You are on page 1of 16

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN

Procedural equipment/machine pelayanan kesehatan

Diajukan kepada Ns. Yunus Adi Prasetyo, MNS untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas
Makalah Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Keperawatan pada Semester Ganjil
Tahun Akademik 2017-2018

disusun oleh :

Anti Khoirun nissa 1420116006

Nopia Dewi 1420116010

Sendy Firda JP 14200116012

Midzi Nur Oktavani 14200116013

Santi Listiyanti 1420116015

Esti Nurhasanah 1420116044

Raras Winarti 1420116047

Tania Lorenza 1420116050

Michael Meyer 14200116030

PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas matakuliah Pemanfaatan teknologi informasi
dalam dunia keperawatan yang di berikan oleh Dosen pengajar ,Dalam makalah ini penyusun
membahas tentang procedural equipment dengan pertimbangan materi di atas dapat membantu
untuk lebih memahami dunia IT.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menyadari adanya berbagai kekurangan, baik
dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang
berlanjut sehingga kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini sangat penyusun
harapkan.
Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin

Bandung,Oktober 2017

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi telah merubah bagaimana cara kita hidup dan bekerja.
Perkembangan teknologi informasi dunia yang begitu pesat sekarang ini telah merambah ke
berbagai sektor. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita juga dituntut
untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Salah satu cara memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi adalah penggunaan komputer di berbagai bidang kehidupan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian Nielsen pada Agustus
2009, 276.9 juta orang menggunakan e-mail di seluruh Amerika, beberapa negara Eropa,
Australia, dan Brazil, meningkat hingga 20 percent dibandingkan tahun 2008. Para pekerja, ibu
rumah tangga, manajer, dan para remaja menggunakan internet untuk mengirim email,
menelusuri internet, mencari data, bersosialisasi, bahkan bermain games. Penggunaan komputer
saat ini sudah mempengaruhi hampir di seluruh aspek kehidupan. Komputer merupakan
perangkat elektronik yang tidak lagi asing bagi masyarakat dunia. Saat ini hampir seluruh bidang
pekerjaan menggunakan komputer untuk membantu seseorang dalam pekerjaannya. Disisi lain
kita menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu alat penting dalam peradaban
manusia khususnya pada era globalisasi sekarang ini.

Manfaat komputer sangat banyak dan beraneka ragam. Pemanfaatan komputer secara
bijak akan sangat membantu pada bidang pekerjaan tersebut. Manfaat penggunaan komputer
tidak hanya dirasakan oleh para penggunanya tetapi juga akan dirasakan oleh organisasi atau
perusahaan di tempat orang tersebut bekerja. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan dengan
adanya perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Pada kesempatan ini, kami akan
membahas mengenai peranan dan manfaat penggunaan komputer khususnya dibidang kesehatan.
Akan sangat disayangkan jika perkembangan teknologi informasi dalam dunia medis tidak
ditingkatkan, karena secara otomatis dunia medis akan jauh tertinggal dengan bidang-bidang
lainnya, dimana dijaman sekarang ini setiap bidang menggunakan komputer untuk membantu
mereka beradaptasi dengan teknologi yang semakin berkembang. Sebagai contoh di negara
Amerika Serikat dan negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun
teknologi informasi komputer, rumah sakit rata–rata menginvestasikan anggarannya beberapa
persen untuk teknologi informasi. Negara-negara yang tidak memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi akan menjadi sangat tertinggal dengan negara-negara lainnya.

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena


memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada pasien
selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi. Salah satu yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan pada pasien. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat akhir–akhir ini, sangat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka
masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan akan meningkat. Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun organisasi kesehatan, efektifitasnya
justru mulai dipertanyakan. Data dan informasi kesehatan tersebar membentuk pulau-pulau
informasi yang saling tertutup di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi
kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data lintas organisasi terbentur kendala standarisasi dan
interoperabilitas system.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sistem informasi Kesehatan?


