You are on page 1of 11

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA


(Volume 3 Tahun 2013)

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA
SISWA SMP

N. W. Anggareni1, N. P. Ristiati2, N. L. P. M. Widiyanti3


1,2,3
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {wayan.anggareni, putu.ristiati, manik.widiyanti}@pasca.undiksha.ac.id


Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan: (1) kemampuan berpikir kritis dan
pemahaman konsep siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri
dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung; (2) kemampuan
berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan
kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung; (3) pemahaman konsep antara
siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar
dengan strategi pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan rancangan
the pre-test post-test nonequivalent control group design. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
statistik deskriptif dan MANOVA satu jalur. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil sebagai berikut: (1)
terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang
belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan strategi
pembelajaran langsung (F=68,151; p<0,05); (2) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara
kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang
belajar dengan strategi pembelajaran langsung (Fhitung=85,601>Ftabel=3,94; p<0,05); (3) terdapat
perbedaan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri
dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung
(Fhitung=88,474>Ftabel =3,94; p<0,05).

Kata-kata Kunci: strategi pembelajaran inkuiri, kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep

Abstract
The aims of this study was to analyze the differences between: (1) critical thinking skill and
conceptual understanding between the group of students who studied through inquiry learning strategies
with the group of students who studied through direct instructional strategies; (2) critical thinking skill
between the group of students who studied through inquiry learning strategies with the group of students
who studied through direct instructional strategies; (3) conceptual understanding between the group of
students who studied through inquiry learning strategies with the group of students who studied through
direct instructional strategies. This study was an quasy-experimental using the pre-test post-test
nonequivalent control group design. Data were analyzed by using descriptive statistics and one way
MANOVA.The result of study was stated: (1) there were the differences critical thinking skill and
conceptual understanding between the group of students who studied through inquiry learning strategies
with the group of students who studied through direct instructional strategies (F=68.151; p<0.05); (2)
there were the differences critical thinking skill between the group of students who studied through inquiry
learning strategies with the group of students who studied through direct instructional strategies
(Farithmetic=85.601>Ftable=3.94; p<0.05); (3) there were the differences conceptual understanding between
the group of students who studied through inquiry learning strategies with the group of students who
studied through direct instructional strategies (Farithmetic =88.474>Ftable=3.94; p<0.05).

Keywords: inquiry learning strategies, critical thinking skill, conceptual understanding

PENDAHULUAN daya manusia yang menguasai ilmu


Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat sebagai suatu upaya yang sistematis,
ini, sangat dituntut pembentukan sumber berencana, dan berkelanjutan tentu
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

berupaya optimal untuk mencapai tujuan- kreatif, (3) pendidikan kurang memberikan
tujuan pendidikan baik dari tingkatannya pengalaman yang nyata melalui
yang paling konkrit sebagai tujuan proses pendekatan kurikulum dan pembelajaran
pembelajaran jangka pendek maupun pada terpadu. Sagala (2009) juga berpendapat
tingkat yang paling abstrak dan general bahwa pembelajaran yang berlangsung di
seperti terkonsepsi dalam makna manusia sekolah cenderung menunjukkan (1) guru
“seutuhnya” yang mampu berperan dalam lebih banyak ceramah, (2) pengelolaan
pembangunan bangsa dan pembangunan pembelajaran cenderung klasikal dan
umat manusia. kegiatan belajar kurang bervariasi, dan (3)
Kualitas pendidikan di Indonesia saat guru dan buku sebagai sumber belajar.
ini, masih jauh dari yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran, peserta didik
Berbagai upaya telah dilakukan untuk juga kurang didorong untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, mengembangkan kemampuan berpikir.
antara lain melalui berbagai pelatihan dan Proses pembelajaran di dalam kelas hanya
peningkatan kualifikasi guru, diarahkan kepada kemampuan peserta
penyempurnaan kurikulum, pengadaan didik untuk menghapal informasi (Sanjaya,
buku, alat pelajaran, dan perbaikan sarana 2009).
prasarana pendidikan lainnya, serta Rendahnya kualitas pendidikan juga
peningkatan mutu manajemen sekolah. tercermin dalam pembelajaran IPA di SMP
Namun, berbagai indikator mutu pendidikan Negeri 2 Kintamani. Proses pembelajaran di
tersebut belum mampu menunjukkan kelas masih didominasi oleh guru. Guru
peningkatan yang memadai (Nurhadi, dkk., masih menempatkan dirinya sebagai
2004). sumber utama pengetahuan. Hal ini
Masih rendahnya mutu pendidikan di dilakukan oleh guru, karena mengejar target
Indonesia dapat dilihat dari berbagai materi pelajaran yang ditetapkan oleh
temuan pendidikan dan survei dari lembaga kurikulum. Guru hanya berfokus pada hasil
independen. Dari hasil riset yang dilakukan belajar sebagai indikator ketuntasan belajar
UNDP (United Nations Development siswa. Siswa kurang diberikan kesempatan
Programme) dengan melakukan riset untuk menggali pengetahuan dan
terhadap human development index (HDI) mengaitkan konsep yang dipelajari ke
yang dirilis pada tahun 2010, terhadap 169 dalam situasi yang berbeda sehingga
negara menempatkan Indonesia diposisi konsep-konsep yang diajarkan menjadi
108 (UNDP, 2012). Third Matemathics and kurang bermakna dan hanya bersifat
Sciences Study (TIMS), melaporkan bahwa hafalan saja. Sehingga berdampak pada
kemampuan matematika siswa SMP berada pemahaman konsep siswa yang masih
diurutan ke-34 dari 38 negara, sedangkan rendah serta keterampilan proses siswa
kemampuan IPA berada diurutan ke-32 dari yang dilandasi pada kemampuan berpikir
38 negara. Dengan melihat hasil riset kritis belum bisa diberdayakan.
tersebut, mencerminkan keadaan Pendidikan IPA merupakan salah satu
pendidikan di Indonesia sangat bagian dari pendidikan yang memiliki
memprihatinkan dan tidak dapat dipungkiri potensi besar dan peranan strategis dalam
bahwa sumber daya manusia Indonesia menyiapkan SDM yang berkualitas.
harus ditingkatkan lagi. Kurikulum IPA SMP menekankan pada
Lasmawan (2004) mengidentifikasi pemberian pengalaman secara langsung
beberapa permasalahan pendidikan yaitu kepada siswa dalam mempelajari peristiwa
(1) pendidikan lebih menekankan yang terjadi di lingkungan sekitar,
perkembangan aspek kognitif dengan kehidupan sehari-hari dan masyarakat
orientasi penguasaan ilmu pengetahuan modern yang sarat dengan teknologi.
yang sebanyak-banyaknya dan Sehingga diperlukan pembelajaran yang
mengabaikan perkembangan aspek afeksi mengarah pada tumbuhnya kreativitas
dan aspek konasi, (2) pendidikan kurang siswa dengan bimbingan guru yang inovatif.
memberikan perkembangan keterampilan Melalui pendidikan IPA, siswa dapat
proses, kemampuan berpikir kritis, dan mempelajari pengetahuan ilmiah dan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

