You are on page 1of 4

PANDUAN KOMUNIKASI ISBAR

A. Capaian Pembelajaran Materi


1. Mahasiswa mampu mengetahui bentuk komunikasi efektif metode ISBAR
2. Mahasiswa mampu membedakan komponen Introduction, Situation, Background,
Assesment, Recomendation dalam metode komunikasi ISBAR
3. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi dengan metode ISBAR dengan tepat

B. Dasar Teori
Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar
profesi kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam
perawatan pasien (Risenberg, 2010). Keselamatan pasien menjadi tuntutan
masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu
dilakukan dengan maksimal.. Dari enam sasaran keselamatan pasien, unsur utama dari
layann asuhan ke pasien adalah komunikasi efektif. Salah satu bentuk komunikasi
efektif adalah dengan menggunakan metode ISBAR.

1. Pengertian
Komunikasi efektif SBAR adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi
mengenai suatu kondisi baik kondisi pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis,
ruangan, peralatan, permintaan dll, kepada seseorang (dokter, perawat, kabag/ karu,
atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara langsung (tatap muka) yang
dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada
penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan
keselamatan pasien.

2. Pelaku ISBAR
ISBAR dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap pasien/
penanggung jawab pasien, seperti dokter, perawat (PA, PP, Katim), kabag/karu, dll.

3. Tujuan
Pelaksanaan komunikasi ISBAR digunakan sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk :
1. Memastikan keakuratan semua informasi
2. Memastikan semua informasi terkait tentang status kesehatan pasien disampaikan
dengan tepat dan benar
3. Memastikan intruksi yang diberikan oleh dokter dan tenga kesehatan lain
dipahami dan diterima dengan tepat dan benar
4. Meningkatkan keselamatan pasien

4. Waktu Pelaksanaan ISBAR


ISBAR dapat digunakan dalam aktifitas pelayanan kesehatan kepada pasien, seperti :
1. Saat melakukan serah terima pasien
2. Saat melaporkan kondisi pasien kepada dokter penangung jawab pasien
(DPJP)/dokter yang merawat
5. Prosedur Pelaksanaan

Nilai
No Aspek yang dinilai Ket
0 1 2
A Tahap Prainteraksi
1. Identifikasi pasien
2. Mengeksplorasi diri
3. Menyiapkan alat
4. Membuat rencana pertemuan (waktu, tempat
tujuan)
5. Menyiapkan saksi
B Tahap Kerja
1. Tekan nomor ekstensi tujuan
2. Setelah terdengar nada sambung, ucapkan
salam
3. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan
prinsip komunikasi ISBAR :
a. Introduction
Sebutkan identitas perawat dan ruangan/
unit RS tempat perawat bertugas
b. Situation
Sebutkan identitas pasien, ruangan, nomor
ruangan serta masalah utama pasien (
nama, bangsal, nomor kamar, masalah
utama (Diagnosa medis/diagnosa
keperawatan)
c. Background
Sebutkan data pendukung dari masalah
klien, seperti :
- Intervensi/tindakan dari setiap masalah
pasien
- Riwayat alergi, pembedahan, dll
- Pemasangan alat-alat dan prosedur
invasif (infus, kateter, dll),serta
pemberian obat dan cairan
d. Assesment
- Jelaskan secara lengkap hasil
pengkajian pasien terkini ( TD, Skor
nyeri, tingkat kesadaran, status nutrisi,
eliminasi, dll)
- Jelaskan informasi klinik yang
mendukung
e. Recommendation
Rekomendasi: (pilih sesuai kebutuhan)
 Saya meminta dokter untuk:
 Memindahkan pasien ke ICU?
 Segera datang melihat pasien?
 Mewakilkan dokter lain untuk
datang?
 Konsultasi ke dokter lain?
 Pemeriksaan atau terapi apa yang
diperlukan:
 Foto Rontgen?
 Pemeriksaan Analisa Gas Darah?
 Pemeriksaan EKG?
 Pemberian Oksigenasi?
 Beta2 antagonis nebulizer?
 Apabila ada perubahan terapi
kemudian tanyakan :
 Seberapa sering diperlukan
pemeriksaan tanda vital
 Bila respon terapi tidak ada kapan
harus menghubungi dokter lagi?
 Konfirmasi :
 Saya telah mengerti rencana
tindakan pasien
 Apa yang harus saya lakukan
sebelum dokter sampai disini?
4. Catat secara lengkap perintah dari dokter
yang merawat pada form yang telah
disediakan
5. Konfirmasi apa yang sudah dituliskan dan
bacakan ulang kepada pemberi perintah
(dokter).
6. Eja ulang obat-obat yang diberikan secara
perlahan-lahan terutama untuk obat-obatan
yang termasuk dalam golongan NORUM
(Nama obat rupa obat mirip).
7. Telpon ulang pemberi perintah bila
laporan belum dibacakan ulang,dan
konfirmasikan ulang isi perintah
8. Ucapkan terima kasih dan salam

C Tahap Terminasi
1. Catat (writing down) semua rekomendasi/
instruksi dari dokter dalam kolom lembar
komunikasi SBAR yang tersedia/ lembar
instruksi dokter/ catatan terintegrasi dalam
rekam medik pasien :
- Tanggal dan jam pesan diterima
- Dosis obat yang akan diberikan dan
waktu pemberian harus spesifik untuk
menghindari salah penafsiran/ hasil
test kritis yang dilaporkan
2. Cantumkan nama lengkap dan tanda
tangan pelapor pada form yang telah
disediakan.
3. Cantumkan tandatangan saksi yang ikut
mendengarkan saat menelpon dokter
(bisa keluarga pasien, perawat jaga,
pasien sendiri ,dokter jaga,dokter yang
merawat sebelumnya )
4. Mintakan tanda tangan saat dokter visite.

D Dokumentasi
Evaluasi kegiatan dan lengkapi dokumentasi pada
form yang disediakan

DAFTAR PUSTAKA

Modul Policy & Procedure SBARC Communicatiotno of Interprofessional Communication SBAR


Module Adapted partially from Arizona Hospital and Healthcare Assoc “Safe and Sound”
patient safety initiative.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang


Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Sharp Health Care (2007). Communication Using the SBAR Model December, 2007

You might also like