You are on page 1of 11

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN

A. Alasan Pengambilan Judul


Alasan peneliti mengangkat judul mengenai “Pengaruh Terapi Aktif Menggenggam
Bola Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Di Rssn Bukittinggi”, karena Stroke
merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab kematian nomor tiga
di dunia. Diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke,
sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat.
Secara umum, dapat dikatakan angka kejadian stroke adalah 200 per 100.000 penduduk.
Dalam satu tahun, di antara 100.000 penduduk, maka 200 orang akan menderita stroke.
Kejadian stroke iskemik sekitar 80% dari seluruh total kasus stroke, sedangkan kejadian
stroke hemoragik hanya sekitar 20% dari seluruh total kasus stroke (Yayasan Stroke
Indonesia, 2012). Dari profil dinas kesehatan provinsi Sumatera Barat tahun 2011
menyebutkan bahwa stroke adalah penyebab kematian nomor 4 setelah penderita usia
lanjut, diabetes melitus, dan jantung (Dinas kesehatan provinsi Sumatera Barat, 2011
dalam Nengsi, 2013). Pada survey awal yang peneliti lakukan pada tanggal 20 April 2015
di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dari 8 orang klien yang diwawancarai 4
orang menjelaskan bahwa terapi menggenggam bola diperlukan untuk dilakukan pada
saat kondisi tubuh atau keadaan jari – jari tangan mengalami kelemahan, dan 4 orang
klien menjelaskan bahwa terapi tersebut sangat tidak dibutuhkan karena bekerja
melakukan aktifitas sehari – hari sama dengan melakukan terapi menggerakkan kontraksi
tangan yang mengalami kelemahan. Sebelumnya terapi aktif menggenggam bola sudah
ada dilakukan oleh perawat, tapi pada 3 bulan terakhir belum ada digunakan terapi ini.
Berdasarkan data yang didapatkan dari rekam medis RSSN bukittinggi, jumlah penderita
stroke di RSSN pada bulan pertama sampai bulan terakhir 2015 mengalami peningkatan
(Laporan Rekam Medik RSSN Bukittinggi, 2016).
Terapi latihan adalah salah satu cara untuk mempercepat pemulihan pasien dari
cedera dan penyakit yang dalam penatalaksanaannya menggunakan gerakan aktif maupun
pasif. Gerak pasif adalah gerakan yang digerakkan oleh orang lain dan gerak aktif adalah
gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot sendiri. Terapi aktif yang dapat dilakukan
(Taufik, 2014) salah satunya yaitu latihan menggenggam bola, latihan menggenggam bola
merupakan suatu modalitas rangsang sensorik raba halus dan tekanan pada reseptor ujung
organ berkapsul pada ekstremitas atas merupakan upaya latihan Range of otion (ROM)
aktif.
Menurut kami alasan penulis dalam mengangkat judul sudah baik dengan
memperhatikan latihan mengenggam bola terhadap kekuatan otot untuk pasien yang
mengalami stroke. Dikarenakan jika gejala sisa setelah stroke tidak segera disikapi, maka
akan mengakibatkan kelumpuhan yang sangat bermakna yang menganggu ADL (Activity
of Daily Living), sehingga program rehabilitasi sangat dianjurkan bagi penderita pasca
stroke (Junaidi, 2011). Alasan pengambilan judul sudah sesuai dengan aturan pembuatan
judul karya ilmiah secara umum, keterkaitan judul dengan alasan pengambilan judul yang
dijabarkanpun termasuk rasional.

