You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/296058915

GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 DAN POTENSI TSUNAMINYA

Article · September 2013

CITATION READS

1 241

1 author:

Wiko Setyonegoro
Meteorological Climatological and Geophysical Agency
28 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Wiko Setyonegoro on 27 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009
DAN POTENSI TSUNAMINYA
Wiko Setyonegoro
Research and Development Center BMKG, Jl. Angkasa1 No.2, Kemayoran Jakarta
E-mail: wikosetyonegoro@yahoo.com

ABSTRAK

Beberapa proses deformasi di bagian barat Sumatera dapat menimbulkan gempabumi dan
berpotensi tsunami. Dalam penelitian diangkat tema dengan mengacu pada gempabumi padang
30 September 2009. Data dan informasi mengenai historis gempabumi di wilayah padang
dijadikan referensi dan acuan untuk memodelkan potensi tsunami di wilayah padang. Beberapa
referensi tersebut diambil dari referensi penelitian menggunakan GPS, tatanan tektonik dan
informasi kependudukan dari BPBD setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
potensi tsunami dari sumber gempabumi di wilayah Padang dan sekitarnya. Penelitian ini
menggunakan input data USGS dan BMKG dengan menerapkan metode wells and coppersmith
untuk memodelkan run-up tsunami di pantai barat Sumatra. Dan selanjutnya diharapkan
informasi dari model potensi tsunami di wilayah Padang ini dapat mendukung upaya mitigasi
terhadap bencana tsunaminya.

ABSTRACT

Some of the deformation in the western part of Sumatra can cause earthquakes and tsunami
potential. In studies with reference to the themes raised meadow 30 September 2009
earthquake. Data and information on historical earthquakes in the region of the field used as a
reference and a reference for modeling tsunami potential in the field. Some references are taken
from the reference study using GPS, and the tectonic fabric BPBD information from the local
population. This study aims to analyze the potential sources of tsunami earthquake in Padang
and surrounding areas. This study uses data input by applying the USGS and BMKG wells and
Coppersmith method to model the tsunami run-up on the west coast of Sumatra. And further
information is expected from the model potential tsunami in Padang area to support efforts to
mitigate disasters floor depth.

Kata Kunci : deformasi, gempabumi, potensi tsunami

1. PENDAHULUAN Pertemuan lempeng Indo-Australia dengan


Eurasia terjadi di sepanjang bagian barat
Kepulauan Indonesia terletak pada lepas pantai Sumatera, menerus ke selatan
pertemuan tiga lempeng tektonik utama Jawa - Nusa Tenggara dan membelok ke
dunia, yakni: Lempeng Eurasia, Indo Laut Banda, terjadi proses subduksi di
Australia dan Lempeng Pasifik. Selain itu bagian barat Sumatera, lempeng India
terdapat pula Lempeng mikro Filipina, yang bergerak di bawah subduksi kerak ke
bergerak ke arah selatan di sebelah utara Sumatera dengan tingkat kecepatan relatif
Sulawesi. Oleh karena itu wilayah 57 mm/ tahun. Tektonik aktif di wilayah
kepulauan Indonesia menjadi wilayah yang Sumatera sering disebabkan oleh
rawan gempabumi tektonik. gempabumi bumi, yang menunjukkan
distribusi dari daerah dengan gempabumi
dangkal dan memiliki intensitas tinggi.

GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 DAN POTENSI TSUNAMINYA


Wiko Setyonegoro
163
ISSN 0215-1952

Dilaporkan telah terjadi gempabumibumi Hindia yang bergerak relatif ke arah utara
terakhir dengan kekuatan Mw 7.6 terjadi di dengan kecepatan mencapai 7 cm/tahun.
25 km arah Barat Laut (SW) dari Kota
Pariaman pada tanggal 30 September 2009
(Gambar 2). Sedikitnya 1.117 orang tewas,
1.214 luka-luka, 181.665 bangunan hancur
atau rusak dan sekitar 451.000 orang
pengungsi di daerah Padang-Pariaman.
Tanah longsor terganggu listrik dan
komunikasi di daerah tersebut [1].

Gambar 2. Hasil analisis mekanisme pergeseran


sesar pada sumber gempabumi [2].

