Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Inflamasi aurikula merupakan suatu reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen
atau karena cedera fisik (Gina, 2004) terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan
jaringan ikat sekitarnya atau perikondrium aurikula (Nurcahyo, 2007).
PATOFISIOLOGI INFLAMASI
Inflamasi adalah reaksi tubuh yang kompleks terhadap invasi bahan infeksi, tantangan
antigen atau bahkan hanya cedera fisik (Gina, 2004). Inflamasi meliputi ikut sertanya
aktifitas banyak tipe sel dan mediator. Secara normal cedera jaringan atau adanya bahan
asing menjadi pemicu kejadian yang mengikut sertakan partisipasi dari enzim,
mediator, cairan ekstravasasi, migrasi sel, kerusakan jaringan dan mekanisme
penyembuhan. Hal tersebut menimbulkan tanda inflamasi berupa : kemerahan,
pembengkakan, panas, nyeri dan hilangnya fungsi (Subagyo, 2002).
Terjadi 3 proses utama selama reaksi inflamasi ini yaitu, aliran darah ke daerah itu
meningkat, permeabilitas kapiler meningkat, leukosit, mula-mula neutrofil dan
makrofag, lalu limfosit keluar dari kapiler menuju ke jaringan sekitarnya.selanjutnya
bergerak ke tempat yang cedera dibawah pengaruh stimulus-stimulus kemotaktik
(Subagyo, 2002).
Bila ada antigen menyerang, maka rentetan respon imun nonspesifik dan spesifik
diaktivasi untuk menangkis antigen tersebut. Mula-mula, respons imun nonspesifik
bekerja untuk mengeliminasi antigen tersebut. Bila ini berhasil, inflamasi akut berhenti.
Apabila respons imun nonspesifik tidak berhasil, maka respons imun spesifik diaktivasi
untuk menangkis antigen tersebut. Inflamasi berhenti apabila usaha ini berhasil, bila
tidak maka inflamasi ini menjadi kronik dan seringkali menyebabkan destruksi yang
ireversibel pada jaringan (Gina, 2004).
MANIFESTASI KLINIS
Impetigo
Impetigo tidak disertai gejala umum, lebih sering terjadi pada anak-anak (Djuanda,
2007). Impetigo umumnya ditularkan ke telinga melalui jari yang kotor. Untuk alasan
ini, bentuk lesi awal ditemukan pada pintu masuk kanalis eksterna. Tidak seperti
furunkulosis, impetigo merupakan infeksi yang menyebar pada daerah superficial yang
mana dapat meluas sampai ke choncha bahkan seluruh aurikula. Lesi awal terbentuk
suatu bula kecil yang bila ruptur atau pecah akan mengeluarkan eksudat infektif
berwarna kekuningan. Eksudat mengering menjadi krusta keemasan. Seiring dengan
penyebaran infeksi, daerah yang terkena meluas dan terlihat krusta (Jahn dan Hawke,
1990).
Erysipelas
Bentuk klinis erysipelas adalah nyeri dan pembengkakan. Lesi berupa penyebaran
selulitis yang berwarna merah dengan suatu perimeter iregular yang meninggi dan
berbatas jelas dari kulit normal disekitarnya. Bila erysipelas mulai pada MAE atau pada
aurikula, lesi secara khusus menyebar pada anterior wajah tanpa terpengaruh batasan-
batasan anatomis (Jahn dan Hawke, 1990). Erysipelas disertai gejala konstitusi seperti
pasien merasa sakit, menggigil, demam dan malaise (Djuanda, 2007). Keterlibatan
sistemik tidak terlihat pada banyak infeksi superfisial (Jahn dan Hawke, 1990).
Herpes Zoster Otikus
Gejala awal berupa nyeri terbakar pada salah satu telinga, yang mungkin disertai sakit
kepala, malaise dan demam selama 2 hari. Vesikel umumnya muncul pada hari ke 3
sampai hari ke 7 setelah onset nyeri, dan biasanya timbul pada antiheliks, concha dan
posterior lateral MAE. Infeksi pada ganglion genikulatum juga dapat muncul disertai
parese facialis atau paralisis komplit (Underbrink, 2001).
Eczema
Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Pada stadium akut kelainan kulit
berupa eritema, edema, vesikel atau bula erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah
(madidans). Stadium subakut, edema dan eritema berkurang, eksudat mengering
menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi
karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, biasanya suatu dermatitis
sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis (Sularsito
dan Djuanda, 2007).
Ot hemathoma
Pada ot hemathoma aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah diantara
perikondrium dan tulang rawan. Bila bekuan darah ini tidak segera dikeluarkan maka
dapat terjadi organisasi dari hemathoma, sehingga tonjolan menjadi padat dan
permanen (Sosialisman dan Helmi, 2004).
