Hakikat Pendidikan 2

You might also like

You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar
tetapi lebih ditentukan oleh instingnya. Sedangkan manusia, hidup
menggunakan akal pikiran yang dimilikinya dalam setiap berperilaku. Pada
hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan, yang didapat dari lembaga formal maupun non formal.

Pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang


menyeluruh dari segi kehidupan manusia yang menampakkan konsep-konsep
pendidikan. Karena itu pembahasan hakikat pendidikan meliputi pengertian-
pengertian: pendidikan dan ilmu pendidikan dan pendidikan sebagai aktifitas
sepanjang hayat.
Komponen-komponen pendidikan meliputi : tujuan pendidikan,
pendidik, peserta didik, kurikulum dan metode pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa arti dari hakikat pendidikan?


2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
3. Apakah tujuan dari pendidikan?
4. Apa yang dimaksud dengan pendidik?
5. Siapakah pelajar itu?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui arti pendidikan.
2. Untuk memahami hakikat pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dari pendidikan.
4. Untuk memahami arti pendidik yang sebenarnya dalam dunia
pendidikan.
5. Untuk memahami apa itu pelajar yang sebenarnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PENDIKAN

Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap


kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari
manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada
zaman primitif sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada
kehidupan manusia di dunia, pendidikan akan tetap berlangsung. Kesadaran
akan konsep tersebut diatas menunjukkan bahwa pendidikan sebagai gejala
kebudayaan. Artinya sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makluk budaya
yang salah satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan
(Syaifullah,1981).
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan
bukanlah hanya sekedar pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam
hakekat pendidikan banyak hal menarik untuk dipelajari contohnya seperti
objek ilmu pendidikan dan macam-macam ilmu pendidikan.

a. Obyek Ilmu Pendidikan


• Anak Didik
• Pendidik
• Materi Pendidikan
• Metodelogi Pendidikan
• Evaluasi Pengajaran
• Alat-alat Pendidikan
• Lingkungan Sekitar
• Tujuan Pendidikan

b. Macam – Macam Ilmu Pendidikan


 Normatif, memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan
– aturan dasar yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya
bangsa melalui pembinaan budaya – budaya daerah yang bersifat
positif.
 Deskriptif : menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan
tepat/tidak dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah
diajarkan sampai nilai yang diberikan harus betul – betul
menggambarkan perolehan hasil belajar anak.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 2


 Teoritis, mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional)
sampai hal – hal yang sekecil – kecilnya (atomistik).
 Praktis/terapan, teori – teori yang dikaji digunakan untuk
melancarkan proses pendidikan.
.

B. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia


untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat
dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban
suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan.
Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat
manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan
hidupnya.

Untuk memperjelas pengertian dari pendidikan berikut ini terdapat


beberapa kutipan definisi:

1. Menurut Carter Education berarti :

 Proses perkembangan pribadi


 Proses sosial
 Profesional cources
 Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun
yang diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

2. Menurut buku “HigherEducation for American Democracy”


Education is an institution of civilized society, but thepurposes of education
are not the same in all societies. An educational system finds its the guiding
principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in
wich it functions (11 : 5).
3. Menurut Prof. Richy dalam buku “ planing for teaching and introduction
to education”
Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemilharaan
dan perbaikan suatu bangsa (Masyarakat ) terutama membawa warga
masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung
jawab dalam masyarakat.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 3


4. made pidarta dalam bukunya “landasan kependidikan”
Mendidik bermaksud membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat
manusia meningkat hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya.
Mendidik adalah membudayakan manusia.
Pendidikan ialah satu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab,
tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem
pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya
didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku
dalam suatu masyarakat (bangsa).

Secara sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa:

 Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan


kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu
rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budinurani) dan jasmani (pancaindra
serta ketrampilan-ketrampilan).

 Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan


cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan.
Lembaga-lembaga ini meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat
(negara).

 Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh


perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam
mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat
kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.

