You are on page 1of 8

INFLAMASI AURIKULAR

DEFINISI
Inflamasi aurikula merupakan suatu reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen
atau karena cedera fisik (Gina, 2004) terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan
jaringan ikat sekitarnya atau perikondrium aurikula (Nurcahyo, 2007).

ANATOMI FISIOLOGI AURICULA


Daun telinga merupakan lipatan kulit dengan dasarnya terdiri dari selembar tulang
rawan elastis dengan bentuk tidak teratur setebal 0,5-1 mm, tertutup perikhondrium
dengan lapisan kulit yang dihubungkan dengan bangunan sekitarnya oleh otot dan
ligamentum (Soekirman, 1997). Pada lobulus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi
terdiri dari jaringan lemak dan jaringan fibros (Abdullah, 2003).
Persyarafan sensorik daun telinga ada yang berasal dari pleksus servikalis yaitu :
n.aurikularis magnus bersama dengan cabang kutaneus n. fasialis mensarafi permukaan
posterior dan anterior dan bagian posterior. Nervus oksipitalis mempersarafi bagian
atas permukaan posteror daun telinga. Nervus aurikulo temporalis merupakan cabang
n.mandibularis memberikan persarafan daerah tragus, krus heliks dan bagian atas
heliks. Cabang aurikulus nervus menuju ke konka. Anteheliks dan eminensia konka.
Cabang nervus fasialis ada yang menuju kedasar konka (Abdullah, 2003).
Fungsi Auricula
Fungsi aurikula adalah untuk mengumpulkan suara. Daun telinga juga dapat
memperbesar (mengamplifikasi) suara dan mengarahkannya ke saluran telinga. Ketika
memantul pada daun telinga, suara juga mengalami proses penyaringan yang akan
memberikan informasi mengenai lokalisasi suara. Efek penyaringan tersebut pada
manusia terutama untuk memilah suara yang berada di rentang frekuensi suara
manusia.
Amplifikasi suara dilakukan pada daun telinga, gendang telinga, dan struktur telinga
tengah untuk membuat suara dengan 20 dB lebih tinggi dibandingkan suara pertama
kali masuk ke daun telinga. Amplifikasi ini merupakan faktor yang penting pada trauma
telinga dalam (Abdullah, 2003).

ETIOLOGI INFLAMASI AURICULA


Impetigo
Impetigo merupakan infeksi kontagiosa yang mengenai lapisan epidermis superfisial.
Sering disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, atau yang lebih jarang
Streptococcus pyogenes. Impetigo canalis aurikularis umumnya ditemukan pada anak-
anak, dan sering juga pada bagian lain seperti sudut mulut. Walaupun infeksi ini sering
terjadi pada anak-anak terlantar tetapi dapat juga terjadi pada setiap orang (Lewis,
2005).
Erysipelas
Erysipelas merupakan selulitis akut yang terlokalisasi namun meluas secara superfisial
pada aurikula, erysipelas disebabkan oleh Streptococcus β hemolitikus grup A
(Underbrink, 2001), ini dapat diakibatkan karena menggaruk atau self-inoculation oleh
pasien yang mencoba untuk membersihkan telinganya. Tidak seperti pada swimmer’s
ear dan impetigo yang merupakan infeksi epidermal, erysipelas menginfeksi dermis dan
dengan bertambahnya waktu akan mengenai jaringan yang lebih dalam (Jahn dan
Hawke, 1990).
Herpes Zooster Otikus
Herpes zoster otikus merupakan infeksi virus pada telinga yang disebabkan oleh virus
varicella zoster. Virus tersebut menyebabkan infeksi sepanjang dermatome satu atau
lebih nervus cranialis (Underbrink, 2001).
Eczema
Eczema atau dermatitis pada telinga merupakan suatu peradangan kulit (epidermis dan
dermis) yang melibatkan liang telinga, meatus dan concha di dekatnya (Boies, 1997)
sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen seperti bahan kimia (detergen,
asam, basa, oli, semen), fisik (sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur) dan atau
faktor endogen, misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui etiologinya
yang pasti (Sularsito dan Djuanda, 2007).
Ot Hematoma
Ot Hematoma merupakan hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang
menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruangan antara perikondrium dan kartilago.
Keadaan ini biasanya terdapat pada remaja atau orang dewasa yang mempunyai
kegiatan memerlukan kekerasan, namun bisa saja dijumpai pada usia lanjut dan anak-
anak (Soekirman, 1997).
Perikondritis
Infeksi bacterial pada perikondrium atau kartilago umumnya disebabkan oleh trauma
dan kecelakaan pada aurikula (Underbrink, 2001). Bakteri yang sering menyebabkan
perikondritis adalah Pseudomonas aeruginosa (Lee, 2006). Selain itu, bakteri
mikrokokus jenis virulen seperti Stafilococcus, Streptococcus juga dilaporkan sebagai
penyebab perikondritis (Boies, 1997). Pada kasus-kasus dimana perikondritis muncul
secara spontan, kecurigaan paling tinggi harus ditingkatkan pada pasien dengan
diabetes melitus (Underbrink, 2001).