keterampilan proses yang dapat digunakan isi materi ajar, dan pelaksanaan asesmen.
dalam kehidupan sehari-hari. IPA Pemilihan dan penggunaan pendekatan,
membentuk sikap ilmiah siswa seperti ingin metode, atau strategi pembelajaran yang
tahu, berpikir terbuka, berpikir kritis, sesuai dimaksudkan untuk terjadinya
keinginan memecahkan masalah, pembelajaran IPA yang efektif. Menurut
membangun sikap peka terhadap Warpala (2006), usaha-usaha inovatif dan
lingkungan dan bisa merespon suatu kreatif untuk efektifitas pembelajaran IPA
tindakan. Pembelajaran IPA pada meliputi (1) penyediaan sumber belajar
hakikatnya meliputi tiga komponen yaitu yang multisitus, dikenal baik dan ada di
sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk sekitar siswa, (2) menuntut aktifitas belajar
ilmiah. Oleh karenanya, pembelajaran IPA yang berlangsung di dalam dan/atau di luar
di sekolah tidak hanya mementingkan kelas, termasuk penggunaan sumber daya
penguasaan siswa terhadap fakta, konsep masyarakat, (3) mendesain aktivitas inquiri
dan teori-teori sains, tetapi siswa dituntut untuk belajar kelompok, (4) mendesain
untuk lebih mengerti dan memahami tugas-tugas yang melibatkan aktifitas
terhadap proses bagaimana fakta, konsep mental dan fisik (minds-on dan hands-on
dan teori-teori tersebut ditemukan (Warpala, activity) dari masalah sederhana sampai
2006). yang memerlukan investigasi. Penerapan
Namun, proses pembelajaran yang usaha-usaha tersebut kedalam
dilaksanakan saat ini masih menggunakan pembelajaran IPA berimplikasi pada
paradigma lama yaitu pembelajaran yang terjadinya pergeseran peran dan tanggung
berpusat pada guru (teacher centered) jawab guru. Guru bukan lagi sebagai
dengan memilih pembelajaran langsung. otoritas, tetapi lebih sebagai fasilitator dan
Dalam kegiatan pembelajaran guru lebih mediator yang kreatif dan reflektif.
mengutamakan memberikan pengetahuan Salah satu strategi pembelajaran
melalui ceramah yang disajikan secara yang memberikan kesempatan bagi siswa
sistematis. Rancangan pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuannya
seperti ini lebih bersifat menghafal. Sadia serta berperan aktif dalam pembelajaran
(2008) mengungkapkan guru masih sehingga mampu memahami konsep
mempunyai asumsi bahwa pengetahuan dengan baik dan mengembangkan
dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran kemampuan berpikir kritis adalah strategi
guru ke pikiran siswa, sehingga guru pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran
memfokuskan diri pada upaya penuangan inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan
pengetahuan ke dalam kepala siswa. yang melibatkan kegiatan belajar secara
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
saat ini semestinya sudah mengalami mencari dan menyelidiki secara sistematis,
pergeseran menuju ke pembelajaran yang kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
berpusat pada siswa (student center). merumuskan sendiri penemuannya dengan
Pembelajaran dirancang dengan penuh percaya diri.
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Lawson (2000) mengungkapkan
siswa, dengan harapan dapat membantu bahwa pembelajaran biologi pada sekolah
peserta didik mengkonstruksi menengah dengan kurikulum berbasis
pengetahuannya dan menjadikannya inkuiri dapat mengembangkan kemampuan
pebelajar yang aktif. berpikir kritis dan penguasaan konsep
Paradigma pembelajaran di sekolah siswa. Setiawan (2005) juga
saat ini menunjukkan bahwa guru belum mengungkapkan terdapat perbedaan yang
optimal dalam proses pelaksanaan signifikan pada penguasaan konsep biologi
pembelajaran. Sehingga diperlukan siswa SMP di kecamatan Buleleng Bali
pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran konstektual
pada peningkatan kualitas aspek-aspek menggunakan strategi pembelajaran
pembelajaran, seperti penggunaan berdasarkan masalah dan strategi inkuiri
pendekatan, metode, atau strategi dengan rata-rata skor tertinggi pada
pembelajaran, pengembangan konten atau pembelajaran dengan strategi inkuiri.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Strategi pembelajaran inkuiri memiliki kelompok siswa yang belajar dengan


