You are on page 1of 8

Azas Ramang Pambudi

VANOS
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING EDUCATION
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Vol.1, No.1, Juli 2016, Hlm.71-78.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TPS DENGAN STAD TERHADAP


HASIL BELAJAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

THE EFFECT OF TPS WITH STAD TEACHING METHOD FOR LEARNING OUTCOMES
IN SUBJECTS HEALTH AND SAFETY

Azas Ramang Pambudi1


1Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Jalan Colombo
No. 1, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
azasramang@gmail.com
Diterima: 21 Maret 2016. Disetujui: 22 April 2016. Dipublikasikan: 30 Juli 2016

ABSTRACT
The study aimed at obtaining information about the differences between the learning outcomes of students who
receive TPS cooperative learning methods to STAD. This study is an experimental research design with Control
Group Pretest Posttest. Determination of the sample using random sampling techniques. Pretest results obtained
using One Way Anova Fcalc = 0.185 <Ftable = 3.08 to 0.95 odds with df = 2 numerator and denominator df = 104
third class proved no significant difference before treatment. The test results obtained posttest F calc = 21.803>
Ftable = 3.08 to 0.95 odds with df = 2 numerator and denominator df = 104 proves there is a significant difference
between the three classes after treatment. The results of t-test on the data posttest experimental class I and II
obtained tcalc = -4.943 < ttable = 1.67 for = 5% with df = 70. Conclusion The study is the result of student learning
using STAD cooperative method is better than the results of cooperative learning methods TPS.

Keywords: cooperative learning, STAD, TPS.

ABSTRAK
Penelitian bertujuan memperoleh informasi mengenai perbedaan hasil belajar antara siswa yang
mendapatkan pembelajaran metode kooperatif TPS dengan STAD. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dengan desain Control Group Pretest Posttest. Penentuan sampel menggunakan teknik random
sampling. Hasil pretest menggunakan One Way Anova didapatkan Fhitung = 0,185 <Ftabel = 3,08 untuk peluang
0,95 dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 104 membuktikan ketiga kelas tidak memiliki perbedaan
signifikan sebelum perlakuan. Hasil ujipostest didapatkan Fhitung = 21,803 > Ftabel = 3,08 untuk peluang 0,95
dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 104 membuktikan terdapat perbedaan signifikan antara ketiga
kelas setelah perlakuan. Hasil t-test terhadap data posttest kelas eksperimen I dan II diperoleh thitung = -4,943
< ttabel = 1,67 untuk = 5% dengan dk = 70. Kesimpulan penelitian adalah hasil belajar siswa menggunakan
metode kooperatif STAD lebih baik daripada hasil belajar menggunakan metode kooperatif TPS.

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, TPS, STAD

71 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.1 Juli 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Azas Ramang Pambudi
PENDAHULUAN Salah satu faktor yang mempengaruhi
Pendidikan Menengah Kejuruan adalah siswa dalam proses belajar mengajar yaitu
pendidikan yang menyiapkan peserta didik model yang digunakan guru dalam
menjadi manusia yang produktif, yang menyampaikan materi. Menurut Syah (2007:
langsung dapat bekerja di bidangnya setelah 144) salah satu faktor yang mempengaruhi
melalui pendidikan dan pelatihan berbasis hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar
kompetensi. Selain itu, Sekolah Menengah yang meliputi strategi dan metode yang
Kejuruan (SMK) juga menyelenggarakan digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pendidikan dan pelatihan (diklat) berbagai mempelajari materi-materi pelajaran. Ketika
program keahlian yang disesuaikan dengan model yang digunakan tidak melibatkan
kebutuhan lapangan kerja. Untuk mencapai siswa secara aktif, tujuan pembelajaran yang
standar kompetensi yang telah ditetapkan diharapkan tidak tercapai.
oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi, Salah satu model pembelajaran yang
substansi diklat dikemas dalam berbagai dapat digunakan sebagai alternatif adalah
mata diklat yang dikelompokan dan pembelajaran kooperatif. Pada pembelajaran
diorganisir menjadi program normatif, kooperatif siswa dikondisikan untuk belajar
produktif, dan adaptif. secara aktif. Selama proses tukar pendapat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) maupun berbagi informasi yang berlangsung
merupakan salah satu dasar kompetensi dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa
kejuruan program produktif yang diajarkan berkesempatan untuk mengekspresikan apa
pada Sekolah Menengah Kejuruan program yang dipahaminya kepada orang lain,
studi keahlian Teknik Otomotif. Sebagai mengklarifikasi ide, maupun menawarkan
materi program produktif dasar tentunya alternatif ide. Melalui aktifitas ini diharapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan tercipta kesempatan bagi siswa untuk
materi yang sangat penting dan mempunyai meningkatkan pemahaman mereka terhadap
peran atau pengaruh yang besar terhadap materi pelajaran.
kelancaran pencapaian kompetensi lainnya. Mourkos menyatakan (Journal of
Realitas di lapangan menunjukkan pada saat Engineering Education, 2010:35):
penulis melakukan Praktik Pengalaman “There are two good reasons for using
Cooperative Learning in engineering
Lapangan (PPL) di SMK Negeri 4 Semarang
classes. First, students learn better when
proses pembelajaran konvensional K3 selama working with each other than when
working in isolation or competing against
ini masih cenderung berpusat pada guru
each other. Second, it forces students to
(teacher centered) yang identik dengan practice team and small group
communication skills which are a must in
metode ekspositori. Dengan kata lain, guru
the real world”.
sebagai sumber informasi dan menyajikan Arti dalam bahasa Indonesia adalah
materi dalam bentuk jadi. Sedangkan siswa “Terdapat dua alasan kuat dalam penggunaan
hanya menerima materi pelajaran dan pembelajaran kooperatif di kelas-kelas
menghafalnya tanpa mengkonstruksi teknik. Pertama, siswa belajar lebih baik
pengetahuan dan pengalaman yang ketika bekerja dengan satu sama lain
dimilikinya. daripada bekerja dalam isolasi atau
berkompetisi melawan satu sama lain. Kedua,