B. Judul
Penulis mengangkat judul mengenai “Pengaruh Terapi Aktif Menggenggam Bola
Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Di Rssn Bukittinggi” Menurut wordpress.com
judul dibagi menjadi dua yaitu judul langsung dan judul tak langsung. Dimana judul dari
laporan jurnal ini adalah judul langsung. Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama
berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama nampak jelas. Judul pada jurnal
sedikit panjang, menarik perhatian pembaca, logis atau masuk akal sesuai dengan isi yang
disampaikan dan awal kata sudah menggunakan huruf kapital tanpa tanda baca diakhir
judul karangan. Jumlah kata dalam judul yaitu terdiri atas 13 kata. Menurut tata cara
penulisan artikel penelitian dikti maksimal judul terdiri atas 15 kata. Pada laporan jurnal
ini terdapat nama penulis 1 dan 2 disertai email dan disertai nama lembaga (afiliasi: nama
prodi, fakultas, universitas). Judul jurnal sudah menggambarkan garis besar atau inti dari
jurnal, sudah menggambarkan variable yang diteliti dimana menggambarkan 2 variabel
yaitu terapi aktif menggenggam bola dengan kekuatan otot pasien stroke. Pada jurnal ini
sudah dicantumkan tempat penelitian namun untuk waktu penelitian belum dicantumkan.
Saran untuk kedepannya diharapkan waktu penelitian dicantumkan. Dimana penentuan
waktu sangat bermanfaat untuk para pembaca ataupun para peneliti yang ingin menguji
kembali hasil dari penelitian jurnal ini.
C. Penulis (Peneliti ) dan Alamat
Dari hasil analisis jurnal ini dimana terdapat penulis (peneliti) dengan nama yang
dicantumkan 1). Andika Sulistiawan, 2). Elfira husna STIKes Prima Nusantara
Bukittinggi dengan alamat e-mail: andikasulistiawan@gmail.com
Untuk nama sudah baik ditulis dengan awalan huruf kapital, diharapkan untuk penulis
(peneliti) mencantumkan no hp dan alamat. Sebaiknya alamat rumah maupun alamat
penelitian dicantumkan dan diberi keterangan.

D. Abstrak
Tujuan dari hasil analisis jurnal ini sudah mencangkup point – point yang penting
disetiap bagian jurnal abstrak dalam bahasa Indonesia. Dimana dikutip dari jurnal tujuan
dari abstrak membahas mengenai stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak
dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda –
tanda sesuai dengan daerah yang terganggu (Irfan, 2012), kelemahan otot merupakan
dampak terbesar pada pasien stroke dengan kelemahan akan mengalami keterbatasan
mobilisasi. Alternatif terapi herbal yang digunakan didapatkan ada pengaruh antara terapi
menggenggam bola terhadap kekuatan otot pasien stroke, khususnya di Rssn Bukittinggi.
Desain penelitian ini menggunakan penelitian pra eksperimen dengan one group
pretest – posttest desain. Penelitian ini dilaksanakan di RSSN Kota Bukittinggi pada
bulan September 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke yang
diberikan terapi menggenggam bola dengan jumlah 10 orang dan sampel berjumlah 10
orang yang diambil secara total Sampling. Data diolah dan dianalisis secara
komputerisasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji T – Test
pada CI 95%. Uji Perbandingan Uji – Test Pretest dan Posttest dengan t-tabel n=10
N Dk t – hitung t – Tabel

n–1 0,05 -19,401 2,021


Df = 10-1= 9
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji perbandingan uji t – Test pengaruh
terapi aktif menggenggam bola dapat dilihat t – Hitung -19,401 sedangkan t – Tabel 2,021
menandakan terdapat perbedaan yang bermakna. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, distribusi responden tentang menggenggam bola sebelum diberikan intervensi
banyak diantara pasien stroke yang menemukan kesukaran dalam menggerakkan
tangannya, maka dari itu peneliti memberikan paparan informasi mengenai teknik ini.
Melihat hasil penelitian ini maka terapi aktif menggenggam bola terhadap kekuatan otot
pasien stroke dapat dijadikan sebagai terapi nonfarmakologi untuk mengurangi angka
kejadian yang ada.
Menurut kami abstrak dari jurnal sudah cukup baik, tujuan sudah jelas, jumlah kata
168 tidak melebihi dari ketentuan, terdapat 4 kata kunci yaitu alat pelindung diri, petugas
sampah yang sangat menyimpang dari kata kunci abstrak yang dibuat oleh penulis.
Alangkah baiknya kata kunci dalam jurnal penelitian ini ialah “stroke, terapi
mengenggam bola. Dalam jurnal ini tidak terdapat abstrak dengan bahasa Inggis.

