Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Dwindling oil reserves and oil subsidy removal lead to increasing fuel prices bounced up. In 2015, the
electrical energy needs reach 19.5 to 20 trillion kWh. But the primary energy source only contributes
12.4 trillion Kwh, it is worrying given in Indonesia is expected within the next 18 years will be depleted.
World oil supplies are expected to run out 23 years, gas will run out 62 years into the future, while rock
bara146 next year will not be available anymore. The most appropriate solution is the use of renewable
energy sources. One of them is SPP (solar power plant). In general, the cost of generating solar power is
more expensive but the study of America stated that the cost of investment in the future solar power will
decline, so that with the elimination of fuel subsidies gradually PLTS can be considered as a possible
alternative power generation. Indonesia is a tropical country, sunlit 10-12 hours a day. Indonesia has the
potential of solar electric energy of 4.5 kW / m2 / day, so relatively rich in solar energy. Based on the
work order Public Works Department Denpasar No. 640/1355 / DPU 2009, constructed wastewater
treatment plant (WWTP) with volume 8,5m3 household using solar power source, but is now managed
directly by the WWTP management Pemecutan Kaja village. Since the beginning of the operation of the
SPP, had never done research on the effectiveness of the SPP in the Pemecutan kaja village. Lack of
knowledge about operation of the SPP, become an obstacle in the management. Based on the above
issues will be performed research on how much solar power is able to supply electrical energy required
by the load manually controlled and planned an automatic control device for hybrid solar power system
with PLN to use solar energy in wastewater systems Pemecutan Kaja village can be used optimally and
continuity of operations is maintained.
Keywords: Renewable Energy, Solar Power, waste water treatment plant, the hybrid system, Automatic
control.
Abstrak
Cadangan minyak semakin berkurang dan pencabutan subsidi minyak mengakibatkan harga BBM kian
melambung naik. Pada 2015 kebutuhan energi listrik mencapai 19,5-20 trilyun kWh. Namun sumber
energy primer hanya mampu menyumbang 12,4 Trilyun Kwh, hal yang mengkhawatirkan mengingat di
Indonesia diperkirakan dalam waktu 18 tahun lagi akan habis. Persediaan minyak dunia diperkirakan
akan habis 23 tahun kedepan, gas akan habis 62 tahun ke depan, sedangkan batu bara146 tahun ke
depan tidak akan tersedia lagi. Solusi yang paling tepat adalah penggunaan sumber energi yang
terbarukan. Salah satunya PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Secara umum biaya pembangkitan
PLTS lebih mahal tetapi penelitian dari Amerika menyatakan bahwa biaya investasi PLTS di masa
datang akan menurun, sehingga dengan dihapuskannya subsidi BBM secara bertahap dimungkinkan
PLTS dapat dipertimbangkan sebagai pembangkit listrik alternatif. Sebagai negara tropis, Indonesia
disinari matahari 10 - 12 jam sehari. Indonesia memiliki potensi energi listrik surya sebesar 4,5
kW/m2/hari, sehingga tergolong kaya energi matahari.Berdasarkan surat perintah kerja Dinas Pekerjaan
Umum Kota Denpasar Nomor: 640/1355/ DPU tahun 2009, dibangun instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) rumah tangga dengan volume 8,5m3 menggunakan sumber PLTS, tetapi saat ini pengelolaan
IPAL dikelola langsung oleh Desa Pemecutan Kaja. Sejak awal pengoperasian PLTS, belum pernah
dilakukan penelitian tentang efektifitas PLTS di IPAL desa pemecutan kaja. Kurang pengetahuan tentang
pengoprasian PLTS menjadi kendala dalam pengelolaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di desa
pemecutan kaja. Berdasarkan permasalahan di atas maka akan dilakukan penelitian mengenai seberapa
besar PLTS mampu mensuplai energi listrik yang dibutuhkan oleh beban dan perencanaan kontrol
otomatis untuk sistem hibrid PLTS dengan PLN agar pemakaian energi matahari pada sistem IPAL Desa
Pemecutan Kaja dapat digunakan secara optimal dan kelangsungan operasi tetap terjaga.
Kata kunci: Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Instalasi pengolahan air limbah, Kontrol otomatis.