PATOFISIOLOGI INFLAMASI
Inflamasi adalah reaksi tubuh yang kompleks terhadap invasi bahan infeksi, tantangan
antigen atau bahkan hanya cedera fisik (Gina, 2004). Inflamasi meliputi ikut sertanya
aktifitas banyak tipe sel dan mediator. Secara normal cedera jaringan atau adanya bahan
asing menjadi pemicu kejadian yang mengikut sertakan partisipasi dari enzim,
mediator, cairan ekstravasasi, migrasi sel, kerusakan jaringan dan mekanisme
penyembuhan. Hal tersebut menimbulkan tanda inflamasi berupa : kemerahan,
pembengkakan, panas, nyeri dan hilangnya fungsi (Subagyo, 2002).
Terjadi 3 proses utama selama reaksi inflamasi ini yaitu, aliran darah ke daerah itu
meningkat, permeabilitas kapiler meningkat, leukosit, mula-mula neutrofil dan
makrofag, lalu limfosit keluar dari kapiler menuju ke jaringan sekitarnya.selanjutnya
bergerak ke tempat yang cedera dibawah pengaruh stimulus-stimulus kemotaktik
(Subagyo, 2002).
Bila ada antigen menyerang, maka rentetan respon imun nonspesifik dan spesifik
diaktivasi untuk menangkis antigen tersebut. Mula-mula, respons imun nonspesifik
bekerja untuk mengeliminasi antigen tersebut. Bila ini berhasil, inflamasi akut berhenti.
Apabila respons imun nonspesifik tidak berhasil, maka respons imun spesifik diaktivasi
untuk menangkis antigen tersebut. Inflamasi berhenti apabila usaha ini berhasil, bila
tidak maka inflamasi ini menjadi kronik dan seringkali menyebabkan destruksi yang
ireversibel pada jaringan (Gina, 2004).