2. Bagaimana Procedural equipment/machine dalam sistem pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana peranan dan penerapan komputer dalam bidang kesehatan?
4. Manfaat Penggunaan HIT dan penerapan komputer dalam bidang kesehatan ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui pengertian dari Sistem informasi Kesehatan


2. Untuk Mengetahui bagaimana Procedural equipment dalam sistem pelayanan kesehatan
3. Untuk Mengetahui bagaimana peranan dan penerapan komputer dalam bidang kesehatan
4. Untuk Mengetahui bagaimana Manfaat Penggunaan penerapan komputer dalam bidang
kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar dan pengertian sistem informasi kesehatan

Salah satu aspek penting dalam pembangunan masyarakat sehat adalah sistem informasi
kesehatan (SIK) yang baik. SIK diperlukan untuk menjalankan upaya kesehatan dan
memonitoring agar upaya tersebut efektif dan efisien. Oleh karena itu, data informasi yang
akurat, pendataan cermat dan keputusan tepat kini menjadi suatu kebutuhan (Soepardi, 2011).

Penyajian data pada sistem informasi kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan
teknologi yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi informasi kesehatan yang
memiliki jejaringan yang komprehensif untuk dapat digunakan oleh seluruh elemen yang terkait
dengan pemberi jasa pelayanan kesehatan. Beberapa peneliti menyarankan bahwa adopsi
teknologi sistem informasi kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan jasa yang
diberikan kepada penerima kesehatan (Bates, Leape, & Cullen, 1998; Chaudhry et al, 2006;.
Kucher et al, 2005 dalam Brown 2012).

Dalam industri kesehatan, keselamatan pasien atau kualitas pelayanan tetap menjadi
prioritas pelayanan yang masih menjadi kekhawatiran terbesar (American College of Healthcare
Eksekutif, 2007; Chassin & Galvin, 1998 dalam Brown 2012). Dalam area kesehatan teknologi
informasi, relatif menjadi topik baru di dunia, terlebih di Indonesia yang masih mengalami
keterbatasan pada sisi perangkat sistem informasi kesehatan secara nasional. Dalam industri
lainnya, teknologi informasi telah memungkinkan untuk menurunkan biaya, menghemat waktu,
dan meningkatkan kualitas melalui investasi berat teknologi komputer dan struktur informasi
(Davenport & Pendek, 2003 dalam Liu 2009).

Terlepas dari segala manfaat yang dapat diambil dengan penerapan teknologi informasi
kesehatan, tekhnologi informasi tetap memiliki dampak negatif yang harus disadari dan
diantisipasi. Dampak negative yang mungkin timbul antara lain peralatan yang membahayakan,
pelanggaran privacy, pencurian data dan kurangnya sentuhan pada pasien. Makalah ini akan
membahas lebih lanjut bagaimana teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan, apa dampak negatifnya, dan bagaimana solusi mengatasi dampak negatif tersebut.

2. 1.1 Prosedural Equipment

Teknologi Informasi Kesehatan/ Health Information Technology (HIT) didefinisikan


sebagai penerapan pengolahan informasi yang melibatkan baik hardware dan software komputer
yang berhubungan dengan penyimpanan, pencarian, berbagi, dan penggunaan informasi
kesehatan, data, dan pengetahuan untuk komunikasi dan pengambilan keputusan (Brailer, 2004).

2. 2 Procedural equipment dalam sistem pelayanan kesehatan

Dalam bidang kesehatan, komputer sangat berperan penting. Penggunaan komputer dalam
bidang kesehatan tidak hanya akan dirasakan manfaatnya oleh para penggunanya, tetapi juga
oleh organisasi tersebut, dalam hal ini misalnya rumah sakit, puskesmas, klinik, dan lain
sebagainya. Perangkat ini secara tidak langsung dapat menolong jiwa manusia. Komputer dapat
digunakan mulai dari penyimpanan dan pengolahan data administrasi suatu rumah sakit atau
klinik, hingga melakukan riset bidang kedokteran, mendiagnosis penyakit, menemukan obat
yang tepat, serta menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat.

