You are on page 1of 24

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Evaluasi Hasil Belajar


D
I
S
U
S
U
N
0LEH:

Nama :MASDA SRI DEFI SIREGAR


NIM :4163321017
JURUSAN :FISIKA
KELAS :FISIKA EKSTENSI 2016

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
evaluasi hasil belajar, dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis akan menguraikan
kelebihan, kelemahan dan ringkasan isi pada jurnal.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Critical journal Report yang diberikan oleh Dosen Pengampu evaluasi hasil belajar dalam rangka
menerapkan kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu penulis
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun penulis. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 24 Maret 2018

Penulis
IDENTITAS JURNAL I

JUDUL Mengintegrasikan Revisi Taksonomi

Bloom Kedalam Pembelajaran Biologi

JURNAL Jurnal Sainsmat

VOLUMEDAN Vol. IV, No. 2

HALAMAN

TAHUN September 2015

PENULIS FAISAL

REVIEWER MASDA SRI DEFI SIREGAR

ISSN 2086-6755

ALAMAT WEB http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat


BAB I
PENDAHULUAN

Taksonomi pendidikan adalah sebuah kerangka pikir, yang kategori-kategori didalamnya


merupakan suatu kontinum. Kontinum ini menjadi salah satu prinsip dalam mengklasifikasikan
tujuan pendidikan. Berdasarkan revisi taksonomi Bloom, taksonomi pendidikan memiliki dua
dimensi, yaitu dimensi proses kognitif (kolom-kolom pada tabel taksonomi) dan dimensi
pengetahuan (baris-baris pada tabel taksonomi). Interelasi antara keduanya disebut tabel
taksonomi pendidikan (Krathwohl, 2002). Sebelum menempatkan tujuan-tujuan pembelajaran
kedalam tabel taksonomi pendidikan, guru terlebih dahulu harus memahami pengertian dan
perbedaan dari setiap kategori, baik pada dimensi proses kognitif maupun pada dimensi
pengetahuan. Revisi taksonomi Bloom membagi tujuan pembelajaran (instructional objective)
kedalam dua dimensi utama, yaitu dimensi pengetahuan atau isi materi pembelajaran (frase
noun) dan dimensi proses kognitif (frase verb). Dimensi pengetahuan mencakup, pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Sedangkan dimensi proses kognitif terdiri
atas enam kategori, yaitu mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasikan
(apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create).
Mengintegrasikan revisi taksonomi Bloom kedalam pembelajaran biologi, dapat dilakukan
dengan menggunakan tabel taksonomi pendidikan. Guru dapat memasukkan tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah dibuat, kedalam kotak-kotak pada tabel taksonomi pendidikan yang
merupakan perpotongan antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dengan cara
tersebut, guru dapat memahami hubungan integral antara jenis pengetahuan pada keilmuan
biologi dengan proses kognitif yang inheren dalam rumusan tujuan pembelajaran. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menguraikan hasil analisis kritis
penggunaan tabel taksonomi pendidikan, pada konteks pembelajaran Biologi Sekolah
Menengah Atas (SMA). Diawali dengan membuat dan mengklasifikasikan beberapa tujuan
pembelajaran Biologi, mendeskripsikan rancangan pembelajaran, dan memilih instrumen serta
prosedur asesmen yang sesuai.
Berkaitan dengan kategori pada dimensi pengetahuan, guru dapat menentukan jenis pengetahuan
yang akan diajarkan dan menghubungkannya dengan materi pembelajaran biologi. Sebagai
contoh, pengetahuan tentang terminologi merupakan bagian dari pengetahuan faktual. Apabila
dihubungkan dengan keilmuan biologi, termasuk didalamnya pengetahuan tentang istilah
metabolisme, ekosistem, jaringan, difusi, dan lain sebagainya. Rumusan tujuan pembelajaran yang
mencantumkan dengan jelas proses kognitif dan jenis pengetahuan, merupakan pedoman bagi guru
dalam merancang pembelajaran yang efektif, untuk memfasilitasi siswa mempelajari dan
mencapai tujuan pembelajarannya.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mengklasifikasikan tujuan pembe-lajaran dengan berpedoman pada revisi
taksonomi Bloom?

TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengklasifikasikan tujuan pembe-lajaran dengan berpedoman pada revisi
taksonomi Bloom.
BAB II
PEMBAHASAN

Dimensi Proses Kognitif dan Jenis Pengetahuan

Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif revisi taksonomi Bloom, merupakan


pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam rumusan
tujuan-tujuan pembelajaran. Revisi taksonomi Bloom. Terdiri atas enam dimensi, dan setiap
dimensi terdiri dari dua atau lebih proses kognitif yang lebih spesifik, dan dideskripsikan dalam
kata kerja. Dimensi proses kognitif tersebut, yaitu; (1) mengingat, berarti mengambil pengetahuan
dari memori jangka panjang, terdiri atas dua proses kognitif, yaitu, mengenali dan mengingat
kembali. (2) Memahami, berarti mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, baik yang
bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis. (3) Mengaplikasikan, proses kognitif mengaplikasikan
melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau
menyelesaikan masalah. Menganalisis, proses kognitif menganalisis melibatkan proses-proses
memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar
bagian dan antara setiap bagian dari struktur keseluruhannya. . (5) Mengevaluasi, proses kognitif
mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat standar keputusan berdasarkan kriteria dan standar
tertentu. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa dan mengkritik. Kategori
yang terakhir (6) mencipta, merupakan proses kognitif yang melibatkan penyusunan elemen-
elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional.
Dimensi berikutnya pada revisi taksonomi Bloom adalah dimensi pengetahuan, terdiri atas
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Jenis pengetahuan yang pertama,
yaitu (1) pengetahuan faktual, berisikan elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa jika
mereka akan mempelajari suatu disiplin ilmu. Dua subjenis pengetahuan faktual, yaitu
pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang
spesifik. Jenis pengetahuan yang kedua, yaitu pengetahuan konseptual, mencakup pengetahuan
tentang kategori, klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori atau klasifikasi. Jenis
pengetahuan yang ketiga adalah pengetahuan prosedural. Pengetahuan prosedural berkaitan
dengan “pengetahuan tentang cara” melakukan sesuatu, kerap kali berupa rangkaian langkah yang
harus diikuti. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang keterampilan, algoritme, teknik, dan
metode, yang semuanya disebut sebagai prosedur. Pengetahuan prosedural juga meliputi
pengetahuan tentang kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan harus menggunakan
berbagai prosedur.

Melakukan Klasifikasi Tujuan Pembelajaran


Berdasarkan permendiknas nomor 41 Tahun 2007, mengenai standar proses untuk
pendidikan dasar dan menengah, dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran (TP) menggambarkan
proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi
dasar. Krathwohl (2002) menambahkan bahwa rumusan tujuan pembelajaran berisi kata kerja
(proses kognitif) dan kata benda (jenis pengetahuan), yang diharapkan dikuasai atau dikonstruksi
oleh siswa. Rumusan dan pengklasifikasian tujuan pembelajaran pada artikel ini hanya mencakup
ranah kognitif, dengan berpedoman pada hasil revisi taksonomi Bloom.
Kategori proses kognitif yang pertama, yaitu mengingat¸ kategori ini bertujuan untuk
menumbuhkan kemampuan meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan,
Kategori proses kognitif yang kedua, yaitu memahami¸ kategori ini menekankan pada kemampuan
siswa mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Kategori proses kognitif yang ketiga, yaitu mengaplikasikan¸ kategori ini melibatkan penggunaan
prosedur tertentu dalam mengerjakan tugas. Salah satu proses kognitif pada kategori
mengaplikasikan adalah mengeksekusi. Proses kognitif ini bertujuan meningkatkan keterampilan
siswa dalam menggunakan suatu prosedur.