2
1. PENDAHULUAN
Indonesia disinari matahari selama 10 - 12 jam sehari. Indonesia memiliki potensi energi listrik
surya sebesar 4,5 kW/m2/hari, matahari bersinar berkisar 2000 jam per tahun, sehingga tergolong
kaya energi matahari (M. Rif’an, dkk, 2012). Berdasarkan surat perintah kerja Dinas Pekerjaan
Umum Kota Denpasar Nomor: 640/1355/ DPU tahun 2009, dibangun instalasi pengolahan air
limbah (IPAL) rumah tangga dengan volume 8,5m3. Untuk mengalirkan air limbah dari bak
penampungan akhir menuju tangki penyaringan menggunakan 1 buah pompa listrik yang
dihubungkan paralel dengan daya masing-masing 2,2 kW. Catu daya pompa pada instalasi
pengolahan air limbah ini menggunakan sistem PLTS dan PLN. Sistem ini sudah terpasang daya
listrik PLN 7700 VA dan PLTS dengan kapasitas 3740 Watt. Berdasarkan hasil pengamatan
langsung penggunaan tenaga surya belum optimal dan dikelola langsung oleh Desa. Sejak awal
pengoperasian PLTS, belum pernah dilakukan penelitian tentang efektifitas PLTS di IPAL desa
pemecutan kaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk merencanakan alat kontrol otomatis sistem
hibrid PLTS dan PLN pada IPAL, sehingga pemakaian energi matahari dapat digunakan secara
optimal. Nengah Jati (2011), melakukan penelitian studi Pemanfaatan PLTS Hibrid dengan PLN di
Vila Adleson Ubud, berkapasitas 1,56 KWp yang hibrid dengan PLN. Rata-rata energy yang
dihasilkan adalah 3,37 kWh/hari atau 1.230 kWh/tahun. Total energi yang dimanfaatkan oleh beban
pada sistem hibrid PLTS dengan PLN sebanyak 70 persen dari PLTS dan 30 persen dari PLN.
Energi yang dihasilkan oleh PLTS sangat tergantung terhadap cuaca dan tidak terpengaruh oleh
profil beban. Penelitian tentang Studi Komparatif Model Pembangkit Listrik Sistem Hibrid PLTS
dan PLN/Genset membahas konfigurasi bentuk sistem hibrid model seri dan model parallel, dapat
disimpulkan bahwa kinerja dari kedua model pada perinsipnya memiliki keandalan yang sama
dalam mempertahankan kontinuitas supply daya ke beban, namun dari kesederhanaan sistem
peralatan, model seri lebih sederhana dari model parallel, dan jika dilihat dari kesiapan PLTS dalam
mensupply daya ke beban, maka model parallel jauh lebih baik dibanding model seri. (Indra Jaya
Mansyur, 2012). Kiki Kananda dan Refdinal Nazir (2013), melakukan penelitian tentang Konsep
Pengaturan Aliran Daya Untuk PLTS Tersambung Ke Sistem Grid Pada Rumah Tinggal.
Penelitian ini menunjukkan suatu konsep pengaturan aliran daya antara PLTS, grid PLN dan beban.
Beban yang tersambung dengan sistem PLTS dan grid menggunakan energy yang sama dengan
yang disalurkan oleh PLTS dalam jangka waktu tertentu. Nyoman S. Kumara (2010), melakukan
penelitian tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga Urban Dan
Ketersediaannya Di Indonesia. Penelitian ini menunjukan bahwa Salah satu prasyarat dalam
perluasan pemanfaatan PLTS adalah ketersediaan peralatan dan komponen PLTS tersebut.
P = I x A (watt) (1)
Besarnya energi radiasi matahari yang dapat diserap oleh sel fotovoltaik :
Analisis hasil daya listrik produksi PLTS didapatkan dari hasil perhitungan antara tegangan (Vdc)
dan arus (Idc) hasil pengukuran pada PLTS. Perhitungan daya listrik dapat dilihat pada Rumus,
(5)
3. Perencanaan dan pembuatan alat kontrol otomatis sistem hibrid PLTS dan PLN pada Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Dua modul di pasang secara seri arus (Impp) akan tetap 4,95 ampere sedangkan tegangan (Vmpp)
akan sama dengan 34,4 volt. Kemudian 22 kelompok seri di pasang secara paralel yang menjadi
Array PV sehingga mempunyai Impp = 108,9 ampere dan Vmpp = 34,4 volt yang setara dengan
daya keluaran dari PV. Kapasitas daya listrik setiap keluaran (Pm) = 3.746,16 watt (3,7 kwp).
