You are on page 1of 7

ACARA VI

BUDIDAYA GANYONG SECARA ORGANIK

A. Waktu Pelaksanaan Praktikum


Hari : Kamis
Tanggal : 10 Maret 2016
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

B. Tujuan
Agar praktikan dapat mengetahui cara budidaya gang dan pertumbuhan

C. Latar Belakang
Ganyong merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, antara
lain: umbi mudanya di Amerika Serikat dimakan sebagai sayuran dan
kadang-kadang digunakan sebagai pencuci mulut, umbi tuanya dapat diperas
patinya untuk dibuat tepung, sedangkan daun dan tangkainya dapat digunakan
untuk pakan ternak juga karena bentuknya yang cukup indah dapat
dimanfaatkan untuk tanaman hias. Umbi ganyong juga mengandung
karbohidrat yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar
untuk produksi glukosa dan fermentasi etanol. Tepungnya yang baik dan
mudah dicerna sangat dianjurkan untuk konsumsi bayi atau orang sakit.
Hingga sisa umbi yang tertinggal juga dapat dimanfaatkan sebagai kompos
Tanaman ganyong pada dasarnya termasuk mudah dibudidayakan dan
biasanya dibudidayakan ketika musim kemarau karena tahan ketika kondisi
persediaan air hanya sedikit. Namun di Indonesia produktivitas petani
ganyong masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan potensi yang akan
dicapai cukup baik. Penggunaan varietas unggul yang masih rendah hingga
penanganan pasca panen yang kurang tepat dengan dijual secara mentah
menjadi penyebab produktivitas petani ganyong yang belum sebanding
dengan potensi yang akan dicapai.
D. Dasar teori
Ganyong (Canna edulis Ker.) merupakan tanaman penghasil rhizoma
atau umbi yang berasal dari Amerika Selatan. Di Indonesia terdapat 2 (dua)
kultivar atau varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih
(Suhartini, T., dan Hadiatmi, 2010).
Bentuk tanaman ganyong adalah berumpun dan merupakan tanaman
herba, semua bagian vegetatif yaitu batang, daun serta kelopak bunganya
sedikit berlilin. Daun tersusun secara spiral dengan pelepah besar terbuka,
kadang-kadang bertangkai daun pendek, helaian daun bulat telur sempit
sampai jorong sempit. Daun tersusun secara spiral dengan pelepah besar
terbuka, kadang-kadang bertangkai daun pendek, helaian daun bulat telur
sempit sampai jorong sempit. Perbungaan di ujung ranting, tandan, biasanya
sederhana tetapi kadang-kadang bercabang, muncul tunggal atau
berpasangan, tidak teratur, bunga biseksual. (Flach dan Rumawas 1996).
Ganyong dapat tumbuh baik di berbagai iklim, dengan penyebaran
curah hujan tahunan 1000-1200 mm, akan menghasilkan pertumbuhan yang
memuaskan. Jenis tersebut cenderung tumbuh pada daerah yang kering, tetapi
bertoleransi pada tempat-tempat basah (bukan tempat yang tergenang air),
juga sangat toleransi terhadap naungan. Pertumbuhan normal terjadi pada
suhu di atas 10°C, tetapi juga dapat hidup pada suhu tinggi (30-32°C) dan
bertoleransi pada kondisi sedikit beku. Ganyong tumbuh mulai dari pantai
sampai pada ketinggian 1000-2900 m dpl. dan tumbuh dengan subur pada
banyak tipe tanah, termasuk daerah-daerah marginal (misalnya tanah latosol
asam); tetapi lebih menyukai tanah liat berpasir dalam, kaya akan humus serta
bertoleransi pada kisaran pH 4.5-8.0 (Flach dan Rumawas 1996).
Tiap 100 gram tepung ganyong mengandung mineral yang terdiri dari
sodium 44,29 mg; potasium 27,20 mg; kalsium 2,40 mg; fosfor 77,91 mg;
besi 4,79 mg; dan magnesium 20,37 mg. Selain itu tepung ganyong (C.edulis)
mengandung 18,17 % air; protein 0,67 %; lemak 0,05 %; serat 0,34; 0,32 %
abu; amilose 13,77 %; dan amilopektin 86,23 %. (Perez, 2005).
Di Indonesia dikenal dua kultivar atau varietas ganyong, yaitu
ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna
batang, daun dan pelepahnya yang berwarna merah atau ungu, sedang yang
warna batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecoklatan
disebut dengan ganyong putih. Dari kedua varietas tersebut mempunyai
beberapa berbedaan sifat, sebagai berikut :
1. Ganyong Merah
Batang lebih besar. Agak tahan kena sinar dan tahan kekeringan Sulit
menghasilkan biji Hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah
Umbi lazim dimakan segar (direbus) (Suhartini, 2010).
2. Ganyong Putih
Lebih kecil dan pendek Kurang tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan
Selalu menghasilkan biji dan bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman
Hasil umbi basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi, Hanya lazim
diambil patinya (Suhartini, 2010).
Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui pemupukan.
Pemupukan menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung
pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen.
Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya memberikan pupuk dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan
pada waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan
tanaman tersebut (Suminarti, 2010).
Bahan organik yang terkandung dalam pupuk organik sangat
berpengaruh terhadap pasokan unsur hara di dalam tanah. Peranan pupuk
organik yang didalamnya terdapat bahan-bahan organik terhadap sifat fisik
tanah meliputi struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air dan menjaga
ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk organik dengan bahan organik
merupakan salah satu pembentuk agregat tanah yang mempunyai peran
sebagai bahan perekat antar partikel tanah. Komponen asam humat dan asam
fulvat sebagai sementasi partikel tanah membentuk logam humus. Pada tanah
pasir pupuk organik mampu berperan sebagai pembentuk struktur tanah dari
bentuk tunggal ke gumpal yang bermanfaat untuk mencegah porositas. Pupuk
organik juga mempunyai manfaat dalam memberikan media bagi kehidupan
mikoorganisme menguntungkan bagi kesuburan tanah dan membantu aerasi
pada tanah lempung

