Professional Documents
Culture Documents
PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
Penyusun :
M. Syahfiq Ismail (030.08.)
Vida Rahmi Utami (030.08.250)
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis adalah
sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit),
bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan trauma benturan) atau kimia (seperti
keracunan) yang mana bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media tertentu
seperti udara (TBC, Infulenza dll), tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya
(Hepatitis, Typhoid/Types dll), Jarum suntik dan transfusi darah (HIV-Aids,Hepatitisdll).
Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah diare, malaria,
demam berdarah dengue, influensa, tifus abdominalis, penyakit saluran cerna, dan penyakit
lainnya.
Adapun penyakit yang tidak menular adalah penyakit yang diderita pasien yang pada
umumnya disebakan bawaan/keturunan, kecacatan akibat kesalahan proses kelahiran, dampak
dari berbagai penggunaan obat atau konsumsi makanan serta minuman termasuk merokok,
kondisi stress yang mengakibatkan gangguan kejiwaan. Beberapa penyakit tidak menular yang
menunjukkan kecenderungan peningkatan adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker,
diabetes melitus, kecelakaan, dan sebagainya.
Pada tahun 1987 telah dikembangkan Sistem Surveilens Terpadu (SST) berbasis data,
Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit
(SPRS), yang telah mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan. Sistem tersebut
disesuaikan dengan ketetapan Undang –Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah; Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; dan Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilens Epidemiologi Kesehatan serta kebutuhan informasi epidemiologi untuk mendukung
upaya pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular.
BAB II
PENGERTIAN
Penyakit adalah adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.
Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter.
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang
satu ke orang yang lain) baik secara langsung maupun melalui perantara. Suatu penyakit dapat
berpindah dari satu orang ke orang yang lain karena adanya penyebab penyakit (agent), pejamu
(host) dan cara penularan (route of transmission). Agent penyakit menular dapat berupa virus,
riketsia, bakteri, protozoa, jamur dan cacing. Agar agent penyebab ini bias bertahan maka harus
terjadi perkembangbiakan, berpindah dari satu host ke host yang lain, mencapai host yang baru
dan menginfeksi host yang baru. Cara penularan yang dapat dilakukan dengan kontak, inhalasi
(air bone infection), kontaminasi (melalui makanan dan minuman), penetrasi pada kulit dan
infeksi melalui plasenta.
Anthrax Impetigo
Beguk Influenza
Batuk rejan (pertusis) Kolera
Beri-beri Lepra
Cacingan Malaria
Cacar Air (varicella) Penyakit Meningokokus
Campak Penyakit tangan, kaki dan mulut
Chikungunya Rabies
Demam campak Radang lambung dan usus
Demam berdarah Rubeola
Demam kelenjar Rubella
Diare Tetanus
Disentri Amuba Tuberkulosis
Eritema infektiosum (Parvovirus Kutu
B19) Konjungtivitis
Hepatitis A Kurap
Hepatitis B Kudis
Hepatitis C Skarlatina
Flu Burung
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi
disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
Penyakit-penyakit tersebut contohnya ialah; batuk, seriawan, sakit perut, dan sebagainya.
Pengalaman menunjukkan bahwa penyakit menular yang terdapat di dalam wilayah kerja
Puskesmas di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok penyakit menular
sesuai dengan sifat penyebarannya di dalam masyarakat wilayah tersebut, ialah:
1. Penyakit menular yang secara endemik berada diwilayah, yang pada waktu tertentu dapat
menimbulkan wabah, yang dapat dikelompokkan ke dalam penyakit-penyakit menular
potensial wabah.
2. Penyakit menular yang berada di wilayah dengan endemisitas yang cukup tinggi sehingga
jika tidak diawasi dapat menjadi anacaman bagi kesehatan masyarakat umum.
3. Penyakit- penyakit menular lain yang walaupun endemisitasnya tidak terlalu tinggi di
dalam masyarakat, tetapi oleh karena sifat penyebarannya dianggap sangat
membahayakan masyarakat, maka penyakit-penyakit ini perlu diawasi keberadaannya.
Dalam upaya pencegahan terjadinya wabah dan penularan penyakit dalam program
Puskesmas dilaksanakan program P4M (Pencegahan, Pemberantasan, Pembasmian, Penyakit
Menular) dengan tujuan eradikasi penyakit sampai ke akarnya. Kemudian diganti menjadi P3M
(Pencegahan, Pencegahan Penyakit menular) dan P2M & PLP (Pemberantasan Penyakit Menular
& Penyehatan Lingkungan Pemukiman).
a. Penyakit menular
b. Penyakit infeksi
c. Penyakit Kontak
d. Penyakit karantina
e. Penyakit endemi
f. Penyakit epidemi (wabah)
g. Penyakit Pandemi
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan agent / hasil toxin yang berasal dari
reservoir dan ditularkan ke host yang rentan. Mata rantai penularan terdiri dari :
Kejadian Luar Biasa (KLB) ialah kejadian kesakitan dan atau kematian yang menarik
perhatian umum dan mungkin menimbulkan ketakutan dikalangan mayarakat, atau yang
menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti dari kejadian
kesakitan/kematian tersebut pada kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. Termasuk
dalam KLB ialah kejadian kesakitan atau kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit
baik yang menullar maupun tidak menular dan kejadian bencana alam yang diserati wabah
penyakit.
Secara operasional suatu kejadian dapat disebut KLB bila memenuhi satu atau lebih
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu kecamatan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turut atau lebih.
