You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPSIKOLOGI

Dibuat untuk Melengkapi Tugas Praktikum Individu Matakuliah


Biopsikologi
DosenPengampu : Hartosujono, SE.,S.Psi., M.Si
AsistenPraktikum : Rahmat Hidayat

Disusunoleh :

Andry Marza Bale Doto


2018011018

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PRAKTIKUM
MELIHAT BUTA WARNA
o IDENTITAS
Nama Mahasiswa : Andry Marza Bale Doto
Nomor Mahasiswa : 2018011018
Nama Percobaan : Test Buta Warna
Nomor Percobaan : 01
Nama OP : Andry Marza Bale Doto
Nama PP : Prita Dara Antani
Tanggal Percobaan : 10 November 2018
Tempat Percobaan : Ruang 203
I. Landasan Teori
Pada retina (makula) terdapat 3 jenis sel kerucut (merah , hijau ,
biru) yang rentan terhadap gangguan. Pada buta warna yang diturunkan
(herediter) biasanya ketiga sel kerucut ini terganggu dan biasanya
bilateral. Buta warna heriditer sering terjadi pada laki – laki karena
terkait kromosom X.
Buta warna dapat terjadi secara dapatan (akuisita) dan bersifat
unilateral seperti pada penyakit neuritis retrobulber satu mata.
(Meida,dkk ,2013).
Menurut Ganong (2003) buta warna merupakan penyakit
keturunan yang terekpresi pada para pria. Tetapi pada wanita. Wanita
secara genitis sebagai carrier. Istilah buta warna atau colour blind
sebetulnya salah pengertian dan menyesatkan, karena seorang penderita
buta warna tidak buta terhadap seluruh warna. Akan lebih tepat bila
disebut gejala defisiensi daya melihat warna tertentu saja atau colour
vision difiency.
6

Menurut Simanungkalit dan Pasaribu (2007) mata tidak dapat


berfungsi normal untuk membedakan warna, di sebabkan :
1. Adanya gangguan atau sakit pada mata atau sakit pada salah satu mata.
2. Paling banyak penyebab buta warna adalah karena turunan atau bawaan
lahir dari orangtuanya.
Timbulnya buta warna bisa diakibatkan sebuah kegagalan
pemakaian dari sistem retina yang mencembungkan energi cahaya ke dalam
energi listrik yang kemudian disalurkan ke otak.
Buta warna merupakan penyakit turunan tertentu pada mata.
Kebanyakan penderita buta warna biasanya hanya mengalami buta warna pada
warna tertentu, seperti pada warna merah atau hijau. Contohnya, mereka
mempunyai kemampuan terbatas untuk membedakan warna kemerahan dan
kehijauan. Tetapi bagi mereka yang mengalami buta warna total terhadap
warna merah dan hijau, mereka melihat kedua warna tersebut menjadi warna
kuning atau kekuning – kuningan.
7

Bagi penderita buta wnarna total hanya mengenal warna hitam putih,
putih dan keabu-abuan. Tetapi penting diketahui bahwa penderita buta warna
tidak ada hubungannya dengan gangguan penglihatan lainnya. Jadi bagi
penderita buta warna tidak terlampau bermasalah untuk mendapatkan
pekerjaan atau jabatan. Memang ada beberapa pekerjaan yang tidak
mengijinkan orang yang buta warna untuk diterima bekerja misalnya
pilot,masinis kereta api,kedokteran,kepolisian,interior,ahli kimia dll.

Buta warna pada manusia adalah ketidakmampuan untuk


menerima perbedaan di antara beberapa atau semua warna, di mana orang
normal dapat membedakannya.
Buta warna biasanya disebabkan beberapa faktor yaitu:

1. Faktor turunan
2. Faktor akibat kerusakan pada mata
3. Faktor kerusakan pda syaraf
4. Faktor kerusakan pada otak
5. Faktor akibat penggunaan pengobatan yang berlebihan

2. Metode Ishihara
Sebuah metode pengetesan buta warna yang dikembangkan
oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang
didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik
berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran, Warna titik itu
dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan melihat
perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal.

