Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Mass media has significant role in dispersing women issues. Especially in conducive po-
litical opportunity structure, feminist ideology shared by woman activists grows rapidly. Inter-
national women discourses informed by mass media influence, adopted, and motivate what
women activists will do. And finally mass media play important role in the struggle for gender
equality. Mass media inform and campaign for news and informations so that the readers or
audiences give greater attention and awareness in women’s rights. In the Indonesia context,
many women from Non Govermental Organizations influenced by international issues and in-
ternational phenomena in their struggle for women empowerment. They learn almost all the
international issues and phenomena from mass media, especially newspaper and internet. For
the example, the vagina monolog performance in Madisson square motivated the Indonesian
women activist to performed the same thing in Indonesia. On the other hand, Indonesian women
activists always share their feminist ideologi or campaign for women empowerment in newspa-
pers, magazines and internet. Many Indonesian people realize that the encouregement for women,
gender equality and women empowerment are the important things to do. And all what Indone-
sian women activists have done become a reality that mass media has very important role in
campaingn for women issues and gender equality.
Kelompok masyarakat sipil yang didominasi oleh arti penting melibatkan perempuan dalam pe-
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang re- ngambilan keputusan. Isu ini kemudian mendorong
latif independen muncul sebagai kekuatan sosial kaum perempuan di berbagai negara mendesak
politik yang cukup berpengaruh. Terlebih lagi kare- pemerintah untuk menerapkan kuota 30% bagi
na negara menjadi semakin sulit untuk menerapkan perempuan di lembaga-lembaga pengambil ke-
kontrol pada rakyat. Selain LSM terdapat bebe- putusan.
rapa aktor penting lain yang juga tumbuh sebagai
kekuatan oposisi melawan pemerintah pada Ragam Isu Perempuan
dekade 1990-an. Mereka adalah para aktivis Isu perempuan adalah isu yang memiliki
kampus, kaum profesional, jurnalis, seniman, dampak langsung terhadap perempuan. Cakupan
pengacara dan kalangan akademisi. Mereka lazim isu perempuan di antaranya adalah hak repro-
dikenal dengan sebutan sebagai “oposisi kelas duksi, persoalan perawatan anak, masalah eko-
menengah”. Dari kalangan media massa gerakan nomi, penciptaan lapangan kerja, pengentasan
oposisi dilakukan dalam bentuk pemberitaan kemis-kinan, HAM, pendidikan, penghapusan
beberapa media tentang peristiwa-peristiwa yang kekerasan terhadap perempuan, kesehatan dan
melibatkan konflik antara negara dan masyarakat. agama. Contoh-contoh tersebut menunjukkan
Tidak saja isu-isu global mengenai HAM bahwa isu perempuan amatlah beragam, mulai dari
dan demokrasi, dalam fungsinya sebagai pemberi persoalan-persoalan yang berkait dengan
informasi media massa juga telah berperan penting kehidupan pribadi sebagai perempuan hingga
dalam menyebarkan wacana tentang perempuan. persoaalan yang lebih bersifat publik.
Media massa aktif meliput dan memberitakan Keragaman isu perempuan bersumber dari
hasil-hasil konperensi perempuan internasional. adanya dua jenis kepentingan perempuan. Menurut
Informasi yang dibawa oleh media massa sejak Molyneux (1986:284) kepentingan perempuan
konperensi di Meksiko City tahun 1975 hingga dapat dibedakan menjadi kepentingan gender
Beijing tahun 1995 mengilhami kaum perem- “praktis” dan kepentingan gender “strategis”. Ke-
puan di berbagai negara mendirikan organisasi pe- pentingan gender praktis berangkat dari kondisi-
rempuan untuk memperjuangkan kepentingan kondisi konkret yang dialami perempuan sehari-
perempuan. hari. Kepentingan gender praktis tidak mem-
Terlebih lagi pasca konperensi Beijing tahun persoalkan konstruksi gender yang tidak adil,
1995 yang melahirkan Deklarasi Beijing semakin melainkan bersumber dari kesulitan-kesulitan
banyak media massa menampilkan isu perempuan. yang dihadapi perempuan dalam menjalankan
Hal ini menunjukkan bahwa media massa se- fungsi-fungsi mereka sebagai perempuan. Contoh
nantiasa menangkap peristiwa internasional untuk kepentingan gender praktis adalah masalah
kemudian disebarkan ke masyarakat. Kesem- pemeliharaan anak, perawatan kesehatan, ke-
patan politik bagi kaum perempuan di seluruh butuhan sanitasi lingkungan, air bersih dan
dunia untuk memperjuangkan hak-hak perem- pemenuhan kebutuhan pangan.
