You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

KUALITAS HIDUP BERDASARKAN KARAKTERISTIK PASIEN PASCA


STROKE
(Studi di RSUD Tugurejo Kota Semarang)

Ulfa Bariroh*), Henry Setyawan S**), Mateus Sakundarno A**)


*)
Mahasiswa Peminatan EPID Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang
**)
Dosen Peminatan EPID Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang
Email : ulfabariroh7@gmail.com

Abstract : Stroke is the leading cause of functional disorder that can affect the
patient's life in various aspects (physical, emotional, psychological, cognitive, and
social). The level of physical and mental disability in patients with post-stroke can
affect the quality of life of patients. In this study aims to describe the post-stroke
patient quality of life based on the characteristics. This is a descriptive study with
cross-sectional approach. The instrument used in this study was a questionnaire.
The sample is 100, by using simple random sampling technique. This research
uses descriptive data analysis results showed that the poor quality of life more in
respondents older than 55 years (67.7%), male sex (52.1%), did not attend
school (100%), not work (58.5%), had income below the minimum wage (56.6%),
not having a partner (78.8%) and various non-hemorrhagic stroke (52.6%). post-
stroke patients are advised to read a lot about stroke and stroke a lot to find out
about other than that for post-stroke patients who have a spouse is expected to
continue to provide support.

Keywords : Quality of Life, Stroke, Post Stroke Patients

PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyakit kesehatan dan gejala. Prevalensi
defisit neurologis akut yang stroke di Jawa Tengah tahun 2013
disebabkan oleh gangguan berdasarkan diagnosis tenaga
pembuluh darah otak yang terjadi kesehatan sebesar 7,7/1.000
secara mendadak dan menimbulkan penduduk dan yang berdasarkan
gejala dan tanda yang sesuai diagnosis tenaga kesehatan dan
dengan daerah otak yang terganggu. gejala sebesar 12,3/1.000
Kejadian serangan ini bervariasi penduduk.(3)
antar tempat, waktu, dan keadaan Berdasarkan patogenesisnya
penduduk.(1) Setiap tahunnya ada stroke dimulai saat terbentuk lesi
sekitar 5,8 juta orang yang patologik sampai saat lesi tersebut
meninggal dan dua-sepertiga dari menetap. Gangguan fungsi otak
semua kematian akibat stroke terjadi disini akibat adanya lesi pada otak.
di negara-negara berkembang. Di Lesi ini umumnya mengalami
Amerika Serikat didapatkan 700.000 pemulihan sampai akhirnya terdapat
orang mengalami stroke baru atau lesi yang menetap. Fungsi otak
berulang tiap tahunnya.(2) Prevalensi adalah sebagai kontrol dari setiap
stroke di Indonesia tahun 2013 anggota gerak manusia, maka
sebesar 12,1/1.000 penduduk rusaknya otak menyebabkan
berdasarkan diagnosis tenaga hilangnya fungsi otak itu sendiri.

486
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kerusakan sel-sel otak pasca stroke Pada dasarnya terdapat tiga