Peranan komputer dalam bidang kesehatan sangat banyak dan penting. Sebagai contoh dalam
bidang kesehatan peranan – peranan tersebut antara lain :

(1) Bidang administrasi

Dengan adanya komputer di dalam dunia administrasi sangat membantu di dalam penyimpanan,
pengelompokan, dan pengolahan data. Tanpa komputer, akan sangat sulit sekali untuk
memeriksa banyaknya data – data pasien, stok obat, dan data – data lainnya yang dimiliki oleh
rumah sakit. Namun dengan adanya komputer, memeriksa data – data pasien, stok obat dan juga
data keuangan rumah sakit akan mudah dan praktis untuk dilakukan. Dengan adanya penggunaan
komputer dan sistem – sistem yang canggih di dalamnya sangat mempermudah jalannya suatu
sistem di rumah sakit tersebut.
(2) Bidang farmasi

Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi, misalnya
untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut. Selain itu,
dengan adanya komputer dalam bidang farmasi juga membantu untuk mengelompokkan macam-
macam obat berdasarkan kegunaannya, misalnya Panadol, Feminax, Ponstan adalah obat
penahan rasa sakit.

(3) Mendiagnosa suatu penyakit

Dengan adanya komputer DNA yang sudah di rancang khusus di dalam bidang kesehatan
mendiagnosa suatu penyakit bukan hal yang sulit lagi, karena dengan menggunakan komputer
akan lebih cepat, mudah dan akurat untuk mengetahui nama dan jenis suatu penyakit.

(4) Memonitoring status pasien

Pasien yang sudah pernah datang atau baru pertama kali berobat akan dengan mudah dilacak.
Data – data personal pasien juga dengan mudah dilihat. Selain itu, dokter ataupun perawat dapat
melihat rekaman hasil periksa, keluhan dan riwayat penyakit sebelumnya yang pernah diderita
oleh si pasien, tanggal kedatangan pasien terakhir kali berobat, record resep yang pernah
diberikan, dan masih banyak lagi.

(5) Penelitian

Penelitian ilmiah yang sering dilakukan dalam bidang kesehatan sangatlah bergantung pada
penggunaan komputer. Penggunaan komputer dapat memaksimalkan hasil penelitian, karena
dengan adanya komputer penelitian itu dapat di telusuri lebih dalam dan lebih detail. Misalnya
penelitian untuk mendeteksi bakteri atau virus baru, pendeteksian DNA, dan lain sebagainya.

(6) Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia

Untuk dapat melihat organ tubuh bagian dalam manusia telah ditemukan begitu banyak alat
canggih, namun hampir seluruh alat tersebut masih bergantung pada perangkat komputer sebagai
sarana untuk penyaluran data ataupun gambarnya. Oleh karenanya, komputer memiliki peranan
yang vital juga dalam melihat dan menganalisa organ – organ tubuh manusia tersebut.

Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ – organ tubuh :

 System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur otak
dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan
sinar-X.
 System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) berguna untuk melihat gambar dari
berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.
 SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) merupakan sistem komputer
yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang
ditampilkan dalam bentuk gambar.
 PET (Position Emission Tomography) merupakan sistem komputer yang menampilkan
gambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
 NMR (Nuclear Magnetic Resonance) yaitu teknik mendiagnosa dengan cara
memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.
 USG (Ultra Sonography) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250
kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupa
gambar dua dimensi atau tiga dimensi.
 Helical CT-SCAN adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi,
dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3
mm.
 Magnetic Resonance Imaging (M R I) adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara
komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita.
2.2.1 Manfaat Penggunaan HIT dan penerapan komputer dalam bidang kesehatan

Menurut Department of Health and Human Services, 2007 dalam Liu (2009), maanfaat
penggunaan HIT adalah sebagai berikut :

1.Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

2.Mencegah kesalahan medis

3.Mengurangi biaya perawatan kesehatan

4.Meningkatkan efisiensi administrasi

5.Menurunkan dokumen

6.Memperluas akses jangkauan perawatan

Seperti yang telah dijabarkan di atas, peranan dan aplikasi komputer dalam bidang kesehatan
sangatlah banyak. Komputer secara tidak langsung telah membantu manusia untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya hingga sampai pada tahap penyembuhan.

