You are on page 1of 7

BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)

A. Definisi
Benigna prostat hiperplasia (BPH) adalah suatu kondisi yang sering terjadi sebagai hasil dari
pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat.

B. Etiologi
Dengan bertambahnya usia, akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron estrogen
karena produksi testosteron menurun dan terjadi konversi testosteron menjadi estrogen pada
jaringan adiposa diperifer. Karena proses pembesaran prostat terjadi perlahan-lahan, efek
perubahan juga terjadi perlahan-lahan.

C. Tanda dan Gejala


Pasien BPH dapat menunjukkan berbagai macam tanda dan gejala. Gejala BPH berganti-ganti
dari waktu ke waktu dan mungkin dapat semakin parah, menjadi stabil atau semakin buruk
secara spontan.
Kategori keparahan BPH berdasarkan gejala dan tanda :
1. Ringan : asimtomatik, kecepatan urinary puncak <10 ml/s, volume urin residual setelah
pengosongan >25-50 ml, peningkatan BUN dan kreatinin serum
2. Sedang : semua tanda diatas ditambah obstruksi penghilangan gejala dan iritatif
penghilangan gejala (tanda dari detrusor yang tidak stabil)
3. Parah : semua yang diatas ditambah satu atau dua lebih komplikasi BPH
Berat derajat klinik dibagi menjadi :
1. Derajat I : hasil colok dubur terdapat penonjolan prostat, batas atas mudah diraba, sisa
volume urin <50 ml
2. Derajat II : hasil colok dubur terdapat penonjolan prostat jelas, batas atas dapat dicapai,
sisa volume urin 50-100 ml
3. Derajat III : hasil colok dubur batas atas prostat tidak dapat diraba, sisa volume urin >100 ml
4. Derajat IV : hasil colok dubur batas atas prostat tidak dapat diraba, terdapat retensi urin
total
Menurut R. Sjamsuhidayat dan Win de Jong :
1. Derajat I biasanya belum memerlukan tindakan bedah, diberi pengobatan konservatif
2. Derajat II merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan biasanya dianjurkan reseksi
endoskopi melalui uretra (trans uretral resection/TUR)
3. Derajat III reseksi endoskopik dapat dikerjakan, bila diperkirakan prostat sudah cukup
besar, reseksi tidak cukup satu kali, sebaiknya dengan pembedahan terbuka, melalui trans
vesikal retropubik/perianal
4. Derajat IV tindakan harus segera dilakuikan membebaskan klien dari retensi urin total
dengan pemasangan kateter.

SAK BEDAH-Komite Keperawatan 2018


D. Pathway

Hormon estrogen Faktor usia Sel prostat umur Proliferasi abnormal


& testosteron panjang sel strem
tidak seimbang
Sel stroma
pertumbuhan Sel yang mati Produksi stroma &
berpacu berkurang epitel berlebihan

Retensi Menghambat
Prostat membesar
urine aliran urine

Penekan Penyempitan Pembedahan


serabut syaraf lumen ureter

Terputusnya Pemasangan Kurangnya


Peningkatan Kerusakan mukosa
jaringan bekas insisi folley cateter info terhadap
resistensi leher urogenital
pembedahan
VU
Rangsang syaraf Obstruksi oleh
Penurunan
jendalan darah Anxietas
Peningkatan pertahanan tubuh
post op
ketebalan otot
Nyeri akut
destruktor
Resiko infeksi
Gangguan
eliminasi urine
Terbentuknya
trabekula

Kelemahan otot
destruktor

Penurunan fungsi Refluk urin Hidroneprosis Resiko ketidakefektifan


VU perfusi ginjal

E. Asuhan Keperawatan
Masalah yang lazim muncul :
PRE OPERASI :
1. Retensi urin b.d sumbatan saluran kemih (00023)
2. Anxietas b.d kurang informasi (pembedahan dan proses penyakit) (00146)
POST OPERASI :
3. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (prosedur bedah) (00132)
4. Gangguan eliminasi urin b.d obstruksi anatomik (sumbatan saluran pengeluaran pada
kandung kemih/jendalan darah post op) (00016)

SAK BEDAH-Komite Keperawatan 2018


5. Resiko infeksi b.d gangguan integritas kulit (kerusakan jaringan sebagai efek sekunder dari
prosedur pembedahan) (00004)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Retensi urin b.d sumbatan NOC : NIC :