E. Pendahuluan
Dilihat dari studi pada pendahuluan Seriousness of the problem atau keseriusan masalah
dikutip dari jurnal, Stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa
detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda – tanda sesuai
dengan daerah yang terganggu (Irfan, 2012). Serangan stroke sering kali datang secara
mendadak, tidak terduga sebelumnya, namun yang menyerupai gejala stroke adalah
kelemahan pada tungkai atau lengan di sisi kiri atau kanan, kesulitan berbicara sefasih
biasanya, kesulitan berjalan akibat kelemahan tungkai atau adanya gangguan
keseimbangan, penderita tiba-tiba seperti orang kebingungan tanpa sebab yang jelas, tiba
– tiba tidak dapat melihat pada salah satu atau kedua matanya, dan penderita merasakan
nyeri kepala yang sangat kuat (Setyarini, dkk, 2014). Jika gejala sisa setelah stroke tidak
segera disikapi, maka akan mengakibatkan kelumpuhan yang sangat bermakna yang
menganggu ADL (Activity of Daily Living), sehingga program rehabilitasi sangat
dianjurkan bagi penderita pasca stroke (Junaidi, 2011).
Magnitude atau besar masalah dalam laporan jurnal ini, Stroke merupakan penyebab
kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab kematian nomor tiga di dunia (Dewanto,
2009). WHO juga memperkirakan 7,6 juta kematian terjadi akibat stroke pada tahun 2020
mendatang (Junaidi, 2011). Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000
penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan
sisanya cacat ringan maupun berat. Angka kejadian Stroke di Sumatera Barat masih
tinggi. Jumlah penderita Stroke di Sumatera Barat mengalami peningkatan 4 kali lipat
dari sebelumnya. Dari profil dinas kesehatan provinsi Sumatera Barat tahun 2011
menyebutkan bahwa stroke adalah penyebab kematian nomor 4 setelah penderita usia
lanjut, diabetes melitus, dan jantung (Dinas kesehatan provinsi Sumatera Barat, 2011
dalam Nengsi, 2013). Berdasarkan data yang didapatkan dari rekam medis RSSN
bukittinggi, jumlah penderita stroke di RSSN dari tahun 2014 dan 2015, yaitu pasien
stroke mengalami peningkatan yakni 855 pasien. terakhir 2015 mengalami peningkatan
(Laporan Rekam Medik RSSN Bukittinggi, 2016).
Manageability atau pengelolaan, Terapi latihan adalah salah satu cara untuk
mempercepat pemulihan pasien dari cedera dan penyakit yang dalam penatalaksanaannya
menggunakan gerakan aktif maupun pasif. Gerak pasif adalah gerakan yang digerakkan
oleh orang lain dan gerak aktif adalah gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot sendiri.
Terapi aktif yang dapat dilakukan (Taufik, 2014) salah satunya yaitu latihan
menggenggam bola, latihan menggenggam bola merupakan suatu modalitas rangsang
sensorik raba halus dan tekanan pada reseptor ujung organ berkapsul pada ekstremitas
atas merupakan upaya latihan Range of otion (ROM) aktif. Salah satu terapi gerak aktif
yang dapat dilakukan dengan cara latihan menggenggam bola. Untuk membantu
pemulihan bagian lengan atau bagian ekstremitas atas diperlukan teknik untuk
merangsang tangan seperti dengan latihan spherical grip yang merupakan latihan
fungsional tangan dengan cara menggenggam sebuah benda berbentuk bulat seperti bola
pada telapak tangan (Prok, Gesal, & Angliadi, 2016).
Pada jurnal ini Seriousness of the problem atau keseriusan masalah dan Magnitude
atau besar masalah sudah dicantumkan dalam jurnal. Disamping itu perlunya Community
concern atau peran pemerintah dan Political concern atau kebijakan pemerintah untuk
lebih mendukung dari jurnal penelitian ini.

