Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Raisa Novitae, S.Farm. 138115121
Ega Mantyas, S.Farm. 138115134
Disusun oleh :
Raisa Novitae, S.Farm. 138115121
Ega Mantyas, S.Farm. 138115134
i
ii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat yang senantiasa diberikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Program Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada periode 01
September – 15 September 2014 di Puskesmas Ngemplak I dengan baik.
Program PKPA yang dijalani merupakan salah satu syarat untuk meraih
gelar Apoteker (Apt.) pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Melalui program PKPA ini, penulis mendapatkan banyak ilmu
kefarmasian yang nantinya akan berguna bagi penulis di masa mendatang di
dalam dunia kerja dalam lembaga pemerintahan khususnya puskesmas.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang sejak awal program PKPA hingga masa penyusunan laporan
ini telah banyak membantu baik dalam bentuk doa, dorongan, semangat, kritik,
maupun saran. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua kami yang mendukung, mendorong, dan mendoakan penulis selama
menjalankan praktek kerja dan menyusun laporan praktek kerja.
2. Aris Widayati, M. Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Apt., Ph.D selaku Ketua Program
Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Apt., Ph.D selaku Dosen
pembimbing PKPA atas bimbingan selama pembekalan, diskusi, pengarahan
dan masukannya.
5. Nirma Atin, S. Si., Apt., selaku Apoteker Pengelola dan pembimbing praktek
kerja di Puskesmas Ngemplak I yang telah banyak memberikan bimbingan,
pengarahan dan masukan.
6. Kakak dan adik kami yang mendukung, mendorong, dan mendoakan penulis
selama menjalankan praktek kerja dan menyusun laporan praktek kerja.
iii
7. Teman-teman Program Studi Profesi Apoteker angkatan 28, atas kebersamaan
dan kerjasamanya selama kuliah profesi apoteker.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala doa dan
dukungan yang diberikan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini
sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir kata, semoga laporan PKPA ini dapat berguna bagi pembaca.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
5. Pencatatan dan Pelaporan ..................................................................... 16
6. Penghapusan Sediaan Farmasi.............................................................. 18
7. Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Obat………………………. .... 18
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 20
A. Kesimpulan……………..……………………………………………… 20
B. Saran ……………………………………………………………... 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 21
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap individu, di mana
tanpa kesehatan yang baik, individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam
melaksanakan aktivitas kesehariannya. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan
dibutuhkan juga sarana, sumber daya, dan fasilitas kesehatan yang memadai dan
menunjang suatu pelayanan kesehatan. Salah satu saranakesehatan untuk
melaksanakan upaya peningkatan derajat kesehatan oleh pemerintah adalah Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 30 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Pelayanan kesehatan di Puskesmas juga tidak terlepas dari pelayanan
kefarmasian di mana di dalamnya sangat dibutuhkan peran dan tanggung jawab
Apoteker untuk mengelola sumber daya yang terdiri dari SDM, sarana, prasarana,
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi serta pelayanan
farmasi klinik yang terdiri penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat,
informasi obat, dan pencatatan/penyimpanan resep. Dalam PP no 51 tahun 2009
tentang pekerjaan kefarmasian disebutkan bahwa penyerahan dan pelayanan obat
berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Sanata Dharma memberikan kesempatan kepada mahasiswa
farmasi untuk mempelajari secara langsung aplikasi ilmu kefarmasian tersebut
secara nyata melalui kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker di puskesmas.
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman
yang dilaksanakan pada tanggal 01 –15 September 2014 merupakan sarana bagi
calon Apoteker agar dapat memiliki pengetahuan dan gambaran secara langsung
terkait dengan peran, fungsi dan pelayanan kefarmasian oleh Apoteker di
Puskesmas.
1
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
2
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
BAB II
KEGIATAN PRAKTEK KERJA DAN PEMBAHASAN
A. Aspek Umum
1. Pengertian puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Pusat Kesehatan Masyarakat,
visi pembangunan kesehatan oleh puskesmas adalah tercapainyaKecamatan
Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat yang ingin
dicapai mencakup empat indikator utama yaitu lingkungan sehat, perilaku
sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan
penduduk kecamatan.Misi pembangunan kesehatanoleh puskesmas adalah
mendukungtercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Salah satu
misi yang mendukung peran apoteker dalam melakukan pelayanan kesehatan
adalah memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan (Keputusan Menteri Kesehatan
RI, 2004).