Pembelajaran dan Asesmen


Setelah membuat dan mengklasifikasikan tujuan pembelajaran, pembahasan berikutnya
berkaitan dengan pemilihan strategi atau metode pembelajaran, serta prosedur asesmen yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika pembelajaran tidak sesuai dengan asesmennya,
pembelajaran yang sangat berkualitas sekalipun, tidak dapat membantu siswa dalam mengerjakan
asesmennya.
Tujuan pembelajaran (TP 1, TP 2, dan TP 3) menekankan pada proses kognitif mengingat
(C1). Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dapat dipilih untuk mencapai TP 1, TP 2, dan TP
3, tentunya adalaH aktivitas-aktivitas dapat membelajarkan siswa mengingat serangkaian fakta,
konsep ataupun prosedur. Misalnya dengan menggunakan bantuan media gambar, charta,
animasi, ataupun real objek, dan bersama dengan siswa mengamati bagian-bagiannya. Dengan
demikian siswa akan lebih mudah menyimpan informasi pembelajaran pada memori jangka
panjang mereka. Jenis tugas asesmen yang dapat digunakan untuk mengenali adalah verifikasi
(benar/salah), menjodohkan, dan pilihan paksaan (multiple choice). Tujuan pembelajaran (TP
4), menekankan pada aktivitas menafsirkan, sebelum meminta siswa menafsirkan suatu
informasi, guru terlebih dahulu memberikan contoh. Tujuan pembelajaran (TP 7) berkaitan
dengan penerapan prosedur, agar siswa terampil menggunakan prosedur mereka harus
melakukannya langsung (misalnya membuat diagram persilangan dengan fenotip dan genotip
tertentu) melalui bimbingan guru.
Pada saat kegiatan asesmen, guru mengganti jenis fenotip dan genotip individu yang akan
disilangkan, untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menerapkan prosedur tersebut. Pada
pembelajaran untuk tujuan pembelajaran (TP 8, TP 9, dan TP 10), guru dapat memilih strategi-
strategi pembelajaran konstruktivistik ataupun yang berpusat pada siswa (student centered),
seperti strategi problem based learning, inquiri, project based learning, ataupun aktivitas-
aktivitas belajar yang menekankan pada dimensi kognitif tingkat tinggi ( C4, C5, dan C6). Tugas
asesmennya pun sangat sulit dibuat dalam bentuk menjodohkan, isian singkat, atau pilihan
paksaan. Sebagai contoh untuk TP 9 (menilai), pada proses pembelajaran guru membimbing
siswa menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka miliki untuk menilai suatu
fenomena atau suatu produk. Misalnya dengan terlebih dahulu menentukan kriteria atau standar
penilaian, menggunakan standar-standar yang telah dibuat untuk menilai, dan mengambil
keputusan berdasarkan hasil penilaian.
BAB III
KESIMPULAN

Mengklasifikasikan tujuan pembe-lajaran dengan berpedoman pada revisi taksonomi Bloom,


dapat memberi pemahaman yang lebih menyeluruh bagi guru, dalam kaitannya dengan makna
rumusan tujuan pembelajaran, tujuan aktivitas-aktivitas pembelajarannya, dan tujuan asesmennya.
Dengan pemahaman tersebut, guru dapat memutuskan apa yang harus diajarkan kepada siswa dan
bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran. Contoh-contoh yang kami uraikan pada artikel
ini, tentunya tidak dapat mencakup seluruh proses kognitif dan jenis pengetahuan pada isi materi
mata pelajaran biologi. Tetapi setidaknya dapat memberikan gambaran kepada kita bagaimana
cara mengintergrasikan revisi taksonomi Bloom ke dalam pembelajaran biologi.
Tujuan Penelitian Untuk mengklasifikasikan tujuan pembe-lajaran dengan berpedoman
pada revisi taksonomi Bloom.