Tabel 1 menunjukkan spesifikasi data modul Photovltaic Solar World yang digunakan.
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC)
menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti baterai,
panel surya/ solar cell menjadi AC. Inverter yang digunakan adalah Steca Xtender XTM 3500-24.
Spesifikasi inverter ditunjukkan pada table 2 .
Sistem kelistrikan di IPAL menggunakan sistem hibrid antara PLTS dengan PLN dengan prinsip
kerja sebagai berikut:
1. Daya yang dihasilkan modul photovoltaic disalurkan untuk mengisi baterai melalui BCR.
2. PLTS dan PLN mempunyai prinsip kerja yang sama dalam menjaga kelangsungan suplay
energi listrik ke beban.
3. Apabila modul photovoltaic menghasilkan daya listrik (pada siang hari) dan daya listrik
yang tersimpan pada baterai mampu menyuplay energi listrik untuk melayanani beban,
maka sistem akan menggunakan PLTS untuk menyuplay daya listrik ke beban.
4. Apabila modul photovoltaic tidak menghasilkan daya listrik (pada malam hari atau cuaca
hujan di siang hari ) dan daya listrik yang tersimpan pada baterai tidak mampu menyuplay
energi listrik untuk melayanani beban, maka sistem akan menggunakan sumber PLN.
Besar daya dan energi listrik produksi PLTS di IPAL Desa Pemecutan Kaja didapatkan dari hasil
perhitungan dan pengukuran. Besar daya listrik produksi PLTS merupakan hasil perhitungan antara
tegangan (Vdc) dan arus (Idc) keluaran dari modul photovoltaic.
5
Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata tegangan listrik (Vdc) yang dihasilkan PLTS adalah 26,2V
dan rata-rata arus listrik (Idc) adalah 45,5 A. Hasil pengukuran kondisi lingkungan pada umumnya
keadaan cuaca cerah. Berdasarkan hasil pengukuran tegangan (Vdc) dan arus (Idc) dapat dihitung
besarnya daya listrik yang dihasilkan PLTS di IPAL ini. Rata-rata daya listrik PLTS di IPAL ini
adalah 3.576,3 W. Rata-rata penggunaan energi listrik PLTS sebesar 11,75 KWh/hari
ATS (Automatic Transfer switch), adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan koneksi antara
sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan listrik lainnya secara automatis. Atau bisa
juga disebut Otomatik COS (Change Over Switch). Berdasarkan penjelasan singkat tersebut dapat
kita asumsikan fungsi utama ATS pada PLTS adalah memindahkan beban dari PLTS ke PLN jika
sumber PLTS tidak mampu memikul beban secara otomatis, begitu pula sebaliknya. ATS dalam
implementasinya berupa sebuah panel yang berisi komponen-komponen daya listrik.
Pengujian Operasi Otomatis yaitu melakukan uji proses pemindahan beban dari catu daya utama
(PLTS) ke catu daya cadangan ( PLN ) secara otomatis apabila sumber dari PLTS mengalami
gangguan sehingga ATS melakukan proses pemindahan beban. Operasi ini dilaksanakan dengan
memposisikan selector switch operation mode pada posisi 2 ( automatic). Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui unjuk kerja dari operasi otomatis pada ATS.
Prosedur Pengujian dalam kondisi otomatis adalah sebagai berikut:
Prosedur Simulasi pemindahan Beban dari sumber PLTS ke sumber PLN
1. Memposisikan switch Utama perangkat penguji pada posisi ON
6
2. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi ON sehingga ATS mengindera
sumber PLN telah tersambung.
3. Memposisikan swicth PLTS perangkat penguji pada posisi OFF (seolah-olah sumber PLTS
mengalami gangguan/tidak mampu) sehingga ATS mengindera sumber PLTS telah putus.