2. Manajemen Mutu Puskesmas Ngemplak I
Manajemen mutu suatu organisasi diatur oleh ISO 9001:2008
merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek - praktek standar untuk
manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses
dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu,
dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau
dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi (Mutu Certification
International, 2014). Puskesmas Ngemplak I telah meraih Sertifikat Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sebagai hasil dari komitmen kerja yang
selalu melakukan perbaikan mutu yang berkesinambungan. Sesuai dengan
standar ISO 9001:2008, Puskesmas Ngemplak I sendiri mempunyai sasaran
3
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
mutu yaitu melakukan perencanaan mutu, dan membuat prosedur tetap yang
mengatur kegiatan operasional puskesmas yang berpusat pada kepuasan
konsumen,yaitu pasien yang datang untuk berobat ke puskesmas.
Prosedur kegiatan operasional di Puskesmas Ngemplak I sendiri
diatur dan dibuat sedemikian rupa untuk memenuhi dan menjalankan
manajemen mutu. Secara khusus di bagian instalasi farmasi telah dibuat suatu
prosedur untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung dan
memaksimalkan pelayanan kefarmasian di puskesmas seperti prosedur
pemusnahan obat yang telah kadaluarsa, pembuatan Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO) untuk perencanaan obat selanjutnya,
prosedur penermaan obat dari Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan (POAK)
prosedur alur distribusi obat untuk masing-masing instalasi dan puskesmas
pembantu, dan prosedur pelaksanaan pemberian obat kepada pasien.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang sangat penting
dalam suatu lembaga atau organisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat.Puskesmas Ngemplak I sendiri memiliki SDM yang
sudah terkualifikasi menurut tugas kerjanya masing-masing, seperti dokter,
unit farmasi yang dipimpin oleh seorang apoteker, perawat, bidan, dan analis
kesehatan.
3. Kegiatan Puskesmas Ngemplak I
Dalam melakukan kegiatannya, kegiatan di Puskesmas Ngemplak I
dibagi menjadi dua bagian yaitu upaya kesehatanperseorangan (UKP) dan
upaya kesehatan masyarakat (UKM). Selain itu kegiatan juga dibagi
berdasarkan unit-unit yang ada dan terpisah dari Puskesmas Ngemplak I
sendiri seperti pelayan di Puskesmas Pembantu yang merupakan kegiatan di
dalam gedung, puskesmas keliling dan homecare yang merupakan kegiatan
di luar gedung.
Kegiatan di dalam gedung puskesmas, antara lain :
A. Rawat jalan
1. Puskesmas induk:
a. Pelayanan kesehatan umum
4
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
5
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
B. Pelayanan Kefarmasian
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.30 tahun 2014 tentang
Satndar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas menyebutkan bahwa pelayanan
kefarmasian di puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat
manajerial berupa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan
pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya
manusia dan sarana dan prasarana.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ngemplak I sendiri sudah sesuai
dengan KepMenKes tersebut dimana untuk pelayanannya dibagi menjadi
beberapa unit yang terdiri dari unit rawat jalan, rawat inap, puskesmas pembantu,
dan puskesmas keliling. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa unit
pelayanan kefarmasian Puskesmas Ngemplak I:
1. Rawat Jalan
Puskesmas Ngemplak I memiliki sarana dan prasarana yang cukup
baik.Unit farmasi puskesmas Ngemplak I sudah diberikan fasilitas yang memadai
untuk dapat melakukan kegiatan kefarmasian.Unit farmasi memiliki ruangan
sendiri yang memiliki air conditioner (AC) sekaligus berfungsi sebagai gudang
6
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
farmasi puskesmas dengan dipisah oleh sekat lemari. Adanya termometer yang
lengkap dengan higrometer menjadi nilai tambah tersendiri sebagai cara untuk
memantau kondisi ruangan. Sarana dan prasarana ini berupa alat-alat peracikan
yang memadai seperti mortir, stamper, sudip, gelas ukur, corong, dan lain-lain.