Sebagai kesimpulannya, manfaat dari penerapan komputer dalam bidang kesehatan di tiap-tiap
aplikasinya antara lain sebagai berikut :

 Mendiagnosa suatu penyakit dan menentukan obat yang cocok


 Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia
 Memonitoring status pasien, merecord data pribadi pasien dan riwayat penyakit pasien
 Melakukan penelitian ilmiah yang diperlukan
 Memasukkan, menyimpan, menggelompokkan dan mengolah data – data secara cepat
dan mudah
 Mendeteksi DNA seseorang
 Mengecek dan mengethaui hasil tes darah di laboratorium
 Sebagai alat Bantu dalam pemeriksaan medis

Intinya, dengan adanya komputer dalam bidang kesehatan sangatlah membantu. Kegiatan –
kegiatan yang tadinya belum bisa dilakukan, saat ini sudah dapat dilakukan dengan komputer.
Penggunaan komputer membuat pekerjaan seseorang menjadi lebih mudah, cepat dan akurat.
2.2.2 Lingkup HIT

Menurut Chaudhry, 2006 dalam Liu (2009), sistem HIT mencakup catatan kesehatan
elektronik (EHR), penyedia order entry terkomputerisasi (CPOE), sistem pendukung keputusan
klinik (CDSS), hasil pelaporan elektronik, resep elektronik, informatika kesehatan
konsumen/mendukung keputusan pasien, komputasi mobile, telemedicine, komunikasi
administrasi kesehatan elektronik, pertukaran data jaringan, pengetahuan pengambilan.
Sedangkan menurut Hamilton, 2006 dalam Liu (2009) mengidentifikasi delapan jenis aplikasi
HIT untuk digunakan dalam post perawatan akut :

(a) dokumentasi yang mendukung,

(b) manajemen sensus,

(c) titik perawatan,

(d) komputerisasi entry order dokter,

(e) catatan kesehatan elektronik,

(f) telehealth atau telemedicine,

(g) penilaian dan perencanaan perawatan, dan

(h) resep elektronik.

1. Rekam Kesehatan Elektronik/ Electronic Health Record (EHR)

Rekam kesehatan elektronik sangat penting dalam adopsi HIT. Dokumen ini terdiri dari profil
kesehatan pribadi pasien yang mendokumentasikan riwayat medis pasien, catatan perkembangan
kesehatan seumur hidup pasien. Apabila pendokumentasian dengan berbasis kertas, maka akan
memiliki kekurangan dalam menyusun riwayat seumur hidup pasien yang panjang, ambigu
dalam proses pencatatan, data tidak lengkap, fragmentasi dan tulisan tangan tidak terbaca (Dick
& Steen, 1997 dalam Liu 2009).
EHR dengan adopsi HIT akan memiliki kelebihan diantaranya komputer akan
menyimpan data informasi kesehatan tentang satu orang dan dapat dihubungkan oleh sebuah
identifier orang (Waegemann, 2002). Sedangkan dokumentasi EHR berbasis kertas tidak hanya
gagal untuk memenuhi kebutuhan untuk data instan tetapi juga mengambil kelemahan disajikan
dalam informasi kesehatan rekaman pasien, misalnya: tidak ada struktur standar dan sulit untuk
membaca tulisan tangan (Walsh, 2004 dalam Liu 2009). Wang dkk, 2003 dalam Liu(2009),
memberikan kerangka untuk memperkirakan dampak keuangan dalam perbandingan antara EHR
dan catatan pasien berbasis kertas. Dilaporkan bahwa penyedia diperkirakan bertambah 86.400
USD untuk menggunakan EHR dalam 5 - periode tahun dengan berbasis kertas (Wang, et al.,
2003). Millier et al. (2007) Informasi Kesehatan dan Manajemen Sistem Masyarakat (HIMSS)
mendefinisikan EHR pada situs web mereka sebagai: "suatu catatan elektronik longitudinal
informasi kesehatan pasien yang dihasilkan oleh satu atau lebih pertemuan dalam pengaturan
pemberian perawatan. Termasuk dalam informasi ini adalah demografi pasien, catatan
perkembangan, masalah, obat-obatan, tanda-tanda vital, riwayat medis masa lalu, imunisasi, data
laboratorium dan laporan radiologi (HIMSS, 2006).

Definisi dan penjelasan di atas menunjukkan bahwa EHR adalah alat yang
memungkinkan informasi kesehatan untuk disimpan dalam format elektronik dan
memungkinkan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses di beberapa lokasi, dan
real-time. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa beberapa istilah EHR lainnya adalah seperti:
Rekam Pasien Elektronik (EPR), Electronic Medical Record (EMR), atau Komputer Berbasis
Rekam Pasien (CPR). Meskipun terdapat berbagai sinonim untuk EHR, secara harfiah EHR
adalah istilah yang secara luas dipakai oleh sebagian besar literature pada saat ini.