keunggulan dibandingkan dengan strategi strategi pembelajaran langsung.
pembelajaran langsung. Menurut Kunandar
(2007), keunggulan penggunaan strategi METODE PENELITIAN
pembelajaran inkuiri adalah memacu Jenis penelitian ini adalah penelitian
keinginan siswa untuk mengetahui, eksperimen semu (quasy exsperiment)
memotivasi mereka untuk melanjutkan dengan menggunakan desain the pre-test
pekerjaan sehingga mereka menemukan post-test nonequivalent control group
jawaban dan siswa belajar menemukan design. Populasi penelitian ini adalah
masalah secara mandiri dengan memiliki seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2
keterampilan berpikir kritis. Manfaat yang Kintamani tahun ajaran 2012/2013. Teknik
diperoleh bagi siswa dalam pembelajaran sampling yang digunakan adalah teknik
inkuiri adalah siswa akan memahami simple random sampling.
konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, Dalam penelitian ini melibatkan dua
membantu dalam menggunakan daya ingat variabel yaitu variabel bebas dan variabel
dan transfer pada situasi-situasi proses terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
belajar yang baru dan mampu adalah strategi pembelajaran inkuiri yang
mengembangkan kemampuan berpikir kritis diberikan pada kelompok eksperimen dan
siswa. strategi pembelajaran langsung yang
Berdasarkan permasalahan di atas diberikan pada kelompok kontrol. Variabel
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: terikat dalam penelitian ini adalah
(1) apakah terdapat perbedaan kemampuan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman
berpikir kritis dan pemahaman konsep konsep.
siswa antara kelompok siswa yang belajar Data yang dikumpulkan meliputi data
dengan strategi pembelajaran inkuiri kemampuan berpikir kritis dan pemahaman
dibandingkan kelompok siswa yang belajar konsep pada mata pelajaran IPA dengan
dengan strategi pembelajaran langsung? materi ekosistem yang terdiri dari nilai pre-
(2) apakah terdapat perbedaan kemampuan test dan post-test, yang selanjutnya dicari
berpikir kritis antara kelompok siswa yang gain score ternormalisasi untuk setiap
belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri variabel terikat. Data yang diperoleh
dibandingkan kelompok siswa yang belajar dianalisis menggunakan statistik deskriptif
dengan strategi pembelajaran langsung? dan Multivariat Analyze of Variance
(3) apakah terdapat perbedaan (MANOVA) satu jalur.
pemahaman konsep antara siswa yang Sebelum pengujian hipotesis, terlebih
belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dahulu dilakukan uji normalitas sebaran
dibandingkan kelompok siswa yang belajar data dengan menggunakan statistik
dengan strategi pembelajaran langsung?. Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk, uji
Tujuan penelitian adalah (1) untuk homogenitas varian antar kelompok
menganalisis perbedaan kemampuan menggunakan Levene’s Test of Equality of
berpikir kritis dan pemahaman konsep Error Variance, uji homogenitas matrik
siswa antara kelompok siswa yang belajar varian menggunakan uji Box’s M, dan uji
dengan strategi pembelajaran inkuiri kolinieritas variabel terikat menggunakan uji
dibandingkan kelompok siswa yang belajar korelasi Product Moment. Uji komparasi
dengan strategi pembelajaran langsung; (2) signifikansi skor rata-rata menggunakan
untuk menganalisis perbedaan kemampuan Least Significant Difference (LSD).
berpikir kritis antara kelompok siswa yang
belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri HASIL DAN PEMBAHASAN
dibandingkan kelompok siswa yang belajar Hasil
dengan strategi pembelajaran langsung; (3) Perolehan skor rata-rata pre-test
untuk menganalisis perbedaan pemahaman kemampuan berpikir kritis pada kelompok
konsep antara siswa yang belajar dengan siswa yang belajar dengan strategi
strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan pembelajaran inkuiri sebesar 47,08 yang
termasuk ke dalam katagori rendah, dan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