MANIFESTASI KLINIS
Impetigo
Impetigo tidak disertai gejala umum, lebih sering terjadi pada anak-anak (Djuanda,
2007). Impetigo umumnya ditularkan ke telinga melalui jari yang kotor. Untuk alasan
ini, bentuk lesi awal ditemukan pada pintu masuk kanalis eksterna. Tidak seperti
furunkulosis, impetigo merupakan infeksi yang menyebar pada daerah superficial yang
mana dapat meluas sampai ke choncha bahkan seluruh aurikula. Lesi awal terbentuk
suatu bula kecil yang bila ruptur atau pecah akan mengeluarkan eksudat infektif
berwarna kekuningan. Eksudat mengering menjadi krusta keemasan. Seiring dengan
penyebaran infeksi, daerah yang terkena meluas dan terlihat krusta (Jahn dan Hawke,
1990).
Erysipelas
Bentuk klinis erysipelas adalah nyeri dan pembengkakan. Lesi berupa penyebaran
selulitis yang berwarna merah dengan suatu perimeter iregular yang meninggi dan
berbatas jelas dari kulit normal disekitarnya. Bila erysipelas mulai pada MAE atau pada
aurikula, lesi secara khusus menyebar pada anterior wajah tanpa terpengaruh batasan-
batasan anatomis (Jahn dan Hawke, 1990). Erysipelas disertai gejala konstitusi seperti
pasien merasa sakit, menggigil, demam dan malaise (Djuanda, 2007). Keterlibatan
sistemik tidak terlihat pada banyak infeksi superfisial (Jahn dan Hawke, 1990).
Herpes Zoster Otikus
Gejala awal berupa nyeri terbakar pada salah satu telinga, yang mungkin disertai sakit
kepala, malaise dan demam selama 2 hari. Vesikel umumnya muncul pada hari ke 3
sampai hari ke 7 setelah onset nyeri, dan biasanya timbul pada antiheliks, concha dan
posterior lateral MAE. Infeksi pada ganglion genikulatum juga dapat muncul disertai
parese facialis atau paralisis komplit (Underbrink, 2001).
Eczema
Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Pada stadium akut kelainan kulit
berupa eritema, edema, vesikel atau bula erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah
(madidans). Stadium subakut, edema dan eritema berkurang, eksudat mengering
menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi
karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, biasanya suatu dermatitis
sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis (Sularsito
dan Djuanda, 2007).
Ot hemathoma
Pada ot hemathoma aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah diantara
perikondrium dan tulang rawan. Bila bekuan darah ini tidak segera dikeluarkan maka
dapat terjadi organisasi dari hemathoma, sehingga tonjolan menjadi padat dan
permanen (Sosialisman dan Helmi, 2004).
Perichondritis
Tampak daun telinga membengkak, merah, panas, dirasakan nyeri, dan nyeri tekan.
Pembengkakan ini dapat menjalar ke bagian belakang daun telinga, sehingga sangat
menonjol. Terdapat demam, pembesaran kelenjar linfe regional dan leukositosis. Serum
yang terkumpul dilapisan subperikondrial menjadi purulen, sehingga terdapat fluktuasi
diffuse atau terlokalisasi (Mansjoer et al, 2000).

DIAGNOSA
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, dimana penderita akan
mengeluhkan adanya gejala konstitusi seperti demam, sakit, malaise dll. Apakah pasien
mengeluh rasa gatal, nyeri atau tidak pada daun telinga. Dan keluhan-keluhan khusus
yang mengarah ke diagnosa impetigo, erysipelas, herpes zoster otikus, eczema, ot
hematoma dan perikondritis. Kedua berdasarkan inspeksi, dimana akan kita dapatkan
adanya effloresensi yang spesifik seperti eritematous, edema, krusta, nodula, vesikel,
bula dan sebagainya yang mengarah ke diagnosa etiologi inflamasi aurikula. Ketiga yaitu
dengan palpasi untuk menemukan adanya fluktuasi dan untuk memastikan tidak adanya
nyeri tekan. Terakhir kita lakukan tindakan pengambilan sekret untuk dilakukan kultur
dan sensitivitas kuman pada kecurigaan infeksi dan aspirasi untuk mendapatkan adanya
cairan serohemoragis pada ot hematoma.

DIAGNOSA BANDING
Impetigo dapat didiagnosa banding dengan furunkulosis, vesikula eksem, otomikosis,
herpes zoster otikus dan varicella (Cole dan Gazewood, 2007). Erysipelas didiagnosa
banding dengan ot hematoma, perikondritis, erisypeloid, dermatitis kontak,
polychondritis, tuberculoid leprosy. Ot Hematoma dapat didiagnosa banding dengan
perichondritis dan erysipelas. Untuk perikondritis dapat didiagnosa banding dengan
erysipelas, ot hematoma, relapsing polykondritis, frosbite, furunkulosis, leprosi daun
telinga dan dermatitis daun telinga (Subagio, 2006). Eczema didiagnosa banding dengan
psoriasis dan infeksi pada kulit. Suatu reaksi kulit akibat kepekaan terhadap neomisin
dapat tampil dengan pola yang mirip dengan eczematosa (Boies, 1997). Beberapa
diagnosa banding dari herpes zoster otikus antara lain adalah furunkulosis, vesikula
eksem dan impetigo (Deepak, 2005).

