesemuanya disebabkan oleh salmonellosis, muntah dan nyeri perut ini
penyebaran melalui makanan dan pada sangat menonjol, kecuali itu, demam sering
umumnya, infeksi salmonellosis banyak menyertai diare yang disebabkan karena
mengenai bayi-bayi dan orang-orang tua Salmonella ini. Temuan ini sesuai dengan
serta penderita-penderita dengan gangguan yang dilaporkan oleh Black. (10)
sistem imunitas. (10) Hasil yang serupa Hasil uji kepekaan antibiotika
dijumpai pada penelitian ini. Dari data-data, menunjukkan bahwa umumnya patogen
spesies bakteri ini juga lebih banyak enterik yang diisolasi dari kasus-kasus diare
ditemukan pada anak-anak, kecuali pada penelitian ini masih banyak yang
Salmonella grup B dan Salmonella grup E, sensitif terhadap antibiotika yang diuji,
yang lebih banyak diisolasi dari kasus diare kecuali S. flexneri dan C.jejuni. Kedua
dewasa. Dari data pada Tabel 2, diperoleh kuman enterik ini sudah resisten terhadap
gambaran bahwa 37 dari 58 (64%) kasus- banyak antibiotika yang lazim digunakan
kasus diare bakterial pada studi ini, adalah untuk pengobatan diare seperti ampisilin,
anak-anak 14 th. Diare karena C. jejuni, kloramfenikol, tetrasiklin dan ko-
seluruhnya adalah anak-anak dari usia trimoksasol (Tabel 4). Bahkan terhadap
tersebut. Kelompok usia ini agaknya adalah seftriakson, yang merupakan golongan
yang paling rentan dibandingkan dengan extended spectrum betalactam, 17% dari S.
orang dewasa yang umumnya telah memiliki flexneri sudah resisten sehingga penggunaan
kekebalan, kecuali untuk infeksi Shigella. antibiotika multipel dijumpai pada
Kasus-kasus shigellosis meliputi anak-anak, Campylobacter jejuni. Golongan kuman ini
juga bayi-bayi di bawah i tahun, dan orang juga telah resisten terhadap siprofloksasin
dewasa tanpa ada perbedaan kelompok umur dan norfloksasin, yang merupakan
tertentu. Keadaan ini sesuai dengan temuan antibiotika pilihan masa kini untuk
yang dilaporkan oleh Subekti dan kawan- pengobatan diare. Resistensi C.jejuni
kawan (13), tetapi berbeda dari pada yang terhadap quinolon telah banyak dilaporkan
(3,5,7,18)
dilaporkan oleh Yurdakok dan kawan- , dan di beberapa negara antibiotika
kawan. (14) Mereka mengemukakan, derajat ini tidak lagi dapat digunakan untuk
isolasi Shigella yang paling tinggi adalah pengobatan diare. Namun, hingga kini
63
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
64
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
65