Interaksi antara Lempeng Eurasia dan


Lempeng Samudera Hindia menghasilkan
Gambar 1. Tektonik setting di sekitar gempabumi pola penunjaman atau subduksi menyudut
Padang dan Mukomuko. Panah tebal (oblique), yang diperkirakan telah terbentuk
adalah plate konvergen, garis biru sejak Jaman Kapur dan masih terus
muda adalah Sumatran Fault Zone, berlangsung hingga kini. Selain subduksi,
garis biru tua adalah plate boundary. interaksi kedua lempeng ini juga
Lingkaran kuning dan orange masing- menghasilkan pola struktur utama
masing adalah pusat gempabumi Sumatera, yang dikenal sebagai Zona Sesar
Padang dan Mukomuko [1]. Sumatera dan Zona Sesar Mentawai
(Gambar 3).
Pertemuan lempeng Indo-Australia dengan
Eurasia di selatan Jawa hampir tegak lurus, Wilayah barat Pulau Sumatera merupakan
berbeda dengan pertemuan lempeng di salah satu kawasan yang terletak pada
wilayah Sumatera yang mempunyai pinggiran lempeng aktif (active plate margin)
subduksi miring dengan kecepatan 5-6 dunia yang dicerminkan tingginya frekuensi
cm/tahun (Bock, 2000) [2]. kejadian gempabumibumi di wilayah ini.
Sebaran gempabumibumi di wilayah ini
Wilayah Provinsi Sumatera Barat yang tidak hanya bersumber dari aktivitas zona
terletak di bagian barat Pulau Sumatera subduksi, tetapi juga dari sistem sesar aktif
merupakan bagian dari Lempeng Eurasia di sepanjang Pulau Sumatera (Gambar 4)
yang bergerak sangat lambat dan relatif ke [2].
arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4
cm/tahun. Relatif berada di bagian barat
provinsi ini, terdapat interaksi antara
Lempeng Eurasia dan Lempeng Samudera

©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


Vol. 7 No. 3 SEPTEMBER 2013
164
Ditunjukkan pada gambar 5 peta
seismisitas distribusi kegempabumian di
wilayah Sumatra Barat dengan klasifikasi
berdasarkan kedalaman gempabumi.
Menurut data historis gempabumibumi
merusak telah terjadi di daerah Padang dan
Sekitarnya sejak 26 Agustus 1835 sampai
dengan 12 September 2009. Terdapat 16
kali gempabumi merusak dalam periode
tersebut. Secara garis besar gempabumi-
gempabumi merusak tersebut telah banyak
menimbulkan kerugian dari segi jiwa dan
materi. Data ini dapat memperkuat argumen
Gambar 3. Tatanan tektonik Kepulauan Indonesia dan riset yang akan dilakukan dimasa
(Courtesy: Bock, 2000) [3]. mendatang untuk mengklasifikasikan zona
rawan gempabumi seperti yang akan
dibahas dalam pokok bahasan selanjutnya.

Gambar 6 memperlihatkan segmen-segmen


yang ada di sebelah barat Sumatra.
Gempabumi 30 Sept 2009 lalu hanya
berkekuatan 7.4. Sedangkan rata-rata
segmen ini memiliki magnitude diatas 8.
Dengan demikian masih ada sisa tenaga
(stress) yang belum terlepaskan.

Gambar 4. Tektonik wilayah Indonesia bagian


barat dan kecepatan pergerakan
Lempeng Indo – Australia yang
menunjam di bawah Lempeng
Eurasia [3].

Gambar 6. Peta Zonasi rawan gempabumibumi


di Sumatra Barat

Gambar 5. Seismisitas wilayah Sumatra Barat


(gempabumi merusak dan tidak merusak)
Periode 2000 – 2009[4].

GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 DAN POTENSI TSUNAMINYA


Wiko Setyonegoro
165
ISSN 0215-1952

Gambar 7. Segmentasi aktivitas seismic bagian


barat Sumatra [5].

Ada beberapa parameter acuan untuk


menentukan lokasi terjadinya gempabumi
Padang.