KOMPLIKASI
Impetigo umumnya tidak berbahaya, namun kadang-kadang dapat memberikan
komplikasi Poststreptococcal glomerulonephritis (PSGN), Cellulitis, dan infeksi
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (Cole dan Gazewood, 2007).
Komplikasi erysipelas yang paling sering adalah limfangitis yang lebih sering muncul
daripada keadaan patologis yang lain. Komplikasi erysipelas yang lain yaitu abses,
flegmon, tropic ulcer dan nekrosis kulit (Liviu, 2008).
Infeksi virus varisella zoster pada ganglion genikulatum dapat muncul disertai parese
facialis atau paralisis komplit (Underbrink, 2001). Pada eczema bila stadium akut tidak
diatasi, maka dapat terjadi perubahan-perubahan kronik yang ditandai dengan
penebalan kulit dan bahkan stenosis pada MAE. Pada kasus demikian, mungkin ada
baiknya berkonsultasi dengan ahli kulit (Boies, 1997).
Komplikasi infeksi daun telinga sangat ditakuti karena dapat menyebabkan seluruh
daun telinga terkena infeksi dan mengubah bentuk daun telinga menjadi Cauliflower ear
(Soekirman, 1997).

TERAPI
Impetigo
Impetigo pada telinga sebaiknya dirawat dengan debridement pada daerah yang
terkena. Hal ini dapat dikerjakan dengan menggunakan lidi kapas yang sudah dibasahi
dengan cairan antiseptik atau hidrogen peroksidase. Daerah yang terinfeksi kemudian
ditutup dengan salep antibiotik. Salep yang mengandung neomycin sangat berguna, juga
mucopirin (bactroban), suatu salep single-agent dengan aktifitas anti-Stafilokokkus.
Antibiotik sistemik umumnya tidak diperlukan, walaupun daerah yang terinfeksi
meluas. Bila impetigo gagal diatasi dengan terapi lokal, perlu dikonsulkan pada bagian
dermatologi (Jahn dan Hawke, 1990).
Erysipelas
Terapi erysipelas meliputi antibiotik topikal dan sistemik. Obat anti-streptokokkal dosis
tinggi dapat dicoba, tapi bila pasien gagal menunjukkan respon yang signifikan dalam 48
jam, harus disadari pemberian antibiotik intravena yang efektif melawan β
sterptokokkus (Jahn dan Hawke, 1990).
Herpes Zoster otikus
Oral steroid secara umum diberikan dan di tappering off bila diberikan diatas 10-14
hari. Pengobatan dengan acyclovir, famcyclovir dan valacyclovir telah ditunjukkan
keevektifannya dalam memperpendek fase penyebaran virus dan mengurangi otalgia
(Underbrink, 2001).
Eczema
Pengobatan yang tepat didasarkan kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. Tetapi,
karena eczema disebabkan oleh multi faktorial, kadang juga tidak diketahui dengan
pasti. Jadi pengobatan bersifat simptomatis yaitu dengan mengurangi atau
menghilangkan gejala dan keluhan, dan menekan keradangan (Sularsito dan Djuanda,
2007). Bila aurikula terlibat cukup luas dan lesi tampaknya meluas, maka dapat
dianjurkan kompres basah larutan solusio Burowi selama 24-48 jam, setelah itu
gunakan salep dan solusio steroid fluorinasi. Dengan sendirinya bila infeksi dicurigai,
dapat diberikan antibiotik topikal (Boies, 1997).
Ot Hematoma
Mengeluarkan isi hematoma yaitu bisa secara aspirasi atau insisi. Aspirasi dilakukan
dengan jarum aspirasi nomor 18 untuk mencegah reakumulasi dari hematoma. Prinsip
selanjutnya setelah dilakukan aspirasi atau insisi dilakukan penekanan untuk mencegah
reakumulasi antara lain dengan cara: pembalutan seperti pemasangan perban,
penekanan paksa mastoidektomi, penekanan lokal dengan bloster yang dijahit.
Menggunakan penekanan gips yang dipasang di depan dan dibelakang. Menggunakan
perban gipsona yang melingkari daun telinga. Disamping kedua tahap ini, juga penting
pemberian antibiotik yang adekuat (Fariz, 2006).
Perikondritis
Kasus mild perikondritis dapat diterapi dengan debridement dan antibiotik topikal atau
oral (Underbrink, 2001). Tetapi pengobatan dengan antibiotik sering gagal karena
kuman yang dituju yaitu, Pseudomonas aeruginosa sering resisten terhadap sebagian
besar antibiotik. Yang paling efektif adalah Tobramisin diberikan bersama-sama
Tikarsilin secara sistemik, selama 2 minggu, dengan memantau fungsi ginjal (Mansjoer
et al, 2000) Bila infeksi menyebar mengenai jaringan ikat dan jaringan linfe regional,
pasien harus dirawat dan diberikan antibiotik parenteral. Bila terjadi infeksi subakut
atau kronis pada perikondrium atau kartilago dan tetap berlanjut walaupun sudah
diberi perawatan, intervensi surgical dibawah kontrol dapat diindikasikan. Pembedahan
meliputi eksisi jaringan nekrotik, kemudian dilakukan lokal skin flap. Irigasi dengan
drain kecil sebaiknya ditempatkan dibawah flaps dan diirigasi dengan cairan antibiotik
tiga kali sehari. Drain dapat diteruskan sesuai perbaikan kondisi (Underbrink, 2001).