Pendidikan Sepanjang Hayat


Life long education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan
kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara
penuh yang berjalan terus-menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai
meninggal. Ini berarti bahwa pendidikan itu tidak hanya penting bagi anak-anak
(yang biasa dianggap belum siap kehidupan sosialnya dan melakukan peranan
masyarakat dewasa), tetapi juga penting untuk orang dewasa maupun orangtua
dalam rangka pencapaian perkemmbangan manusia yang penuh.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 4


Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin
mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk
meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak
sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
“Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah
ilmu sejak buaian sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama
daripada belajar”

Pendidikan sebagai Suatu Ilmu


Pendidikan merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan
merealisasi bakat-bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori
konvergensi), sehinga manusia mempunyai keterampilan yang dapat digunakan
untuk menghidupi dirinya (profesi). Bila semua masyarakat mempunyai
ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan muncul masyarakat yang
dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari masyarakat yang seperti itu
adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 alinea 4 ayat 1 yaitu “...memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kesejahteraan individu-individu melalui
penghasilan yang diperolehnya, sedang penghasilan dapat dicapai bila manusia
memiliki keterampilan dari hasil pendidikannya.
Ilmu ialah:
 Pengetahuan yang telah diuji kebenarannya
 Membahas tentang hal-hal yang dapat diamati (observabel)

C. KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN

a. Pendidik
Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu
lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua
muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa
dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus
untuk diteladani.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 5


Adapun definisi guru menurut :
- Zakiyah Daradjat
Mengartikan guru adalah pendidik professional, karena secara inplisit ia
telah menerima dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua murid ketika
menyekolahkan anaknya ke sekolah atau madrasah, berarti telah melimpahkan
sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.
- Poerwadarminta
Mengartikan guru adalah orang yang kerjanya mengajar.
- Pandangan Islam
Dalam agama islam, guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik
potensi afektif, kognitif maupun potensi psikomotorik dan mampu mandiri
secara makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial dalam memenuhi
tugasnya sebagai makhluk Allah.

Firman Allah dalam Al-Qur’an :


Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari
golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka al-kitab
dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka
dalam kesesatan yang nyata (Ali Imran : 3).

Petikan ayat tersebut mengandung makna yang utama bahwa Rasulullah


SAW selain sebagai Nabi ia juga sebagai pendidik (Guru). Makna lain yang
terkandung dalam ayat tersebut adalah :
- Penyucian, yakni pembersihan, pengembangan dan pengangkatan jiwa
kepada pencipta-Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri
agar tetap berada pada fitrah.
- Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan aqidah kepada
akal dan nurani kaum muslimin agar mereka merealisasikannya dalam
tingkah laku kehidupannya.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 6


Pekerjaan Guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha yang
amat kompleks, mengingatkan banyaknya kegiatan yang harus diantisipasi
untuk membantu anak didik menjadi orang yang dewasa. Kecakapan mendidik
mutlak diperlukan, agar tujuan pendidikan itu dapat tercapai, untuk itu seorang
guru benar-benar dituntut untuk bekerja secara profesional. Dengan kata lain
guru adalah pekerjaan profesional.

b. Peserta Didik
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik
ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental. Setiap individu
memerlukan bantuan dan perkembangan pada tingkat yang sesuai dengan tugas
perkembangan setiap anak didik. Peserta didik berbeda menurut kodratnya di
mana ia sedang mendapatkan pendidikan. Dalam keluarga yang berfungsi
sebagai peserta didik adalah anak, di sekolah-sekolah adalah murid, di
masyarakat yaitu anak-anak yang mebutuhkan bimbingan dan pertolongan
menurut lembaga yang mengasuh pendidikan tersebut. Dengan demikian
pendidikan harus memahami irama perkembangan setiap peserta didik pada
tiap-tiap tingkat perkembangan sehingga memungkinkan memberikan bantuan
yang tepat dan berdaya guna. Adapun hubungan antara pendidik dan peserta
didik itu dalam proses belajar mengajar itulah yang merupakan faktor yang
sangat menentukan.
Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik
sebagai sasaran dari pada kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan anak
didik di sini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan
pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa, guna dapat melaksankan
tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga negara, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu yang mandiri.
Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal berupa
perbuatan sikap yang di sebut insting. Insting tidak banyak berperan dalam
kehidupan manusia. Selain itu, juga mendapatkan bekal berupa benih dan
potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada waktunya dan apabila
ada kesempatan dan stimulusnya melalui kegiatan pendidikan yang diberikan
padanya. Benih atau potensi tersebut dinamakan pembawaan.
Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan. Karena itu
pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 7


masing anak didiknya, agar layanan pendidikan yang diberikan itu sesuai
dengan keadaan pembawaan masing-masing.

