You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air limbah merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan
lagi atas sumber aktifitasnya, yaitu limbah cair yang berasal dari kegiatan
industri dan limbah cair domestik yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
Sebelum dikembalikan ke lingkungan, limbah cair harus melalui tahap
pengolahan untuk mencegah terjadinya pencemaran di lingkungan yang dapat
membahayakan kehidupan manusia. Limbah cair memiliki karakteristik
tertentu yang sifatnya spesifik, oleh karena itu jenis pengolahannya juga
menyesuaikan dengan karakteristik yang dimilikinya tersebut.
Air buangan domestik merupakan air bekas pemakaian berbagai aktifitas
domestik seperti kegiatan dari perumahan, sekolah, kantor institusi, daerah
komersial, tempat ibadah, dll. Air buangan yang dihasilkan setiap harinya telah
mengalami penurunan kualitas air yang berada di perairan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, air limbah adalah air sisa dari suatu
hasil usaha dan atau kegiatan sedangkan air limbah domestik adalah air limbah
yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan
dengan pemakaian air. Dengan Adanya pengelolaan air limbah domestik,
diharapkan dapat melindungi sumber-sumber air baku dari pencemaran
pembuangan air limbah domestik hasil aktivitas rumah tangga.
Sebagaian besar masyarakat membuang limbah cair ke sungai yang masih
merupakan kebiasaan bagi masyarakat yang tinggal dipinggir bantaran sungai.
Kecenderungan membuang limbah ke sungai oleh masyarakat karena cara
tersebut sangat mudah dilakukan. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas lingkungan khususnya air sungai yang berakibat pada
berkurangnya tingkat kesehatan masyarakat disekitar sungai. Pada bangunan
di daerah perkotaan yang tidak memiliki lahan yang tidak terlalu luas, maka
dapat direncanakan sistem IPAL sederhana untuk mengatasi perbaikan
susunan instalasi dan mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi. Untuk
mengatasi hal tersebut perlu dibuat sebuah sistem pengolahan air limbah
domestik yang memadai.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan sebuah struktur yang
dirancang untuk membuang limbah biologis maupun kimiawi dari air sehingga
kemungkinan air tersebut dapat digunakan kembali pada aktivitas yang lain.
Sistem IPAL yang akan dirancang dapat disesuikan dengan kebutuhan dari
bangunan tersebut. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
menjadi salah satu pilihan untuk menangani limbah yang berasal dari aktivitas
kegiatan permukiman agar tidak menjadi bahan pencemar makhluk hidup dan
lingkungan setelah melalui tahap pengolahan yang akhirnya dibuang ke badan
air.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari perencanaan bangunan pengolahan air limbah yaitu untuk
meminimalisir kemungkinan pencemaran air yang dapat menyebabkan
penyakit bawaan air terhadap masyarakat di daerah perencanaan sehingga
sistem pengolahan air limbah yang dibangun sesuai dengan mestinya dengan
mengacu ke peraturan terkait yaitu PerMen LHK No.68 Tahun 2016 tentang
baku mutu air limbah domestik. Tujuan perencanaan dari desain pengolahan
air limbah ini yaitu:
 Untuk menjaga estetika, terhindar dari gangguan kesehatan dan bau yang
ditimbulkan akibat limbah domestik tersebut.
 Untuk mencegah kontaminasi air bersih secara fisik, kimia maupun biologi.
 Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pengelolaan
air limbah.
 Membuat desain instalasi pengolahan air limbah yang sesuai perencanaan.
 Membuat perencanaan instalasi pengolahan air limbah domestik di daerah
perencanaan.
1.3. Ruang Lingkup
Untuk merencanakan unit pengolahan air limbah yang telah direncanakan
maka diperlukan data-data yang mendukng untuk mengetahui pembahasan
yang akan ditinjau untuk merencanakan instalasi pengolahan air limbah. Data
yang diperlukan untuk mencakup desain pengolahan air limbah ini berupa:
 Menghitung debit air limbah.
 Mengevaluasi kualitas air limbah dan kualitas badan air penerima dengan
baku mutu.
 Menentukan opsi/pilihan teknologi IPAL.
 Mengetahui dan menghitung dimensi dari unit pengolahan pendahuluan,
unit pengolahan primer, unit pengolahan sekunder, unit pengolahan primer-
lanjutan dan unit pengolahan lumpur.

1.4. Tahapan Perencanaan

Sebelum dilakukan perencanaan dan pembangunan sistem pengolahan air


limbah ini perlu adanya tahapan perencanaan. Tahapan ini dibuat agar dalam
pelaksanaan perencanaan sistem pengolahan air buangan dapat berjalan
sesuai tahapan yang telah direncanakan sebelumnya sehingga dapat
terkoordinasi dengan baik. Tahapan perencanaan ini dapat dilihat pada gambar
1.1
` Mulai

Pengumpulan
Data Sekunder

Pengumpulan
Studi Pustaka

Membandingkan
data kualitas air
limbah cair
terhadap
PERMENLHK NO
68 Tahun 2016
dan PP 82 Tahun
2001

Menentukan
Desain IPAL

Merencanakan
dan Menghitung
Desain IPAL

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 1.1 Tahapan Perencanaan dalam Pembangunan IPAL

1.4.1. Penjelasan dan Uraian Metodologi Perencanaan


I. Tahapan Pengumpulan Data
1. Identifikasi Masalah
- Jumlah dan kepadatan penduduk di daerah perencanaan.
- Kualitas air limbah yang melebihi baku mutu.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengambilan data sekunder didapat dari instasi yang di perlukan
serta adanya beberapa data yang telah disediakan. Data tersebut
antara lain:
- Debit air limbah.
- Kualitas air limbah domestik.
- Kualitas badan air penerima.
II. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus
atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari dari buku,
jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs – situs internet. Output studi
literature ini adalah terkumpulnya referensi yang relevan dengan
perumusan masalah.
III. Membandingkan data kualitas air limbah terhadap PERMENLHK No 68
Tahun 2016 dan membandingkan terhadap PP No 82 Tahun 2001 untuk
kualitas air badan penerima. Data tersebut berfungsi untuk menentukan
Desain Pengolahan apa yang sesuai untuk limbah cair yang dihasilkan
agar dapat sesuai baku mutu ketika di buang ke badan peraiaran.
IV. Penentuan Model IPAL dilakukan ketika semua data yang di butuhkan
sudah didapatkan, agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan
V. Perencanaan dan perhitungan desain IPAL disesuaikan dengan model
IPAL yang terpilih.
VI. Kesimpulan dan saran berisikan hasil dari perencanaan pengolahan air
limbah yang telah di rencanakan serta saran untuk memperbaiki
perencanaan kedepannya.

You might also like