menyebabkan kecacatan fungsi hal yang berperan menentukan
kognitif, sensorik, maupun motorik kualitas hidup yaitu mobilitas, rasa
sehingga menghambat kemampuan nyeri dan kejiwaan, depresi atau
fungsional mulai dari aktivitas gerak ansietas. Ketiga faktor tersebut
hingga berkomunikasi dengan orang dapat diukur secara obyektif dan
sekitar secara normal. dinyatakan sebagai status
(6)
Stroke dapat mempengaruhi kesehatan. Berdasarkan penelitian
kehidupan pasien dalam berbagai lain yang dilakukan di Chicago faktor
aspek (fisik, emosional, psikologis, yang berhubungan dengan kualitas
kognitif, dan sosial). Tingkat hidup pasien pasca stroke adalah
kecacatan fisik dan mental pada (P=0,0001), dukungan sosial
pasien pasca stroke dapat (P=0,0005), dan FIMLOG
mempengaruhi kualitas hidup (P=0,031).(7) Penelitian yang berjudul
pasien. Seiring angka kematian Factors Influencing Stroke Survivors
akibat stroke yang semaakin Quality of Life During Subacute
menurun, lebih banyak pasien yang Recovery bahwa faktor-faktor yang
harus hidup dengan berbagai mempengaruhi kualitas hidup pasien
keterbatasan dan gangguan. pasca stroke adalah umur (p<0,001),
Kecacatan jangka panjang yang jenis kelamin (p=0,042), tingkat
disebabkan oleh stroke merupakan pendidikan (p=0,014), jenis stroke
masalah yang umum terjadi di (p=0,014) dan komorbiditas
semua negara dan kejadiannya (p=0,049).(8)
meningkat secara signifikan, Melihat semakin
terutama pada pasien berusia lanjut. meningkatnya angka kejadian stroke
Stroke juga merupakan penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh
utama gangguan fungsional, dimana stroke yang dapat mempengaruhi
20% penderita yang bertahan hidup kualitas hidup pasien pasca stroke,
masih membutuhkan perawatan di namun belum diketahui gambaran
institusi kesehatan setelah 3 bulan kualitas hidup pasien pasca stroke di
dan 15-30% penderitanya RSUD Tugurejo Kota Semarang.
mengalami cacat permanen.(4) Di
Indonesia, 55-60% orang dengan METODE PENELITIAN
gejala stroke menderita cacat ringan
sampai berat, 25% meninggal dunia, Penelitian ini merupakan
dan 10-15% penderita selamat. penelitian kuantitatif dengan jenis
Akibat gangguan fungsional ini penelitian observasional analitik
menyebabkan penderita stroke melalui pendekatan cross sectional.
kehilangan produktivitasnya dan Teknik pengambilan sampel adalah
harus mengeluarkan biaya yang simple random sampling. Sampel
besar untuk perawatan rehabilitasi.(5) berjumlah 100 pasien pasca stroke
Kualitas hidup diartikan yang termasuk dalam kriteria inklusi
sebagai persepsi individu tentang dan eksklusi.
posisi mereka dalam kehidupan
yang dilihat dari konteks budaya dan Variabel yang digunakan
sistem nilai dimana mereka tinggal dalam penelitian ini adalah umur,
serta hubungannya dengan tujuan, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
harapan, standar, dan hal-hal lain status pekerjaan, tingkat
yang menjadi perhatian individu. penghasilan, status pernikahan dan

487
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

jenis stroke. Analisis data dilakukan secara umum, vitalitas, fungsi sosial,
secara univariat. kesehatan mental, dan peranan
emosional. Pertanyaan berjumlah
Instrumen yang digunakan 36. Skor item jawaban berada
dalam penelitian ini adalah pada rentang nol sampai dengan
kuesioner karekteristik responden enam sehingga skor total berada
dan kuesioner kualitas hidup SF- pada rentang nol sampai dengan
36. Instrumen ini terdiri dari 100.
delapan domain yaitu fungsi fisik,
peran fisik, rasa nyeri, kesehatan HASIL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Berdasarkan Umur

Kualitas Hidup
Total
Umur Buruk Baik
N % N % N %
≥ 55 tahun 44 67,7 21 32,3 65 100,0
< 55 tahun 6 17,1 29 82,9 35 100,0
Total 50 50,0 50 50,0 100 100,0
Tabel 1 menggambarkan persentase Merujuk pada hasil penelitian
terbesar dari responden yang diatas penyakit stroke lebih banyak
mempunyai nilai kualitas hidup ditemukan pada lansia dengan
buruk adalah kelompok umur rerata usia >55 tahun karena secara
lansia (≥55tahun) yaitu sebesar fisiologis terjadi perubahan fisik yang
67,7%. Persentase tertinggi berhubungan dengan umur meliputi
responden dengan kualitas hidup perubahan pembuluh darah secara
baik adalah kelompok umur dewasa umum termasuk pembuluh darah
82,9%. otak yang menjadi kurang elastis
dan adanya penumpukan plak pada
Hasil penelitian ini sejalan percabangan pembuluh darah otak
dengan penelitian sebelumnya yang yang berlangsung bertahun-tahun.
menunjukkan bahwa rerata usia Adanya plak yang terjadi pada
pasien stroke adalah 62,1 tahun pembuluh darah otak akan
dengan usia termuda 18,5 tahun dan mengganggu sirkulasi darah ke otak
tertua 89,9 tahun.(8) Penelitian lain sehingga otak akan mengalami
yang dilakukan di Mesir terhadap 50 gangguan metabolisme, jika terjadi
pasien stroke didapatkan hasil rerata secara terus menerus akan terjafi
usia pasien adalah 55,3 dengan iskemia dan akhirnya infark
(10)
pasien yang berusia termuda adalah serebral.
35 tahun dan tertua adalah 71
tahun.(9)
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Berdasarkan Jenis Kelamin