2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu kecamatan
menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata
sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular yang sama di kecamatan tersebut.
3. Angka rata-rata bulanan dalam satu tahun dari penderita-penderita baru dari suatu penyakit
menular disuatu kecamatan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih bila dibandingkan
dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari penyakit yang sama pula.
4. Case fatality rate dari suatu penyakit menular tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu
(hari, minggu, bulan) di suatu kecamatan menujukkan kenaikan 50% atau lebih bila
dibandingkan dengan CFR penyakit yang sama dalam kurun waktu yang sama periode
sebelumnya di kecamatan tersebut.
5. Proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam satu periode tertentu,
dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular yang
sama daam tahun yang lalu dengan periode yang sama menunjukkkan kenaikan dua kali
atau lebih.
6. Khusus penyakit-penyakit kolera, pes, DBD/DSS :
a. Setiap peningkatan jumlah penderita-penderita tersebut diatas, di suatu daerah
endemik yang sesuai dengan ketentua-ketentuan di atas.
b. Terdapatnya satu atau lebih penderita kematian menular tersebut diatas, di suatu
Kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit tersebut, paling sedikit bebas
selama 4 minggu berturut-turut.
7. Apabila kesakitan atau kematian oleh keracunan yang timbul di suatu kelompok
masyarakat.
8. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit yang sebelumnya tidak ada. Khusus untuk
kasus AFP (Acute Flaccid Paralysis) dan Tetanus neonatorum ditetapkan sebagai KLB bila
ditemukan satu kasus atau lebih.
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No.4 Tahun 1984
tentang wabah penyakit menular)
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dilaksanakan dengan upaya-upaya :
1. Penularan secara kontak, baik kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
2. Penularah memalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang tercemar.
3. Penularan melalui vektor.
4. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik, tato.
5. Penularan melalui hubungan seksual.
Surveilans epidemiologi penyakit dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan data
atau informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan atau kematian dan penyebaran serta
faktor-faktor yang mepengaruhinya secara sistematik, terus-menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini.
Untuk dapat memonitor atau mengamati distribusi penyakit menular di dalam masyarakat
wilayah kerja Puskesmas, dilakukan pencatatan peristiwa kesakitan dan kematian yang
diakibatkan oleh penyakit menular tersebut. Untuk pemantauan penyakit menular tertentu yang
menjadi masalah kesehatan di wilayah Puskesmas disajikan dalam PWS mingguan Penyakit
(contoh PWS [Formulir W2] penyakit campak, diare, DBD, dll). Dengan penggunaan PWS
penyakit sara mingguan ini dapat dikenali atau diketahui secara dini kenaikan atau distribusi
suatu penyakit menular tertentu menurut tempat dan waktu.
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan Umum
Menurunnya angka kesakitan, kematian, dan angka kecacatan akibat penyakit.
B. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya kegiatan pengamatan penyakit menular dan penyakit tidak menular.
2. Terlaksananya kegiatan pencegahan penyakit dan imunisasi.
3. Terlaksananya kegiatan pemberantasan penyakit menular langsung (TBC, Kusta, Diare
dan kecacingan, ISPA, serta Penyakit menular Seksual dan HIV AIDS).
4. Terlaksananya kegiatan pemberantasan penyakit bersumber vektor dan rodent. (DBD,
Malaria, Rabies, dan filaria).
BAB IV
A. Penyakit Menular
PROGRAM KECELAKAAN/DISABILITAS
Pokok Persoalan dan Tantangan :
Kecelakaan dan kekerasan telah menjadi masalah kesehatan publik. Data dari Susenas
memperlihatkan bahwa insiden kecelakaan sendiri adalah 0,5% dari satu juta orang. Selain itu,
kecelakaan dan kekerasan yang berhubungan dengan ketidakstabilan politik dianggap tinggi di
area-area yang terkena. Pada saat kini, tidak ada titik pusat yang diidentifikasikan di dalam
DepKes. Sangat baik dimengerti bahwa menanggapi isu-isu kecelakaan dan kekerasan
membutuhkan pendekatan multi-sektor. Namun demikian, kesehatan menduduki posisi yang
paling strategis di bidang ini. WHO SEARO telah mengembangkan beberapa dokumen yang
berhubungan dengan ini, yang dapat digunakan sebagai referensi untuk membentuk kebijakan
dan kapasitas dalam menangani isu-isu ini. WHO telah menonjolkan isu ini dengan
mengeluarkan Laporan Dunia tentang Kekerasan dan Kesehatan di tahun 2002.
Sasaran :
Membentuk kebijakan nasional untuk pencegahan kecelakaan dan kekerasan.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan upaya pokok pencegahan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular di
puskesmas tingkat kecamatan :
Penyuluhan
Diare Bayi dan anak Poli anak, Aula 1 tahun 1x tiap Dokter
kunjungan poli puskesmas
dan tenaga
kesehatan
Imunisasi
Pemeriksaan
klinis
Sputum Anak dan dewasa Poli umum, poli Tiap kunjungan Dokter
tersangka TB paru dan poli poli puskesmas
anak
A. Kesimpulan
Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan agent / hasil toxin yang berasal
dari reservoir dan ditularkan ke host yang rentan. Mata rantai penularan terdiri dari :
B. Saran
Untuk lebih meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
dan tidak menular sebaiknya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat secara rutin serta
penambahan SDM yang ada patut dipertimbangkan, agar program yang ada dapat berjalan
dan terlaksana dengan baik dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA