Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusa Masalah
Berdasaskan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana profil persalinan di era JKN-BPJS di
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui profil persalinan di era JKN-BPJS di RSUP. Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi instansi terkait: sebagai masukan dan informasi dari program kesehatan
dalam rangka memperluas pengetahuan tentang program JKN-BPJS dan
sebagai sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai program
JKN-BPJS.
2. Bagi Ibu Hamil: Sbagai masukan dan informasi kepada ibu hamil tentang
program JKN-BPJS di rumah sakit.
3. Bagi peneliti: Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan memperluas
pengetahuan tentang program JKN-BPJS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan upaya untuk mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi seluruh rakyat Indonesia melalui
pembiayaan kesehatan yang memberdayakan masyarakat (gotong royong) dan
membuka akses pelayanan kesehatan seluas-luasnya kepada masyarakat. BPJS
Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Berbeda dengan program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang
telah dilaksanakan pemerintah 1 Januari 2011 yang khusus bagi perempuan
hamil yang tidak memiliki jaminan pembiayaan persalinan. Program JKN
diwajibkan bagi seluruh perempuan di Indonesia tanpa melihat status sosial
ekonomi mereka. Didukung oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang dioperasikan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, sejak 1 Januari 2014, JKN
secara resmi dilaksanakan. 1,2,9
Implementasi JKN dalam SJSN tahun 2014 adalah untuk menurunkan Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) karena target RPJMN
2015-2019 harus segera dapat dicapai sehingga identifikasi perlindungan akses
melalui jaminan pembiayaan persalinan dengan kepesertaan dalam JKN menjadi
penting. Sejalan dengan peningkatan cakupan SJSN maka peserta Jampersal
secara bertahap akan menjadi peserta JKN. Lingkup paket manfaat jampersal
menjadi bagian dari paket manfaat JKN yang komprehensif sesuai dengan
kebutuhan medis, kecuali ha-hal yang bersifat nonmedis seperti biaya
transportasi.4,12
Program JKN-BPJS memberikan jaminan pembiayaan pada pelayanan kebidanan dan
neonatal berdasarkan pembayaran non kapitasi. Peserta JKN mendapatkan pelayanan
kebidanan pada puskesmas-puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan swasta
yang bekerjasama dengan BPJS. Bagi perempuan yang sedang hamil program JKN-
BPJS menjamin dan melindungi proses kehamilan, persalinan, pasca persalinan,
penanganan perdarahan pasca keguguran dan pelayanan KB pasca salin serta
komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan, nifas dan KB pasca salin.
Pelayanan persalinan dilakukan secara terstruktur dan berjenjang berdasarkan
rujukan.9,12
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk
memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan
kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.1 Termasuk di dalam itu adalah untuk membantu percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia, melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Pemerintah Indonesia
memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada seluruh perempuan hamil,
melahirkan dan dalam masa nifas. Pelaksanaan JKN merupakan wujud dari
komitmen Pemerintah Indonesia dan negara-negara anggota World Health
Organization (WHO) terhadap kesehatan masyarakat sebagaimana yang tertuang
dalam resolusi World Health Assembly Nomor 59 tahun 2005 dan pertemuan 27
Kementerian Kesehatan tentang Universal Health Coverage pada tahun 2013.
Melalui JKN, pemerintah berharap bahwa masyarakat terutama perempuan dapat
mengakses dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang murah atau bahkan
tanpa mengeluarkan biaya bagi masyarakat miskin.9
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan yang kompeten
b. Meningkatnya cakupan pelayanan.
- Bayi baru lahir
- Keluarga Berencana Pasca Persalinan
- Penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir,
KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,
transparan, dan akuntabel.1,12,13
C. Sasaran
Sasaran yang di jamin oleh program JKN-BPJS pada pelayanan kebidanan dan
neonatal adalah:
Ibu hamil (Atenatal Care)
Ibu bersalin (Intra Natal Care)
Ibu nifas ( Post Natal Care)
Pelayanan Keluarga Berencana
B. Tatalaksana Pelayanan
1. Persalinan per vaginam yang meliputi persalinan per vaginam normal,
persalinan per vaginam melalui induksi, persalinan per vaginam dengan
tindakan, persalinan per vaginam dengan komplikasi dan persalinan per
vaginam dengan kondisi bayi kembar. Persalinan pervaginam dengan induksi,
dengan tindakan, dengan komplikasi serta pada bayi kembar dilakukan di
Puskesmas PONED dan/atau RS.
2. Penatalaksanaan Komplikasi Persalinan yaitu Perdarahan, Eklamsi, Retensio
plasenta, penyulit pada persalinan, infeksi, penyakit lain yang mengancam
keselamatan ibu bersalin
3. Lama hari inap minimal di fasilitas kesehatan yaitu persalinan normal
dirawat inap minimal 1 (satu) hari, persalinan per vaginam dengan tindakan
dirawat inap minimal 2(dua) hari. Pencatatan pelayanan pada ibu dan bayi baru
lahir tercatat pada registrasi ibu hamil dan pencatatan di Buku KIA, Kartu Ibu,
dan Kohort ibu (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
2562/MENKES/PER/XII/2011).
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
1. Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
B. Tatalaksana pelayanan
Pelayanan nifas (PNC) sesuai standar yang dibiayai oleh program ini
ditujukan pada ibu dan bayi baru lahir yang meliputi pelayanan ibu
nifas, pelayanan bayi baru lahir, dan pelayanan KB pasca salin.
Pelayanan nifas diintegrasikan antara pelayanan ibu nifas, bayi baru
lahir dan pelayanan KB pasca salin. Tatalaksana asuhan PNC
merupakan pelayanan Ibu dan Bayi baru lahir sesuai dengan Buku
Pedoman KIA. Pelayanan bayi baru lahir dilakukan pada saat lahir dan
kunjungan neonatal. Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan hingga
42 hari pascapersalinan.
B. Tatalaksana Pelayanan KB
Tatalaksana pelayanan KB mengacu kepada Pedoman Pelayanan KB
dan KIA yang diarahkan pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP)atau Kontrasepsi Mantap (Kontap) sedangkan ketersediaan alat
dan obat kontrasepsi (alokon) KB ditempuh dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Pelayanan KB di fasilitas kesehatan dasar dengan ketentuan
bahwa alokon disediakan oleh BKKBN terdiri dari IUD,
Implant,dan suntik. Puskesmas membuat rencana kebutuhan alat
dan obat kontrasepsi yang diperlukan untuk pelayanan KB di
Puskesmas maupun dokter/bidan praktik mandiri. Selanjutnya
daftar kebutuhan tersebut dikirimkan ke SKPD yang mengelola
program keluarga berencana di Kabupaten/Kota setempat.
Dokter dan bidan praktik mandiri membuat rencana kebutuhan
alokon untuk pelayanan keluarga berencana dan kemudian
diajukan permintaan ke Puskesmas yang ada diwilayahnya.
Puskesmas setelah mendapatkan alokon dari SKPD
Kabupaten/Kota yang mengelola program KB selanjutnya
mendistribusikan alokon ke dokter dan bidan praktik mandiri
yang menjadi jejaring. Besaran jasa pelayanan KB diklaimkan
pada BPJS.
D. Kebijakan Operasional
a. Implementasi Program JKN-BPJS
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Nomor 143
Tahun 2014 tentang Implementasi Permenkes Nomor 59 tahun 2014
menjelaskan bahwa :
3) Tarif pemeriksaan ANC merupakan tarif paket untuk pelayanan ANC paling
sedikit 4 (empat) kali pemeriksaan dalam masa kehamilannya yaitu 1 (satu) kali
pada trimester pertama, 1 (satu) kali pada trimester kedua, dan 2 (dua) kali pada
trimester ketiga kehamilan dan tidak dapat dipecah menjadi 4 (empat) misalnya
per kali pemeriksaan masing-masing Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)
4) Apabila pemeriksaan ANC dilakukan kurang dari jumlah minimal (< 4 kali)
pemeriksaan sesuai waktu yang ditentukan maka biaya pemeriksaan ANC tidak
dapat ditagihkan.
5) Penagihan biaya pemeriksaan ANC dapat ditagihkan apabila telah dilakukan
minimal 4 kali pemeriksaan ANC sesuai waktu yang ditetapkan (dapat
bersamaan dengan klaim persalinan yang diajukan atau terpisah jika persalinan
dilakukan di faskes lain) disertai dengan bukti pelayanan kepada peserta.
9) Kartu ibu dan buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) disediakan oleh
faskes sebagai pencatatan dan pemantauan status kesehatan peserta kebidanan.
10) Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dapat menagihkan tariff pelayanan
persalinan pervaginam dengan tindakan emergensi dasar sebesar Rp 750.000,00
(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan pelayanan tindakan pasca persalinan
sebesar Rp 175.000,00 (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) hanyalah
Puskesmas yang ditetapkan sebagai Puskesmas PONED (Pelayanan Obstretrik
Neonatal Emergensi Dasar).
14) Penagihan biaya pelayanan oleh jejaring melalui faskes induk, pemotongan
biaya pembinaan terhadap jejaring oleh faskes induk maksimal 10% dari total
klaim (Permenkes nomor 28 tahun 2014)
E. Ruang Lingkup
F. Manfaat
Program JKN-BPJS
(Pelayanan Kebidanan dan Neonatal)
Pelayanan KB Pelayanan
Pemeriksaan Pertolongan Pelayanan
pasca Bayi Baru
Kehamilan Persalinan Nifas
Persalinan Lahir
Paritas
Usia Ibu
Jenis Persalinan
Luaran Bayi
Keterangan
yang diteliti :
METODDLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat Retrospektif Deskriptif.
2. Subyek penelitian
a. Populasi Penelitian adalah seluruh ibu hamil yang menjalani persalinan di
bagian Obstetri Ginekologi RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode 1 Januari 2016 – 30 Juni 2016.
b. Sampel penelitian adalah seluruhibu hamil yang menjalani persalinan
Ginekologi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari
2016 – 30 Juni 2016.
c. Kriteria restriksi
i. Kriteria inklusi
1. Ibu hamil yang menjalani persalinan dengan program JKN-BPJS di
bagian Obstetri Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
2. Ibu hamil pervaginam yang menjalani persalinan, baik itu
persalinan pervaginam, ataupun persalinan perabdominam yang
menggunakan program JKN-BPJS.
3. Ibu hamil yang menjalani persalinan dan tercatat dalam buku partus
dan buku register di bagian Obstetri Ginekologi RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado.
3. Rencana pengolahan dan analisa data
Data penelitian yang didapatkan dikumpulkan secara retrospektif dari buku
partus dan buku register di bagian Obstetri Ginekologi, serta buku di sub
bagian perinatologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kemudian
seluruh data yang dikumpulkan diolah dengan analisa presentase dan
disajikan dalam bentuk table.
B. Waktu Penelitian
Waktu diadakannya penelitian ini selama periode
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di bagian Obstetri Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Mando.
D. Variabel
Variable yang diteliti adalah persalinan dengan menggunakan program JKN-BPJS
yang dilihat berdasarkan :
1. Paritas
2. Usia ibu
3. Cara masuk rumah sakit
4. Jumlah hari rawat
5. Jenis persalinan
6. Luaran bayi
E. Definisi Operasional
1. Program JKN-BPJS adalah program jaminan kesehatan yang diikuti ibu hamil
di bagian Obstetri Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
2. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan,
melalui jalan lahir atau melalu jalan lain, yang dibantu oleh tenaga kesehatan
di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
3. Paritas adalah jumlah kehamilan terdahulu dan telah dilahirkan.
4. Usia ibu adalah usia saat ibu hamil berdasarkan data buku partus.
5. Cara masuk ruymah sakit adalah cara ibu hamil masuk ke RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado, baik itu dengan rujukan dari rumah sakit lain, rujukan
dari dokter, rujukan dari puskesmas, ataupun dengan dating sendiri.
6. Jumlah hari rawat adalah lamanya perawatan untuk setiap persalinan di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, yang dinyatakan dalam hari.
7. Jenis persalinan adalah jenis penatalaksanaan dari ibu hamil, baik itu
pervaginam ataupun perabdominam.
8. Luaran bayi adalah keadaan bayi hasil persalinan ibu yang menggunakan
program JKN-BPJS, baik itu dalam keadaan hidup ataupun dalam keadaan
meninggal yang terbagi menjadi lahir mati dan kematian neonatal dini.
9. Lahir mati adalah kelahiran bayi hasil persalinan dengan program JKN-BPJS
dalam keadaan mati.
10. Kematian neonatal dini adalah kematian bayi lahir hidup dalam 7 hari pertama
setelah kelahiran, selama masa perawatan di sub bagian perinatologi bagian
IKA RSUP Manado.