rata-rata post-test sebesar 77,197 yang Hasil pengujian homogenitas matrik


termasuk dalam katagori tinggi. Rata-rata varian menggunakan uji Box’s M
gain score ternormalisasi sebesar 0,566 menunjukkan nilai F sebesar 1,067 dengan
yang termasuk pada katagori sedang. signifikansi sebesar 0,362. Taraf signifikansi
Sedangkan rata-rata pre-test kemampuan ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
berpikir kritis pada kelompok siswa yang disimpulkan bahwa matriks varian variabel
belajar dengan strategi pembelajaran terikat adalah homogen. Hasil pengujian
langsung sebesar 47,15 yang termasuk ke kolinieritas antar variabel terikat
dalam katagori rendah, dan rata-rata post- menggunakan korelasi Product Moment
test sebesar 68,77 yang termasuk ke dalam menunjukkan bahwa koefisien korelasi
katagori cukup. Rata-rata gain score penelitian sebesar 0,572. Oleh karena
ternormalisasi sebesar 0,408 termasuk rhitung<0,8 dapat disimpulkan bahwa variabel
pada katagori sedang. kemampuan berpikir kritis dan pemahaman
Perolehan skor rata-rata pemahaman konsep tidak kolinear.
konsep pada kelompok siswa yang belajar Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu
dengan strategi pembelajaran inkuiri uji normalitas, uji homogenitas varian, dan
berdasarkan hasil pre-test sebesar 51,45 uji multikolinearitas dapat disimpulkan
yang termasuk dalam katagori rendah, dan bahwa data dari semua kelompok berasal
rata-rata post-test sebesar 79,52 yang dari populasi yang berdistribusi normal dan
termasuk dalam katagori tinggi. Rata-rata mempunyai varians yang sama atau
gain score ternormalisasi sebesar 0,574 homogen, sehingga analisis hipotesis
yang termasuk dalam katagori sedang. dilanjutkan.
Sedangkan pada kelompok siswa yang Berdasarkan hasil analisis hipotesis
belajar dengan strategi pembelajaran pertama diperoleh nilai F=68,151 dengan
langsung skor pemahaman konsep taraf signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
berdasarkan hasil pre-test sebesar 51,23 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
yang termasuk ke dalam katagori rendah, terdapat perbedaan kemampuan berpikir
rata-rata post-test sebesar 70,61 yang kritis dan pemahaman konsep antara
termasuk ke dalam katagori tinggi. Rata- kelompok siswa yang belajar dengan
rata gain score ternormalisasi sebesar strategi pembelajaran inkuiri dan
0,394 yang termasuk dalam katagori pembelajaran langsung.
sedang. Hubungan antara strategi
Hasil pengujian normalitas data pembelajaran yang digunakan dengan
menggunakan statistik Kolmogorov- kemampuan berpikir kritis memiliki nilai
Smirnov dan Shapiro-Wilk diperoleh angka Fhitung sebesar 85,601 dan Ftabel sebesar
signifikansi lebih besar dari 0.05. Hasil ini 3,94, dengan signifikansi 0,000 yang
menunjukkan bahwa data kemampuan nilainya lebih kecil dari 0,05
berpikir kritis dan pemahaman konsep (Fhitung=85,601>Ftabel=3,94;p<0,05). Dapat
merupakan data yang berasal dari populasi disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang berdistribusi normal. kemampuan berpikir kritis antara kelompok
Hasil pengujian homogenitas varian siswa yang belajar dengan strategi
mengunakan Levene’s Test of Equality of pembelajaran inkuiri dibandingkan
Error Variances untuk kemampuan berpikir kelompok siswa yang belajar dengan
kritis, memiliki nilai Levene statistik yang strategi pembelajaran langsung.
mengacu pada rata-rata sebesar 1,208 Hubungan antara strategi
dengan signifikansi 0,274, sedangkan untuk pembelajaran yang digunakan dengan
pemahaman konsep memiliki nilai Levene pemahaman konsep memiliki nilai Fhitung
statistik sebesar 1,074 dengan signifikansi sebesar 88,474 dan Ftabel sebesar 3,94
0,302. Karena signifikansinya lebih besar dengan signifikansi 0,000 yang nilainya
dari 0,05, maka data kemampuan berpikir lebih kecil dari 0,05
kritis maupun pemahaman konsep memiliki (Fhitung=88,474>Ftabel=3,94;p<0,05). Dapat
varian data yang homogen. disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pemahaman konsep antara kelompok siswa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

yang belajar dengan strategi pembelajaran Strategi pembelajaran inkuiri


inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang merupakan strategi pembelajaran yang
belajar dengan strategi pembelajaran dasar filosofinya konstruktivisme, karena
langsung. melalui strategi ini siswa membangun
sendiri pengetahuannya. Pembelajaran
Pembahasan inkuiri dirancang dengan tujuan untuk
Berdasarkan hasil penelitian secara mengembangkan siswa supaya memiliki
diskriptif menunjukkan pola distribusi skor kemampuan ilmiah, dan juga memotivasi
yang tidak sama antara kelompok siswa melakukan keterlibatan langsung dalam
yang dibelajarkan dengan strategi proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
pembelajaran inkuiri dengan kelompok inkuiri siswa terlibat secara mental dan fisik
siswa yang dibelajarkan dengan strategi untuk memecahkan masalah yang diberikan
pembelajaran langsung. Perbedaan oleh guru. Inkuiri memberikan siswa
tersebut dapat dilihat dari perolehan rata- pengalaman-pengalaman belajar nyata dan
rata skor siswa dalam pembelajaran. Rata- aktif. Siswa dilatih bagaimana memecahkan
rata skor kemampuan berpikir kritis siswa masalah, membuat keputusan, dan
yang belajar dengan strategi pembelajaran memperoleh keterampilan.
inkuiri adalah sebesar 77,197 yang Hasil penelitian yang dilakukan oleh
termasuk dalam katagori tinggi, sedangkan Sochibin, dkk., (2009) mengungkapkan
rata-rata skor kemampuan berpikir kritis bahwa model pembelajaran inkuiri terpimpin
siswa yang belajar dengan strategi dapat meningkatkan pemahaman konsep
pembelajaran langsung sebesar 68,77 siswa dan menumbuhkembangkan
yang termasuk dalam katagori cukup. Rata- keterampilan berpikir kritis. Adanya
rata skor pemahaman konsep siswa yang perbedaan yang signifikan terhadap
belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri kemampuan berpikir kritis dan pemahaman
adalah sebesar 79,52 yang termasuk dalam konsep siswa, karena strategi pembelajaran
katagori tinggi, sedangkan rata-rata rata inkuiri merupakan strategi pembelajaran
skor pemahaman konsep siswa yang yang dikembangkan dengan tujuan agar
belajar dengan strategi pembelajaran siswa memiliki keterampilan ilmiah dan
langsung sebesar 70,61 yang termasuk ke motivasi melalui keterlibatan langsung
dalam katagori tinggi. dalam pembelajaran.
Hasil analisis multivariat diketahui Strategi pembelajaran inkuiri dapat
bahwa secara statistik terdapat perbedaan memberikan pedoman bagi guru untuk
yang signifikan antara kelompok siswa yang membimbing dan memfasilitasi siswa guna
belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri memperoleh pengetahuan dengan
dengan strategi pembelajaran langsung menggunakan metode ilmiah layaknya
terhadap kemampuan berpikir kritis dan seorang ilmuan yaitu mulai dari melakukan
pemahaman konsep siswa dengan nilai F observasi, merumuskan pertanyaan,
sebesar 68,151 dengan taraf signifikansi membuat hipotesis, mengumpulkan data,
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini dan menyimpulkan. Aktivitas-aktivitas ini
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir akan mampu meningkatkan kemampuan
kritis dan pemahaman konsep antara siswa berpikir kritis siswa dan pemahaman
yang dibelajarkan dengan menggunakan konsep siswa.
strategi pembelajaran inkuiri berbeda Proses pembelajaran inkuiri yang
dengan kelompok yang menggunakan berlangsung berpusat pada siswa (student
strategi pembelajaran langsung. Hasil centered). Siswa diberi kesempatan untuk
pengujian hipotesis tersebut dapat terlibat secara aktif dalam belajar baik
memberikan gambaran bahwa strategi mental, intelektual, dan sosial emosional.
pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh Kegiatan pembelajaran yang berlangsung
yang lebih baik terhadap kemampuan melibatkan secara maksimal seluruh
berpikir kritis dan pemahaman konsep kemampuan siswa untuk mencari dan
siswa dibandingkan dengan strategi menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
pembelajaran langsung. dan analitis, sehingga mereka dapat
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