Subjek Penelitian Biologi Sekolah Menengah Atas (SMA)


Assesment Data Data ini bagus untuk kita ketahui karena Revisi taksonomi Bloom
membagi tujuan pembelajaran (instructional objective) kedalam dua
dimensi utama, yaitu dimensi pengetahuan atau isi materi
pembelajaran (frase noun) dan dimensi proses kognitif (frase verb).
Dimensi pengetahuan mencakup, pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif. Sedangkan dimensi proses kognitif
terdiri atas enam kategori, yaitu mengingat (remember), memahami
(understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze),
mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create). Mengintegrasikan
revisi taksonomi Bloom kedalam pembelajaran biologi, dapat
dilakukan dengan menggunakan tabel taksonomi pendidikan. Guru
dapat memasukkan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dibuat,
kedalam kotak-kotak pada tabel taksonomi pendidikan yang
merupakan perpotongan antara dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif.
Langkah Penelitian Dengan cara tersebut, guru dapat memahami hubungan integral
antara jenis pengetahuan pada keilmuan biologi dengan proses
kognitif yang inheren dalam rumusan tujuan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan
untuk menguraikan hasil analisis kritis penggunaan tabel taksonomi
pendidikan, pada konteks pembelajaran Biologi Sekolah Menengah
Atas (SMA). Diawali dengan membuat dan mengklasifikasikan
beberapa tujuan pembelajaran Biologi, mendeskripsikan rancangan
pembelajaran, dan memilih instrumen serta prosedur asesmen yang
sesuai.
Hasil Penelitian Mengklasifikasikan tujuan pembe-lajaran dengan berpedoman pada
revisi taksonomi Bloom, dapat memberi pemahaman yang lebih
menyeluruh bagi guru, dalam kaitannya dengan makna rumusan tujuan
pembelajaran, tujuan aktivitas-aktivitas pembelajarannya, dan tujuan
asesmennya. Dengan pemahaman tersebut, guru dapat memutuskan
apa yang harus diajarkan kepada siswa dan bagaimana meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Kekuatan Penelitian Dengan adanya jurnal ini Guru dapat memasukkan tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah dibuat, kedalam kotak-kotak pada tabel
taksonomi pendidikan yang merupakan perpotongan antara dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dengan cara tersebut,
guru dapat memahami hubungan integral antara jenis pengetahuan
pada keilmuan biologi dengan proses kognitif yang inheren dalam
rumusan tujuan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menguraikan hasil
analisis kritis penggunaan tabel taksonomi pendidikan, pada
konteks pembelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas (SMA).
Diawali dengan membuat dan mengklasifikasikan beberapa tujuan
pembelajaran Biologi, mendeskripsikan rancangan pembelajaran,
dan memilih instrumen serta prosedur asesmen yang sesuai.

Kelemahan Penelitian Jurnal penelitian ini sudah bagus namun data untuk pembuktian masih
kurang sehingga membuat pembaca kurang mengerti terhadap jurnal
ini. Dan contoh-contohnya juga masih kurang.
Kesimpulan Mengklasifikasikan tujuan pembe-lajaran dengan berpedoman pada
revisi taksonomi Bloom, dapat memberi pemahaman yang lebih
menyeluruh bagi guru, dalam kaitannya dengan makna rumusan tujuan
pembelajaran, tujuan aktivitas-aktivitas pembelajarannya, dan tujuan
asesmennya. Dengan pemahaman tersebut, guru dapat memutuskan
apa yang harus diajarkan kepada siswa dan
bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran. Contoh-contoh yang
kami uraikan pada artikel ini, tentunya tidak dapat mencakup seluruh
proses kognitif dan jenis pengetahuan pada isi materi mata pelajaran
biologi. Tetapi setidaknya dapat memberikan gambaran kepada kita
bagaimana cara mengintergrasikan revisi taksonomi Bloom ke dalam
pembelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA

Krathwohl DR. 2002. A Revision of Bloom's Taxonomy:An Overview. Theory Into Practice, 41 (4):
212-218.

