Professional Documents
Culture Documents
Hakikat Pendidikan 2
Hakikat Pendidikan 2
Hakikat Pendidikan 2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar
tetapi lebih ditentukan oleh instingnya. Sedangkan manusia, hidup
menggunakan akal pikiran yang dimilikinya dalam setiap berperilaku. Pada
hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan, yang didapat dari lembaga formal maupun non formal.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui arti pendidikan.
2. Untuk memahami hakikat pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dari pendidikan.
4. Untuk memahami arti pendidik yang sebenarnya dalam dunia
pendidikan.
5. Untuk memahami apa itu pelajar yang sebenarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PENDIKAN
B. PENGERTIAN PENDIDIKAN
C. KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN
a. Pendidik
Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu
lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua
muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa
dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus
untuk diteladani.
b. Peserta Didik
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik
ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental. Setiap individu
memerlukan bantuan dan perkembangan pada tingkat yang sesuai dengan tugas
perkembangan setiap anak didik. Peserta didik berbeda menurut kodratnya di
mana ia sedang mendapatkan pendidikan. Dalam keluarga yang berfungsi
sebagai peserta didik adalah anak, di sekolah-sekolah adalah murid, di
masyarakat yaitu anak-anak yang mebutuhkan bimbingan dan pertolongan
menurut lembaga yang mengasuh pendidikan tersebut. Dengan demikian
pendidikan harus memahami irama perkembangan setiap peserta didik pada
tiap-tiap tingkat perkembangan sehingga memungkinkan memberikan bantuan
yang tepat dan berdaya guna. Adapun hubungan antara pendidik dan peserta
didik itu dalam proses belajar mengajar itulah yang merupakan faktor yang
sangat menentukan.
Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik
sebagai sasaran dari pada kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan anak
didik di sini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan
pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa, guna dapat melaksankan
tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga negara, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu yang mandiri.
Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal berupa
perbuatan sikap yang di sebut insting. Insting tidak banyak berperan dalam
kehidupan manusia. Selain itu, juga mendapatkan bekal berupa benih dan
potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada waktunya dan apabila
ada kesempatan dan stimulusnya melalui kegiatan pendidikan yang diberikan
padanya. Benih atau potensi tersebut dinamakan pembawaan.
Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan. Karena itu
pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-
c. Kurikulum
Banyak para ahli yang mendifinisikan kurikulum, yaitu antara lain:
- Lewis dan Meil
Kurikulum adalah seperangkat bahan pelajaran, merumuskan hasil belajar,
penyediaan kesempatan belajar, kewajiban peserta didik.
- Taba
Kurikulum adalah tak peduli bagaimana rancangan detailnya. Suatu kurikum
biasanya mengandung suatu kenyataan mengenai maksud dan tujuan tertentu. Ia
memberi petunjuk tentang beberapa pilihan dan susunan isinya. Ia menyuratkan
pola-pola belajar dan mengajar tertentu, baik karena dikehendaki oleh tujuannya
maupun oleh susunan isinya. Akibatnya ia memerluakn suatu program
pengevakuasian hasil-hasilnya.
- Stratemayer Sc
Dewasa ini kurikulum dianggap sebagai hal yang meliputi bahan pelajaran
dan kegiatan kelas yang dilakukan anak dan pemuda; keseluruhan pengalaman
di dalam dan diluar sekolah atau kelas yang di sponsori oleh sekolah: dan
seluruh pengalaman hidup murid. Adapun batasan yang di terima pedidikan
harus menetapkan ke arah ilmu pengetahuan, pengertian-pengertian, kecakapan-
kecakapan yang manakah pengalaman-pengalaman yang baru akan dibimbing.
Kebijaksanaan ini menentukan kurikulum berhasil diterapkan di sekolah apa
tidak.
- Webster
Dalam kamusnya, kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu yang
pertama, sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari murid di
sekolah atau perguruan tinggi untuk memperolah ijazah tertentu. Yang kedua,
sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau
suatu departeman.
- Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan
Definisi kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk tujuan pendidikan tertentu.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan
secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini
terdapat di dalam Al Qur’an Surat Yunus ayat 23 yang artinya:
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat
kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia,
Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri (hasil
kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-
lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Q.S. Yunus : 23)
E. TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pada periode 2010-2014, Kementerian Pendidikan
Nasional menetapkan visi terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional
untuk membentuk insan indonesia cerdas komprehensif. Insan Indonesia cerdas
komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas
sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis.Untuk mewujudkan visi tersebut,
Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut
lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan
pendidikan; kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan
memperoleh layanan pendidikan; kepastian/keterjaminan memperoleh layanan
pendidikan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif
sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan
manusia di dunia pendidikan akan tetap berlangsung karena itu adalah hakikat
manusia dalam kehidupannya.
Dalam pendidikan terdapat beberapa poin penting yaitu:
(1) Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(2) Pendidik atau guru yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh
semua muridnya.
(3) Peserta didik ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik
ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental
(4) Kurikulum yaitu rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok
bahasan penilaian dan perangkat lainnya
(5) Metode pembelajaran.
B. Saran
Makalah ini dibuat dari beberapa sumber buku yang berkaitan dengan
judul makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
kuliah sekaligus menambah wawasan penulis tentang hakikat pendidikan.
Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Banyak
kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini karena berbagai
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan sumber referensi maupun
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
para pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.