You are on page 1of 3

Nama Burung Langka Itu Cochoa beccarii Bukan

Cochoa beccani

Nama burung langka itu Cochoa beccarii Bukan Cochoa beccani, burung langka yang
kemarin di awal bulan ini ditemukan oleh Tim Ekspedisi Bukit Barisan. Burung yang
biasa disebut Ciung Mungkal Sumatera atau Sumatran Cochoa tersebut bukannya
bernama ilmiah Cochoa beccani melainkan Cochoa beccarii. Cochoa beccarii dengan
huruf “R” bukannya “N” dan dengan dobel “I”.

Sebagaimana diberitakan berbagai media online, Tim Ekspedisi Bukit Barisan yang
terdiri atas Kopassus, Raider, TaiPur Kostrad, Wanadri, dan sejumlah akademisi
berhasil menemukan spesies burung langka yang endemik Sumatera ini di kawasan
hutan Gunung Singgalang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada 27 Maret lalu.

Setelah Alamendah mencocokkan dengan database http://www.birdlife.org dan IUCN


Redlist ternyata nama latin (ilmiah) bagi burung Ciung-Mungkal Sumatera atau
Sumatran Cochoa adalah Cochoa beccarii.

Burung Ciung Mungkal Sumatera yang ditangkap Tim Ekspedisi Bukit Barisan

Ciung Mungkal Sumatera; Burung Unik, Endemik, dan ‘Most Wanted’. Ciung-Mungkal
Sumatera atau Sumatran Cochoa (Cochoa beccarii) merupakan burung endemik
pulau Sumatera (endemik Indonesia) yang unik dan menjadi salah satu spesies ‘ Most
Wanted‘ bagi para peneliti burung Sumatera.

‘Most Wanted’ lantaran banyak peneliti yang ingin menemukan spesies burung
langka ini setelah keluar masuk hutan harus rela keluar dengan tangan hampa.
Catatan pengamatan terakhir terjadi pada tahun 1995, ketika seorang peneliti dari
Jerman hanya berhasil mendengarkan suara kicauannya saja.

Mengenal Burung Langka Cochoa beccarii. Burung Ciung-Mungkal Sumatera (Cochoa


beccarii) berukuran besar sekitar 28 cm. Bulu burung ini mempunyai warna dominan
hitam mengkilat dengan mahkota, garis sayap dan pangkal ekor berwarna biru.
Burung betina berwarna lebih pudar dari yang jantan, dengan pipi dan tenggorokan
berwarna kekuningan krem.

Suara burung Ciung-Mungkal Sumatera (Cochoa beccarii) ini sangat khas,


menyerupai siulan manusia. Sedikitnya ada dua macam suara kicauan burung ini.
Pertama siulan “siiiit” yang tenang, lemah, atau bernada tinggi. Dan kedua suara
siulan “sip” pendek yang dikeluarkan sewaktu terbang.

Sebagai hewan endemik Indonesia (Sumatera) burung Ciung-Mungkal Sumatera


(Cochoa beccarii) mempunyai daerah persebaran di sekitar Gunung Singgalang,
Gunung Kerinci, Berastagi, Tanjung Barus, Barung Baru, Taman Nasional Kerinci
Seblat, Gunung Dempo dan beberapa lokasi di kawasan Pegunungan Bukit Barisan
Selatan. Hidup di habitat hutan dengan ketinggian 1200 – 1600 m dpl.

Meskipun bukan termasuk satwa yang dilindungi oleh hukum Indonesia, burung
langka ini tercatat dalam database birdlife dan IUCN Redlist dalam status vurnerable
atau rentan punah. Populasinya diperkirakan sekitar 3.900-7.800 individu.

Meskipun tanpa sengaja salah menuliskan nama ilmiah hewan ini dengan mengganti
huruf “R” menjadi “N”, Alamendah tetap salut kepada media-media yang telah
mewartakan kabar gembira ditemukannya kembali spesies burung langka Cochoa
beccarii ini.
Lebih bangga lagi kepada para anggota pasukan Kopassus, pasukan Raider, pasukan
TaiPur Kostrad, dan anggota Wanadri yang telah menemani para peneliti dan
akademisi. Bersatu dalam sebuah Tim Ekspedisi Bukit Barisan. Usaha mereka untuk
menyibak hutan tropis Sumatera dan menggali kekayaan hayati di dalamnya tidak sia-
sia.

Semoga ke depannya anggaran negara untuk melakukan berbagai ekspedisi guna


mengeksplorasi kekayaan hayati Indonesia semakin ditingkatkan. Dari pada sekedar
membangun ruang yang nyaman bagi para anggota parleman kita untuk ‘tidur’ atau
‘nonton vidio porno’.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo:


Passeriformes; Famili: Turdidae; Genus: Cochoa; Spesies: Cochoa beccarii Salvadori,
1879.

https://alamendah.org/2011/04/12/nama-burung-langka-itu-cochoa-beccarii-bukan-cochoa-
beccani/ (diunduh pada 21 agustus 2017)

You might also like