merumuskan sendiri penemuannya dengan akan lebih memperkuat konsep-konsep


penuh percaya diri (Gulo, 2002; Sanjaya, tersebut dalam memori jangka panjang.
2009). Lawson (2000) juga mengungkapkan Proses belajar yang dimulai dengan
bahwa pembelajaran biologi pada sekolah merumuskan masalah (pertanyaan-
menengah dengan kurikulum berbasis pertanyaan), kemudian mencari, menyelidiki
inkuiri dapat mengembangkan kemampuan dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
berpikir kritis dan penguasaan konsep masalah yang dipertanyakan, akan
siswa. memberikan kesempatan belajar yang lebih
Hmelo, et al., (2006) menyatakan, bermakna pada siswa. Dengan demikian
inkuiri sebagai suatu kegiatan yang pengetahuan dan keterampilan yang
didalamnya mencakup banyak aktivitas diperoleh siswa bukan dari mengingat atau
seperti melakukan observasi, membuat menghafal seperangkat fakta, konsep, atau
pertanyaan-pertanyaan, membaca buku teori, tetapi dapat menemukan dan
sumber dan sumber informasi lainnya untuk membangun atau mengkontruksi sendiri
melihat apa yang sudah diketahui, pengetahuan itu dan memberi makna
merencanakan investigasi, meninjau melalui pengalaman nyata.
kembali apa yang telah diketahui untuk Pada tahap selanjutnya yaitu
memperoleh bukti-bukti dalam eksperimen mengajukan hipotesis terkait dengan
dengan menggunakan alat-alat, analisis permasalahan yang dirumuskan.
dan interpretasi data, menemukan jawaban, Keterampilan berpikir kritis dan berpikir
penjelasan dan prediksi serta deduktif yang diperlukan berkaitan dengan
mendiskusikan hasilnya. pengumpulan data yang bertalian dengan
Berdasarkan sintaks dalam strategi kelompok hipotesis. Setelah mengajukan
pembelajaran inkuiri sangat mendukung rumusan masalah dan hipotesis, dilakukan
proses berpikir tingkat tinggi. Dalam kegiatan pengumpulan data.
tahapan observasi, guru dan siswa secara Pada tahap pengumpulan data
bersama-sama merancang langkah-langkah kemampuan berpikir kritis siswa akan lebih
kegiatan observasi yang akan dilakukan berkembang melalui pencarian sumber atau
mengacu pada materi ekosistem. Partisipasi informasi yang relevan dengan rumusan
siswa dalam merancang langkah-langkah masalah dan hipotesis yang dibuat. Proses
observasi akan memberikan dampak yang pencarian informasi atau sumber yang
signifikan bagi keberlangsungan proses relevan merupakan proses investigasi
pembelajaran kedepannya. Setelah secara teoritik dari kemampuan berpikir
merancang langkah-langkah kegiatan kritis. Investigasi informasi yang relevan
observasi, siswa melakukan kegiatan terkait dengan hipotesis yang diajukan akan
observasi. memberikan kemampuan kepada siswa
Observasi dapat dilakukan dengan untuk menemukan sendiri jawabannya dan
baik dilandasi oleh kemampuan berpikir berpikir secara logis atau rasional dalam
secara sistematis, kritis, dan analitis dengan bentuk membandingkan,
mengikuti pola-pola metode ilmiah. Setelah mengklasifikasikan, menunjukkan interaksi
tahap observasi, siswa mengajukkan sebab-akibat, berpikir secara deduktif dan
pertanyaan berdasarkan observasi yang induktif, kemampuan memberikan analogi,
dilakukan. Perumusan pertanyaan yang serta mengkritisi informasi yang diperoleh
diajukkan siswa akan merangsang yang semuanya akan bermuara pada
kemampuan berpikir kritis siswa dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis
merumuskan masalah. Dalam perumusan siswa.
masalah, siswa akan mengoptimalkan Pada tahap penyimpulan, siswa akan
pengetahuan awal yang dimiliki dengan melibatkan berbagai aspek dalam
cara mengingat kembali konsep-konsep kemampuan berpikir kritis yaitu berpikir
terkait dengan kegiatan observasi yang logis, proses induktif, deduktif, evaluatif,
dilakukan. Pemanggilan pengetahuan awal memberikan argumen yang logis dalam
yang dimiliki siswa akan memberikan pengambilan keputusan. Seluruh aspek
dampak positif terhadap siswa, yaitu siswa tersebut akan terakomodasi dalam diskusi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