Jika kontaktor berpindah pada posisi PLN maka rangkaian bekerja sesuai fungsi.
4. Memposisikan swicth PLTS perangkat penguji pada posisi ON (Seolah-olah) PLTS telah
hidup sehingga ATS mengindera sumber PLTS telah tersambung kemudian respon
kontaktor akan berfungsi sebaliknya, proses pemindahan beban secara otomatis berhasil
jika ini terlaksana.
Prosedur Simulasi pemindahan Beban dari sumber PLN ke sumber PLTS.
1. Memposisikan swicth PLTS perangkat penguji pada posisi ON sehingga ATS mengindera
sumber PLTS telah tersambung (mengkondisikan seolah-olah sumber PLTS telah
tersambung kembali)
2. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi OFF sehingga ATS mengindera
PLN seolah-olah telah dimatikan, kemudian respon kontaktor akan berfungsi sebaliknya,
proses pemindahan beban secara otomatis berhasil jika ini terlaksana.
3. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi ON (Seolah-olah) PLN telah
hidup sehingga ATS mengindera sumber PLN telah tersambung kemudian respon
kontaktor akan berfungsi sebaliknya, proses pemindahan beban secara otomatis berhasil
jika ini terlaksana.
Manajemen perawatan PLTS IPAL dapat dilihat pada jadwal table 3 berikut.
4. KESIMPULAN
1. Perakitan atau membangun sebuah panel ATS 8,80kVA, 220V, 50 Hz yang memiliki
fungsi otomatis dibutuhkan komponen kontrol dan komponen daya.
2. Komponen kontrol yang digunakan pada ATS adalah relay, timer, tombol tekan, selector,
switch dan buzzer, sedangkan komponen daya adalah kontaktor, sekering dan MCB,
MCCB, dan alat ukur
3. Panel ATS mendukung operasi transfer atau pemindahan beban yaitu secara otomatis.
4. Fungsi utama saat operasi otomatis ATS sebagai kontrol utama emergency power yaitu
memonitoring dan sensoring catu daya utama (PLTS ), jika PLTS mengalami gangguan
maka kontrol ini akan memberikan perintah kepada relay untuk melalukan transfering dan
memonitoring serta sensoring PLN.
5. Manajemen perawatan PLTS IPAL sebagai syarat minimum yang harus dilakukan.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang mendukung penulisan makalah ini
antara lain Bapak Kepala dinas PU Kota Denpasar, Bapak Kepala Desa Pemecutan Kaja, Sdr. Putu
Aries Ridhana Arimbawa, dan pihak-pihak lain
DAFTAR PUSTAKA
Hasan H,2012. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi, Jurnal Riset dan
Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2.
Heri.J, 2012. Pengujian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Solar Cell Kapasitas 50WP,
e-journal.ups.web.id
Jati, 2011. Studi Pemanfaatan PLTS Hibrid Dengan PLN Di Vila Adleson Ubud,
Magister teknik elektro udayana.
Jatmiko, dkk, 2011. Pemanfaatan Sel Surya Dan Lampu Led Untuk Perumahan,Semantik
2011/ISBN 979-26-0255-0
Kananda.K,dkk, 2013. Konsep Pengaturan Aliran Daya Untuk PLTS Tersambung Ke Sistem
Grid Pada Rumah Tinggal. Jurnal Nasional Teknik Elektro Vol: 2 No.2 September 2013
M. Rif’an, dkk, 2012. Optimasi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Matahari di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Brawijaya. Jurnal EECCIS Vol. 6, No.1, Juni 2012
Mansyur.I,2012. Studi Komparatif 2 Model Pembangkit Listrik Sistem Hibrid PLTS Dan
PLN/Genset. Prosiding 2012. Hasil Penelitian Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Nyoman S. Kumara, 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga Urban
Dan Ketersediaannya Di Indonesia. jurnal Teknologi Elektro Vol. 9, No.1 Januari – Juni 2010
Putro.S, 2008. Pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dengan Posisi Pelat Photovoltaic
Horizontal. jurnal MEDIA MESIN, Vol. 9, No. 1, Januari 2008.