Professional Documents
Culture Documents
net/publication/296058915
CITATION READS
1 241
1 author:
Wiko Setyonegoro
Meteorological Climatological and Geophysical Agency
28 PUBLICATIONS 13 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Wiko Setyonegoro on 27 February 2016.
ABSTRAK
Beberapa proses deformasi di bagian barat Sumatera dapat menimbulkan gempabumi dan
berpotensi tsunami. Dalam penelitian diangkat tema dengan mengacu pada gempabumi padang
30 September 2009. Data dan informasi mengenai historis gempabumi di wilayah padang
dijadikan referensi dan acuan untuk memodelkan potensi tsunami di wilayah padang. Beberapa
referensi tersebut diambil dari referensi penelitian menggunakan GPS, tatanan tektonik dan
informasi kependudukan dari BPBD setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
potensi tsunami dari sumber gempabumi di wilayah Padang dan sekitarnya. Penelitian ini
menggunakan input data USGS dan BMKG dengan menerapkan metode wells and coppersmith
untuk memodelkan run-up tsunami di pantai barat Sumatra. Dan selanjutnya diharapkan
informasi dari model potensi tsunami di wilayah Padang ini dapat mendukung upaya mitigasi
terhadap bencana tsunaminya.
ABSTRACT
Some of the deformation in the western part of Sumatra can cause earthquakes and tsunami
potential. In studies with reference to the themes raised meadow 30 September 2009
earthquake. Data and information on historical earthquakes in the region of the field used as a
reference and a reference for modeling tsunami potential in the field. Some references are taken
from the reference study using GPS, and the tectonic fabric BPBD information from the local
population. This study aims to analyze the potential sources of tsunami earthquake in Padang
and surrounding areas. This study uses data input by applying the USGS and BMKG wells and
Coppersmith method to model the tsunami run-up on the west coast of Sumatra. And further
information is expected from the model potential tsunami in Padang area to support efforts to
mitigate disasters floor depth.
Dilaporkan telah terjadi gempabumibumi Hindia yang bergerak relatif ke arah utara
terakhir dengan kekuatan Mw 7.6 terjadi di dengan kecepatan mencapai 7 cm/tahun.
25 km arah Barat Laut (SW) dari Kota
Pariaman pada tanggal 30 September 2009
(Gambar 2). Sedikitnya 1.117 orang tewas,
1.214 luka-luka, 181.665 bangunan hancur
atau rusak dan sekitar 451.000 orang
pengungsi di daerah Padang-Pariaman.
Tanah longsor terganggu listrik dan
komunikasi di daerah tersebut [1].
Data yang digunakan adalah data dengan Data mekanisme fokus yang telah diperoleh
pusat gempabumi pada posisi 0.789 ° LS dari USGS dan BMKG dijadikan input
dan 99.961 ° BT di kedalaman 80 km. Fokal parameter kedalam software pemodelan
mekanisme (Gambar 10) menunjukkan tsunami L-2008 yang dapat menganalisis
gempabumi ini memiliki mekanisme sesar mekanisme sumber dari sesar saat
naik dengan sudut kemiringan bidang terjadinya gempabumi, dan menampilkan
gempabumi (dip) sebesar 52 derajat. Dari
output berupa run-up tsunami pada garis
lokasi, kedalaman dan sudut dip dari
gempabumi, diperkirakan gempabumi terjadi pantai. Tsunami L-2008 dan dipelopori oleh
di lempeng oseanic Indo-Australia yang Dr. Mamoru Nakamura dari Nagoya
menunjam di bawah lempeng Sunda [8]. University dan dikembangkan format
Gempabumi Padang berpusat di laut tetapi Gambar 13. Rekaman pasang surut di stasiun
gempabumi ini tidak membangkitkan Teluk Bayur [4,12,13].
gelombang tsunami secara signifikan. Hal
ini dikarenakan oleh hiposenter gempabumi
yang berada di kedalaman 80 km terlalu
dalam untuk menyebabkan perubahan
muka air yang cukup untuk membangkitkan
tsunami. Meskipun demikian, perubahan
kecil muka air yang disebabkan oleh
gempabumi ini telah membangkitkan
gelombang tsunami kecil di daerah sekitar
gempabumi. Stasiun pasang surut di Teluk
Bayur mencatat tsunami kecil ini dengan
ketinggian gelombang (dari puncak ke
lembah gelombang) sebesar 60 cm yang
tiba kurang lebih 30 menit setelah
gempabumi terjadi (Gambar 13) [4,12,13].
DAFTAR ACUAN