72 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.1 Juli 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Azas Ramang Pambudi
hal tersebut memaksa siswa untuk berlatih siswa kelas XI TMO-D SMK Negeri 2
dalam tim dan keterampilan komunikasi Surakarta pada Semester 4 Tahun Pelajaran
kelompok kecil yang merupakan keharusan 2008-2009” yang dipublikasikan dalam Jurnal
di dunia nyata”. Dengan demikian, DIDAKTIKA menyimpulkan bahwa hasil
keuntungan yang didapat dari model belajar siswa mengalami peningkatan setelah
pembelajaran kooperatif tidak hanya semata adanya perlakuan metode STAD. Hasil belajar
dalam dunia pendidikan tetapi juga pada siswa mengalami peningkatan dari 7,35
ranah sosial. menjadi 8,36 pada siklus pertama dan 8,66
Terdapat berbagai macam metode yang pada siklus kedua.
termasuk dalam pembelajaran kooperatif,
METODE PENELITIAN
dua diantaranya adalah metode
Metode penelitian ini merupakana true
BerpikirBerpasangan Berbagi (Think Pair
eksperimental design, dengan menggunakan
Share) dan Pembagian Pencapaian Tim Siswa
desain Control Group Pretest Posttest
(Student Teams Achievement Division), yang
(Arikunto, 2006: 86). Ada tiga kelompok
akan dipergunakan dalam penelitian ini.
penelitian, yaitu kelas eksperimen I
Metode kooperatif Berpikir
menggunakan metode kooperatif Berpikir
Berpasangan Berbagi (Think Pair Share) dan
Berpasangan Berbagi atau Think Pair Share
Pembagian Pencapaian Tim Siswa(Student
(TPS), kelas eksperimen II menggunakan
Teams Achievement Division), diketahui dapat
metode kooperatif Pembagian Pencapaian
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
Tim Siswa atau Student Teams Achievement
terbukti dari hasil dua penelitian yang dimuat
Division (STAD)dan kelompok kelas kontrol
dalam berbagai jurnal ilmiah, diantaranya:
yang menggunakan metode ekspositori.
(1) hasil penelitian yang dilakukan oleh Nina
Populasi dalam penelitian ini adalah
Septriana dan Budi Handoyo (2006:50)
siswa SMK Negeri 4 Semarang kelas X Teknik
berjudul “Penerapan Think Pair Share (TPS)
Mekanik Otomotif. Sampel dalam penelitian
dalam Pembelajaran Kooperatif untuk
ini, yaitu kelas Sepuluh Teknik Sepeda Motor
Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi” yang
atau X-TSM sebagai kelompok kelas
dipublikasikan dalam Jurnal Pendidikan
eksperimen sebanyak 36 siswa, kelas Sepuluh
Inovatif menyimpulkan bahwa prestasi
Teknik Kendaraan Ringan 1 atau X-TKR1
belajar siswa setelah penerapan TPS
sebagai kelompok kelas eksperimen II
mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai
sebanyak 36 siswa, dan kelas Sepuluh Teknik
rata-rata sebesar 71,76 dengan jumlah siswa
Kendaraan Ringan 2atau X-TKR2 sebagai
yang tuntas belajar sebanyak 64,71% dan
kelompok kelas kontrol sebanyak 35 siswa.
pada siklus II mengalami peningkatan
Variabel bebas dalam penelitian ini
menjadi 76,03 dengan jumlah siswa yang
adalah pembelajaran K3 menggunakan
tuntas belajar adalah sebanyak 79,41%. (2)
metode kooperatif TPS dan pembelajaran K3
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri
menggunakan metode kooperatif STAD.
Ngatini (2009:502) berjudul “Penggunaan
Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil
Metode Kooperatif Student Teams
belajar K3 menggunakan metode kooperatif
Achievement Division (STAD) untuk
TPS dan hasil belajar K3 menggunakan
Peningkatan Hasil Belajar Kewirausahaan
metode kooperatif STAD.