Suatu kelainan buta warna didasarkan pada penggunaan kartu


bertitik-titik, seperti gambar 1. Kartu ini disusun dengan menyatukan titik- titik
yang mempunyai bermacam-macam warna. Pada gambar 1. orang normal akan
8

melihat angka “74”, sedangkan penderita buta warna merah- hijau akan melihat
angka “21” .Seperti pada Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Contoh Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara

Tes Metode Ishihara adalah tes yang digunakan untuk


mendeteksi gangguan persepsi warna, berupa tabel warna khusus berupa
lembaran pseudoisokromatik (plate) yang disusun oleh titik dengan kepadatan
warna berbeda yang dapat dilihat dengan mata normal, tapi tidak bisa dilihat
oleh mata yang mengalami defisiensi sebagian warna.
Plate adalah warna primer dengan dasar warna yang hampir
sama atau abu –abu. Tes ishihara secara relatif dapat dipercaya dalam
membedakan antara defisit (lemah) warna merah dan defisit (lemah) warna
hijau. Di ruangan dengan penerangan yang cukup, pasien diminta melihat plate
dan diminta untuk mengidentifikasi atau menyebutkan angka atau mengikuti
jejak garis yang terdapat pada titk-titik warna berbentuk lingkaran tidak lebih
dari 10 detik. Pada orang normal, di dalam lingkaran akan tampak angka atau
pola garis tertentu. Tetapi pada orang buta warna, yang tampak dalam lingkaran
tersebut akan berbeda seperti yang dilihat oleh orang normal atau ia tidak bisa
melihat angka maupun pola garis yang ada. Hasil tes seseorang akan
dibandingkan dengan kunci jawaban, selanjutnya diidentifikasi dan
diklasifikasikan untuk menentukan tingkatan buta warnanya.
9

II. Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini yakni mampu melakukan tes
buta warna dengan metode Tes Ishihara.
-Mengetahui banyak hal mengenai buta warna
-Mengenal kondisi buta warna orang lain.

III. Manfaat
 Manfaat dari penelitian agar mampu mahasiswa mengetahui mata dan masalah buta
warna
 Mahasiswa mampu melakukan tes buta warna dengan buku Ishihara
 Mahasiswa tahu prosedur ketika melakukan test

IV. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
2. Buku ISHIHARA’S TESTS
3. Alat Tulis
4. Blanko Jawaban

V. Jalannya Percobaan

Diawali dengan petugas memerikan sistematika dalam


melakukan tes buta warna. Tester dan Testee duduk berpasangan
dan berhadapan.Test yang menggunakan buku Ishihara ini dapat
dibilang mudah dan tidak menyulitkan. Jika testee mampu
menjawab semua template warna dengan benar maka testee dapat
dikatakan tidak buta warna.
Pada Disini petugas memberikan prosedur- prosedur pengetasan dengan

metode Ishihara. Tes dengan Ishihara dikontrol langsung oleh petugas/ pengawas
jalannya percobaan
1) Proses pengetesan diawali dengan pengisian biodata TESTEE dan
TEESTOR.
10

Percobaa : Tes Buta Warna Tanda tangan Asisten :

Tester: Andry Marza Bale Doto Tanggal :

Testee : Prita Dara Andatani Kesimpulan :

1. Tester menampilkan citra Ishihara kepada testee dengan menampilkan 14 Platee.


Pada masing- masing platee, Testee mesti menafsirkan citra angka dan backround
yang yang ditunjukan oleh Tester. Jika Testee berhasil menebak lebih dari 3
gambar yang benar maka tampilan penglihatan normal.

