Professional Documents
Culture Documents
Diajukan kepada Ns. Yunus Adi Prasetyo, MNS untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas
Makalah Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Keperawatan pada Semester Ganjil
Tahun Akademik 2017-2018
disusun oleh :
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas matakuliah Pemanfaatan teknologi informasi
dalam dunia keperawatan yang di berikan oleh Dosen pengajar ,Dalam makalah ini penyusun
membahas tentang procedural equipment dengan pertimbangan materi di atas dapat membantu
untuk lebih memahami dunia IT.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menyadari adanya berbagai kekurangan, baik
dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang
berlanjut sehingga kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini sangat penyusun
harapkan.
Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin
Bandung,Oktober 2017
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi telah merubah bagaimana cara kita hidup dan bekerja.
Perkembangan teknologi informasi dunia yang begitu pesat sekarang ini telah merambah ke
berbagai sektor. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita juga dituntut
untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Salah satu cara memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi adalah penggunaan komputer di berbagai bidang kehidupan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian Nielsen pada Agustus
2009, 276.9 juta orang menggunakan e-mail di seluruh Amerika, beberapa negara Eropa,
Australia, dan Brazil, meningkat hingga 20 percent dibandingkan tahun 2008. Para pekerja, ibu
rumah tangga, manajer, dan para remaja menggunakan internet untuk mengirim email,
menelusuri internet, mencari data, bersosialisasi, bahkan bermain games. Penggunaan komputer
saat ini sudah mempengaruhi hampir di seluruh aspek kehidupan. Komputer merupakan
perangkat elektronik yang tidak lagi asing bagi masyarakat dunia. Saat ini hampir seluruh bidang
pekerjaan menggunakan komputer untuk membantu seseorang dalam pekerjaannya. Disisi lain
kita menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu alat penting dalam peradaban
manusia khususnya pada era globalisasi sekarang ini.
Manfaat komputer sangat banyak dan beraneka ragam. Pemanfaatan komputer secara
bijak akan sangat membantu pada bidang pekerjaan tersebut. Manfaat penggunaan komputer
tidak hanya dirasakan oleh para penggunanya tetapi juga akan dirasakan oleh organisasi atau
perusahaan di tempat orang tersebut bekerja. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan dengan
adanya perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Pada kesempatan ini, kami akan
membahas mengenai peranan dan manfaat penggunaan komputer khususnya dibidang kesehatan.
Akan sangat disayangkan jika perkembangan teknologi informasi dalam dunia medis tidak
ditingkatkan, karena secara otomatis dunia medis akan jauh tertinggal dengan bidang-bidang
lainnya, dimana dijaman sekarang ini setiap bidang menggunakan komputer untuk membantu
mereka beradaptasi dengan teknologi yang semakin berkembang. Sebagai contoh di negara
Amerika Serikat dan negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun
teknologi informasi komputer, rumah sakit rata–rata menginvestasikan anggarannya beberapa
persen untuk teknologi informasi. Negara-negara yang tidak memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi akan menjadi sangat tertinggal dengan negara-negara lainnya.
PEMBAHASAN
Salah satu aspek penting dalam pembangunan masyarakat sehat adalah sistem informasi
kesehatan (SIK) yang baik. SIK diperlukan untuk menjalankan upaya kesehatan dan
memonitoring agar upaya tersebut efektif dan efisien. Oleh karena itu, data informasi yang
akurat, pendataan cermat dan keputusan tepat kini menjadi suatu kebutuhan (Soepardi, 2011).
Penyajian data pada sistem informasi kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan
teknologi yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi informasi kesehatan yang
memiliki jejaringan yang komprehensif untuk dapat digunakan oleh seluruh elemen yang terkait
dengan pemberi jasa pelayanan kesehatan. Beberapa peneliti menyarankan bahwa adopsi
teknologi sistem informasi kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan jasa yang
diberikan kepada penerima kesehatan (Bates, Leape, & Cullen, 1998; Chaudhry et al, 2006;.
Kucher et al, 2005 dalam Brown 2012).
Dalam industri kesehatan, keselamatan pasien atau kualitas pelayanan tetap menjadi
prioritas pelayanan yang masih menjadi kekhawatiran terbesar (American College of Healthcare
Eksekutif, 2007; Chassin & Galvin, 1998 dalam Brown 2012). Dalam area kesehatan teknologi
informasi, relatif menjadi topik baru di dunia, terlebih di Indonesia yang masih mengalami
keterbatasan pada sisi perangkat sistem informasi kesehatan secara nasional. Dalam industri
lainnya, teknologi informasi telah memungkinkan untuk menurunkan biaya, menghemat waktu,
dan meningkatkan kualitas melalui investasi berat teknologi komputer dan struktur informasi
(Davenport & Pendek, 2003 dalam Liu 2009).