Singkatnya, EHR mendukung tidak hanya catatan klinis, tetapi juga pengumpulan data
untuk penggunaan seperti: penagihan, manajemen mutu, pelaporan hasil, perencanaan sumber
daya, dan survailen kesehatan publik penyakit dan pelaporan. Namun, survei menunjukkan
bahwa sebagian besar EHR belum meluas untuk rawat inap dan rawat jalan (Ash & Bates, 2005
dalam Liu 2009).
2. Komputerisasi Masukan Order Dokter/Computerized Physician Order Entry (CPOE)

Komputerisasi masukan order dokter/ CPOE adalah aplikasi yang umum ditemukan
untuk HIT. Ini adalah sistem resep obat elektronik yang digunakan pada waktu pengobatan,
diperintahkan dan diisi. Pemanfaatan CPOE dianggap dapat meningkatkan kualitas dengan
standardisasi proses dan dengan menyediakan bimbingan dokter yang merawat pasien
(Kuperman & Gibson, 2003 dalam Liu 2009). Misalnya, CPOE dapat memberikan peringatan
pada dosis obat ketika indikator tertentu keluar dari rentang yang ditetapkan (Kuperman, et al.,
2007). Meskipun ada berbagai fitur yang berhubungan dengan sistem CPOE (misalnya,
memesan, keselamatan pasien, penagihan), yang paling menonjol adalah untuk keselamatan
pasien, yang berkaitan dengan pencegahan kejadian efek samping obat (Bates, 2000, 2007 dalam
Liu 2009).

3. Sistem Jejaringan dan Konsep Teknologi Informasi Kesehatan

Beberapa konsep teknologi sistem informasi kesehatan telah ditawarkan olah para ahli
untuk menjadi pilihan dalam mewujudkan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia.
Sistem informasi kesehatan dapat diaplikasikan pada puskesmas, rumah sakit, klinik, farmasi,
asuransi, laboratorium, PMI, apotik tenaga kesehatan dan lain-lain (Jalil, 2005)

Menurut Sabarguna (2012), beberapa hal yang menjadi lingkup penerapan teknologi
sistem informasi kesehatan meliputi beberapa hal, diantaranya master plan (data, proses, sistem
pelaporan informasi, sistem manajemen informasi, sistem pendukung keputusan,sistem yang
mahir dan sistem pengetahuan); network system (pusat, provinsi, daerah); sistem informasi pusat
pelayanan kesehatan; sistem informasi billing di sebuah rumah sakit; sistem monitoring dan
sistem pendukung keputusan.

4. Standar Health Information Technology (HIT)

Prosedur mengirimkan informasi membutuhkan standar untuk memfasilitasi pengoperasian di


antara pengguna HIT. Standar bahasa/ kata dalam adopsi HIT diperlukan di berbagai sistem
untuk dapat berkomunikasi satu sama lain (Mead, 2006).
5. Hambatan penggunaan HIT

Beberapa hal yang menjadi penghambat adopsi HIT adalah :

(a) biaya sistem start-up dan pemeliharaan,

(b) kurangnya standar lokal, regional, dan nasional, dan

(c) kurangnya waktu untuk mempertimbangkan memperoleh, menerapkan, dan menggunakan


sistem baru (The Commonwealth Fund, 2003, dalam Liu 2009).

Sistem HIT sering menimbulkan gangguan besar dalam alur kerja serta mengurangi perawatan
terfragmentasi dalam sistem kesehatan (DePhillips, 2007 dalam Brown 2010).

