You are on page 1of 3

Gejala kelinis

2.1.1.5. Gejala Klinis

Dua bentuk DKI didasarkan pada penyebabnya, yaitu DKI oleh karena fisik dan DKI
oleh karena bahan kimia. DKI oleh karena fisik contohnya friksi, prolong rubbing, dan pakaian
yang kasar. DKI oleh karena bahan kimia contohnya alkohol, latex, kerosene, dan alkali9.

Beberapa penggolongan DKI berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor individu serta
lingkungan antara lain10:

Dermatitis kontak iritan akut

Reaksi ini bisa beraneka ragam dari nekrosis (korosi) hingga keadaan yang tidak lebih
daripada sedikit dehidrasi (kering) dan kemerahan. Kekuatan reaksi tergantung dari kerentanan
individunya dan pada konsentrasi serta ciri kimiawi kontaktan, adanya oklusi dan lamanya serta
frekuensi kontak.

Satu kali kontak yang pendek dengan suatu bahan kimiawi kadang-kadang sudah cukup
untuk mencetuskan reaksi iritan. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh zat alkali atau asam,
ataupun oleh detergen. Uap dan debu alkali dapat menimbulkan rekasi iritan pada wajah. Jika
lemah maka reaksinya akan menghilang secara spontan dalam waktu singkat. Luka bakar kimia
merupakan reaksi iritan yang terutama terjadi ketika bekerja dengan zat-zat kimia yang bersifat
iritan dalam konsentrasi yang cukup tinggi .
Kontak yang berulang-ulang dengan zat iritan sepanjang hari akan menimbulkan fissura
pada kulit (chapping reaction), yaitu berupa kekeringan dan kemerahan pada kulit, akan
menghilang dalam beberapa hari setelah pengobatan dengan suatu pelembab. Rasa gatal dapat
pula menyertai keadaan ini, tetapi yang lebih sering dikeluhkan pasien adalah rasa nyeri pada
bagian yang mengalami fissura. Meskipun efek kumulatif diperlukan untuk menimbulkan reaksi
iritan, namun hilnganya dapat terjadi spontan kalau penyebabnya ditiadakan.

DKI akut lambat


Gambaran klinis dan gejala sama dengan DKI akut, tetapi baru terjadi 8 sampai 24 jam setelah
berkontak. Bahan iritan yang dapt menyebabkan DKI akut lambat, misalnya pedofilin, antralin,
tretinoin, etilen oksida, benzalkonium klorida, asam hidrofluorat. Sebagai contoh ialah dermatitis
yang disebabkan oleh bulu serangga( dermatitis venenata); Keluhan dirasakan pedih keesokan
harinya, sebagau gejala awal terlihat eritema kemudian terjadi vesikel atau bahkan nekrosis.

2.1.1.5.2. Dermatitis kontak iritan kronis Kumulatif

DKI kronis disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah yang berulang-ulang, dan
mungkin bisa terjadi oleh karena kerjasama berbagai macam faktor. Bisa jadi suatu bahan secara
sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain
baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu-minggu atau bulan, bahkan
bisa bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor paling
penting.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal dan terjadi
likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung maka dapat menimbulkan
retak kulit yang disebut fisura. Adakalanya kelainan hanya berupa kulit kering dan skuama tanpa
eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru
mendapat perhatian.

Reaksi Iritan

Reaksi iritan merupakan dermatitis kontak iritan subklinis pada seseorang yang terpajan dengan
pekerjaan basah dalam beberapa bulan pertama, misalnya piñata rambut dan pekerja logam,
kelainan kulit bersifat monomorf dapat berupa skuama, eritema, vesikel, pustule dan erosi.

DKI traumaik

Kelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas atau laserasi. Gejala klinis menyerupai
dermatitis nummularis, penyembuhan berlangsung lambat, paling cepat 6 minggu. Lokasi
tersering di tangan

DKI non eritematosa


DKI non eritematosa merupakan bentuk subklinis DKI, yang ditandai dengan perubahan fungsi
sawar (stratum korneum) tanpa disertai gejala klinis.

DKI subyektif

Juga disebut DKI sensori; karena kelainan kulit tidak terlihat, namun pasien merasa seperti
tersengat (pedih) atau terbakar (panas) setelah berkontak dengan bahan kimia tertentu misalnya
asam laktat.

You might also like