Mayer RE. 2002. Rote Versus Meaningful Learning. Theory Into Practice, 41 (4): 226-232.

Campbell RM. 2002. Biologi. Terjemahan oleh Manalu, Wasmen dkk. Edisi Kelima Jilid 1 dan 2.
Jakarta: Erlangga.
IDENTITAS JURNAL II

JUDUL KONSEP REVISI TAKSONOMI BLOOM DAN


IMPLEMENTASINYA PADA PELAJARAN
MATEMATIKA SMP

JURNAL Jurnal Ilmiah pendidikan matematika

VOLUMEDAN Volume 2 Nomor 1


HALAMAN

TAHUN September 2015

PENULIS Ramlan Effendi

REVIEWER MASDA SRI DEFI SIREGAR

ISSN 2502-7638
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak akhir tahun 2015, di kawasan ASEAN diberlakukan zona perdagangan bebas. (Asean
Free Trade Area, AFTA). Kesepakatan antar negara Asean untuk meniadakan bea tarif
perdagangan antar negara anggotanya, akan memberikan tantangan bagi perekonomian
Indonesia. Hasil produk nasional harus lebih unggul dengan produk dari negara lain, baik dari
segi kuantitas maupun kualitas, agar perdagangan tidak di kuasai oleh barang-barang impor.
Sumber daya manusia yang unggul tersebut hanya akan diperoleh dari pendidikan. Salah satu
jenis pendidikan yang dilakukan adalah pendidikan formal di sekolah mulai dari SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA dan Perguruan Tinggi. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi
tugas dan tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Namun dalam pendidikan formal, peran
guru sangat menentukan, sebab gurulah yang langsung membina para siswa di sekolah melalui
proses belajar mengajar, dengn tugas utamanya adalah merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajan siswa, guru harus melakukan
penilaian. Salah satu teknik penilaian dapat dilakukan dengan cara memberikan soal-soal tes
evaluasi untuk dikerjakan oleh siswa. Selanjutnya jawaban siswa akan di koreksi sesuai konsep,
prinsip dan prosedur matematika yang telah diajarkan. Jika nilai seorang siswa telah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka siswa tersebut dinyatakan telah menguasai materi
yang diajarkan. Tujuan kajian ini adalah agar dapat menyusun soal-soal matematika sesuai
konsep revisi taksonomi bloom. Taksonomi Bloom merupakan suatu tingkatan dalam
mengidentifikasikan keterampilan siswa dari jenjang yang dasar sampai yang tertinggi.
Tingkatan dalam revisi taksonomi bloom yang dilakukan oleh Kratwohl dan Anderson meliputi
mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (4), mengevaluasi (5)
dan mencipta (6). Tingkatan 44,5, dan 6 sering diklasifikasikan sebagai tingkat keterampilan
berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills). Guru perlu mengembangkan soal-soal
sesusai revisi taksonomi bloom khususnya level C4, C5 dan C6 agar siswa terbiasa
menyelesaikan soal yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi tersebuT
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Taksonomi Bloom


Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki (bertingkat) yang mengidentifikasikan
keterampilan berpikir mulai dari jenjang yang rendah hingga yang tinggi. Berawal dari
pemikiran dan penelitian seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat Benjamin S. Bloom
pada tahun 1950, bahwa evaluasi hasil belajar disekolah sebagian besar butir soal yang diajukan
hanya berupa soal tentang hapalan, sedangkan menurutnya hapalan merupakan tingkat terendah
dalam kemampuan berfikir. Agar proses pembelajaran menghasilkan siswa berkompeten, maka
disusunlah suatu Taksonomi Bloom yang dipublikasikannya pada tahun 1956 dengan judul
“Taxonomy Of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals”. Benjamin. S.
Bloom membuat suatu klasifikasi berdasarkan urutan keterampilan berpikir dalam suatu proses
yang semakin lama semakin tinggi tingkatannya. Mula-mula taksonomi bloom terdiri atas dua
bagian yaitu ranah kognitif dan ranah afektif (cognitive domain and affective domain). Pada
tahun 1966 Simpson menambahkan ranah psikomotor melengkapi apa yang tekah dibuat oleh
bloom. Dengan demikian menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor.
Selanjutnya dalam Taksonomi Bloom (Arikunto, 2009), tujuan pendidikan dibagi ke
dalam tiga domain, yaitu:

