You are on page 1of 4

ANALISIS TINGKAT PELAPUKAN BATUAN ULTRABASA

DIDAERAH KONAWE SELATAN KECAMATAN PURIALA


MENGGUNAKAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNETIK

PROPOSAL PENELITIAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN


MENCAPAI DERAJAT SARJANA (S1)

DIAJUKAN OLEH:

SAPRIL MUNANDAR
R1A115027

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
NOVEMBER 2018
1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Sulawesi Tenggara mengandung bahan tambang dan juga sumber

energi yang merupakan potensi dan sumber Pendapatan Asli Daerah (PDA) yang

utama. Menyadari hal tersebut di atas pada tahun 1983, telah dilakukan survei

bahan galian dan sumber energi di daerah Konawe Selatan, Moramo, Wawoni dan

Pulau Muna. Dari hasil survei yang dilakukan diperoleh informasi bahwa Provinsi

Sulawesi Tenggara khususnya Daerah Konawe Selatan memiliki bahan galian dan

tambang yang cukup banyak salah satunya adalah nikel. Sulawesi Tenggara

khususnya di Daerah Konawe Selatan merupakan Daerah penghasil nikel terbesar

di Indonesia (Simanjuntak, 1993).

Nikel adalah kebutuhan manusia akan logam. Secara umum nikel dapat

terbentuk secara primer maupun sekunder atau yang sering disebut sebagai nikel

laterit. Endapan nikel yang terdapat di Indonesia hanya dijumpai dalam bentuk

nikel laterit. Batuan induk endapan nikel laterit adalah batuan ultrabasa; umumnya

dari jenis harzburgit (peridotit yang kaya unsur ortopiroksen), dunite dan jenis

peridotite yang lain. Oleh karena adanya proses pelapukan menyebabkan

terjadinya proses pengkayaan sekunder yang meningkatkan kadar Ni dalam

batuan (Burge, 1996).

Kita ketahui bahwa endapan nikel laterit yangdijumpai di Provinsi

Sulawesi Tenggara, umumnya tersingkap di Kabupaten Konawe Utara, Konawe

Selatan,Bombanna dan Pomalaa. Hasil pengamatan lapangan pada daerah


penelitian dan dipadukan dengan Peta Geologi Lembar Kolaka,

Sulawesi(Simanjuntak, 1993),

Endapan nikel laterit di Daerah Konawe Selatan menunjukkan profil

permukaannya yang ditutupi oleh material erosi dan menimbulkan kesulitan

dalam eksplorasi endapan nikel laterit. Eksplorasi endapan nikel laterit diduga

berkaitan dengan pelapukan batuan ultramafik dalam pembentukan endapan nikel

laterit dan keberadaan material erosi yang tersebar di atas permukaan. Kajian

profil pelapukan serpentin merupakan indikasi proses laterisasi yang terjadi pada

batuanultramafik dan dilakukan melalui petrografi dan sayatan poles (Bold,1967).

Berdasarkan hal tersebut diatas,batuan ultrabasa adalah batuan beku yang

kaya akan besi, magnesium, aluminium dan logam-logam berat. Batuan ini sdikit

mengandung kuarsa atau felspar, sehingga kandungan silikanya kurang dari 45%

(maka disebut ultrabasa karena sangat alkali). Tanah yang sangat alkalin yang

berkembang dari pelapukan batuan ini menyebabkan kondisi yang tidak subur

dan tak cocok untuk lahan pertanian. Tanah jenis ini punya kapasitas penukaran

kation yang rendah (yang menyebabkan proses metabolisme tanaman akan

terganggu). Dikondisikan iklim tropis yang lembab, batuan ultrabasa melapuk

sangat cepat dan menghasilkan bijih residu yang mengandung nikel, kromium,

atau besi (Sudarningsih, 2008).

Dengan mengetahui stabilitas magnetik suatu batuan kita dapat mengetahui

pemanfaatan metode kemagnetan batuan dalam beberapa aplikasi didasarkan pada

Asumsi bahwa keberadaandan kelimpahan mineral magnetik merupakan refleksi

dari kondisi lingkungannya. Kelebihan dari metode kemagnetan batuan adalah


pengukurannya relatif cepat, sederhana serta tidak bersifat merusak sampel yang

diukur. Dari segi material yang dikaji, saat ini tidak saja berupa batuan tetapi

pemanfaatanya telah diterapkan untuk mengkarakterisasi sedimen (Dearing,

1997), dan tanah (Maher, 2003 ; Van Dam, 2008). Kajian mengenai kemagnetan

batuan, umumnya dilakukan berdasarkan suseptibilitas magnetik yang terukur,

dimana kajian suseptibilitas magnetik saat ini terus mengalami perkembangan.

Hal inilah menjadi faktor yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Analisi Tingkat Pelapukan Batuan Ultrabasa di

Daerah Konawe Selatan Kecamatan Puriala menggunakan Metode

Suseptibilitas Magnetik”.

You might also like