interaktif saat masing-masing kelompok pembelajarannya, perkembangan


menyampaikan hasil pengamatan dan intelektual, dan kedewasaan. Pembelajaran
diskusinya. Guru dan siswa juga akan inkuiri selain berorientasi kepada hasil
melakukan refleksi terhadap proses belajar juga berorientasi pada proses
kegiatan pembelajaran guna memperbaiki belajar. Tujuannya adalah untuk
dan menyempurnakan kegiatan mengembangkan kemampuan berpikir.
pembelajaran berikutnya. Kemampuan berpikir kritis siswa
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan selalu bertanya
kedua diperoleh bahwa terdapat perbedaan dan mempertanyakan berbagai fenomena
kemampuan berpikir kritis antara kelompok yang sedang dipelajari. Dalam
siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri, belajar bukan hanya
pembelajaran inkuiri dibandingkan mengingat sejumlah fakta, akan tetapi
kelompok siswa yang belajar dengan belajar adalah proses berpikir (learning how
strategi pembelajaran langsung to think). Strategi pembelajaran inkuiri
(Fhitung=85,601>Ftabel=3,94;p<0,05). memberikan peluang kepada siswa untuk
Perbedaan tersebut juga ditunjukkan pada memaksimalkan aktivitas belajarnya. Fungsi
perolehan rata-rata skor siswa dalam dan tugas guru hanya sebagai fasilitator
pembelajaran. Rata-rata skor kemampuan dan mediator dalam pembelajaran. Guru
berpikir kritis siswa yang belajar dengan harus mampu menciptakan pembelajaran
strategi pembelajaran inkuiri adalah sebesar yang dapat mengikutsertakan siswa secara
77,197 yang termasuk dalam katagori aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
tinggi, sedangkan rata-rata skor Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
kemampuan berpikir kritis siswa yang akan menciptakan interaksi yang intensif
belajar dengan strategi pembelajaran antara guru, siswa, dan, materi pelajaran.
langsung sebesar 68,77 yang termasuk ke Hal ini akan menciptakan suasana
dalam katagori cukup. pembelajaran yang kondusif, dan
Pada penelitian yang dilakukan oleh memberikan peluang kepada masing-
Nuangchalerm & Thammasena (2008), masing siswa dapat melibatkan
menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis kemampuannya secara optimal, sehingga
inkuiri dianjurkan untuk membelajarkan dalam pembelajaran siswa akan dapat
kemampuan berpikir analitis dan kepuasan meningkatkan kemampuan berpikir
belajar siswa. Nagalski (1980) juga kritisnya.
berpendapat bahwa pendekatan inkuiri Pembelajaran langsung lebih
mampu mengkondisikan siswa untuk menekankan informasi konsep dan prinsip,
berpikir kritis dan kreatif untuk membuat latihan soal, dan tes. Pembelajaran
kesimpulannya sendiri yang didasarkan langsung hanya menekankan pada
atas observasi yang mereka lakukan, resistensi konten, tanpa memberikan waktu
sehingga mendorong dan menjadikan siswa yang cukup kepada peserta didik untuk
memiliki sikap ilmiah. Lawson (2000) merefleksikan materi yang dipresentasikan,
mengungkapkan bahwa kegiatan inkuiri menghubungkannya dengan pengetahuan
dapat melatih kecakapan berpikir siswa dan sebelumnya, atau mengaplikasikannya
meningkatkan keterampilannya dalam dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
memecahkan masalah. langsung tidak dimaksudkan untuk
Strategi pembelajaran inkuiri mencapai hasil belajar sosial atau
dirancang dengan tujuan untuk kemampuan berpikir tinggi, namun
mengembangkan siswa supaya memiliki bertujuan untuk menuntaskan hasil belajar
keterampilan ilmiah, dan juga memotivasi siswa yaitu penguasaan pengetahuan yang
melalui keterlibatan langsung dalam proses distrukturisasi dengan baik dan
pembelajaran, mengembangkan pengetahuan keterampilan. Dalam
kemampuan penelitian yang berdampak pembelajaran langsung siswa hanya
pada tercapainya hasil pembelajaran menerima apa yang telah disampaikan oleh
seperti berpikir kritis, kemampuan guru. Pembelajaran seperti ini
penelitian, tanggung jawab terhadap mengakibatkan pikiran siswa tidak
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