Perichondritis
Tampak daun telinga membengkak, merah, panas, dirasakan nyeri, dan nyeri tekan.
Pembengkakan ini dapat menjalar ke bagian belakang daun telinga, sehingga sangat
menonjol. Terdapat demam, pembesaran kelenjar linfe regional dan leukositosis. Serum
yang terkumpul dilapisan subperikondrial menjadi purulen, sehingga terdapat fluktuasi
diffuse atau terlokalisasi (Mansjoer et al, 2000).
DIAGNOSA
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, dimana penderita akan
mengeluhkan adanya gejala konstitusi seperti demam, sakit, malaise dll. Apakah pasien
mengeluh rasa gatal, nyeri atau tidak pada daun telinga. Dan keluhan-keluhan khusus
yang mengarah ke diagnosa impetigo, erysipelas, herpes zoster otikus, eczema, ot
hematoma dan perikondritis. Kedua berdasarkan inspeksi, dimana akan kita dapatkan
adanya effloresensi yang spesifik seperti eritematous, edema, krusta, nodula, vesikel,
bula dan sebagainya yang mengarah ke diagnosa etiologi inflamasi aurikula. Ketiga yaitu
dengan palpasi untuk menemukan adanya fluktuasi dan untuk memastikan tidak adanya
nyeri tekan. Terakhir kita lakukan tindakan pengambilan sekret untuk dilakukan kultur
dan sensitivitas kuman pada kecurigaan infeksi dan aspirasi untuk mendapatkan adanya
cairan serohemoragis pada ot hematoma.
DIAGNOSA BANDING
Impetigo dapat didiagnosa banding dengan furunkulosis, vesikula eksem, otomikosis,
herpes zoster otikus dan varicella (Cole dan Gazewood, 2007). Erysipelas didiagnosa
banding dengan ot hematoma, perikondritis, erisypeloid, dermatitis kontak,
polychondritis, tuberculoid leprosy. Ot Hematoma dapat didiagnosa banding dengan
perichondritis dan erysipelas. Untuk perikondritis dapat didiagnosa banding dengan
erysipelas, ot hematoma, relapsing polykondritis, frosbite, furunkulosis, leprosi daun
telinga dan dermatitis daun telinga (Subagio, 2006). Eczema didiagnosa banding dengan
psoriasis dan infeksi pada kulit. Suatu reaksi kulit akibat kepekaan terhadap neomisin
dapat tampil dengan pola yang mirip dengan eczematosa (Boies, 1997). Beberapa
diagnosa banding dari herpes zoster otikus antara lain adalah furunkulosis, vesikula
eksem dan impetigo (Deepak, 2005).
KOMPLIKASI
Impetigo umumnya tidak berbahaya, namun kadang-kadang dapat memberikan
komplikasi Poststreptococcal glomerulonephritis (PSGN), Cellulitis, dan infeksi
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (Cole dan Gazewood, 2007).
Komplikasi erysipelas yang paling sering adalah limfangitis yang lebih sering muncul
daripada keadaan patologis yang lain. Komplikasi erysipelas yang lain yaitu abses,
flegmon, tropic ulcer dan nekrosis kulit (Liviu, 2008).
Infeksi virus varisella zoster pada ganglion genikulatum dapat muncul disertai parese
facialis atau paralisis komplit (Underbrink, 2001). Pada eczema bila stadium akut tidak
diatasi, maka dapat terjadi perubahan-perubahan kronik yang ditandai dengan
penebalan kulit dan bahkan stenosis pada MAE. Pada kasus demikian, mungkin ada
baiknya berkonsultasi dengan ahli kulit (Boies, 1997).
Komplikasi infeksi daun telinga sangat ditakuti karena dapat menyebabkan seluruh
daun telinga terkena infeksi dan mengubah bentuk daun telinga menjadi Cauliflower ear
(Soekirman, 1997).
TERAPI
Impetigo
Impetigo pada telinga sebaiknya dirawat dengan debridement pada daerah yang
terkena. Hal ini dapat dikerjakan dengan menggunakan lidi kapas yang sudah dibasahi
dengan cairan antiseptik atau hidrogen peroksidase. Daerah yang terinfeksi kemudian
ditutup dengan salep antibiotik. Salep yang mengandung neomycin sangat berguna, juga
mucopirin (bactroban), suatu salep single-agent dengan aktifitas anti-Stafilokokkus.
Antibiotik sistemik umumnya tidak diperlukan, walaupun daerah yang terinfeksi
meluas. Bila impetigo gagal diatasi dengan terapi lokal, perlu dikonsulkan pada bagian
dermatologi (Jahn dan Hawke, 1990).