PROGNOSA
Pada umumnya prognosis inflamasi aurikula ini baik bila diagnosa ditegakkan secara
tepat dan penatalaksanaan diberikan secara dini.

EDUKASI
Untuk pencegahan infeksi, higienisitas yang baik seperti mencuci tangan secara teratur
dapat mencegah terjadinya inflamasi aurikula (Lewis, 2007). Pasien harus dilarang
menyentuh telinganya. Kuku harus dipotong pendek (Jahn dan Hawke, 1990) dan untuk
mencegah penularan pada keluarga hendaknya menggunakan sabun antibakteri dan
memiliki handuk yang terpisah. Pisahkan sprai yang terinfeksi handuk, baju dari
anggota keluarga yang lainnya dan cuci dengan air hangat (Lewis, 2007). Untuk para
pegulat perlu diingatkan untuk memakai pelindung kepala, juga pada saat berlatih
(Boies, 1997)
reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen atau karena cedera
fisik,terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan jaringan ikat sekitarnya
atauperikondrium aurikula
Impetigo
infeksi kontagiosa yang mengenai lapisan epidermis superficial

Staphylococcusaureus, >>> anak-anak,Gx Klinis:

bentuk lesi awal ditemukan pada pintu masuk kanalis eksterna

dapatmeluas sampai ke choncha bahkan seluruh aurikula.Lesi awal: bula


kecil yang bila ruptur atau pecah akan mengeluarkan eksudatinfektif
berwarna kekuningan. Eksudat mengering menjadi krusta
keemasan.Seiring dengan penyebaran infeksi, daerah yang terkena
meluas dan terlihatkrustaDD: furunkulosis, vesikula eksem, otomikosis,
herpes zoster otikus dan varicella
Erysipelas
selulitis akut yang terlokalisasi namun meluas secara superfisial pada
aurikula,

Streptococcus
β
hemolitikus grup A

self-inoculation

menginfeksi dermisdan dengan bertambahnya waktu akan


mengenai jaringan yang lebih dalamGx klinis: nyeri dan pembengkakan.
Lesi: penyebaran selulitis berwarna merahdengan suatu perimeter
iregular yang meninggi dan berbatas jelas dari kulitnormal
disekitarnya..Gejala konstitusi: sakit, menggigil, demam dan malaise.DD:
ot hematoma, perikondritis, erisypeloid, dermatitis kontak,
polychondritis,tuberculoid leprosy
Herpes Zooster Otikus
infeksi virus pada telinga

varicella zoster.

infeksi sepanjang dermatome satuatau lebih nervus cranialisGx klinis:


nyeri terbakar pada salah satu telinga, disertai sakit kepala, malaise
dandemam selama 2 hari. Vesikel umumnya muncul pada hari ke 3
sampai hari ke 7setelah onset nyeri, dan biasanya timbul pada antiheliks,
concha dan posteriorlateral MAE. Infeksi pada ganglion genikulatum juga
dapat muncul disertai paresefacialis atau paralisis komplitDD:
furunkulosis, vesikula eksem dan impetigo
Eczema
Eczema / dermatitis yang melibatkan liang telinga, meatus dan concha di
dekatnya

respons faktor eksogen seperti bahan kimia (detergen, asam, basa, oli,
semen),fisik (sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur) dan atau
faktor endogen,misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui
etiologinya yang pasti.Gx klinis