F. Metode Penelitian
Pada jurnal ini metode penelitian menggunakan penelitian pra eksperimen dengan one
group pretest – posttest desain. Penelitian ini dilaksanakan di RSSN Kota Bukittinggi
pada bulan September 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke
yang diberikan terapi menggenggam bola dengan jumlah 10 orang dan sampel berjumlah
10 orang yang diambil secara total Sampling. Data diolah dan dianalisis secara
komputerisasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji T – Test
pada CI 95%. Uji Perbandingan Uji – Test Pretest dan Posttest dengan t-tabel n=10
N Dk t – hitung t – Tabel

n–1 0,05 -19,401 2,021


Df = 10-1= 9
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji perbandingan uji t – Test pengaruh
terapi aktif menggenggam bola dapat dilihat t – Hitung -19,401 sedangkan t – Tabel 2,021
menandakan terdapat perbedaan yang bermakna. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, distribusi responden tentang menggenggam bola teknik – teknik yang
digunakan pada kasus ini adalah Rhytmical Initiation, Timing For Emphasis, dan Slow
Reversal (Ashadi, 2014). Sebelum diberikan intervensi banyak diantara pasien stroke
yang menemukan kesukaran dalam menggerakkan tangannya, maka dari itu peneliti
memberikan paparan informasi mengenai teknik ini. Melihat hasil penelitian ini maka
terapi aktif menggenggam bola terhadap kekuatan otot pasien stroke dapat dijadikan
sebagai terapi nonfarmakologi untuk mengurangi angka kejadian yang ada.
Desain penelitian pada jurnal ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design,
karena pada rancangan One Group Pretest-Posttest Design biasanya menggunakan satu
kelompok eksperimen menurut Sugiyono (2011:73), dalam jurnal ini sudah menggunakan
satu kelompok dilaksanakan di RSSN Kota Bukittinggi dengan populasi dalam penelitian
ini adalah semua pasien stroke yang diberikan terapi menggenggam bola dengan jumlah
10 orang dan sampel berjumlah 10 orang yang diambil secara total Sampling. Data diolah
dan dianalisis secara komputerisasi. Setelah itu dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
distribusi responden tentang menggenggam bola sebelum diberikan intervensi banyak
diantara pasien stroke yang menemukan kesukaran dalam menggerakkan tangannya,
maka dari itu peneliti memberikan paparan informasi mengenai teknik ini.

G. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengukuran langsung atau observasi
kepada pasien stroke, memberikan intervensi berupa terapi mengenggam bola kepada
pasien stroke, dan melakukan pengukuran kembali mengenai tingkat pengetahuan
keluarga maupun pasien terhadap terapi yang diberikan untuk mendapatkan data primer.
Dimana data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
langsung dari subjek atau objek penelitian.
H. Instrument Penelitian
Pada penelitian jurnal ini tidak dicantumkan instrument penelitian, menurut kami
instrument yang digunakan adalah observasi dan kuesioner. Observasi dilakukan untuk
mencatat setiap keadaan perkembangan kekuatan otot setelah dan sesudah diberikan
terapi aktif menggenggam bola terhadap kekuatan otot pasien stroke di rssn bukittinggi
I. Hasil dan Bahasa
Pada hasil penelitian ini didapatkan semua pasien stroke yang melakukan terapi
menggenggam bola perlahan – lahan mendapatkan pemulihan terhadap penyakit stroke
yang mereka derita. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan distribusi responden
tentang menggenggam bola sebelum diberikan intervensi banyak diantara pasien stroke
yang menemukan kesukaran dalam menggerakkan tangannya. Dari hasil yang di dapat
terlihat pasien masih kurang terpapar dengan inforamasi tentang terapi menggenggam bola.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Helvi Novita Sari (2013) . Pada tahun
2013 terdapat adanya pengaruh yang signifikan setelah dilakukan pemberian informasi.
Hasil penelitian yang dilakukan sebelum dilakukan penyuluhan informasi terdapat
pengetahuan pada pasien yang rendah. Menurut asumsi peneliti, pengetahuan yang
kurang baik yang dimiliki pasien pada penelitian ini berpengaruh dengan kemauan pasien
dalam menggenggam bola sehingga berdampak terhadap bagaimana pasien tersebut
menilai dan meyakini suatu permasalahan. Pengetahuan adalah sumber informasi yang
kuat untuk dapat mengetahui suatu fakta dan fenomena. Berdasarkan hasil penelitian ini,
peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang didapatkan berpengaruh terhadap berbagai
permasalahan yang akan dihadapi pasien salah satunya masalah informasi kesehatan.
Dimana pasien tidak dapat memahami dan memecahkan suatu permasalahan akibat dari
kurangnya pengetahuan terhadap kurangnya informasi kesehatan.
Dalam penelitian ini tehnik pengaruh terapi aktif menggenggam bola terhadap
kekuatan otot pasien stroke di rssn bukittinggi baik digunakan dikarenakan jika gejala sisa
setelah stroke tidak segera disikapi, maka akan mengakibatkan kelumpuhan yang sangat
bermakna yang menganggu ADL (Activity of Daily Living), sehingga program
rehabilitasi sangat dianjurkan bagi penderita pasca stroke (Junaidi, 2011). Namun tidak
menutup kemungkinan adanya pengaruh – pengaruh lain yang bisa mengurangi kekakuan
otot, misalnya pemberian latihan aerobic, latihan rentang gerak dan lain – lain. Dengan
begitu terapi aktif menggenggam bola pada pasien stroke dengan kekakuan otot dapat
melakukan pengobatan alternative.
J. Simpulan dan Saran
Simpulan dari jurnal sudah jelas terdapat hasil penelitian dimana nilai skala sesak
nafas sebelum pemberian aroma terapi daunt mint pada kelompok eksperimen sebagian
besar responden mengalami sesak derajat berat sebanyak 5 responden dan kelompok
control dengan derajat sesak berat sebanyak 3 responden. Nilai skala sesak nafas setelah
pemberian aroma terapi daunt mint mengalami penurunan dimana kelompok eksperimen
sebanyak 1 responden dan kelompok kontrol sebanyak 2 responden. Hasil Uji Wilcoxon
Signed Rank Test dan Uji Mann Whitney U menunjukkan adanya pengaruh aroma terapi
daun mint dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien
tuberculosis paru. Menurut kami simpulannya sudah jelas terdapat penjabaran dari hasil
penelitian. Saran pada jurnal sudah baik terdapat saran yang ditujukan untuk responden
agar dapat memanfaatkan tanaman daunt mint sebagai aroma terapi dengan menggunakan
metode inhalasi sederhana untuk mengurangi sesak nafas, saran untuk puskesmas atau
pusat kesehatan masyarakat diharapkan petugas kesehatan menyarankan pasien yang
datang ke puskesmas untuk kontrol agar menggunakan aromaterapi daunt mint sebagai
terapi inhalasi sederhana dirumah untuk mengurangi sesak nafas.

K. Kaidah Penulisan
Kaidah penulisan menurut tata cara penulisan artikel jurnal ilmiah dikti.
1. Judul dan Nama Penulis
a. Judul dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold) dengan jenis huruf
Times New Roman font 12, spasi tunggal dengan jumlah kata maksimum 15. Pada
penelitian ini judul telah menggunakan huruf capital, dicetak tebal, sudah
menggunakan huruf Times New Roman font 12, tetapi jumlah kata dalam judul
melebihi ketentuan yaitu 16 kata.
b. Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali
dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah
penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya. Pada penelitian
ini nama penulis telah ditulis di bawah judul tanpa gelar, diawali dengan huruf
capital, serta tanpa diawali dengan kata “oleh”.
c. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di bawah
nama penulis dengan huruf Times New Roman font 10. Pada penelitian ini nama
perguruan tinggi penulis sudah tercantum, tercantum alamat surel dan sudah
menggunakan huruf Times New Roman tetapi ukuran font yang digunakan font
12.
2. Abstrak
a. Abstract ditulis dalam bahasa Inggris, berisi tentang inti permasalahan/latar
belakang penelitian, cara penelitian/pemecahan masalah, dan hasil yang
diperoleh. Kata abstract dicetak tebal (bold). Pada penelitian ini abstrak ditulis
dalam bahasa indonesia, berisi inti permasalahan, tercantum cara penelitian, dan
telah tercantum hasil yang diperoleh. Kata abstrak telah dicetak tebal.
b. Jumlah kata dalam abstract tidak lebih dari 250 kata dan diketik 1 spasi. Pada
penelitian ini jumlah kata dalam abstrak adalah 226 kata tapi diketik 1,5 spasi.
c. Jenis huruf abstract adalah Times New Roman font 11, disajikan dengan rata kiri
dan rata kanan, disajikan dalam satu paragraph, dan ditulis tanpa menjorok
(indent) pada awal kalimat. Pada penelitian ini jenis huruf abstract sudah
menggunakan Times New Roman menggunakan font 12. Disajikan rata kiri dan
rata kanan, dalam tiga paragraph dan ditulis menjorok pada awal kalimat.
d. Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata yang menjadi inti
dari uraian abstraks. Kata Keywords dicetak tebal (bold). Pada penelitian ini
abstrak telah dilengkapi dengan 4 keyword yang menjadi inti uraian. Kata
keyword dicetak tebal.