c. Kurikulum
Banyak para ahli yang mendifinisikan kurikulum, yaitu antara lain:
- Lewis dan Meil
Kurikulum adalah seperangkat bahan pelajaran, merumuskan hasil belajar,
penyediaan kesempatan belajar, kewajiban peserta didik.
- Taba
Kurikulum adalah tak peduli bagaimana rancangan detailnya. Suatu kurikum
biasanya mengandung suatu kenyataan mengenai maksud dan tujuan tertentu. Ia
memberi petunjuk tentang beberapa pilihan dan susunan isinya. Ia menyuratkan
pola-pola belajar dan mengajar tertentu, baik karena dikehendaki oleh tujuannya
maupun oleh susunan isinya. Akibatnya ia memerluakn suatu program
pengevakuasian hasil-hasilnya.
- Stratemayer Sc
Dewasa ini kurikulum dianggap sebagai hal yang meliputi bahan pelajaran
dan kegiatan kelas yang dilakukan anak dan pemuda; keseluruhan pengalaman
di dalam dan diluar sekolah atau kelas yang di sponsori oleh sekolah: dan
seluruh pengalaman hidup murid. Adapun batasan yang di terima pedidikan
harus menetapkan ke arah ilmu pengetahuan, pengertian-pengertian, kecakapan-
kecakapan yang manakah pengalaman-pengalaman yang baru akan dibimbing.
Kebijaksanaan ini menentukan kurikulum berhasil diterapkan di sekolah apa
tidak.
- Webster
Dalam kamusnya, kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu yang
pertama, sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari murid di
sekolah atau perguruan tinggi untuk memperolah ijazah tertentu. Yang kedua,
sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau
suatu departeman.
- Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan
Definisi kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk tujuan pendidikan tertentu.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 8


- Menurut Bahasa Latin
Kurikulum ialah suatu landasan terbang, suatu arah yang dilalui orang untuk
mencapai tujuan, seperti dalam suatu perlombaan, kurikulum atau kadang-
kadang di sebut bahan pelajaran. Kurikulum menggambarkan suatu keadaan di
mana murid dan guru berjalan bersama mencapai tujuan dari pendidikan.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:


kurikulum merupakan rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok
bahasan penilaian dan perangkat lainnya. Sedangkan pokok pikiran penting
yang biasa dalam kurikulum adalah tujuan pendidikan, bahan pelajaran,
pengalaman dan aspek perencanaan.
Isi dari program pendidikan adalah segala sesuatu yang di berikan kepada
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.
Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program
masing-masing bidang tersebut, jenis-jenis bidang studi yang di tentukan atas
dasar tujuan instruksional lembaga pendidikan yang bersangkutan. Isi program
suatu bidang studi yang diajarkan sebenarnya adalah isi kurikulum itu sendiri,
atau ada juga yang menyebut dengan nama silabus bagi pendidikan di
perguruan tinggi. Silabus biasanya dijabarkan kedalam bentuk pokok-pokok
bahasan dan sub-sub pokok bahasan, serta uraian bahan pelajaran. Uraian bahan
pelajaran inilah yang di jadikan dasar pangambilan bahan dalam setiap kegiatan
belajar mengajar di kelas oleh pihak pendidik. Penentuan pokok-pokok dan sub-
sub pokok bahsan didasarkan pada tujuan intruksional.
Tujuan Kurikulum Dalam Pendidikan
Ada dua tujuan yang terdapat dalam kurikulum dalam suatu pendidikan
yaitu:
- Tujuan yang ingin di capai secara keseluruhan
Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek ilmu pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang di harapkan dimiliki oleh para lulusan lembaga
pendidikan yang bersangkutan. Itulah sebabnya tujuan ini disebut tujuan
intruksional atau kelembagaan.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 9


- Tujuan yang ingin di capai oleh setiap bidang studi/mata kuliah.
Tujuan ini adalah penjabaran tujuan intuksional diatas yang meliputi tujuan
kurikulum dan intruksional yang terdapat dalam GPP (Garis- garis Besar
Pengajaran) tiap bidang studi/mata kuliah. Baik kuirkulum maupun intruksinal
juga mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai
yang diharapkan dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mempelajari tiap
bidang studi dan pokok bahasan dalam proses pengajaran.