1. Ranah Kognitif (Cognitive Domain), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2. Ranah Afektif (Affective Domain) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3. Ranah Psikomotor (Psychomotor Domain) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek


keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Ranah kognitif memuat tujuan pembelajaran dengan proses mental yang berawal dari tingkat
pengetahuan ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi.

Revisi Taksonomi Bloom

Seiring perkembangan teori pendidikan, Krathwohl (2001) dan para ahli psikologi aliran
kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil
perbaikan tersebut dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi
yang dibuat hanya pada ranah kognitif dengan menggunakan kata kerja.

Penerapan Soal Matematika Sesuai Revisi Taksonomi Bloom


Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi mata pelajaran matematika memuat tujuan mata
pelajaran Matematika untuk lingkup pendidikan dasar dan menengah adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan antara lain (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4)
Mengomunikasikan gagasan dalam simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah, (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Kategori C1- Mengingat (Remembering)

Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.
Termasuk di dalamnya mengenali (recognizing) dan recalling (menuliskan/ menyebutkan).
Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya.
Kategori C2- Memahami (understanding)

Memahami yaitu mengkonstruksi makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal


yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau
mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.
Siswa dikatakan memahami ketika mereka mampu untuk membangun makna dari pesan
instruksional termasuk lisan, tertulis, dan grafis komunikasi, dan materi yang disampaikan.

Kategori C3-Mengaplikasikan (Applying)

Mengaplikasikan atau menerapkan ataupun menggunakan prosedur untuk melakukan


latihan atau memecahkan masalah yang berhubungan erat dengan pengetahuan procedural.

Kategori C4- Menganalisis (Analyzing)

Kategori menganalisa meliputi menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsur


penyusunnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur penyuaun tersebut
dengan struktur besarnya. Kategori ini juga termasuk menganalisis bagian-bagian terkait satu
sama lain.

Kategori C5-Mengevaluasi (Evaluating)

Mengevaluasi didefinisikan membuat suatu pertimbangan atau penilaian berdasarkan kriteria dan
standar yang ada. Kriteria yang sering dipakai adalah kualitas, efektifitas, efisiensi dan konsistensi.
Standar mengevaluasi dapat berbentuk kuantitatif. Mengevaluasi termasuk juga proses kognitif
memeriksa dan mengkritisi.
Kategori C6-Mengkreasi (Creating)

Mengkreasi atau mencipta yaitu menempatkan elemen bersama-sama untuk membentuk satu
kesatuan yang utuh atau fungsional; yaitu, reorganisasi unsur ke dalam pola atau struktur yang
baru.
BAB III
KESIMPULAN

Taksonomi bloom dan revisinya merupakan tingkatan yang digunakan sebagai panduan guru
dalam menyusun soal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perbaikan dalam revisi taksonomi
bloom dapat dijadikan acuan dalam menyusun soal mulai dari jenjang terendah (mengingat)
sampai jenjang tertinggi (mengkreasi). Tujuan pada tingkatan yang tertinggi tidak dapat dicapai
sebelum mencapai tujuan pada tingkatan di bawahnya. Penting bagi guru untuk tidak terjebak pada
kata kerja operasional yang terkadang sama untuk tingkatan yang berbeda. Sebaiknya membuat
soal sesuai dengan pengertian masing-masing tingkatan. Beberapa soal di atas dapat dijadikan
contoh dalam menyusun tujuan pembelajaran dan alat tesnya.
Tujuan Penelitian Tujuan kajian ini adalah agar dapat menyusun soal-soal matematika
sesuai konsep revisi taksonomi bloom. Taksonomi Bloom
merupakan suatu tingkatan dalam mengidentifikasikan
keterampilan siswa dari jenjang yang dasar sampai yang tertinggi.
Tingkatan dalam revisi taksonomi bloom yang dilakukan oleh
Kratwohl dan Anderson meliputi mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), menganalisis (4), mengevaluasi (5) dan
mencipta (6). Tingkatan 44,5, dan 6 sering diklasifikasikan sebagai
tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking
skills). Guru perlu mengembangkan soal-soal sesusai revisi
taksonomi bloom khususnya level C4, C5 dan C6 agar siswa terbiasa
menyelesaikan soal yang mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi tersebut.