Erysipelas
Terapi erysipelas meliputi antibiotik topikal dan sistemik. Obat anti-streptokokkal dosis
tinggi dapat dicoba, tapi bila pasien gagal menunjukkan respon yang signifikan dalam 48
jam, harus disadari pemberian antibiotik intravena yang efektif melawan β
sterptokokkus (Jahn dan Hawke, 1990).
Herpes Zoster otikus
Oral steroid secara umum diberikan dan di tappering off bila diberikan diatas 10-14
hari. Pengobatan dengan acyclovir, famcyclovir dan valacyclovir telah ditunjukkan
keevektifannya dalam memperpendek fase penyebaran virus dan mengurangi otalgia
(Underbrink, 2001).
Eczema
Pengobatan yang tepat didasarkan kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. Tetapi,
karena eczema disebabkan oleh multi faktorial, kadang juga tidak diketahui dengan
pasti. Jadi pengobatan bersifat simptomatis yaitu dengan mengurangi atau
menghilangkan gejala dan keluhan, dan menekan keradangan (Sularsito dan Djuanda,
2007). Bila aurikula terlibat cukup luas dan lesi tampaknya meluas, maka dapat
dianjurkan kompres basah larutan solusio Burowi selama 24-48 jam, setelah itu
gunakan salep dan solusio steroid fluorinasi. Dengan sendirinya bila infeksi dicurigai,
dapat diberikan antibiotik topikal (Boies, 1997).
Ot Hematoma
Mengeluarkan isi hematoma yaitu bisa secara aspirasi atau insisi. Aspirasi dilakukan
dengan jarum aspirasi nomor 18 untuk mencegah reakumulasi dari hematoma. Prinsip
selanjutnya setelah dilakukan aspirasi atau insisi dilakukan penekanan untuk mencegah
reakumulasi antara lain dengan cara: pembalutan seperti pemasangan perban,
penekanan paksa mastoidektomi, penekanan lokal dengan bloster yang dijahit.
Menggunakan penekanan gips yang dipasang di depan dan dibelakang. Menggunakan
perban gipsona yang melingkari daun telinga. Disamping kedua tahap ini, juga penting
pemberian antibiotik yang adekuat (Fariz, 2006).
Perikondritis
Kasus mild perikondritis dapat diterapi dengan debridement dan antibiotik topikal atau
oral (Underbrink, 2001). Tetapi pengobatan dengan antibiotik sering gagal karena
kuman yang dituju yaitu, Pseudomonas aeruginosa sering resisten terhadap sebagian
besar antibiotik. Yang paling efektif adalah Tobramisin diberikan bersama-sama
Tikarsilin secara sistemik, selama 2 minggu, dengan memantau fungsi ginjal (Mansjoer
et al, 2000) Bila infeksi menyebar mengenai jaringan ikat dan jaringan linfe regional,
pasien harus dirawat dan diberikan antibiotik parenteral. Bila terjadi infeksi subakut
atau kronis pada perikondrium atau kartilago dan tetap berlanjut walaupun sudah
diberi perawatan, intervensi surgical dibawah kontrol dapat diindikasikan. Pembedahan
meliputi eksisi jaringan nekrotik, kemudian dilakukan lokal skin flap. Irigasi dengan
drain kecil sebaiknya ditempatkan dibawah flaps dan diirigasi dengan cairan antibiotik
tiga kali sehari. Drain dapat diteruskan sesuai perbaikan kondisi (Underbrink, 2001).
PROGNOSA
Pada umumnya prognosis inflamasi aurikula ini baik bila diagnosa ditegakkan secara
tepat dan penatalaksanaan diberikan secara dini.
EDUKASI
Untuk pencegahan infeksi, higienisitas yang baik seperti mencuci tangan secara teratur
dapat mencegah terjadinya inflamasi aurikula (Lewis, 2007). Pasien harus dilarang
menyentuh telinganya. Kuku harus dipotong pendek (Jahn dan Hawke, 1990) dan untuk
mencegah penularan pada keluarga hendaknya menggunakan sabun antibakteri dan
memiliki handuk yang terpisah. Pisahkan sprai yang terinfeksi handuk, baju dari
anggota keluarga yang lainnya dan cuci dengan air hangat (Lewis, 2007). Untuk para
pegulat perlu diingatkan untuk memakai pelindung kepala, juga pada saat berlatih
(Boies, 1997)
reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen atau karena cedera
fisik,terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan jaringan ikat sekitarnya
atauperikondrium aurikula
Impetigo
infeksi kontagiosa yang mengenai lapisan epidermis superficial
Streptococcus
β
hemolitikus grup A
self-inoculation
varicella zoster.
respons faktor eksogen seperti bahan kimia (detergen, asam, basa, oli,
semen),fisik (sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur) dan atau
faktor endogen,misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui
etiologinya yang pasti.Gx klinis
Palpasi:
-
Impetigo
debridement
surgical
eksisi jaringannekrotik.