berkembang dengan baik, karena siswa Dalam strategi pembelajaran inkuri,


tidak diberikan kesempatan untuk siswa dilatih memecahkan masalah
mengeksplorasi kemampuannya. akademik, meningkatkan pemahaman
Pada uji hipotesis ketiga diperoleh terhadap sains, mengembangkan
pemahaman konsep memiliki nilai Fhitung keterampilan belajar sains dan literasi sains.
sebesar 88,474 dan Ftabel sebesar 3,94 Melalui pendekatan inkuiri, pembelajaran
dengan signifikansi 0,000 yang nilainya menjadi lebih berpusat pada siswa (student
lebih kecil dari 0,05 centered), dapat membentuk dan
(Fhitung=88,474>Ftabel=3,94; p<0,05). Hal ini mengembangkan self concept pada diri
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan siswa, tingkat pengharapan bertambah,
pemahaman konsep antara kelompok siswa dapat mengembangkan bakat, menghindari
yang belajar dengan strategi pembelajaran siswa dari cara-cara belajar dengan
inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang menghafal, serta memberikan waktu pada
belajar dengan strategi pembelajaran siswa untuk mengasimilasi dan
langsung. Perbedaan tersebut juga dapat mengakomodasi informasi. Jadi setelah
dilihat dari nilai rerata pemahaman konsep siswa mengalami suatu proses belajar
siswa yang belajar dengan strategi mengenai konsep, prinsip, dan prosedur
pembelajaran inkuiri adalah sebesar 79,52 sains dalam kurun waktu tertentu, maka
yang termasuk dalam katagori tinggi, pemahaman konsep siswa lebih dalam.
sedangkan rata-rata rata skor pemahaman Proses pembelajaran inkuiri menekankan
konsep siswa yang belajar dengan strategi pada pemberian pengalaman langsung
pembelajaran langsung sebesar 70,61 yang untuk mengembangkan kompetensi peserta
juga termasuk ke dalam katagori tinggi. didik dapat menjelajahi dan memahami
Pada kelompok strategi pembelajaran alam sekitar secara ilmiah.
inkuiri sebagian besar siswa berada pada Pendidikan IPA diarahkan untuk
katagori tinggi yaitu sebanyak 51 orang inkuiri dan berbuat sesuatu sehingga dapat
(88,7%), sedangkan pada strategi membentuk peserta didik untuk
pembelajaran langsung sebagian besar memperoleh pemahaman yang lebih
siswanya juga berada pada katagori tinggi mendalam tentang alam sekitar.
namun jumlahnya hanya 38 orang (61,3%). Pembelajaran berbasis inkuiri dengan
Adanya peningkatan pemahaman mengikuti metodelogi sains, mengarahkan
konsep siswa dapat dipengaruhi oleh siswa belajar bagaimana menjadi ilmuan.
suasana belajar di luar kelas yang menarik, Pengetahuan dan keterampilan yang
lebih mendorong siswa memperoleh hasil diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
belajar yang lebih baik, juga membantu mengingat fakta-fakta, tetapi hasil
siswa dalam memahami konsep yang menemukan sendiri. Berdasarkan hal
abstrak karena siswa dapat melihat tersebut, siswa tidak hanya belajar tentang
langsung kejadian yang mereka pelajari, konsep dan fakta, tetapi mempelajari
sehingga hasil pemahaman konsep siswa berbagai proses yang terlibat dalam
dapat meningkat. pemantapan konsep dan fakta.
Hasil penelitian ini mendukung hasil Pada pembelajaran langsung lebih
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh cenderung teacher centered, artinya dalam
Deur & Harvey (2005), Setiawan (2005), proses pembelajaran guru yang berperan
Rapi (2008), dan Hermawati, (2012), yang paling dominan. Dalam penerapan
menyatakan bahwa strategi pembelajaran pembelajaran langsung, guru menyajikan
inkuiri memberikan dampak yang berbeda informasi tahap demi tahap sedangkan
secara signifikan dengan pemahaman siswa hanya memperhatikan dan menerima
konsep dan hasil belajar siswa. Belajar apa yang telah disampaikan oleh guru.
dengan menerapkan pembelajaran inkuiri Guru memberi tahu siswa tentang apa yang
memberikan nilai yang lebih baik pada harus mereka pelajari atau baca, sehingga
tingkat kognitif dan afektif siswa (Balim, mengakibatkan pikiran siswa yang tidak
2009). berkembang dengan baik. Hasil dari
pembelajaran yang demikian
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