puan karena mendapat momen yang tepat pasca Sementara itu kepentingan gender strategis
konperensi Beijing banyak didukung oleh peran lahir dari adanya subordinasi perempuan dalam
media massa dalam menyebarluaskan hasil-hasil masyarakat yang mendorong keinginan untuk
konperensi sekaligus sebagai wadah bagi para mewujudkan tatanan sosial yang lebih adil gender.
aktivis perempuan untuk mewacanakan isu-isu Kepentingan gender strategis inilah yang identik
perempuan. Media massa, terutama televisi dan dengan isu-isu feminis. Contohnya adalah peng-
surat kabar memainkan peran penting dalam hapusan kekerasan dalam rumah tangga, pem-
mempengaruhi masyarakat umum (McAdam, berian kesempatan bagi perempuan di bidang
McCarthy, Zald, 1988:723). Pengaruh yang politik, dan kebebasan bagi perempuan untuk me-
dibawa oleh media massa ini terlihat dari semakin miliki anak atau tidak, termasuk untuk melakukan
maraknya publik membincang isu-isu perempuan aborsi.
pasca Konperensi Beijing, terutama isu mengenai Isu-isu perempuan yang diekspos media
massa amat beragam. Bukan saja karena isu media cetak maupun elektronik kare-na semakin
perempuan tidaklah tunggal, tetapi juga karena banyak fenomena kekerasan terhadap perempuan
ekspos media massa amat terkait dengan wacana yang terungkap, padahal Undang Undang (UU)
populer yang sedang banyak dibincang oleh ma- Kekerasan dalam Rumah Tangga sudah disahkan
syarakat. Salah satu isu perempuan yang populer dan kampanye anti kekerasan terhadap perem-
di masyarakat dan pernah disorot oleh media mas- puan telah gencar dilakukan para aktivis perem-
sa adalah posisi perempuan yang masih terping- puan. Beberapa contoh ragam isu perempuan yang
girkan di bidang politik. Isu ini mendapat perhatian diekspos oleh media massa surat kabar dapat
dari berbagai surat kabar terutama menjelang disimak pada tabel 1 sebagai berikut:
pemilu tahun 2004 dan kembali berulang pada Tabel 1 menunjukkan bahwa isu yang
tahun 2009 ketika saat itu kuota keterwakilan paling banyak disorot oleh media massa selama
perempuan ramai disuarakan oleh para aktivis pe- kurun waktu lima tahun terakhir adalah persoalan
rempuan. Isu lain yang juga banyak diangkat me- perempuan di lembaga politik serta kekerasan
dia massa adalah kekerasan terhadap perempuan. terhadap perempuan. Hal ini sangatlah wajar
Isu ini mendapat perhatian media massa, baik mengingat kedua isu ini adalah isu yang sedang
mengemuka pada dekade 2000, terutama setelah tulisan berbunyi “Perempuan dan Pria Setara di
berlangsung Konperensi Perempuan sedunia di Hadapan Tuhan” di setiap tampilan situs online-
Beijing pada tahun 1995. Sebagaimana diketahui, nya. Artikel bernada feminis dapat dibaca misal-
Konperensi Beijing menghasilkan 12 butir area nya dalam tulisan ustadz Faqihuddin Abdul Kodir
kritis di bidang pemberdayaan perempuan yang berjudul: “Menengok Hijrah Nabi: Dari Kesadaran
kemudian dikenal dengan nama Deklarasi Beijing. Menuju Gerakan Penguatan Perempuan”.
