You are on page 1of 113
LOVE LATTE Karya : Amel fernandess Part1 Hanya kata itu yang bisa kuucapkan saat aku menginjakan kaki pertama kali disekolah baruku. SMA Saga. Aku nggak menyangka kalau bangunan kecil kayak gini bisa juga dinamakan sekolah. Bayangin!! Sekolah ini mungkin cuma seluas lapangan bola. Lapanganya pun cuma basket dan voli. Menjebatani bangunan yang membentuk persegi tapi nggak jadi. Nggak ada lapangan basket indoor lagi. Bahkan aula untuk ruang pertemuan juga nggak ada. Duhhh,,, minimalis banget nih sekolah. Terkena dampak urban kali ya. Kekecewaanku ternyata tidak diizinka berhenti disitu. Paling menyebalkan saat aku iseng membaca sederet kalimat di buku mungil warna ungu. Mereknya : Buku Peraturan SMA Saga. Isinya terlalu berlebihan dan bisa masuk ke dalam kata "Konyol Kuadrat" dalam kamus kehidupanku! Bahkan tergolong peraturan paling menyebalkan dan benar-benar tidak masuk di akal. Hua... Aku berlebihan lagi nggak ya. Hate it so much Dari ujung kaki sampai ujung rambut, semuanya diatur sedemikian ketat oleh buku mungil itu. Bahkan kabarnya, serentetan peraturan aneh bin konyol ini diawasi super ketat oleh seorang guru BP,Pak Widodo. Guru yang menurutku paling nggak punya kerjaan. Setiap pagi kerjanya cuma mangkal di dekat gerbang sekolahan. Tepatnya, di pos satpam. Mungkin job-nya juga sebagai satpam kali ya Para siswa sini paling anti dengan peluit Pak Widodo. Begitu peluit terdengar pasti siswa disekitarnya sport jantung. Takut dirinya sumber masalah dan siap-siap phus up atau scot jump. Nggak peduli cewek atau cowok. Entah ya kalau waria. Hm... Aku beri sedikit gambaran peraturannya. Biar kalian bisa ikut merasakan derita pecinta kebebasan seperti aku, harus dikekang peraturan aneh bin konyol ini ‘Aku mulai dari yang paling atas. Rambut harus selalu rapi. Nggak boleh dicat pirang, biru, merah, pink apalagi gaya Agnes Monica yang Japan style itu loh. Kayak burung merak, komentar salah satu guru di SMA Saga. Pokoknya setiap helai rambut harus natural, Terpaksa nanti aku mengecat hitam lagi rambutku yang ku high-light merah saat liburan. Panjang rambut cowok harus tidak menutupialis dan telinga. Kalau bisa cepak model tentara. Untungnya cuma sebatas ‘kalau bisa’. Kalau ‘harus’ juga, berarti nggak ada lagi deh pemandangan cowok cakep di SMA Saga. Rambut cewek tentu boleh panjang. Kalau nggak kan berarti merusak citra wanita sesungguhnya. Tapi, ada tapinya ini yang membosankan, rambut yang lebih panjang dari bahu harus dilkat, Bahkan rambutku yang pas sebahu juga harus dilkat. Katanya sih, biar nggak mengganggu konsentrasi belajar. Apa hubungannya coba? Maksa banget deh ini peraturan. Seragam nggak boleh ketat. Apalagi junkies. Rok nggak boleh diatas lutut. Harus pakai tali pinggang yang terlihat. Alasannya, buat apa pake tali pinggang kalau nggak kelihatan. Duh... Kelihatan culun banget. Kaos kaki harus putih polos. Perlu diingat: POLOS! Dan itu berarti tanpa embel-embel tulisan apalagi gambar. Panjangnya pun harus diatas sepatu yang mutlak hitam. Tanpa warna lain. Bahkan kata Ghost putih mungil yang ada di sepatuku pun harus dihitamkan. ‘Masih banyak peraturan lain. Tentang kuku tidak boleh panjang dan hal nggak penting lainya. Aku malas baca. Mood-ku keburu hilang saat aku membaca lembar awal buku. Apalagi harus baca habis isi buku itu. Nggak tau deh apa efeknya. Aku sempat berpikir, ini SMA atau kindergarten sih? Semuanya serba diatur. Namun anehnya,SMA Saga tetap banyak peminatnya, entah karena lokasinya yang strategis atau karena kedisiplinannya. Atau karena... Ya gitu deh! ‘Aku sampai lupa memperkenalkan diriku pada kalian. Eh, penting nggak sih? Namun, demi ‘menjunjung istilah "Tak kenal maka tak sayang', lebih baik aku memperkenalkan diriku pada kalian, Namaku Neriska Adisthie Prasetyo. Panggil Neska saja. Please, jangan panggil namaku lengkap selengkap-lengkapnya. Bukan karena aku tidak mensyukuri namaku, hanya saja aku

You might also like