Hambatan-hambatan dalam Pengembangan Kurikulum di Kelas

Hambatan-hambatan dalam pengembangan kurikulum dikelas antara lain


yaitu:
a. Guru
Guru dalam berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal ini di
sebabkan beberapa hal, pertama: kurang waktu, kedua: perbedaan pendapat
antara guru dan kepala sekolah dalam kurikum yang akan diterapkan dan
administatornya, ketiga: kemampuan guru yang terbatas.
b. Masyarakat
Untuk mengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik
dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem
pendidik atau kurikulum yang sedang berjalan.
c. Biaya
Untuk mengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk eksepimen baik
metode, ini atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering
tidak sedikit.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 10


Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 11
D. METODE-METODE PEMBELAJARAN.

1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan
secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini
terdapat di dalam Al Qur’an Surat Yunus ayat 23 yang artinya:
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat
kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia,
Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri (hasil
kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-
lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Q.S. Yunus : 23)

2. Metode Tanya jawab


Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang
telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran
dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan
dan menganalisis secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu
masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini dengan sebutan hiwar
(dialog).
4. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru
memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut
diperiksa oleh guru dan murid harus mempertanggung jawabkannya.
5. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru
mempertunjukan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan
murid memperhatikannya.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 12


6 Metode Amsal/perumpamaan
Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran
melalui contoh atau perumpamaan.
7. Metode Targhib dan Tarhib
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan
menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan
agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
8. Metode pengulangan (tikror)
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara
mengulang-ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih
lama materi yang disampaikan. Satu proses yang penting dalam pembelajaran
adalah pengulangan/latihan atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan
mental dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu
maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan
alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang yang
belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk
berikutnya bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses
pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan
melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal
atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan
Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para
sahabat.

E. TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pada periode 2010-2014, Kementerian Pendidikan
Nasional menetapkan visi terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional
untuk membentuk insan indonesia cerdas komprehensif. Insan Indonesia cerdas
komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas
sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis.Untuk mewujudkan visi tersebut,
Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut
lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan
pendidikan; kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan
memperoleh layanan pendidikan; kepastian/keterjaminan memperoleh layanan
pendidikan.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 13


F. HUBUNGAN ANTARA ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN
PRAKTIS
Pada dasarnya, semua ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu
sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari
adanya usaha membahas teori – teori pendidikan secara
dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)
b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam
kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan
kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan
menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi
masalah – masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan
memerlukan ilmu murni lain seperti : psokologi,
matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat
dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 14


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif
sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan
manusia di dunia pendidikan akan tetap berlangsung karena itu adalah hakikat
manusia dalam kehidupannya.
Dalam pendidikan terdapat beberapa poin penting yaitu:
(1) Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(2) Pendidik atau guru yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh
semua muridnya.
(3) Peserta didik ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik
ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental
(4) Kurikulum yaitu rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok
bahasan penilaian dan perangkat lainnya
(5) Metode pembelajaran.
B. Saran

Makalah ini dibuat dari beberapa sumber buku yang berkaitan dengan
judul makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
kuliah sekaligus menambah wawasan penulis tentang hakikat pendidikan.
Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Banyak
kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini karena berbagai
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan sumber referensi maupun
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
para pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 15


Daftar Pustaka

1. Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2. Saifullah, Ali. 2004. Antra Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha
Offset Printing.
3. Jalaluddin. 2002. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
4. Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo, 2005, Strategi Belajar
Mengajar, Bandung : Pustaka setia.
5. Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam,
Jakarta : Bulan Bintang.
6. www.filsafatpendidikanblogs.com

7. Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan,


Surabaya, Usana Offset.

8. Dra. Sri Martini Meilani, M.Pd. Penagntar Ilmu Pendidikan, Universitas


Negeri Jakarta, 2011

9. Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan,


Surabaya, Usana Offset.

10. Dra. Sri Martini Meilani, M.Pd. Penagntar Ilmu Pendidikan,


Universitas Negeri

Kelompok 2 |Hakikat Pendidikan 16

You might also like