saluran kemih Eliminasi urin Perawatan retensi urin
Kriteria hasil :  Monitor efek dari obat-
Definisi :  Pola eliminasi tidak obatan anticolinergic
Pengosongan kandung terganggu  Berikan privasi dalam
kemih tidak tuntas  Dapat mengosongkan melakukan eliminasi
kandung kemih  Pasang kateter urin
Batasan karakteristik : sepenuhnya sesuai kebutuhan
 Berkemih sedikit  Tidak ada nyeri saat  Anjurkan keluarga untuk
 Distensi kandung kencing mencatat urin output
kemih  Tidak ada retensi urin sesuai kebutuhan
 Disuria  Monitor intake dan
 Menetes output
 Residu urine  Monitor derajat distensi
 Sensasi kandung kandung kemih
kemih penuh
 Sering berkemih Kateterisasi urin
 Tidak ada haluaran  Jelaskan prosedur dan
urine rasionalisasi kateterasi
 Pasang alat dengan tepat
 Pertahankan teknik
aseptik yang ketat
 Monitor intake dan
output
 Lakukan dan ajarkan
pasien untuk
membersihkan selang
kateter di waktu yang
tepat
 Dokumentasikan
perawatan termasuk
ukuran kateter, jenis, dan
jumlah pengisian bola
kateter
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
perawatan kateter yang
tepat
2 Ansietas b.d kurang NOC : NIC :
informasi (pembedahan Tingkat kecemasan Pengurangan kecemasan
dan proses penyakit) Kriteria hasil :  Gunakan pendekatan
 Dapat istirahat yang tenang dan
Definisi :  Tidak gelisah meyakinkan
Perasaan tidak nyaman  Wajah rileks  Jelaskan semua prosedur
atau kekhawatiran yang  Tidak ada rasa takut termasuk sensasi yang
samar disertai respon yang disampaikan akan dirasakan yang
otonom (sumber sering

SAK BEDAH-Komite Keperawatan 2018


kali tidak spesifik atau  Tidak ada gangguan mungkin akan dialami
tidak diketahui oleh tidur klien selama prosedur
individu), perasaan takut  Berikan informasi faktual
yang disebabkan oleh terkait diagnosis,
antisipasi terhadap perawatan dan prognosis
bahaya.  Berada di sisi klien untuk
meningkatkan rasa aman
Batasan karakteristik : dan mengurangi
 Gelisah ketakutan
 Insomnia  Dorong keluarga untuk
 Mengekspresikan mendampingi klien
kekhawatiran dengan cara yang tepat
 Ketakutan  Dengarkan klien
 Sangat kuatir  Dukung penggunaan
 Wajah tegang mekanisme koping yang
 Gangguan pola tidur sesuai
 Instruksikan klien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
 Kaji tanda verbal dan non
verbal kecemasan

Pengajaran :
prosedur/perawatan
 Informasikan pada pasien
kapan dan dimana
tindakan akan dilakukan
 Informasikan pada pasien
siapa yang akan
melakukan tindakan
 Jelaskan tujuan tindakan
 Jelaskan prosedur
 Sediakan saksi saat
pasien menandatangani
Inform Concent sesuai
aturan yang berlaku
3 Nyeri akut b.d agen NOC : NIC :
cedera fisik (prosedur Tingkat nyeri Manajemen nyeri
bedah) Kriteria hasil :  Lakukan pengkajian nyeri
 Tidak ada nyeri yang komprehensif yang
Definisi : dilaporkan meliputi lokasi,
Pengalaman sensori dan  Ekpresi wajah rileks karakteristik,
emosional tidak  Tidak mengerang atau onset/durasi, frekuensi,
menyenangkan yang menangis kualitas, intensitas atau
muncul akibat kerusakan  Dapat beristirahat beratnya nyeri dan faktor
jaringan aktual atau  Tekanan darah normal pencetus
potensial atau yang  Observasi adanya
digambarkan sebagai petunjuk nonverbal
kerusakan, awitan yang Nyeri : efek yang mengenai
tiba-tiba atau lambat dari mengganggu ketidaknyamanan
intensitas ringan hingga Kriteria hasil :  Berikan informasi
berat dengan akhir yang  Klien nyaman mengenai nyeri, seperti