Subjek Penelitian SMP Negeri 2 Lahat


Assesment Data Data ini bagus untuk kita ketahui karena Untuk mengetahui tingkat
ketercapaian tujuan pembelajan siswa, guru harus melakukan
penilaian. Salah satu teknik penilaian dapat dilakukan dengan cara
memberikan soal-soal tes evaluasi untuk dikerjakan oleh siswa.
Selanjutnya jawaban siswa akan di koreksi sesuai konsep, prinsip
dan prosedur matematika yang telah diajarkan. Jika nilai seorang
siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
siswa tersebut dinyatakan telah menguasai materi yang diajarkan.

Hasil Penelitian Taksonomi bloom dan revisinya merupakan tingkatan yang digunakan
sebagai panduan guru dalam menyusun soal untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Perbaikan dalam revisi taksonomi bloom dapat
dijadikan acuan dalam menyusun soal mulai dari jenjang terendah
(mengingat) sampai jenjang tertinggi (mengkreasi). Tujuan pada
tingkatan yang tertinggi tidak dapat dicapai sebelum mencapai tujuan
pada tingkatan di bawahnya. Penting bagi guru untuk tidak terjebak
pada kata kerja operasional yang terkadang sama untuk tingkatan yang
berbeda. Sebaiknya membuat soal sesuai dengan pengertian masing-
masing tingkatan. Beberapa soal di atas dapat dijadikan contoh dalam
menyusun tujuan pembelajaran dan alat tesnya.

Kekuatan Penelitian Dengan adanya jurnal ini tingkatan dalam mengidentifikasikan


keterampilan siswa dari jenjang yang dasar sampai yang tertinggi.
Tingkatan dalam revisi taksonomi bloom yang dilakukan oleh
Kratwohl dan Anderson meliputi mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), menganalisis (4), mengevaluasi (5) dan
mencipta (6). Tingkatan 44,5, dan 6 sering diklasifikasikan sebagai
tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking
skills). Guru perlu mengembangkan soal-soal sesusai revisi
taksonomi bloom khususnya level C4, C5 dan C6 agar siswa
terbiasa menyelesaikan soal yang mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi tersebut.

Kelemahan Penelitian Jurnal penelitian ini sudah bagus namun data untuk pembuktian masih
kurang sehingga membuat pembaca kurang mengerti terhadap jurnal
ini. Dan contoh-contohnya juga masih kurang.
Kesimpulan Taksonomi bloom dan revisinya merupakan tingkatan yang digunakan
sebagai panduan guru dalam menyusun soal untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Perbaikan dalam revisi taksonomi bloom dapat
dijadikan acuan dalam menyusun soal mulai dari jenjang terendah
(mengingat) sampai jenjang tertinggi (mengkreasi). Tujuan pada
tingkatan yang tertinggi tidak dapat dicapai sebelum mencapai tujuan
pada tingkatan di bawahnya. Penting bagi guru untuk tidak terjebak
pada kata kerja operasional yang terkadang sama untuk tingkatan yang
berbeda. Sebaiknya membuat soal sesuai dengan pengertian masing-
masing tingkatan. Beberapa soal di atas dapat dijadikan contoh dalam
menyusun tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York: Addison Wesley Longman,
Inc.
Anderson, L. W et al. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, daN
Asesmen Revisi Taksonomi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

You might also like