Professional Documents
Culture Documents
Apa
kata hati selalu dituruti, padahal dorongan hati tidak selalu baik. Orang-orang impulsif biasanya sangat
emosional. Emosinya seringkali mengalahkan pikirannya meskipun mereka mungkin orang-orang yang
sangat cerdas. Jika kita termasuk orang seperti ini, kita harus belajar bagaimana mengendalikan
ucapan-ucapan yang tidak baik dan menyakiti orang lain. Kita harus bicara yang baik karena segala
sesuatu yang baik merupakan sedekah sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari
Jabir bin Abdullah RA sebagai berikut:
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari pergaulan sesama manusia. Dalam pergaulan
itu, disadari atau tidak, kita sering melakukan sesuatu yang jelek, seperti bicara ceplas ceplos tak
terkendali dan menyakiti orang lain. Orang-orang yang memiliki masalah ADHD, misalnya, biasanya
berperilaku impulsif.
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
( HR Muslim)
Jadi bicara yang baik itu sangat perlu dan kita harus bisa. Jika tidak, sebaiknya kita memilih diam.
Mengapa demikian? Sebab setiap amal baik, sekecil apa pun, pasti akan di balas Allah SWT.
Perkataan yang baik tidak saja mendapat pahala dari Allah SWT, tetapi juga secara sosial menciptakan
suasana kondusif yang memungkinkan masyarakat untuk hidup bersama dengan damai dan tentram.
Orang-orang tua kita sering berpesan, “podho-podho sing ngomong, mbok ngomongo sing apik.”
Artinya, sama-sama mengeluarkan energi, yakni berbicara, bicaralah yang baik. Maka haruslah kita
hindari ucapan-ucapan kotor seperti misuh-misuh, ucapan-ucapan kasar seperti menghujat atau
menghardik sebab kesemuanya itu bisa menimbulkan ketidak nyamanan bagi orang lain. Ucapan-
ucapan seperti itu pasti akan dicatat malaikat dan kita harus mempertanggung jawabkannya kelak.
Pasti akan ada balasan, yakni siksa dari Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam ayat yang di awal
telah disampaikan, yakni:
Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan keburukan sebasar zaroh, atau sekecil apa pun, niscaya ia
akan melihat (balasan)nya pula.”