Kualitas Hidup
Total
Jenis Kelamin Buruk Baik
N % N % N %
Laki-laki 25 52,1 23 47,9 48 100,0
Perempuan 25 48,1 27 51,9 52 100,0
Total 50 50,0 50 50,0 100 100,0

488
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2 menggambarkan pada wanita lebih tinggi. Namun, jika


persentase terbesar dari responden dilihat dari social support wanita
yang mempunyai nilai kualitas mempunyai skor yang tinggi
hidup buruk adalah kelompok lai- dibanding pria. Lain halnya dengan
laki yaitu sebesar 52,1%. pria, semakin lama menjalani
Persentase tertinggi responden sebuah terapi pengobatan maka
dengan kualitas hidup baik adalah kualitas hidup pasien pria tersebut
kelompok perempuan 51,9%. akan semakin menurun.(11,12)

Penelitian mengatakan Penelitian mereka juga


bahwa wanita mempunyai kualitas menunjukkan perempuan lebih
hidup yang lebih rendah, namun berisiko 1,53 kali untuk terkena
sumber lain mengatakan bahwa pria stroke daripada laki-laki.(13)
mempunyai kualitas hidup yang lebih Penelitian yang pernah dilakukan di
rendah. Perbedaan ini terjadi karena New Zealand menunjukkan bahwa
beberapa alasan, pada wanita 328 dari kelompok kasus stroke
dianggap lebih rendah karena adalah berjenis kelamin
prevalensi depresi dan kecemasan perempuan.(14)
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kualitas Hidup
Total
Tingkat Pendidikan Buruk Baik
N % N % N %
Tidak Sekolah 4 100,0 0 0,0 4 100,0
SD 20 66,7 10 33,3 30 100,0
SMP 16 59,3 11 40,7 27 100,0
SMA 10 33,3 20 66,7 30 100,0
PT 0 0,0 9 100,0 9 100,0
Total 50 50,0 50 50,0 100 100,0
Tabel 3 menggambarkan akan mempunyai pengetahuan yang
persentase terbesar dari responden lebih luas juga memungkinkan
yang mempunyai nilai kualitas pasien dapat mengontrol dirinya
hidup buruk adalah responden dalam mengatasi masalah yang
yang tidak sekolah yaitu sebesar dihadapi, mempunyai rasa percaya
100%. Persentase tertinggi diri yang tinggi, berpengalaman dan
responden dengan kualitas hidup mempunyai perkiraan yang tepat
baik adalah responden dengan bagaimana mengatasi kejadian serta
tingkat pendidikan akhir perguruan mudah mengerti anjuran-anjuran
tinggi 100%. dari petugas kesehatan. Selain itu
dapat mengurangi kecemasan
Tingkat pendidikan seseorang sehingga dapat membantu individu
dapat mendukung atau dalam membuat keputusan.(16)
mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang. Pendidikan yang rendah Hal ini serupa dengan
maka pengetahuan juga rendah, penelitian yang dilakukan di Bogor
semakin tinggi pendidikan dengan hasil penelitian
seseorang maka pengetahunya menunjukkan bahwa orang yang
akan semakin tinggi.(15) Penderita terkena stroke banyak diderita oleh
yang memiliki pendidikan lebih tinggi orang dengan pendidikan terakhir

489
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

SMP-SMA yaitu 22 orang. Orang SMA juga berpeluang 1,74 kali


dengan pendidikan terakhir SMP- berisiko untuk terkena stroke.(13)

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Berdasarkan Status Pekerjaan

Kualitas Hidup
Total
Status Pekerjaan Buruk Baik
N % N % N %
Tidak Bekerja 31 58,5 22 41,5 53 100,0
Bekerja 19 40,4 28 59,6 47 100,0
Total 50 50,0 50 50,0 100 100,0
Tabel 4 menggambarkan dan ketidakmampuan ini meningkat
persentase terbesar dari responden seiring dengan peningkatan spasitas
yang mempunyai nilai kualitas dan berkurangnya status
hidup buruk adalah responden keseimbangan.(17) Penelitian yang
yang tidak bekerja yaitu sebesar dilakukan pada penderita stroke
58,5%. Persentase tertinggi hemisfer kanan yang kembali
responden dengan kualitas hidup bekerja setelah terkena stroke,
baik adalah responden yang bekerja mereka mengungkapkan bahwa
59,6%. meskipun mereka kembali bekerja,
namun skillnya sudah berbeda dari
Ketidak mampuan penderita yang dulu sebelum terkena stroke.
untuk kembali bekerja ini juga Mereka mengungkapkan
dipengaruhi oleh faktor fisiknya, kemampuan untuk kembali bekerja
karena faktor ini memepengaruhi ini didesak oleh kemauan mereka
tingkat ketidakmampuan penderita, sendiri.(18)