Dua belas pokok persoalan yang menjadi perha- Demikian pula artikel K.H. Hussein Muhammad:
tian dalam Deklarasi Beijing meliputi: (1) anak “Hijrah dalam Al Quran:- Refleksi bagi Kebang-
perempuan; (2) perempuan dan pendidikan; (3) kitan Perempuan”. Kedua artikel tersebut me-
perempuan dan ekonomi; (4) kekerasan terha- ngajak kepada semua pembaca agar memaknai
dap perempuan; (5) perempuan dan kesehatan, hijrah 1 Muharram sebagai momen untuk mem-
(6) perempuan dan media; (7)perempuan dan buka kesadaran akan adanya ketimpangan gen-
lingkungan; (8) hak asasi manusia; (9) perempuan, der dan sekaligus untuk membangun kesadaran
kekuasaan dan pengambilan keputusan; (10) untuk mewujudkan keadilan antara laki-laki dan
perempuan dan kemiskinan; (11) perempuan dan perempuan, sehingga kehidupan perempuan men-
konflik bersenjata; dan (12) institusi untuk me- jadi lebih baik (www.rahima.or.id/index.php?...
ningkatkan harkat dan martabat manusia. Para hijrah...suara-rahima..., 14 November 2009).
aktivis perempuan di berbagai negara kemudian Contoh lain dari semangat penyebaran
gencar memperjuangkan dua belas bidang ideologi feminis bisa dilihat dari situs Jaringan
persoalan perempuan tersebut baik melalui aksi- Islam Liberal (JIL). Organisasi yang berupaya
aksi pemberdayaan langsung kepada perempuan membongkar dan mengkritisi ajaran-ajaran Islam
maupun berwacana melalui berbagai media massa. yang selama ini dipercaya atau diyakini sebagai
Fenomena yang tidak kalah menarik bisa kebenaran oleh banyak kalangan ini senantiasa
kita simak melalui media internet. Beragam situs menyajikan dekonstruksi wacana tentang ajaran-
organisasi berperspektif feminis menyajikan ajaran Islam lengkap dengan analisis yang logis.
bahasan isu-isu perempuan dari sudut pandang Beberapa contoh upaya dekonstruksi pemahaman
feminis. Beberapa di antara organisasi tersebut ajaran Islam tentang perempuan antara lain me-
bisa disimak sebagai berikut: ngenai poligami yang dalam prakteknya banyak
Situs-situs di table 2 tersebut mengekspos “mudlaratnya” karena apa yang disebut adil sulit
beragam isu perempuan dengan perspektif feminis. untuk bisa diwujudkan karena berkait dengan soal
Simak misalnya situs Suara Rahima. Ketika perasaan. Isteri-isteri nabi pun –sebagai manusia-
membuka situs tersebut maka kita akan mendapati menghadapi perasaan semacam itu, yaitu saling
cemburu. Bahkan kehidupan Nabi sebenarnya seluruh dunia, termasuk Indonesia bergabung
cenderung monogami karena hanya memiliki satu dalam solidaritas global melawan kekerasan
isteri, yaitu Khadijah selama 25 tahun. Nabi baru terhadap perempuan. Para aktivis di Indoesia
melakukan poligami setelah Khadijah meninggal. bergabung dalam solidaritas ini pada tahun 1995,
Keputusan Nabi Muhammad itu pun karena yaitu setelah Konferensi Perempuan Internasional
bertujuan untuk menolong janda dan anak-anak IV di Beijing. Perkembangan lain yang menarik
korban perang. Contoh lain, masih berkait dengan adalah munculnya berbagai organisasi perem-
dekonstruksi pemahaman ajaran Islam tentang puan antikekerasan terhadap perempuan seperti
perempuan adalah soal pemakaian jilbab yang Gerakan Antikekerasan terhadap Perempuan di
menurut JIL bukan sebuah keharusan bagi seorang Indonesia (GAKTPI).