SAK BEDAH-Komite Keperawatan 2018


dapat diantisipasi atau  Tidak ada gangguan penyebab nyeri, berapa
diprediksi. pergerakan fisik lama nyeri akan
 Tidak ada gangguan dirasakan, dan antisipasi
Batasan karakteristik : ADL dari ketidaknyamanan
 Diaforesis akibat prosedur
 Ekspresi wajah nyeri  Kendalikan faktor
 Keluhan intensitas lingkungan yang dapat
nyeri menggunakan mempengaruhi respon
standar skala nyeri pasien terhadap
(Wong baker) ketidaknyamanan
 Perubahan pada  Ajarkan prinsip-prinsip
parameter fisiologis manajemen nyeri
(mis : tekanan darah,  Ajarkan teknik non
RR, nadi) farmakologis
 Perubahan posisi  Kolaborasi dengan dokter
untuk menghindari
nyeri Pemberian analgetik
 Sikap melindungi area  Cek perintah
nyeri pengobatan, meliputi
obat, dosis, dan frekuensi
obat analgetik yang
diresepkan
 Cek adanya riwayat alergi
 Pilih rute IV daripada IM
untuk injeksi pengobatan
nyeri yang sering
 Monitor TTV
 Berikan analgetik sesuai
waktu paruhnya,
terutama pada nyeri yang
berat
 Evaluasi keefektifan
analgetik dengan interval
yang teratur
 Dokumentasikan respon
terhadap analgetik dan
adanya efek samping
4 Gangguan eliminasi urin NOC : NIC :
b.d obstruksi anatomik Eliminasi urin Irigasi kandung kemih
(sumbatan saluran Kriteria hasil :  Tentukan apakah akan
pengeluaran pada  Pola eliminasi tidak melakukan irigasi terus
kandung kemih/jendalan terganggu menerus atau berkal
darah post op)  Dapat mengosongkan  Lakukan universal
kandung kemih precautions
Definisi : sepenuhnya  Jelaskan tindakan yang
Disfungsi eliminasi urine  Tidak ada nyeri saat akan dilakukan
kencing  Siapkan peralatan nirigai
Batasan karakteristik :  Tidak ada retensi urin yang steril dan teknik
 Anyang-anyangan  Urin jernih secara steril sesuai
 Disuria  Tidak ada darah dalam protokol
 Dorongan berkemih urin
 Retensi urin

SAK BEDAH-Komite Keperawatan 2018


 Monitor dan
pertahankan kecepatan
aliran yang tepat
 Catat jumlah cairan yang
digunakan, karakteristik
cairan, jumlah cairan
yang keluar, warna dan
respon pasien sesuai
dengan protap yang ada
5 Resiko infeksi b.dNOC : NIC :
gangguan integritas kulit Kontrol resiko : proses Kontrol infeksi
(kerusakan jaringaninfeksi  Bersihkan lingkungan
sebagai efek sekunder Kriteria hasil : dengan baik setelah
dari prosedur  Dapat mengidentifikasi digunakan pasien
pembedahan) faktor risiko infeksi  Ganti peralatan
 Mengetahui perilaku perawatan per pasien
Definisi : yang berhubungan sesuai SPO
Rentan mengalami invasi dengan risiko infeksi  Batasi jumlah
dan multiplikasi organisme  Dapat mengidentifikasi pengunjung
patogenik yang dapat tanda dan gejala infeksi  Ajarkan cara cuci tangan
mengganggu kesehatan  Dapat melakukan cuci dengan tepat
tangan dengan benar  Cuci tangan sebelum dan
sesudah kegiatan
Penyembuhan luka : perawatan pasien
primer  Lakukan tindakan
Kriteria hasil : pencegahan yang bersifat
 Kondisi luka baik universal
 Tidak ada eritema di  Pastikan teknik
kulit sekitar luka perawatan luka yang
 Tidak ada drainase luka tepat
 Suhu normal  Tingkatkan intake nutrisi
 Luka tidak bau yang tepat
 Berikan terapi antibiotik
yang sesuai
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi dan
kapan harus
melaporkannya

Perawatan luka
 Monitor karakteristik
luka, termasuk drainase,
warna, ukuran dan bau
 Berikan rawatan insisi
pada luka
 Berilkan balutan yang
sesuai dengan jenis luka
 Perthankan teknik
balutan steril ketika
melakukan perawatan
luka dengan tepat

SAK BEDAH-Komite Keperawatan 2018


 Bandingkan dan catat
setiap perubahan luka
 Dokumentasikan lokasi
luka, ukuran dan
tampilan

Persiapan pasien pulang (Discharge Planning) :


1. Berhenti merokok
2. Biasakan hidup bersih
3. Makan makanan yang banyak mengandung vitamin dan hindari minuman beralkohol
4. Berolahraga secara rutin dan berusaha untuk mengendalikan stress
5. Menilai dan mengajarkan pasien untuk melaporkan tanda-tanda hematuria dan infeksi
6. Jelaskan komplikasi yang mungkin
7. Anjurkan pasien untuk menghindari obat-obatan yang mengganggu berkemih
8. Anjurkan pasien untuk kontrol sesuai waktu yang ditentukan
9. Minum obat sesuai instruksi dokter
10. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balutan steril setiap hari dan
saat diperlukan
11. Segera laporkan ke tenaga kesehatan bila ada bau tidak enak, ada rembesan darah dan
demam tinggi

F. Literatur
1. Wim de Jong et al, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta
2. T. Heather Herdman,PhD,RN,FNI, alih bahasa , Budi Anna Keliat (et al), Diagnosis
Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2015 – 2017, Edisi 10, Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
3. Gloria M. Bulechek, et all, 2013,Nursing Interventions Classification (NIC), Elsevier : Oxford
4. Sue Moorhead, et all,2013, Nursing Outcomes Classification (NOC), Elsevier : Oxford

SAK BEDAH-Komite Keperawatan 2018

You might also like