Ruangan ini memiliki tempat sampah dan wastafel sendiri sehingga kebersihan
ruangan cukup terjaga. Adanya tempat penyerahan obat yang memadai seperti
loket dengan pembatas kaca berlubang yang memungkinkan untuk melakukan
pelayanan informasi obat.
Kekurangan sarana dan prasana unit farmasi di Puskesmas Ngemplak I,
antara lain adalah ruang tunggu yang kurang nyaman karena kursi yang kurang
banyak, papan penanda ruang obat yang tidak terpasang dengan jelas sehingga
sukar dilihat oleh pasien dari luar ruangan.
Puskesmas Ngemplak I telah memiliki Standard Operating Procedure
(SOP) dalam tata cara pelayanan resep. Standard Operating Procedure (SOP) ini
dibuat dan dilaksanakan sesuai standar guna mengurangi kesalahan dalam
pelayanan resep yang hasil akhirnya dapat berakibat kepada pasien.Tahap
pelayanan resep yang dilakukan di Puskesmas Ngemplak I meliputi penerimaan
resep, skrining resep (administratif, farmasetis, klinis), peracikan obat, dan
penyerahan obat disertai dengan pemberian informasi obat. Secara umum, skema
alur pelayanan resep di Puskesmas Ngemplak I digambarkan dalam Lampiran 9.
Pasien yang telah mendaftarkan diri di bagian pendaftaran akan diberikan
formulir pendaftaran. Selanjutnya pasien dapat memeriksakan dirinya ke Bagian
Pemeriksaan Umum, Bagian Pemeriksaan Gigi, KIA, KB, atau bagian lain sesuai
dengan keluhan dan kebutuhan pasien. Pasien yang telah diperiksa oleh dokter,
membayar ke bagian keuangan (khusus untuk pasien umum), kemudian
menyerahkan resep ke bagian farmasi.Resep diterima oleh petugas pada loket
Instalasi Farmasi sesuai dengan nomor urutan agar dapat dilayani sesuai dengan
antrian. Apoteker, selanjutnya bertugas melakukan skrining resep, yang meliputi
nama obat, dosis obat, bentuk sediaan, aturan pakai, dan jumlah obat (terutama
untuk obat golongan antibiotik jumlah diberikan untuk lima hari), serta umur dan
berat badan pasien. Pemeriksaan nama dokter dan SIK tidak dilakukan karena
7
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
kedua hal tersebut tidak tercantum dalam format resep, namun keaslian resep
dapat dipastikan dari tulisan dan paraf dokter yang menulis resep.
Pengelompokkan obat di unit farmasi Puskesmas Ngemplak I dilakukan
berdasarkan penggunaan (dalam dan luar) dan bentuk sediaan (padat dan
cair).Masing-masing kelompok obat tersebut kemudian diurutkan secara alfabetis.
Pengolompokkan obat ini dilakukan dengan tujuan mempermudah proses
penyiapan obat. Keberadaan sendok khusus untuk tiap jenis obat los dimaksudkan
untuk mencegah adanya kontaminasi silang antar obat. Puskesmas Ngemplak I
juga sudah memiliki mesin sealing untuk sediaan serbuk sehingga mempercepat
proses penyiapan obat. Etiket yang digunakan dibagi menjadi etiket untuk obat
oral dan obat luar.Etiket yang digunakan untuk obat oral berwarna putih
sedangkan etiket yang digunakan untuk obat luar berwarna biru. Penyerahan obat
kepada pasien hendaknya disertai dengan pemberian informasi obat yang
diperlukan, antara lain adalah nama obat, khasiat obat, aturan penggunaan obat,
serta peringatan tertentu, seperti obat golongan antibiotik yang harus dihabiskan.