6. Teknologi Informasi Kesehatan di Indonesia

Pembangunan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia masih dalam bahasan-bahasan


di berbagai lembaga kementerian nasional. Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi
dan Informatika, dan juga PT Telkom yang juga membahas masalah yang sama. Menurut Chief
Information Officer PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Indra Utoyo (2011), tantangan utama
dalam pengembangan inisiatif e-Health di Indonesia adalah bagaimana meningkatkan interaksi
antar stakeholder pelayanan kesehatan sehingga memberikan benefit untuk ekosistem kesehatan
Indonesia. Melalui e-Health nasional, Telkom mengembangkan media transaksi berbasis
teknologi informasi dan komunikasi bagi para pelaku kesehatan di mana pun berada: Pemerintah,
masyarakat, rumah sakit, farmasi dan lain-lain. Aplikasi yang telah dikembangkan Telkom antara
lain e-Apotik dan e-Puskesmas. Implementasi Pilot Project Onlinenisasi Diagnosis Medik 6
rumah sakit vertikal di Jakarta, yaitu RSUP Persahabatan, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
RSUP Fatmawati, RS Dharmais, RSJP Harapan Kita dan RSAB Harapan Kita, telah diresmikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi Informasi Kesehatan merupakan penerapan pengolahan informasi yang


melibatkan baik hardware dan software komputer yang berhubungan dengan penyimpanan,
pencarian, berbagi, dan penggunaan informasi kesehatan, data, dan pengetahuan untuk
komunikasi dan pengambilan yang memiliki berbagai jenis lingkup pelayanan yang terkait
dengan informasi kesehatan. Dalam penerapannya dibutuhkan persiapan secara finansial, sumber
daya manusia, infra struktur yang matang, selain itu standar operasi sistem informasi kesehatan
juga perlu menjadi rumusan bersama bagi pengguna layanan ini. Manfaat untuk peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan menjadi acuan penerapan teknologi ini, namun dapak negatif dari
teknologi sistem informasi kesehatan juga perlu diantisipasi. Berbagai rancangan mengenai
teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia telah dikemukakan oleh para ahli, namun
sampai saat ini Indonesia belum mengaplikasikannya dalam tatanan secara menyeluruh. Satu
langkah yang positif telah dimulai dengan adanya e-Apotik, e-Puskesmas, dan Onlinenisasi
Diagnosis Medik 6 rumah sakit vertikal di Jakarta.

Keberadaan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia sudah menjadi harapan


semua elemen yang terkait dengan pelayanan kesehatan, oleh karena itu diperlukan keseriusan
pemerintah untuk segera membangun sistem informasi kesehatan berbasis teknologi, agar
harapan untuk mewujudkan peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
Indonesia tidak lagi menjadi mimpi.
DAFTAR PUSTAKA

Brailer, D. J. (2004). The Decade of Health Information Technology: Delivering


Consumercentric and Information-rich Health Care. Washington DC: Office of the National
Coordinator for Health Information Technology.

Brown, S. F. (2012). Effects of healthcare information technology adoption on nursing home


quality rating scores. Walden University). ProQuest Dissertations and Theses, , 150. Retrieved
from

Jalil, S.A. (2005). Teknologi informasi untuk kesehtan sebagai komunikasi informasi efektif bagi
daerah. Disampaikan pada symposium nasional membangun era informasi melalui sistem rekam
elektronik dalam manajemen sistem informasi kesehatan di Indonesia. Jakarta.
https://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/3309.pdf

Liu, D. (2009). Health information technology and nursing homes. University of Pittsburgh).
ProQuest Dissertations and Theses, , 131.

Kuperman, G. J., Bobb, A., Payne, T. H., Avery, A. J., Gandhi, T. K., Burns, G., et al. (2007).
Medication-related clinical decision support in computerized provider order entry systems: a
review. Journal of the American Medical Informatics Association, 14(1), 29-40.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2995705/

Mead, C. N. (2006). Data interchange standards in healthcare IT--computable semantic


interoperability: now possible but still difficult, do we really need a better mousetrap? Journal of
Healthcare Information Management, 20(1), 71-78. jhi.sagepub.com/content/18/2/147.refs

Sabarguna. (2012). Hospital Development Health System. Materi kuliah SIM. Jakarta: FIK UI

Soepardi, E.J. (200-11). SIKDA eletronik akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.


https://sik.dinkes-kabpemalang.net/?p=304

Utoyo (2011). Telkom Tawarkan Solusi Teknologi Informasi Bagi Peningkatan Layanan
Kesehatan di Indonesia.

Wang, S. J., Middleton, B., Prosser, L. A., Bardon, C. G., Spurr, C. D., Carchidi, P. J., et al.
(2003). A cost-benefit analysis of electronic medical records in primary care. American Journal
of Medicine, 114(5), 397-403.

You might also like