L. Referensi
Sumber – sumber yang digunakan dalam pembuatan penelitian ini diambil dari buku
ajar, riset kesehatan, serta jurnal kesehatan yang berkaitan dengan demam pada anak dan
kompres bawang merah. Penulisan pustaka menurut tata cara penulisan artikel penelitian
dikti sebagai berikut: [1] Penulis 1, Penulis 2 dst. (Nama belakang, nama depan
disingkat). Tahun publikasi. Judul Buku cetak miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi.
Dari semua daftar pustaka yang dicantumkan dalam jurnal ini secara umum sudah
memenuhi kaidah-kaidah penulisan pustaka, tetapi masih ada satu refrensi yang
didapatkan dari google sebaiknya refrensi yang didapat dari google diganti. Salah satu
contohnya: “Alimul Hidayat A.A., 2009. Metode Penelitian dan Keperawatan & Tehnik
Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika”. Dari pustaka ini yang bersumber dari sebuah
buku, dimana tatanan pembuatan pustaka ini sesuai dengan penulisan pustaka menurut
tata cara penulisan artikel penelitian dikti.
M. Implikasi Keperawatan
Implikasi keperawatan jurnal ini diharapkan penelitian ini dapat memberikan
masukan untuk tenaga kesehatan dalam perkembangan ilmu sebagai alternative
perawatan untuk pasien khususnya pasien yang mengalami sesak nafas serta petugas
kesehatan dapat memberikan informasi dan demonstrasi kepada keluarga pasien yang
menderita TB paru untuk menggunakan aroma terapi daun mint dengan inhalasi
sederhana untuk menghilangkan sesak nafas dirumah. Penelitian ini juga menggunakan
obat tradisional yang mudah didapat sekitar masyarakat yang menggunakan teknik terapi
modifikasi sederhana dan keluarga dapat melakukan terapi ini dirumah tanpa bantuan
tenaga kesehatan. Sehingga diharapkan juga bagi tenaga kesehatan yang telah membaca
penelitian jurnal ini agar lebih meningkatkan pengobatan komplementer untuk
implementasikan di asuhan keperawatan.
N. Kesimpulan Jurnal
Secara keseluruhan jurnal penelitian ini sudah baik, dari judul sudah menarik untuk
lebih mendalami mengetahui isi dari jurnal. Dari segi dunia kesehatan, ini merupakan
perkembangan ilmu dalam perawatan pasien. Dari penelitian ini dapat menambah
alternative tindakan keperawatan untuk menurunkan gejala sesak nafas menggunakan
aroma terapi dengan inhalasisederhana (uap) dan juga mempermudah keluarga untuk
menghilangkan gejala sesak nafas bagi pasien TB paru yang tidak memiliki peralatan
oksigen dirumah.

O. Rekomendasi
Penggunaan aroma terapi dengan inhalasi sederhana untuk mengurangi gejala sesak
nafas sangat direkomendasikan pada pasien yang mengalami gejala sesak nafas, tidak
hanya diberikan pada pasien TB paru saja tetapi dapat diberikan pada penyakit asma yang
mengalami gejala sesak nafas serta pada penyakit pernafasan lainnya yang perlu
diberikan terapi oksigen.
DAFTAR PUSTAKA

-.

You might also like