Penyimpanan obat psikotropika dan narkotika di Puskesmas Ngemplak I
tidak sesuai dengan Permenkes No. 28/MENKES/PER/1978 Pasal 5 ayat 2 yang
menyebutkan bahwa seharusnya penyimpanan narkotika disimpan dalam lemari
khusus yang seluruhnya terbuat dari kayu, mempunyai kunci, lemari dibagi dua
masing-masing dengan kunci yang berlainan. Kenyataan yang ada di Puskesmas
Ngemplak I penyimpanan psikotropik dan narkotik disimpan di lemari berkaca
tanpa kunci ganda untuk narkotik, dan lemari laci biasa tanpa kunci untuk
psikotropika. Sebaiknya penyimpanan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
untuk menjamin keamanan dan mengindari penyalahgunaan.
2. Rawat Inap
Pelayanan obat di unit farmasi rawat inap dilayani selama 24 jam. Unit ini
berfungsi membantu pelayanan obat bagi pasien rawat inap, UGD, dan kamar
bersalin yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.Unit rawat inap Puskesmas
Ngemplak I memiliki fasilitas yang cukup memadai.Fasilitas tersebut adalah air
conditioner, tempat peracikan lengkap dengan alat-alat sederhana, lemari
penyimpanan obat, lemari penyimpanan alat kesehatan, dan kulkas.
8
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
9
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
untuk menjaga higienitas dari obat yang akan diberikan pada pasien. Puskesmas
pembantu mendapatkan stok obat dari puskesmas induk bila stok obatnya
dibutuhkan. Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa terjadi kehabisan obat,
etiket obat habis , ketidaksesuaian obat antara jumlah obat yang di kartu stok dan
fakta.
4. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan
Puskesmas Ngemplak I. Petugas akan mendatangi dusun-dusun yang telah bekerja
sama dan melalukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Puskesmas keliling
ini bekerja sama dengan daerah setempat/kepala dukuh setempat yang
mengundang warga yang ingin memeriksakan kesehatannya. Dokter akan
memeriksa dan memberi resep kemudian apoteker akan memberikan pelayanan
obat. Kelebihan utama dari puskesmas keliling ini adalah pelayanan kesehatan
yang lebih dekat kepada masyakarat terutama untuk lansia. Selain itu, sebagai
fasilitas kesehatan pemerintah tingkatan, Puskesmas Ngemplak I juga
menyelipkan program promosi kesehatan pada penyakit yang sering terjadi di
masyarakat berupa penyuluhan kesehatan rutin.
5. Pelayanan Konseling dan Informasi Obat
Pelayanan konseling dan pemberian informasi obat di Puskesmas
Ngemplak I biasanya dilakukan secara lisan maupun tertulis saat penyerahan obat
pada pasien. Pasien yang meminta atau memerlukan informasi khusus mengenai
obat akan diberikan informasi secukupnya. Informasi secara lisan ini secara
umum meliputi kegunaan obat, waktu penggunaan obat, lama penggunaan obat
tersebut, dan efek samping yang mungkin timbul. Pemberian informasi obat
secara tertulis dilakukan dengan bantuan leaflet untuk pasien kasus tertentu,
misalnya pasien penderita hipertensi, maupun cara penggunaan obat yang
memerlukan perhatian khusus. Tujuan dari pemberian leaflet ini adalah untuk
membantu pasien dalam memahami informasi yang diberikan. Sumber leaflet
berasal dari Dinas Kesehatan Sleman dan dari mahasiswa yang melakukan
praktek kerja di Puskesmas Ngemplak I.
10
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
11
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
12
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
13
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
14
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
15
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Unit dosedispensing
Sistem ini biasa digunakan rawat inap. Sistem unit dose dispensing
maksudnya obat didistribusikan ke ruang perawatan untuk setiap pasien
dalam kemasan persekali minum/per sekali pemakaian.
Alur distribusi pada Puskesmas Ngemplak I secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 8.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi (IF)
Kabupaten/Kota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pengelolaan obat
secara tertib baik obat yang diterima, disimpan, didistribusikan. Tujuan pencatatan
dan pelaporan adalah tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan,
persediaan, pengeluaran atau penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh
rangkaian kegiatan mutasi obat (Departemen Kesehatan RI, 2007).