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Kualitas Hidup
Tingkat Total
Buruk Baik
Penghasilan
N % N % N %
Rendah 47 56,6 36 43,4 83 100,0
Tinggi 3 17,6 14 82,4 17 100,0
Total 50 50,0 50 50,0 100 100,0
Tabel 5 menggambarkan Penduduk yang memiliki
persentase terbesar dari responden penghasilan tidak mencukupi
yang mempunyai nilai kualitas kebutuhan sehari-hari mempunyai
hidup buruk adalah responden kualitas hidup yang lebih buruk
yang memiliki penghasilan dibawah dibandingkan dengan penduduk
UMR yaitu sebesar 56,6%. dengan penghasilan yang
Persentase tertinggi responden mencukupi. Pasien yang mempunyai
dengan kualitas hidup baik adalah pendapatan keluarga yang
responden memiliki penghasilan mencukupi dapat menunjang untuk
diatas UMR 82,4%. pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Sehingga dalam hal ini bukan hanya

490
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dapat menunjang kebutuhan hidup 125 responden (53,6%) merupakan


sehari-hari namun juga biaya responden dengan pendapatan tidak
pengobatan yang diperlukan terkait mencukupi, 43,3% merupakan
penyakit sehingga dapat menjaga responden dengan pendapatan yang
derajat kesehatannya. Oleh karena cukup dan hanya 3% responden
itu, hal ini dapat mempengaruhi yang memiliki pendapatan cukup
kualitas hidupnya. dan dapat menabung.(19)
Hasil penelitian yang dilakukan
di Nigeria juga mendapatkan hasil

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Berdasarkan Status Pernikahan

Kualitas Hidup
Status Total
Buruk Baik
Pernikahan
N % N % N %
Tidak 26 78,8 7 21,2 33 100,0
Berpasangan
Berpasangan 24 35,8 43 64,2 67 100,0
Total 50 50,0 50 50,0 100 100,0

Tabel 6 menggambarkan dan positif. Dengan keberadaan


persentase terbesar dari responden pasangan yang selalu mendampingi
yang mempunyai nilai kualitas dan memberikan dukungan ataupun
hidup buruk adalah responden bantuan saat pasien mengalami
yang berstatus janda/duda/belum masalah terkait kondisi
menikah yaitu sebesa 78,8%. kesehatannya, maka pasien akan
Persentase tertinggi responden merasa lebih optimis dalam
dengan kualitas hidup baik adalah menjalani kehidupannya. Hal itu
responden memiliki pasangan akan memppengaruhi keseluruhan
64,2%. aspek pada kualitas hidupnya. Oleh
karena itu kualitas hidup pasien
Pasangan merupakan dengan status marital menikah lebih
support system yang baik dalam baik.(20)
meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal ini sesuai dengan
Penelitian lain menemukan pasien penelitian lainnya yang menunjukkan
yang tidak mempunyai pasangan sebagian besar responden masih
ditemukan lebih ansietas memiliki pasangan yaitu sebesar
dibandingkan dengan pasien yang 94,2%.(21) Penelitian yang dilakukan
mempunyau pasangan. Meskipun pada pasien pasca 3 bulan
status perkawinan bukan merupakan mengalami stroke didapatkan hasil
faktor risiko terjadinya penyakit 184 responden atau 61% masih
stroke namun, status pernikahan memiliki pasangan.(22) Hasil yang
merupakan salah satu dukungan sama juga didapatkan pada
sosial terhadap pasien sehingga penelitian lain yang menunjukkan
dengan adanya pasangan hidup 57,4% responden berstatus
dapat memberikan dukungan menikah, 9,1% responden masih
kepada pasangan untuk single atau belum menikah dan
menjalankan perilaku yang sehat 33,5% responden sudah tidak

491
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

memiliki pasangan atau duda atau janda.(23)


Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Berdasarkan Jenis Stroke

Kualitas Hidup
Total
Jenis Stroke Buruk Baik
N % N % N %
Stroke Hemoragik 9 40,9 13 59,1 22 100,0
Stroke non Hemoragik 41 52,6 37 47,4 78 100,0
Total 50 50,0 50 50,0 100 100,0

Tabel 7 menggambarkan dilakukan pada tahun 2013,


persentase terbesar dari responden sebagian besar respondennya
yang mempunyai nilai kualitas menderita stroke jenis iskemik yaitu
hidup buruk adalah responden 76,1% sedangkan sisanya menderita
yang berjenis stroke non hemoragik stroke jenis hemoragik yaitu
yaitu sebesar 52,6%. Persentase 23,9%.(24) Penelitian pada pasien
tertinggi responden dengan pasca stroke juga menunjukkan 27
kualitas hidup baik adalah orang menderita stroke jenis iskemik
responden berjenis stroke dan 3 orang lainnya menderita
hemoragik 59,1%. stroke jenis hemoragik.(25)
KESIMPULAN DAN SARAN
Jenis stroke berkaitan 1. Kesimpulan
dengan tingkat kecacatan dan a. Proporsi terbesar dari
keparahan. Stroke iskemik terjadi responden yang mempunyai
bila pembuluh darah yang memasok nilai kualitas hidup buruk
darah ke otak tersumbat. Sedangkan adalah kelompok umur
stroke hemoragik, pembuluh darah lansia (≥55tahun) yaitu
pecah sehingga mengakibatkan sebesar 67,7%.
hambatan aliran darah normal dan b. Proporsi terbesar dari
darah merembes ke bagian otak responden yang mempunyai
lainnya kemudian merusak. Efek nilai kualitas hidup buruk
yang ditimbulkan oleh keduanya adalah kelompok lai-laki
berbeda. Kerusakan yang yaitu sebesar 52,1%.
disebabkan stroke hemoragik bisa c. Proporsi terbesar dari
lebih parah karena adanya responden yang mempunyai
kebocoran darah yang keluar nilai kualitas hidup buruk
menuju jaringan otak dengan adalah responden yang tidak
tekanan darah yang cukup tinggi. sekolah yaitu sebesar 100%.
Hal ini dapat menyebabkan d. Proporsi terbesar dari
kematian atau kecacatan yang responden yang mempunyai
parah.(7) nilai kualitas hidup buruk
Sebagian besar penderita adalah responden yang tidak
stroke yang menjadi responden bekerja yaitu sebesar 58,5%.
penenlitian menderita stroke jenis e. Proporsi terbesar dari
iskemik, yaitu sebanyak 78%, responden yang mempunyai
sedangkan 22% lainnya menderita nilai kualitas hidup buruk
stroke jenis hemoragik. Hal ini adalah responden yang
serupa dengan penelitian yang memiliki penghasilan

492
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dibawah UMR yaitu sebesar Circulation. 2014;129(3).


56,6%.
f. Proporsi terbesar dari 5. Bilic I, Dzamonja G, Lusic I,
responden yang mempunyai Matijaca M, Caljkusic K. Risk
nilai kualitas hidup buruk factors and outcome
adalah responden yang differences between ischemic
berstatus janda/duda/belum and hemorrhagic stroke.
menikah yaitu sebesa 78,8%. NCBI. 2009;48(4):399–403.
g. Proporsi terbesar dari
responden yang mempunyai 6. Chung ML, Mose DK, Lennie
nilai kualitas hidup buruk TM, Rayerns MK. The Effects
adalah responden yang of Depressive Symptoms and
berjenis stroke non Anxiety on Quality of Life in
hemoragik yaitu sebesar Patients with Heart Failure
52,6%. and Their Spouses: Testing
2. Saran Dyadic Dynamic Using Actor-
a. Diharapkan pasien pasca Partner Interdependence
stroke terus mencari tahu, Model. J NCBI [Internet].
membaca tentang penyakit 2009;67(1):29–35. Available
stroke dan mempelajarinya. from:
b. Diharapkan pasien pasca http://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
stroke yang memiliki ubmed/19539816
pasangan untuk terus
memberikan dukungannya 7. Rosemarie B K. Quality of Life
kepada pasien. After Stroke. Am Hear Assoc.
2010;27:1467–72.
DAFTAR PUSTAKA
8. Nichols-Larsen DS, Clark PC,
1. Bustan M. Epidemiologi Zeringue A, Greenspan A,
Penyakit Tidak Menular. Blanton S. Factors influencing
Jakarta: PT. Rineka Cipta; stroke survivors’ quality of life
2007. 79-96 p. during subacute recovery.
Stroke. 2005;36(7):1480–4.
2. Who. Global burden of stroke.
atlas Hear Dis stroke. 9. Kamel A, Ghani AA, Zaiton
2004;15:50–1. MA, El-motayam AS, El-fattah
DA. Health Related Quality of
3. Depkes RI. Riset Kesehatan Life in Stroke Survivors
Dasar. Jakarta: Badan Measured by the Stroke
Penelitian dan Impact Scale.
pengembangan Kesehatan 2010;47(2):267–74.
Kementrian Kesehatan RI;
2013. 10. Price SA, Wilson LM.
Patofisiologi : Konsep Klinis
4. Go AS, Mozaffarian D, Roger Proses-proses Penyakit.
VL, Benjamin EJ, Berry JD, Dublin: EGC; 2006.
Blaha MJ, et al. Heart Disease
and Stroke Statistics - 2014 11. Pezeshki LMe and Rostami Z.
Update: A report from the Contributing Factors in Health
American Heart Association. Related Quality of Life