1. BMKG, 17:16:09, 0.840 LS –


99.650BT,71 km, 7.6 SR,
2. U S G S, 17:16:10, 0.79 0 LS – 99.960 Gambar 9. Instrumental Intensity gempabumi
BT, 80 km, 7.6 SR Padang [6].
3. G F Z, 17:16:10, 0.800 LS – 99.870 BT,
84 km, 7.8 SR Peta goncangan gempabumi Padang
4. JMA, 17:16:00, 0.790 LS – 99.990 BT, dilaporkan meruntuhkan banyak bangunan
7.7 SR di kota Padang dan sekitarnya karena
kekuatan getarannya yang cukup tinggi,
Terlihat pada gambar 8 bahwa validasi Berdasarkan perhitungan intensitas
yang mewakili adalah koordinat episenter gempabumi, goncangan di kota Pariaman
gempabumibumi yang ditunjukkan oleh dan Padang mencapai skala Instrumental
BMKG, USGS dan JMA. Intensity VI-VIII, (VI) di Bukittinggi, (IV) di
Bengkulu, Duri, Mukomuko dan Sibolga, (III)
di Pekanbaru. Juga terasa (IV) di
Gunungsitoli, Nias dan (II) di Jakarta, Jawa.
Dirasakan di seluruh Sumatera dan di
sebagian besar Jawa. Merasa (III) di
Singapura dan di George Town, Johor
Bahru, Kuala Lumpur, Petaling Jaya Alam,
Shah dan Sungai Chua, Malaysia.
Dirasakan di sebagian besar Semenanjung
Malaysia dan jauh seperti Chiang Mai,
Thailand. A 27-cm (pusat-ke-puncak)
tsunami lokal tercatat di Padang, Sumatera
(Gambar 9) [6].
Gambar 8. Perbandingan penentuan episenter
BMKG dengan jaringan Struktur geologi daerah ditambah dengan
pengamatan lainnya [4,5]. pemukiman penduduk yang padat di zona
amplifikasi gempabumi yang lebih tinggi
©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Vol. 7 No. 3 SEPTEMBER 2013
166
membantu menjelaskan kerusakan besar
akibat gempabumi bumi, baik dalam hal
korban jiwa maupun kerusakan dan
kerugian secara material.

Struktur geologi di segmen Padang dapat


dijelaskan oleh kondisi seismic gap di
daerah tersebut, sehingga menyebabkan
amplifikasi akibat pantulan pada gelombang
gempabumibumi. Pantulan gelombang
gempabumi diakibatkan oleh keadaan
dimana daerah dengan kondisi seismic gap
memiliki struktur lapisan yang sangat rigid /
kaku, sehingga setiap gelombang
gempabumi akan dipantulkan dengan
sempurna. Gambar 10. Mekanisme Fokus gempabumi
Padang data USGS [8].
Daerah padang pariaman yang terdekat
dengan episenter gempabumi dengan
intensitas VI-VIII, sementara daerah
sekitarnya dengan Intensitas diatas V
mencakup wilayah yang sangat luas dengan
radius hampir 200 km (Gambar 9) [6].

2. DATA DAN METODA PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis mekanisme pada


sumber gempabumi yang dilakukan oleh
BMKG dan USGS – USA, bahwa
gempabumibumi Padang merupakan
gempabumi yang terjadi akibat sesar
mendatar. Dari pembacaan mekanisme
focus tersebut didapat bahwa dari data
BMKG pensesaran yang terjadi adalah
sesar mendatar berorientasi Tenggara – Gambar 11. Mekanisme Fokus gempabumi
Barat Laut dengan arah strike 165 derajat Padang data BMKG. [4,8]
dan kemiringan bidang sesar (dip) 60 0 [7].

Data yang digunakan adalah data dengan Data mekanisme fokus yang telah diperoleh
pusat gempabumi pada posisi 0.789 ° LS dari USGS dan BMKG dijadikan input
dan 99.961 ° BT di kedalaman 80 km. Fokal parameter kedalam software pemodelan
mekanisme (Gambar 10) menunjukkan tsunami L-2008 yang dapat menganalisis
gempabumi ini memiliki mekanisme sesar mekanisme sumber dari sesar saat
naik dengan sudut kemiringan bidang terjadinya gempabumi, dan menampilkan
gempabumi (dip) sebesar 52 derajat. Dari
output berupa run-up tsunami pada garis
lokasi, kedalaman dan sudut dip dari
gempabumi, diperkirakan gempabumi terjadi pantai. Tsunami L-2008 dan dipelopori oleh
di lempeng oseanic Indo-Australia yang Dr. Mamoru Nakamura dari Nagoya
menunjam di bawah lempeng Sunda [8]. University dan dikembangkan format

GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 DAN POTENSI TSUNAMINYA


Wiko Setyonegoro
167
ISSN 0215-1952

outputnya oleh Nguyen Anh Duong dari Mw : Magnitudo Moment


Institute of Geophysics Vietnam. Melalui W : Lebar sesar
pemodelan tsunami ini dikembangkan L : Panjang sesar
beberapa metoda untuk penentuan
parameter sumbernya seperti ; USGS,
BMKG, GFZ dan JISView untuk mekanisme (2)
sumber gempabumi.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini Persamaan Kanamori Dengan :


adalah sebagai berikut :
1. Data Historis gempabumi dari USGS dan Mw : Magnitudo Moment
BMKG berupa parameter : Koordinat Mo : Momen seismik
episenter gempabumi, Mw, strike dan dip µ : Rigiditas
A : Luasan sesar
dan kedalaman sumber gempabumi. S : Slip (dislokasi)
2. Pengaturan input data parameter
gempabumi dengan mengacu pada
persamaan Wells & Coppersmith dan P eluruhan G empabumi S umatera B arat
(updated : October 7 th , 2009 ~ 02:00 UTC )
Kanamori (persamaan (1) dan (2)), 140

hingga diperoleh luasan dan slip dari 120

fault [8,9,10,11]. F rek u en s i G em p a 100

3. Running pada software Tsunami L-2008 80


E stimasi peluruhan gempabumi 80 hari

hingga diperoleh peta posisi dan lokasi 60

deformasi vertikal juga informasi run-up 40

tsunami pada garis pantai. 20

Untuk mendapatkan hasil simulasi yang baik 0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72 78 84 90 96 10 10 11 12 12 13 13 14 15 15 16 16 17


2 8 4 0 6 2 8 4 0 6 2 8 4

diperlukan data batimetri dengan resolusi Interv al Waktu (per-6 jam)


hingga 1 menit citra satelit. Data batimetri Gambar 12. Estimasi peluruhan gempabumibumi
yang di pakai dalam Tsunami L2008 adalah Padang 30 September 2009 data
data Etopo2 yaitu peta batimetri yang laporan BMKG. [4,11,12].
dikeluarkan oleh British Oceanographic
Berdasarkan data mekanisme focus yang
Data Centre (BODC). Batas daerah model diberikan oleh USGS dan BMKG,
meliputi 980 – 1350 BT dan 50 LS - 100 LS. mengindikasikan tipe fault yang sama yaitu
Selain itu luasan fault pada persamaan (1) sesar naik dan membalik (revers oblique).
diestimasi oleh data peluruhan gempabumi Pola penunjaman ini merupakan kondisi
(gambar 12). fault pada zona subduksi di hampir seluruh
bagian batas lempeng (Plate Boundary) di
bagian Barat Sumatra yang bergerak
(1) relative dengan kecepatan rata-rata 55 – 57
mm / tahun. Pada umumnya,
gempabumibumi signifikan (besar) akan
Persamaan Wells and Coppersmith diikuti gempabumibumi susulan yang
Dengan : kekuatan gempabuminya lebih kecil dari
kekuatan gempabumibumi utama, selama

©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


Vol. 7 No. 3 SEPTEMBER 2013
168
selang waktu tertentu. Sampai dengan 7
Oktober 2009 pukul 09:00 WIB, telah terjadi
gempabumibumi susulan berjumlah 778 dan
yang dapat dilokalisasi oleh BMKG Pusat
sebanyak 32 kali [4,12,13].

Dari data distribusi harian gempabumibumi


susulan, dapat diperkirakan waktu sampai
dengan aktivitas seismik normal untuk
daerah tersebut. Dari hasil perhitungan
didapat perkiraan gempabumibumi susulan
berakhir pada sekitar ± 80 hari setelah
gempabumi utama. Dari data distribusi
harian, untuk gempabumibumi susulan
terlihat bahwa gempabumibumi susulan
secara umum menurun terhadap waktu.

III. HASIL PENELITIAN

Gempabumi Padang berpusat di laut tetapi Gambar 13. Rekaman pasang surut di stasiun
gempabumi ini tidak membangkitkan Teluk Bayur [4,12,13].
gelombang tsunami secara signifikan. Hal
ini dikarenakan oleh hiposenter gempabumi
yang berada di kedalaman 80 km terlalu
dalam untuk menyebabkan perubahan
muka air yang cukup untuk membangkitkan
tsunami. Meskipun demikian, perubahan
kecil muka air yang disebabkan oleh
gempabumi ini telah membangkitkan
gelombang tsunami kecil di daerah sekitar
gempabumi. Stasiun pasang surut di Teluk
Bayur mencatat tsunami kecil ini dengan
ketinggian gelombang (dari puncak ke
lembah gelombang) sebesar 60 cm yang
tiba kurang lebih 30 menit setelah
gempabumi terjadi (Gambar 13) [4,12,13].