Pencatatan dan pelaporan data obat di puskesmas merupakan rangkaian
kegiatan dalam penatalaksanaan obat-obat yang diterima, disimpan, didistribusi
dan digunakan di puskesmas serta unit pelayaan lainnya. Rangkaian aktifitas
pencatatan dan pelaporan ini penting dilakukan agar memudahkan proses
monitoring dan evaluasi penggunaan obat.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di puskesmas
Ngemplak I adalah sebagai beikut:
a. Lembar Register Penggunaan Obat Harian, Buku Register Obat, Kartu
Stok, dan Dokumentasi Resep
Lembar Resgister Penggunaan Obat Harian berisikan penggunaan
obat dalam pelayanan harian untuk setiap unit yang ada.Buku ini
mencakup informasi tentang jenis obat dan jumlah obat yang digunakan
setiap harinya.Jumlah pemakaian obat harian kemudian disalin kembali
dalam Buku Register Obat. Buku ini berisi informasi mengenai jumlah
obat yang diserahkan ke pasien setiap harinya selama satu bulan. Jumlah
obat yang terpakai tiap bulan kemudian di rekapitulasi dalam Kartu Stok.
Kartu ini berisi nama barang, tanggal, jumlah barang masuk dan keluar,
sisa persediaan, serta keterangan. Kartu ini bermanfaat untuk mengontrol
16
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
17
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
18
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
dilakukan antara lain melalui laporan pola peresepan dan laporan penggunaan
obat generik.
Peresepan yang rasional adalah apabila diagnosis yang ditegakkan
sesuai dengan kondisi pasien memilih obat yang paling tepat dari berbagai
alternatif obat yang ada dan merespon obat dengan dosis yang cukup dan
berpedoman pada standar yang berlaku atau ditetapkan. Laporan Penggunaan
Obat Rasional (LPOR) merupakan kewajiban dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman untuk mengontrol pemakaian antibiotik, kortikosteroid,
dan polifarmasi serta untuk manajemen pengobatan pada penyakit dengan
diagnosa diare, ISPA, dan kasus umum lainnya. Masing-masing jenis penyakit
tersebut telah memiliki standar tertentu akan penggunaan obat yang rasional.
Beberapa contoh standar tersebut adalah penggunaan antibiotik pada
Puskesmas Ngemplak I dikendalikan dengan cara pemberian antibiotik
minimal selama 5 hari dan pemberian informasi bahwa obat harus diminum
sampai habis. Persentase penggunaan obat untuk diare, GEA dan disentri
diharapkan penggunaan oralit mencapai 100%. Persentase penggunaan
antibiotik pada ISPA diharapkan < 20%, dan kortikosteroid 0%.
Peresepan rasional juga memperhatikan adanya polifarmasi pada resep.
Hal ini dapat diamati pada resep dengan diagnosis tunggal pada kasus umum,
misal: common cold. Obat yang diresepkan diharapkan tidak lebih dari 3 jenis
untuk satu kasus. Penggunaan obat yang terlalu banyak untuk suatu penyakit
tunggal akan menjadikan resep menjadi kurang rasional.
19
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tenaga farmasi yang tersedia belum dapat mencukupi kebutuhan pelayanan di
puskesmas terutama di puskesmas pembantu.
2. Proses kegiatan distribusi obat dan alat kesehatan di Puskesmas Ngemplak I
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan puskesmas
untuk distribusi obat.
3. Puskesmas Ngemplak I memberikan pelayanan kefarmasian ke masyarakat
melalui puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan promosi kesehatan yang
dilakukan secara rutin.
B. Saran
1. Perlu penambahan tenaga kefarmasian agar kegiatan pelayanan lebih lancar.
2. Perlu meningkatkan pengawasan secara rutin terhadap dokumentasi obat dan
alat kesehatan di puskesmas pada proses distribusi.
3. Perlu dilakukan kontrol rutin akan kebersihan dan kelengkapan sarana
prasarana serta keteraturan pencatatan kelengkapan sediaan farmasidi
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling untuk menunjang pelayanan
kefarmasian.
20
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
21
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
22
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
23
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
24
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
25
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Lampiran 8. Resep
26
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
27
Laporan PKPA Puskesmas Ngemplak I Sleman,
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan XXVIII,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
28