493
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Assessment of ESRD Patient: Available from:


A Single Center Study. Int J http://rcb.sagepub.com/conten
Nephrol Urol. 2009;1(2):129– t/48/4/209.abstract
36.
19. Hamza AM, Al-Sadat N, Loh
12. WHO. Men Ageing And SY, Jahan NK. Predictors of
Health. Geneva: World Health poststroke health-related
Organization; 2001. 15-28 p. quality of life in nigerian stroke
survivors: A 1-Year follow-up
13. Delcourt C, Hackett M, Wu Y, study. Biomed Res Int.
Huang Y, Wang J, Heeley E, 2014;2014.
et al. Determinants of quality
of life after stroke in China: 20. Pasca P, Fakultas S,
The ChinaQUEST (QUality Keperawatan I, Keperawatan
Evaluation of Stroke care and K, Bedah M, Indonesia U.
Treatment) study. Stroke. Hubungan Antara Depresi
2011;42(2):433–8. Dan Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup
14. ML H, JR D, CS A, JB B, Pasien Hiv / Aids Yang
Bonita R. Health-related Menjalani Perawatan. 2011;
quality of life among long-term
survivors of stroke: results 21. Em S, Bozkurt M, Karakoç M,
from the Auckland Stroke Çağlayan M, Akdenİz D,
Study, 1991-1992. Stroke Oktayoğlu P, et al.
(00392499) [Internet]. Determining Quality of Life
2000;31(2):440–447 8p. and Associated Factors in
Available from: Patients with Stroke.
http://search.ebscohost.com/l 2015;(April 2014):148–54.
ogin.aspx?direct=true&db=cin
20&AN=107100429&site=eho 22. Astrom, M. Asplud K.
st-live Handicap and Quality of Life
After Stroke. In: Long Term
15. Soekidjo N. Ilmu Perilaku Effect of Stroke. New York:
Kesehatan. Jakarta: Rineka Marcel Dekker; 2005.
Cipta; 2010. 44-46 p.
23. Edwards JD, Koehoorn M,
16. Eurostat. Quality of Life. 2015. Boyd LA, Levy AR. Is Health-
Related Quality of Life
17. Sinha, Dhamija B. Functional Improving After Stroke ?
Status and Disabilitu in Stroke Between 1996 and 2005.
Survivors of North India. 2010;996–1001.
Indian J Physiother Occup
Ther. 2013;7. 24. Muthmaina. Faktor Risiko
Kejadian Stroke pada dewasa
18. Koch. Returning to Work After Awal (18-40 tahun) di Kota
the Onset of Ilness : Makassar Tahun 2010-2012.
Experiences of Right J Penelit Epidemiol Fak
Hemisphere Stroke Survivors. Kesehat Masy Univ
Rehabil Conseling Bull Hasanudin Makassar. 2013;
[Internet]. 2005;4(48):209.

494
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

25. Angelina P. Hubungan Self negeri Syarif Hidayatullah.


Management dengan Kualitas Universitas Islam negeri Syarif
Hidup Pasien Pasca Stroke di Hidayatullah; 2013.
Puskesmas Pisangan Ciputat.
Vol. 53, Universitas Islam

495

You might also like