Muslimah. JIL mengemukakan ada kesalahan tafsir Di sini terlihat bahwa media massa telah
dalam memahami ayat-ayat Al Quran yang me- mengilhami para aktivis perempuan dari berbagai
nyebabkan muncul keyakinan bahwa perem-puan penjuru dunia bersatu menjalin kekuatan me-
harus berjilbab (islamlib.com/id/komentar/ nyuarakan isu dan kepentingan perempuan.
benarkah-poligami-sunah/, Diakses 14 Novem- Fenomena semacam itulah yang menurut William
ber 2009). Gamson (2004) disebut sebagai master frame,
yaitu peristiwa di suatu tempat yang kemudian
Sumber Inspirasi dan Media Kampanye bagi mengilhami aktivis gerakan untuk melakukan aksi
Gerakan Perempuan serupa.
Peran media massa sebagai pemberi in- Kemajuan di bidang teknologi informasi
formasi pada gilirannya mendorong perkem- semakin mendorong media massa memiliki andil
bangan gerakan perempuan di Indonesia. Peris- besar dalam penyebaran gerakan perempuan di
tiwa-peristiwa internasional dan nasional yang di- seluruh penjuru dunia (Tarrow: 1994). Hal ini bisa
liput dan diberitakan melalui media massa telah dibuktikan dengan semakin maraknya kelahiran
berhasil menggerakkan perhatian kaum perempu- dan penyebaran gerakan perempuan di berbagai
an untuk bersatu menyuarakan kepentingan pe- negara. Kita bisa menyaksikan bagaimana
rempuan. Serangan Amerika terhadap Afghanistan partisipasi jumlah Non Governmental Organiza-
(kapan) misalnya, telah memberi inspirasi bagi tion (NGO) perempuan meningkat pesat semen-
kelompok perempuan di Indonesia untuk turun ke jak konperensi perempuan internasional I di
jalan dan berdemonstrasi. Pertunjukan Vagina Mexico city tahun 1975, Konperensi perempuan
Monolog di Madison Square 10 Februari 2001 II di Belanda tahun 1980, Konperensi perempuan
yang sukses luar biasa mendorong para aktivis III di Nairobi tahun 1985, hingga konperensi
perempuan di Indonesia menggelar pertunjukan perempuan IV Di Beijing tahun 1995.
serupa. Aksi berskala internasional yang diliput Keberhasilan gerakan perempuan dalam
oleh media massa tidak kalah pentingnya dalam mengkampanyekan hak-hak perempuan tidak ter-
menggerakkan aktivisme perempuan. Kampanye lepas dari iklim yang mendukung perkembangan
melawan kekerasan terhadap perempuan yang ideologi feminis. Dukungan dalam bentuk publikasi
dilakukan dalam bentuk aksi bersama di berbagai oleh media massa dalam mengkampanyekan dan
negara, hingga tragedi penyiksaan dan pembu- menuntut hak-hak perempuan sangat menunjang
nuhan Patricia dan Maria Theresa Mirabel oleh kelangsungan dan keberhasilan gerakan feminis di
penguasa Republik Dominika pada tanggal 25 berbagai negara (Taylor, 1990: 298).
November 1960 yang diberitakan media massa Sejak dekade 1980-an jaringan feminis
telah mendorong perempuan di seluruh dunia mulai menyebar secara transnasional melintasi
menggalang solidaritas bersama atas kekerasan batas-batas negara. Dalam era yang ditandai oleh
yang menimpa perempuan. kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi
Tragedi dan kampanye-kampanye anti media massa berperan besar dalam mendorong
kekerasan terhadap perempuan yang diekspos kerjasama antar aktivis perempuan di seluruh
oleh media massa mendorong para aktivis di penjuru dunia. Selama dekade 1990-an organisasi-