VI. Hasil
Berdasarkan hasil pengetesan Testee berhasil menjawab 13 dari 14
Plate yang ditampilkan .Orang normal akan membacanya 74 dan mereka yang menderita
gangguan penglihatan merah-hijau akan membacanya 21. Mereka yang buta warna total
tidak bisa membaca sama sekali.Testee menebak angka 74 sebagai angka 71.

Hasil menunjukan bahwa Testee masih memiliki penglihatan mata normal.

VIII. Kesimpulan
 Tes Metode Ishihara adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi
gangguan persepsi warna, berupa tabel warna khusus berupa
lembaran pseudoisokromatik (plate) yang disusun oleh titik dengan
11

kepadatan warna berbeda yang dapat dilihat dengan mata normal,


tapi tidak bisa dilihat oleh mata yang mengalami defisiensi
sebagian warna.
Plate adalah warna primer dengan dasar warna yang
hampir sama atau abu –abu. Tes ishihara secara relatif dapat
dipercaya dalam membedakan antara defisit (lemah) warna merah
dan defisit (lemah) warna hijau.

 Menurut Ganong (2003) buta warna merupakan penyakit keturunan


yang terekpresi pada para pria. Tetapi pada wanita. Wanita secara
genitis sebagai carrier.
Buta warna merupakan penyakit turunan tertentu
pada mata. Kebanyakan penderita buta warna biasanya hanya
mengalami buta warna pada warna tertentu, seperti pada warna
merah atau hijau. Contohnya, mereka mempunyai kemampuan
terbatas untuk membedakan warna kemerahan dan kehijauan.
Tetapi bagi mereka yang mengalami buta warna total terhadap
warna merah dan hijau, mereka melihat kedua warna tersebut
menjadi warna kuning atau kekuning – kuningan.

 Masing- masing template pada buta warna memiliki arti masing-


masing dengan tingkatan level yang berbeda- beda. Orang normal
dan buta warna parsial (merah- hijau) mampu melihat angka pada
template, namun mereka yang buta warna total tidak mampu
12

melihatnya. Semakin keatas tingkatan test Ishihara semakin sulit


dan memiliki tujuan masing- masing untuk mengetes kriteria buta
warna pada individu.

IX.Daftar Pustaka
 Yuniarita. Andri. 2011. Tes Buta Warna. Yogyakarta: Rona
Publishing
 Zenny. 2012.Tes Buta Warna. Jakarta : Papas Sinar Sinanti
 Agusta, S., Mulia, dkk. 2012. Instrumen Pengujian Buta Warna
Otomatis. Jurnal Ilmiah Elite Elektro, Vol. 3, No. 1. Universitas
Indonesia, Jakarta.
13

Lampiran
No. Nama Gambar/ Huruf/ Huruf Keterangan Hasil
yang terlihat
1. Angka 12 warna orange, latar hijau N / BW / BWL
2. Angka 8 keungu- unguan, latar N / BW/ BWL
kemerah- merahan
3. Angka 5 warna merah marun latar N / BW / BWL
abu- abu
4. Angka 29 warna agak merah marun N / BW / BWL
latar abu- abu
5. Angka 7 warna kehijau- hijauan, N / BW / BWL
latar warna pink
6. Angka 7 warna kehijau- hijauan latar N / BW / BWL
warna pink
7. Angka 45 warna pink latar kehijau- N / BW / BWL
hijauan
8. Angka 2 warna agak merah marun N / BW / BWL
latarnya warna hijau
9. Angka 2 warna hijau, latarnya pink N / BW / BWL
10. Angka 16 warna hijau, latar agak N / BW / BWL
marun keungu- unguan
11. Liku- liku warna hijau latar agak N / BW / BWL
orange
12. Angka 35 warna pink, latarnya abu- N / BW / BWL
abu
13. Angka 96 warna pink, latar abu- abu N / BW / BWL
14. Pola tak beraturan warna pink, latar N / BW / BWL
abu- abu

You might also like