73 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.1 Juli 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Azas Ramang Pambudi
Instrumen penelitian ini ada 2, yaitu kontrol siswa kelas X Teknik Mekanik
dokumentasi dan tes hasil belajar. Otomotif SMK Negeri 4 Semarang disajikan
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh dalam tabel sebagai berikut.
data-data seperti daftar nama siswa dan data
Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Posttest
kurikulum sekolah. Sedangkan instrumen tes Kelas N Min. Max. Mean Std. Dev.
Eks. I 36 62 85 76,36 4,54
hasil belajar digunakan untuk mengetahui Eks. II 36 69 92 82,06 5,21
Kontrol 35 65 85 74,03 6,01
kualitas hasil belajar siswa dari aspek
kognitif. Tes dilakukan sebanyak dua kali Tabel di atas menunjukkan bahwa pada
yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan kelas eksperimen Isetelah dilakukan
sesudah perlakuan (postest). Ketiga kelas pembelajaran menggunakan metode
sampel akan diberikan post-test pada akhir kooperatif TPS memperoleh rata-rata hasil
pembelajaran yang soalnya sama dengan soal belajar kompetensiK3 sebesar 76,36 dengan
pre-test. Post-test diberikan pada kelas nilai tertinggi 85,0 nilai terendah 62,0 dan
eksperimen dan kelas kontrol. Teknik analisis standar deviasi 4,54.
menggunakan uji hipotesis uji-F dan uji-t. Kelas eksperimen II setelah dilakukan
pembelajaran kompetensi K3 menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
metode kooperatif STAD memperoleh rata-
Hasil
rata hasil belajar sebesar 82,06 dengan nilai
Data hasil proses pretest pada
tertinggi 92,0 nilai terendah 69,0 dan standar
kompetensi Kesehatan dan Keselamatan
deviasi 5,21. Sedangkan pada kelas kontrol
Kerja (K3) di kelas eksperimen I, kelas
memperoleh rata-rata hasil belajar
eksperimen II dan kelas kontrol siswa kelas X
kompetensi K3 sebesar 74,03 dengan nilai
Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 4
tertinggi 85,0 nilai terendah 65,0 dan standar
Semarang diperoleh hasil sebagai berikut.
deviasi 6,01.
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Pretest Perhitungan analisis varian satu arah
Kelas N Min. Max. Mean Std. Dev.
Eks. I 36 50 77 66,39 7,14 (One Way Anova) terhadap data hasil posttest
Eks. II 36 50 77 65,94 6,41 diperoleh nilai Fhitung sebesar 21,803 lebih
Kontrol 35 46 77 65,29 9,25
besar dari nilai Ftabel yang sebesar 3,08 untuk
Tabel di atas menunjukkan bahwa
= 5% dengan dk pembilang= 2 dan dk
sebelum dilakukan kegiatan pembelajan
penyebut = 104. Dengan demikian hipotesis
kemampuan awal kompetensi Kesehatan dan
penelitian pertama (Ha1) yang menyatakan:
Keselamatan Kerja pada siswa kelas
“Ada perbedaan yang signifikan antara hasil
eksperimen I mempunyai rata-rata 66,39
belajar siswa menggunakan metode
dengan nilai tertinggi 77,0 nilai terendah 50,0
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi
dan standar deviasi 7,14, pada kelas
(Think Pair Share), metode kooperatif
eksperimen II rata-rata 65,94 dengan nilai
Pembagian Pencapaian Tim Siswa (Student
tertinggi 77,0 nilai terendah 50,0 dan standar
Teams Achievement Division) dan metode
deviasi 6,41, sedangkan pada kelas kontrol
ekspositori pada kompetensi K3” diterima.
rata-rata 65,29 dengan nilai tertinggi 77, nilai
Rata-rata hasil belajar kompetensi K3
terendah 46 dan standar deviasi 9,25.
di kelas eksperimen I menggunakan metode
Hasil perhitungan dari proses posttest
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi
kompetensi K3 di kelas eksperimen dan