gatal.-Stadium akut: eritema, edema, vesikel atau bula erosi dan


eksudasi, sehinggatampak basah (madidans).-Stadium subakut: edema
dan eritema berkurang, eksudat mengering menjadikrusta.-Stadium
kronis: lesi kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi,DD:
psoriasis dan infeksi pada kulit
Ot Hematoma
hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang menyebabkan
tertimbunnyadarah dalam ruangan antara perikondrium dan kartilago.Gx
klinis: bekuan darah yg tidak dikeluarkan: organisasi dari hemathoma,
sehinggatonjolan menjadi padat dan permanenDD: perichondritis dan
erysipelas.
Perikondritis
Infeksi bacterial pada perikondrium atau kartilago umumnya disebabkan
olehtrauma dan kecelakaan pada aurikula

Pseudomonas aeruginosa >>> diabetesmellitusGx klinis: membengkak,


merah, panas, dirasakan nyeri, dan nyeri tekan

menjalar ke bagian belakang daun telinga,Demam, pembesaran kelenjar


linfe regional dan leukositosis. Serum yangterkumpul dilapisan
subperikondrial menjadi purulen,

terdapat fluktuasidiffuse atau terlokalisasiDD: erysipelas, ot hematoma,


relapsing polykondritis, frosbite, furunkulosis,leprosi daun telinga dan
dermatitis daun telinga
DIAGNOSA
Anamnesa:- gejala konstitusi seperti demam, sakit, malaise dll.- Apakah
pasien mengeluh rasa gatal, nyeri atau tidak pada daun telinga.Inspeksi:
-

effloresensi yang spesifik seperti eritematous, edema, krusta, nodula,


vesikel,bula dan sebagainya yang mengarah ke diagnosa etiologi inflamasi
aurikula.

Palpasi:
-

fluktuasi, memastikan tidak adanya nyeri tekan.Pengambilan secret:


-

kultur dan sensitivitas kuman pada kecurigaan infeksi dan aspirasi


untukmendapatkan adanya cairan serohemoragis pada ot hematoma.
KOMPLIKASI
-
Impetigo
Poststreptococcal glomerulonephritis (PSGN), Cellulitis, dan infeksi
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus-
Eerysipelas
Limfangitis, abses, flegmon, tropic ulcer dan nekrosis kulit- Infeksi virus
varisella zoster
pada ganglion genikulatum:parese facialis atau paralisis komplit-
eczema
stenosis pada MAE, Cauliflower ear
TERAPI

Impetigo
debridement

lidi kapas yang sudah dibasahi dengan cairan antiseptik atauhidrogen


peroksidase. Daerah yang terinfeksi kemudian ditutup dengan
salepneomycin
Erysipelas
antibiotik topikal dan sistemik

gagal menunjukkan respon yang signifikandalam 48 jam, harus disadari


pemberian antibiotik intravena yang efektif melawan
β
sterptokokkus
Herpes Zoster otikus
Oral steroid di tappering off bila diberikan diatas 10-14 hari.acyclovir,
famcyclovir dan valacyclovir
Eczema
mengurangi atau menghilangkan gejala dan keluhan, dan menekan
keradangankompres basah larutan solusio Burowi selama 24-48 jam,
setelah itu gunakansalep dan solusio steroid fluorinasi.
Ot Hematoma
aspirasi atau insisi kemudian dilakukan penekanan

mencegah reakumulasi.pembalutan seperti pemasangan perban,


penekanan paksa mastoidektomi,penekanan lokal dengan bloster yang
dijahit. Menggunakan penekanan gips yangdipasang di depan dan
dibelakang. Menggunakan perban gipsona yang melingkaridaun telinga.
Perikondritis
mild perikondritis: debridement dan antibiotik topikal atau oral:
Tobramisindiberikan bersama-sama Tikarsilin secara sistemik, selama 2
minggu, denganmemantau fungsi ginjal

p. aeruginosa sering resisten thdp antibiotic biasa.Bila terjadi infeksi


subakut atau kronis pada perikondrium atau kartilago dantetap berlanjut
walaupun sudah diberi perawatan

surgical

eksisi jaringannekrotik.

You might also like