E. Alat dan bahan


 Alat ukur
 Cangkul
 Bibit ganyong (Canna edulis Kerr).
 Pupuk kandang.

F. Metode kerja
1. Mempersiapkan lahan dengan mencangkul dan mencampurnya dengan
pupuk kandang.
2. Membuat guludan sepanjang 250 cm.
3. Menanam 5 bibit ganyong di guludan dengan kedalaman sekitar 15 cm,
arah mata tunas menghadap keatas. Selah itu menyiram bibit.
4. Menyirami, menyiangi gulma.

G. Hasil dan Pembahasan

Tabel 6.1 Ganyong Merah


Kelom Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3
pok JA TT JD JA TT JD JA TT JD

A3-1 1 49 10 1 43 8 1 66 11

A3-2 1 39 4 1 32 5 1 43 5

A3-3 1 43 7 MATI MATI MATI - - -

A3-4 3 22 10 2 25 7 1 20 3

A3-5 1 28 6 1 32 5 1 24 6
Tabel 6.2 Ganyong Putih
Kelom Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3
pok
JA TT JD JA TT JD JA TT JD

A3-1 0 52 7 MATI MATI MATI - - -

A3-2 1 7.5 2 MATI MATI MATI - - -

A3-3 1 25 4 MATI MATI MATI 1 37 5

A3-4 1 36 4 2 18 7 - - -

A3-5 MATI MATI MATI 2 47 5 - - -

Keterangan : JA : Jumlah Anakan


TT : Tinggi Tanaman
JD : Jumlah Daun

Berdasarkan hasil praktikum budidaya ganyong secara organik


kelompok A3-5 dapat diketahui jumlah anakan tanaman ganyong merah
sampel 1, 2, dan 3 berjumlah 1 anakan. Tinggi tanaman ganyong merah
sampel 1, 2, dan 3 masing-masing 28, 32, dan 24 cm. Jumlah daun tanaman
ganyong merah sampel 1,2, dan 3 masing masing 6, 5, dan 6 helai. Sedangkan
pada tanaman ganyong putih dapat diketahui sampel tanaman pertama mati.
Sampel tanaman ganyong putih kedua memiliki jumlah anakan sebanyak 2
dengan tinggi tanaman 47 cm serta memiliki 5 helai daun. Perbedaan hasil ini
dapat disebabkan karena pemeliharaan yang tidak merata ataupun kualitas
bibit ganyong itu sendiri.
Berdasarkan hasil praktikum secara keseluruhan dapat diketahui
tanaman ganyong merah lebih baik dibandingkan dengan ganyong putih. Hal
ini dibuktikan dengan jumlah anakan, jumlah daun serta tinggi tanaman
ganyong merah lebih besar daripada tanaman ganyong putih. Hal ini
dikarenakan sifat genetik yang dimiliki ganyong merah memiliki batang yang
lebih besar, tahan terhadap kekeringan, dan sinar matahari sehingga memiliki
kemampuan menyerap nutrisi dan hara lebih baik. Sedangkan tanaman
ganyong putih memiliki batang yang relatif lebih kecil dan pendek, kurang
tahan terhadap kekeringan dan sinar matahari, Hasil ini juga tidak lepas dari
peranan pupuk organik yang digunakan dalam praktikum ini adalah pupuk
kandang. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro terutama nitrogen
yang menunjang pertumbuhan vegetatif yaitu tinggi tanaman dan jumlah
daun.

H. Kesimpulan
Pada praktikum budidaya ganyong secara organik ini digunakan bibit
ganyong merah dan ganyong putih. Serta menggunakan pupuk organik yang
kaya akan unsur hara makro terutama nitrogen untuk. pertumbuhan vegetatif
yang menunjang tinggi tanaman dan jumlah daun. Pertumbuhan ganyong
merah lebih baik daripada ganyong putih. Karena sifat genetic ganyong
merah lebih baik daripada ganyong putih
. Daftar Pustaka

Flach, M. and F. Rumawas. 1996. Plant Resources of South East Asia No. 9.
Plants Yielding Non Seed Carbohydrates. Prosea Foundation, Bogor.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2016 pukul 20.00 WIB.

Perez, E., dan Mary Lares. 2005. Chemical Composition, Mineral, and Functional
Properties of Canna (Canna edulis) and Arrowroot (Maranta spp.) Starches.
Plant Foods for Human Nutrition 60 : 113-116.

Suhartini Titin dan Hadiatmi. 2010. Keragaman Karakter Morfologi Tanaman


Ganyong. Bogor. Diakses pada tanggal 1 Mei 2016 pukul 20.00 WIB.

You might also like