Terlepas dari segala manfaat yang dapat diambil dengan penerapan teknologi informasi
kesehatan, tekhnologi informasi tetap memiliki dampak negatif yang harus disadari dan
diantisipasi. Dampak negative yang mungkin timbul antara lain peralatan yang membahayakan,
pelanggaran privacy, pencurian data dan kurangnya sentuhan pada pasien. Makalah ini akan
membahas lebih lanjut bagaimana teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan, apa dampak negatifnya, dan bagaimana solusi mengatasi dampak negatif tersebut.
Dalam bidang kesehatan, komputer sangat berperan penting. Penggunaan komputer dalam
bidang kesehatan tidak hanya akan dirasakan manfaatnya oleh para penggunanya, tetapi juga
oleh organisasi tersebut, dalam hal ini misalnya rumah sakit, puskesmas, klinik, dan lain
sebagainya. Perangkat ini secara tidak langsung dapat menolong jiwa manusia. Komputer dapat
digunakan mulai dari penyimpanan dan pengolahan data administrasi suatu rumah sakit atau
klinik, hingga melakukan riset bidang kedokteran, mendiagnosis penyakit, menemukan obat
yang tepat, serta menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat.
Peranan komputer dalam bidang kesehatan sangat banyak dan penting. Sebagai contoh dalam
bidang kesehatan peranan – peranan tersebut antara lain :
Dengan adanya komputer di dalam dunia administrasi sangat membantu di dalam penyimpanan,
pengelompokan, dan pengolahan data. Tanpa komputer, akan sangat sulit sekali untuk
memeriksa banyaknya data – data pasien, stok obat, dan data – data lainnya yang dimiliki oleh
rumah sakit. Namun dengan adanya komputer, memeriksa data – data pasien, stok obat dan juga
data keuangan rumah sakit akan mudah dan praktis untuk dilakukan. Dengan adanya penggunaan
komputer dan sistem – sistem yang canggih di dalamnya sangat mempermudah jalannya suatu
sistem di rumah sakit tersebut.
(2) Bidang farmasi
Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi, misalnya
untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut. Selain itu,
dengan adanya komputer dalam bidang farmasi juga membantu untuk mengelompokkan macam-
macam obat berdasarkan kegunaannya, misalnya Panadol, Feminax, Ponstan adalah obat
penahan rasa sakit.
Dengan adanya komputer DNA yang sudah di rancang khusus di dalam bidang kesehatan
mendiagnosa suatu penyakit bukan hal yang sulit lagi, karena dengan menggunakan komputer
akan lebih cepat, mudah dan akurat untuk mengetahui nama dan jenis suatu penyakit.
Pasien yang sudah pernah datang atau baru pertama kali berobat akan dengan mudah dilacak.
Data – data personal pasien juga dengan mudah dilihat. Selain itu, dokter ataupun perawat dapat
melihat rekaman hasil periksa, keluhan dan riwayat penyakit sebelumnya yang pernah diderita
oleh si pasien, tanggal kedatangan pasien terakhir kali berobat, record resep yang pernah
diberikan, dan masih banyak lagi.
(5) Penelitian
Penelitian ilmiah yang sering dilakukan dalam bidang kesehatan sangatlah bergantung pada
penggunaan komputer. Penggunaan komputer dapat memaksimalkan hasil penelitian, karena
dengan adanya komputer penelitian itu dapat di telusuri lebih dalam dan lebih detail. Misalnya
penelitian untuk mendeteksi bakteri atau virus baru, pendeteksian DNA, dan lain sebagainya.
(6) Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia
Untuk dapat melihat organ tubuh bagian dalam manusia telah ditemukan begitu banyak alat
canggih, namun hampir seluruh alat tersebut masih bergantung pada perangkat komputer sebagai
sarana untuk penyaluran data ataupun gambarnya. Oleh karenanya, komputer memiliki peranan
yang vital juga dalam melihat dan menganalisa organ – organ tubuh manusia tersebut.
System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur otak
dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan
sinar-X.
System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) berguna untuk melihat gambar dari
berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.
SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) merupakan sistem komputer
yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang
ditampilkan dalam bentuk gambar.
PET (Position Emission Tomography) merupakan sistem komputer yang menampilkan
gambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
NMR (Nuclear Magnetic Resonance) yaitu teknik mendiagnosa dengan cara
memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.
USG (Ultra Sonography) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250
kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupa
gambar dua dimensi atau tiga dimensi.
Helical CT-SCAN adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi,
dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3
mm.
Magnetic Resonance Imaging (M R I) adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara
komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita.
2.2.1 Manfaat Penggunaan HIT dan penerapan komputer dalam bidang kesehatan
Menurut Department of Health and Human Services, 2007 dalam Liu (2009), maanfaat
penggunaan HIT adalah sebagai berikut :
5.Menurunkan dokumen
Seperti yang telah dijabarkan di atas, peranan dan aplikasi komputer dalam bidang kesehatan
sangatlah banyak. Komputer secara tidak langsung telah membantu manusia untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya hingga sampai pada tahap penyembuhan.
Sebagai kesimpulannya, manfaat dari penerapan komputer dalam bidang kesehatan di tiap-tiap
aplikasinya antara lain sebagai berikut :
Intinya, dengan adanya komputer dalam bidang kesehatan sangatlah membantu. Kegiatan –
kegiatan yang tadinya belum bisa dilakukan, saat ini sudah dapat dilakukan dengan komputer.
Penggunaan komputer membuat pekerjaan seseorang menjadi lebih mudah, cepat dan akurat.
2.2.2 Lingkup HIT
Menurut Chaudhry, 2006 dalam Liu (2009), sistem HIT mencakup catatan kesehatan
elektronik (EHR), penyedia order entry terkomputerisasi (CPOE), sistem pendukung keputusan
klinik (CDSS), hasil pelaporan elektronik, resep elektronik, informatika kesehatan
konsumen/mendukung keputusan pasien, komputasi mobile, telemedicine, komunikasi
administrasi kesehatan elektronik, pertukaran data jaringan, pengetahuan pengambilan.
Sedangkan menurut Hamilton, 2006 dalam Liu (2009) mengidentifikasi delapan jenis aplikasi
HIT untuk digunakan dalam post perawatan akut :
Rekam kesehatan elektronik sangat penting dalam adopsi HIT. Dokumen ini terdiri dari profil
kesehatan pribadi pasien yang mendokumentasikan riwayat medis pasien, catatan perkembangan
kesehatan seumur hidup pasien. Apabila pendokumentasian dengan berbasis kertas, maka akan
memiliki kekurangan dalam menyusun riwayat seumur hidup pasien yang panjang, ambigu
dalam proses pencatatan, data tidak lengkap, fragmentasi dan tulisan tangan tidak terbaca (Dick
& Steen, 1997 dalam Liu 2009).
EHR dengan adopsi HIT akan memiliki kelebihan diantaranya komputer akan
menyimpan data informasi kesehatan tentang satu orang dan dapat dihubungkan oleh sebuah
identifier orang (Waegemann, 2002). Sedangkan dokumentasi EHR berbasis kertas tidak hanya
gagal untuk memenuhi kebutuhan untuk data instan tetapi juga mengambil kelemahan disajikan
dalam informasi kesehatan rekaman pasien, misalnya: tidak ada struktur standar dan sulit untuk
membaca tulisan tangan (Walsh, 2004 dalam Liu 2009). Wang dkk, 2003 dalam Liu(2009),
memberikan kerangka untuk memperkirakan dampak keuangan dalam perbandingan antara EHR
dan catatan pasien berbasis kertas. Dilaporkan bahwa penyedia diperkirakan bertambah 86.400
USD untuk menggunakan EHR dalam 5 - periode tahun dengan berbasis kertas (Wang, et al.,
2003). Millier et al. (2007) Informasi Kesehatan dan Manajemen Sistem Masyarakat (HIMSS)
mendefinisikan EHR pada situs web mereka sebagai: "suatu catatan elektronik longitudinal
informasi kesehatan pasien yang dihasilkan oleh satu atau lebih pertemuan dalam pengaturan
pemberian perawatan. Termasuk dalam informasi ini adalah demografi pasien, catatan
perkembangan, masalah, obat-obatan, tanda-tanda vital, riwayat medis masa lalu, imunisasi, data
laboratorium dan laporan radiologi (HIMSS, 2006).