74 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.1 Juli 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Azas Ramang Pambudi
(Think Pair Share) mencapai 76,36 sedangkan (Think Pair Share) secara signifikan lebih baik
pada kelas kontrol menggunakan metode dari pada metode kooperatif Pembagian
ekspositori mencapai 74,03. Melalui Pencapaian Tim Siswa (Student Teams
perhitungan menggunakan rumus ujit-test Achievement Division) pada kompetensi K3”,
terhadap data posttest kelas eksperimen I dan ditolak.

kelas kontrol diperoleh nilai thitung = 1,849 >


Pembahasan
ttabel = 1,67untuk = 5% dengan dk = 69.
Penelitian ini bertujuan untuk
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja
menganalisis perbedaan hasil belajar siswa
kedua (Ha2) yang menyatakan: ”Hasil belajar
melalui pembelajaran metode kooperatif
siswa menggunakan metode kooperatif
Berpikir Berpasangan Berbagi atau Think Pair
Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair
Share (TPS) dengan Pembagian Pencapaian
Share) secara signifikan lebih baik dari pada
Tim Siswa atau Student Teams Achievement
metode ekspositori pada kompetensi K3”,
Division (STAD) pada kompetensi
diterima.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penelitian
Rata-rata hasil belajar pada materi K3
ini mengambil objek pada ranah kognitif
kelas eksperimen II menggunakan metode
sebagai bahan penelitian, sesuai pendapat
kooperatif Pembagian Pencapaian Tim Siswa
Sudjana (2011: 23) ranah kognitif paling
(Student Teams Achievement Division)
banyak dinilai karena berkaitan dengan
mencapai 82,06 sedangkan pada kelas
kemampuan para siswa dalam menguasai isi
kontrol menggunakan metode ekspositori
bahan pengajaran.
mencapai 74,03. Melalui perhitungan
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
menggunakan rumus ujit-test terhadap data
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
posttest kelas eksperimen II dan kelas kontrol
pembelajaran menggunakan metode
diperoleh nilai thitung = 6,020 > ttabel =
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi di
1,67untuk = 5% dengan dk = 69. Hasil ini
kelas X-TSM sebagai kelas eksperimen I dan
menunjukkan bahwa hipotesis kerja ketiga
pembelajaran menggunakan metode
(Ha3) yang menyatakan : ”Hasil belajar siswa
kooperatif Pembagian Pencapaian Tim Siswa
menggunakan metode kooperatif Pembagian
di kelas XMO-1 sebagai kelas eksperimen II,
Pencapaian Tim Siswa (Student Teams
sedangkan pembelajaran konvensional
Achievement Division) secara signifikan lebih
dengan metode ekspositori di kelas XMO-2
baik dari pada metode ekspositori pada
sebagai kelas kontrol dilakukan oleh guru
kompetensi K3”, diterima.
kelas.
Melalui perhitungan dengan
Hasil perhitungan data pretest
menggunakan rumus t-test terhadap data
menunjukkan kelas eksperimen I mempunyai
posttest kelas eksperimen I dan kelas
rata-rata mencapai 66,39, kelas eksperimen II
eksperimen II diperoleh nilai thitung = -
mencapai 65,94dan pada kelas kontrol
4,943<ttabel = 1,67untuk = 5% dengan dk =
mencapai 65,29. Kemudian melalui analisis
70. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis
varians satu arah (One Way Anova) diperoleh
kerja empat (Ha4) yang menyatakan :”Hasil
nilai Fhitung sebesar 0,185 lebih kecil dari nilai
belajar siswa menggunakanmetode
Ftabel sebesar 2,69 untuk taraf kesalahan 5%
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi
dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut =

75 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.1 Juli 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Azas Ramang Pambudi
104. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum lebih besar dari kelas kontrol yang
diberikan pembelajaran yang berbeda, menggunakan metode ekspositori yaitu
kemampuan awal siswa dari ketiga kelas 74,03. Hasil ini ini mengindikasikan bahwa
dalam kompetensi Kesehatan dan pembelajaran menggunakan metode
Keselamatan Kerja tidak berbeda secara kooperatif tipe TPS maupun tipe STAD secara
signifikan atau dianggap sama. signifikan lebih lebih unggul dibandingkan
Kemampuan pengetahuan awal yang pembelajaran menggunakan metode
sama dari kelas tersebut dapat disebabkan ekspositori. Lebih lanjut, hasil t-test yang
karena siswa belajar dengan guru yang sama, dilakukan antara metode kooperatif TPS
sehingga terdapat kesamaan dalam hal dengan metode ekspositori maupun antara
kurikulum, pembelajaran, sarana dan metode kooperatif STAD dengan metode
prasarana. Menurut Muhibin Syah (2007: ekspositori juga menunjukkan hasil
144) salah satu faktor yang mempengaruhi perbandingan dari dua metode kooperatif ini
hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar secara signifikan lebih baik daripada metode
yang meliputi strategi dan metode yang ekspositori. Hal ini sesuai dengan pendapat
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan Arends (2008: ) yang menjelaskan salah satu
mempelajari materi-materi pelajaran. Oleh aspek penting dari cooperative learning
karena itu, ketika siswa mendapatkan pretest adalah dapat membantu meningkatkan
yang dilakukan secara mendadak, maka akan prestasi akademik siswa.
didapatkan hasil yang kurang memuaskan. Perbedaan pencapaian nilai rata-rata
Setelah dilakukan pembelajaran yang hasil belajar siswa yang signifikan antara dua
berbeda yaitu pada kelas ekperimen I metode kooperatif tersebut dan metode
menggunakan metode kooperatif Berpikir ekspositori juga disebabkan adanya
Berpasangan Berbagi dankelas eksperimen II perbedaan karakter dalam proses
menggunakan metode kooperatif tipe pembelajaran antara metode kooperatif
Pembagian Pencapaian Tim Siswa, terlihat dengan metode ekspositori. Hal yang paling
bahwa hasil belajar kompetensi Kesehatan menonjol yang membedakan kedua metode
dan Keselamatan Kerja dari ketiga kelas kooperatif dengan metode ekspositori adalah
tersebut berbeda secara signifikan. Hal ini dalam hal interaksi ketika proses
ditunjukkan dari hasil analisis varians satu pembelajaran. Cooperative learning is defined
arah (One Way Anova) yang diperoleh nilai as students working together to "attain group
Fhitung = 21,803> ttabel = 3,08untuk taraf goals that cannot be obtained by working
kesalahan 5% dengan dk pembilang 2 dan dk alone or competitively" (Johnson, Johnson, &
penyebut 104. Holubec dalam Palmer, 2003).
Rata-rata hasil belajar kompetensi Sedangkan pembelajaran mengguna-
Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada kelas kan metode ekspositori bersifat individual-
eksperimen I setelah diberikan pembelajaran listik. Pembelajaran metode ekspositori
menggunakan metode kooperatif TPS sebesar menekankan pada penyampaian materi
76,36 dan kelas eksperimen II setelah secara teacher centered, siswa menyimak
diberikan pembelajaran menggunakan penjelasan yang disampaikan oleh guru
metode kooperatif tipe STAD sebesar 82,06 secara pasif tanpa menuntut siswa untuk