Dari data mekanisme fokus


gempabumibumi yang diperoleh dari BMKG,
maka terlihat arah strike dari fault
gempabumi padang 30 September 2009
menghadap kearah Tenggara. Lokasi fault Gambar 14. Posisi fault gempabumi Padang 30
berada pada zona seismik gap hasil September 2009.
tumbukkan antara lempeng India menunjam
dibawah kerak Sumatra. (Gambar 14)
[4,12,13].

GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 DAN POTENSI TSUNAMINYA


Wiko Setyonegoro
169
ISSN 0215-1952

kepulauan Mentawai memperlihatkan terjadi


tsunami dengan ketinggian masih dibawah 1
meter. Hal ini divalidasi dengan Stasiun
pasang surut di Teluk Bayur yang
ditunjukkan pada gambar 13 sebelumnya
(Gambar 15) [4,12,13].

Dislokasi yang disebabkan oleh vertikal


displacement digambarkan dengan kontur
menurut luas wilayah deformasi. (Gambar
16).

DAFTAR ACUAN

[1]Sumatra Earthquake. (2009).


(Http://earthquake.usgs.gov/earthquak
es/eqarchives/year/2009/), diakses
Gambar 15. Maximum Tsunami Height. Oktober 2009.

[2]Lashita, S., M. Radhakrishna and T. D.


Sanu, 2006, Seismically active
deformation in the Sumatera –
Java trench – arc region:
geodynamic implications,
Science, 90, 690-696, 2006.

[3]Y. Bock,1 L. Prawirodirdjo,1 J. F.


Genrich,1 C. W. Stevens,2 R.
McCaffrey,2C. Sub arya,3 S. S.
O. Puntodewo,3 and E. Calais4
Crustal motion in Indonesia from
Global Positioning System
Measurements, 2003.

[4]Laporan Gempabumi Padang 30


September 2009, BMKG.
Gambar 16. Vertical Displacement gempabumi
Padang. [5]Seismic Gap di Sumatra. (2009).
(Http;//rovicky.wordpress.com/20
Diperoleh tampilan hasil running dari 10/05/09/seismic-gap-disebelah-
software tsunami L-2008 berupa kontur barat-kota-padang), diakses
distribusi run-up tsunami disekitar sumber Desember 2009.
gempabumi Padang yang berlokasi di laut.
Pada kasus gempabumi Padang tanggal 30 [6]Laporan BADAN KESBANG, POLITIK
September 2009 ini tsunami tidak DAN LINMAS, SEKRETARIS
menyebabkan kerusakan yang signifikan SATKORLAK PB PADANG.
karena run-up gelombang tsunami masih
berada pada ketinggian dibawah 1 meter [7]Setyonegoro, W. (2011). Tsunami
termasuk wilayah bagian timur dari Numerical Simulation Applied to

©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


Vol. 7 No. 3 SEPTEMBER 2013
170
Tsunami Early Warning System, Research 84 (B5): 2348–2350.
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Retrieved 2007-10-06.
BMKG, Vol.12.No.1, Hal : 21 -32,
Mei 2011. [11]Damage, Loss and Preliminary Needs
Assessment. (2009).
[8]Gempa Padang 30 Oktober 2009. (2009). (http://siteresources.worldbank.or
(Http://earthquake.usgs.gov/eart g/INTINDONESIA/Resources/Pu
hquakes/eqinthenews/2009/us20 blication/280016-
09mebz), diakses November 1235115695188/5847179-
2009. 257228519234/exsum.bh.pdf).
Diakses Oktober 2009.
[9]Wells, D.L., & Coppersmith, K.J. (1994).
New Empirical Relationships [12]Padang earthquake. (2009).
among Magnitude, Rupture (Http,//www.tempointeraktif.com/
hg/nusa/2009/09/30/brk,2009093
Length, Rupture Width, Rupture
0-200093,id.html), diakses
Area, and Surface Displacement. Desember 2009).
Bulletin of the Seismological
Society of America, 84(4). 974- [13]Gempabumi Sumbar Merusak. (2009).
1002. (Http://www.sigapbencana-
bansos.info/berita/2766-data-
terbaru-bpbd-gempabumi-
[10]Hanks, Thomas C.; Kanamori, Hiroo
sumbar-merusak-249833-
(05/1979). "Moment magnitude rumah.html), diakses Desember
scale". Journal of Geophysical 2009).

GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 DAN POTENSI TSUNAMINYA


Wiko Setyonegoro
171

View publication stats

You might also like