Definisi dan penjelasan di atas menunjukkan bahwa EHR adalah alat yang
memungkinkan informasi kesehatan untuk disimpan dalam format elektronik dan
memungkinkan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses di beberapa lokasi, dan
real-time. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa beberapa istilah EHR lainnya adalah seperti:
Rekam Pasien Elektronik (EPR), Electronic Medical Record (EMR), atau Komputer Berbasis
Rekam Pasien (CPR). Meskipun terdapat berbagai sinonim untuk EHR, secara harfiah EHR
adalah istilah yang secara luas dipakai oleh sebagian besar literature pada saat ini.
Singkatnya, EHR mendukung tidak hanya catatan klinis, tetapi juga pengumpulan data
untuk penggunaan seperti: penagihan, manajemen mutu, pelaporan hasil, perencanaan sumber
daya, dan survailen kesehatan publik penyakit dan pelaporan. Namun, survei menunjukkan
bahwa sebagian besar EHR belum meluas untuk rawat inap dan rawat jalan (Ash & Bates, 2005
dalam Liu 2009).
2. Komputerisasi Masukan Order Dokter/Computerized Physician Order Entry (CPOE)
Komputerisasi masukan order dokter/ CPOE adalah aplikasi yang umum ditemukan
untuk HIT. Ini adalah sistem resep obat elektronik yang digunakan pada waktu pengobatan,
diperintahkan dan diisi. Pemanfaatan CPOE dianggap dapat meningkatkan kualitas dengan
standardisasi proses dan dengan menyediakan bimbingan dokter yang merawat pasien
(Kuperman & Gibson, 2003 dalam Liu 2009). Misalnya, CPOE dapat memberikan peringatan
pada dosis obat ketika indikator tertentu keluar dari rentang yang ditetapkan (Kuperman, et al.,
2007). Meskipun ada berbagai fitur yang berhubungan dengan sistem CPOE (misalnya,
memesan, keselamatan pasien, penagihan), yang paling menonjol adalah untuk keselamatan
pasien, yang berkaitan dengan pencegahan kejadian efek samping obat (Bates, 2000, 2007 dalam
Liu 2009).
Beberapa konsep teknologi sistem informasi kesehatan telah ditawarkan olah para ahli
untuk menjadi pilihan dalam mewujudkan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia.
Sistem informasi kesehatan dapat diaplikasikan pada puskesmas, rumah sakit, klinik, farmasi,
asuransi, laboratorium, PMI, apotik tenaga kesehatan dan lain-lain (Jalil, 2005)
Menurut Sabarguna (2012), beberapa hal yang menjadi lingkup penerapan teknologi
sistem informasi kesehatan meliputi beberapa hal, diantaranya master plan (data, proses, sistem
pelaporan informasi, sistem manajemen informasi, sistem pendukung keputusan,sistem yang
mahir dan sistem pengetahuan); network system (pusat, provinsi, daerah); sistem informasi pusat
pelayanan kesehatan; sistem informasi billing di sebuah rumah sakit; sistem monitoring dan
sistem pendukung keputusan.
Sistem HIT sering menimbulkan gangguan besar dalam alur kerja serta mengurangi perawatan
terfragmentasi dalam sistem kesehatan (DePhillips, 2007 dalam Brown 2010).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jalil, S.A. (2005). Teknologi informasi untuk kesehtan sebagai komunikasi informasi efektif bagi
daerah. Disampaikan pada symposium nasional membangun era informasi melalui sistem rekam
elektronik dalam manajemen sistem informasi kesehatan di Indonesia. Jakarta.
https://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/3309.pdf
Liu, D. (2009). Health information technology and nursing homes. University of Pittsburgh).
ProQuest Dissertations and Theses, , 131.
Kuperman, G. J., Bobb, A., Payne, T. H., Avery, A. J., Gandhi, T. K., Burns, G., et al. (2007).
Medication-related clinical decision support in computerized provider order entry systems: a
review. Journal of the American Medical Informatics Association, 14(1), 29-40.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2995705/
Sabarguna. (2012). Hospital Development Health System. Materi kuliah SIM. Jakarta: FIK UI
Utoyo (2011). Telkom Tawarkan Solusi Teknologi Informasi Bagi Peningkatan Layanan
Kesehatan di Indonesia.
Wang, S. J., Middleton, B., Prosser, L. A., Bardon, C. G., Spurr, C. D., Carchidi, P. J., et al.
(2003). A cost-benefit analysis of electronic medical records in primary care. American Journal
of Medicine, 114(5), 397-403.