76 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.1 Juli 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Azas Ramang Pambudi
menemukan dan membangun pengetahuan kompetensi K3dengan metode Pembagian
tersebut. Sesuai pendapat yang menyatakan Pencapaian Tim Siswa dengan pemberian
“In the individualistic condition, students were kuis didalamnya sebagai alat evaluasi dan
directed not to talk and were required to keinginan untuk memperoleh penghargaan
complete the assignment on their own” atau predikat tim super sebagai alat motivasi.
(Johnson, Johnson, & Stanne dalam Robinson, Gagasan utama dari STAD adalah untuk
1991: 15). Selanjutnya Felder (1994) juga memotivasi siswa supaya dapat saling
menyatakan “weak students working mendukung dan membantu satu sama lain
individually are likely to give up when they get dalam menguasai kemampuan (Slavin, 2005:
stuck; working cooperatively, they keep going”. 14). Metode kooperatif STAD juga cocok
Metode kooperatif merupakan digunakan dalam berbagai jenjang kelas dan
pembelajaran berbasis kerja kelompok dan bidang studi terlebih untuk bidang studi yang
merupakan sesuatu hal baru bagi kelas sudah terdefinisikan, seperti berhitung dan
tersebut. Beberapa sudah terlanjur terbiasa studi terapan (Slavin, 2005:12).
belajar dengan sistem individu dan minim Namun demikian, penerapan metode
pengalaman untuk belajar dan kooperatif TPS tidak boleh diabaikan, karena
berkomunikasi dalam sebuah tim. Hal ini dari hasil perhitungan yang sudah disebutkan
membuat jalannya penelitian menjadi agak di atas bahwa metode kooperatif TPS secara
terhambat pada awalnya karena peneliti signifikan lebih unggul dibanding metode
harus menjelaskan mengenai proses ekspositori yang selama ini masih diterapkan
pembelajaran dan bagaimana aturannya. dalam pembelajaran kompetensi
Hasil perhitungan t-test menolak Keselamatan dan Kesehatan Kerja di SMK
hipotesis ke empat yaitu rata-rata metode Negeri 4 Semarang. Anita Lie juga
kooperatif TPS lebih tinggi dari metode menyatakan (2004: 57) metode kooperatif ini
kooperatif STAD, membuktikan bahwa secara memberi kesempatan lebih banyak kepada
signifikan rata-rata nilai yang diperoleh siswa setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan
di kelas yang menggunakan metode partisipasi mereka kepada orang lain.
kooperatif STAD lebih tinggi dari metode
KESIMPULAN
kooperatif TPS. Perhitungan uji t kelas
1. Ada perbedaan yang signifikan antara
eksperimen I menggunakan metode
hasil belajar siswa menggunakan metode
kooperatif TPS dengan kelas eksperimen II
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi
menggunakan metode kooperatif STAD
(Think Pair Share), metode kooperatif
diperoleh nilai thitung = -4,943 <ttabel = 1,67
Pembagian Pencapaian Tim Siswa
untuk = 5% dengan dk = 70.
(Student Teams Achievement Division) dan
Hasil perhitungan di atas membuktikan
metode ekspositori pada kompetensi K3.
penggunaan metode kooperatif Pembagian
2. Hasil belajar siswa menggunakan metode
Pencapaian Tim Siswa mempunyai pengaruh
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi
yang lebih baik dalam peningkatan hasil
(Think Pair Share) secara signifikan lebih
belajar dibandingkan dengan metode
baik dari pada metode ekspositori pada
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi.
kompetensi K3.
Siswa lebih dapat memahami penyampaian

77 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.1 Juli 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Azas Ramang Pambudi
3. Hasil belajar siswa menggunakan metode Mourtos, Nikos J. 1997. The Nuts and Bolts of
Cooperative Learning in Engineering.
kooperatif Pembagian Pencapaian Tim
Department of Mechanical and Aerospace
Siswa (Student Teams Achievement Engineering San Jose State University.
Division) secara signifikan lebih baik dari Journal of Engineering Education: 35-37.
pada metode ekspositori pada Ngatini, Sri. 2009. Penggunaan Metode
kompetensi K3. Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) untuk Peningkatan Hasil
4. Hasil belajar siswa menggunakan metode Belajar Kewirausahaan siswa kelas XI
kooperatif Pembagian Pencapaian Tim TMO-D SMK Negeri 2 Surakarta pada
Semester 4 Tahun Pelajaran 2008-2009.
Siswa (Student Teams Achievement
Jurnal DIDAKTIKA, 1(3): 491-504.
Division) secara signifikan lebih baik
Robinson, Ann. (1991). Cooperative Learning
daripada metode kooperatif Berpikir and the Academically Talented Student.
Berpasangan Berbagi (Think Pair Share) The National Research Center on the
Gifted and Talented. The University of
pada kompetensi K3.
Connecticut.

DAFTAR PUSTAKA Septriana, Nina & Budi Handoyo. 2006.


Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach
Pembelajaran Kooperatif untuk
Belajar untuk Mengajar: Edisi Ketujuh
Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi.
Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jurnal Pendidikan Inovatif, 2 (1): 47-50.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa
Jakarta: Rineka Cipta.
Media.
Felder, Richard M. (1994). Cooperative
Sudjana, Nana. 2011.Penilaian Hasil Belajar
Learning in Technical Courses: Procedures,
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda
Pitfalls, and Payoffs.
Karya.
http://www.ncsu.edu/felder-public/
Papers/Coopreport.html (diakses pada 01 Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan
November 2012). Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning:
Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia
Widia Sarana Indonesia.

78 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.1 Juli 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700

You might also like