mengakibatkan siswa hanya terbatas demikian para guru IPA hendaknya


mengingat konsep-konsep dari materi menggunakan strategi pembelajaran
pelajaran yang disampaikan oleh guru inkuiri khususnya pada materi-materi
tetapi siswa tidak memahami untuk apa biologi yang bersifat autentik dan realistik
konsep tersebut dipelajari. Strategi untuk meningkatkan kemampuan berpikir
pembelajaran langsung lebih menekankan kritis dan pemahaman konsep siswa.
informasi konsep dan prinsip, latihan soal, 2) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dan tes. dalam menyelesaikan tes kemampuan
Pembelajaran langsung melibatkan berpikir kritis, siswa masih kesulitan
banyak komunikasi satu arah, sehingga pada indikator mengevaluasi
guru sulit untuk mendapatkan umpan balik berdasarkan fakta. Dengan demikian
mengenai pemahaman siswa. Guru diharapkan kepada guru IPA hendaknya
mendiktekan informasi dan siswa hanya mengembangkan kemampun berpikir
memperhatikan dan mencatat. Sehingga kritis siswa, agar lebih menekankan pada
siswa membiasakan diri untuk tidak kreatif indikator tersebut dengan cara melatih
mengemukakan ide-ide dan pemecahan siswa menyelesaikan permasalahan
masalah yang dampaknya akan akan konstektual sehingga siswa terbiasa
dibawa anak dalam kehidupan di melatih kemampuannya dalam
masyarakat. mengevaluasi berdasarkan fakta apa
PENUTUP yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan 3) Strategi pembelajaran inkuiri sudah
pembahasan dapat disimpulkan sebagai terbukti dapat meningkatkan
berikut. pemahaman konsep dan
1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir menumbuhkembangkan kemampuan
kritis dan pemahaman konsep antara berpikir kritis siswa sehingga baik untuk
kelompok siswa yang belajar dengan diterapkan dalam pembelajaran
strategi pembelajaran inkuiri selanjutnya.
dibandingkan kelompok siswa yang
belajar dengan strategi pembelajaran UCAPAN TERIMAKASIH
langsung (F=68,151; p<0,05). Ucapan terimakasih yang sebesar-
2)Terdapat perbedaan kemampuan berpikir besarnya ditujukan kepada dosen
kritis antara kelompok siswa yang belajar pembimbing: (1) Prof. Dr. Ni Putu Ristiati,
dengan strategi pembelajaran inkuiri M.Pd, sebagai Pembimbing I, dan (2) Dr. Ni
dibandingkan kelompok siswa yang Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si, M.Kes,
belajar dengan strategi pembelajaran sebagai Pembimbing II, yang telah dengan
langsung (Fhitung=85,601>Ftabel=3,94; sabar membimbing, mengarahkan, dan
p<0,05). memberikan motivasi yang demikian
3) Terdapat perbedaan pemahaman konsep bermakna kepada penulis.
antara kelompok siswa yang belajar
dengan strategi pembelajaran inkuiri DAFTAR RUJUKAN
dibandingkan kelompok siswa yang Balim, G. A. 2009. The Effects of Discovery
belajar dengan strategi pembelajaran Learning on Students’ Success and
langsung (Fhitung=88,474>Ftabel=3,94; Inquiry Learning Skills. Eurasian
p<0,05. Journal of Educational Research, Issue
Adapun saran yang dapat 35, Spring 2009, 1-20.
disampaikan terkait dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut. Deur, P. V & Harvey, R. M. 2005. The
1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Inquiry Nature of Primary Schools and
kemampuan berpikir kritis dan Students’Self-Directed Learning
pemahaman konsep siswa melalui Lnowledge. International Education
strategi pembelajaran inkuiri lebih unggul Journal, ERC2004 Special Issue, 2005,
dibandingkan dengan strategi 5(5), 166-177.
pembelajaran langsung. Dengan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Pembelajaran Fisika untuk


Jakarta. Penerbit Grasindo. Meningkatkan Hasi Belajar pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja.
Hermawati, M. 2012. Pengaruh Model Jurnal pendidikan dan pengajaran
Pembelajaran Inkuiri terhadap Undiksha, No 1. TH. XXXX1, Januari
Penguasaan Konsep Biologi dan Sikap 2008.
Ilmiah Siswa SMA Ditinjau dari Minat
Belajar Siswa. Tesis (Tidak Sadia, I W. 2008. Model Pembelajaran yang
Diterbitkan). Universitas Pendidikan Efektif untuk Meningkatkan
Ganesha Singaraja. Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal
pendidikan dan pengajaran Undiksha,
Hmelo, C. E. S., Ducan, R. G., & Chinn, C. 41, 219-237, April 2008.
A,. 2006. Scaffolding and achievemen Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna
in problem-based and inquiry learning: Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
A response to Kirschner, Sweller, and
Clark. Journal Educational Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran
Psychologist, 42 (2), 99-107. Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Kunandar. 2007. Guru Profesional Media Group.
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Setiawan, I. G. N. 2005. Pengaruh
Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Pembelajaran Konstektual dalam
Raja Gratindo Persada. Strategi Inquiri dan Pembelajaran
Masalah untuk Meningkatkan
Lasmawan. 2004. Buku Ajar Guru dan Kemampuan Berpikir dan Penguasaan
Otonomi Pendidikan. IKIP Negeri Konsep Biologi Siswa SMP di
Singaraja. Kecamatan Buleleng Bali. Disertasi
(Tidak Diterbitkan). Malang: Universitas
Lawson, A. E. 2000. Managing the Inquiry Negeri Malang.
Classroom: Problem and Solutions. The
America Biologi Teacher. Volume 62. Sochibin, A. Dwijananti, P. Marwoto, P.
No. 9: 641-648. 2009. Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terpimpin untuk Peningkatan
Nagalski. 1980. Why Inquiry Must Hold its Pemahaman dan Keterampilan Berpikir
Ground. The Sciences Teacher. Vol. Kritis Siswa SD. Jurnal Pendidikan
47. No. 4:24-27. Fisika Indonesia 5 (2009): 96-101.

Nuangchalerm, P & Thammasena, B. 2008. UNDP. 2012. Human Development Report


Cognitive Development, Analytical 2010. The Real Wealth of Nations:
Thinking and Learning Satisfaction of Pathways to Human Development.
Second Grade Student Learned Published for the United Nations
through Inquiry-Based Learning. Asian Development Programme (UNDP).
Social Science Vol 5, No.10.
Warpala, I W. S. 2006. Pengaruh
Nurhadi & Senduk. 2003. Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran dan Stategi
Konstektual dan Penerapannya dalam Belajar Kooperatif yang Berbeda
KBK. Malang: Penerbit Universitas terhadap Pemahaman dan
Negeri Malang. Keterampilan Berpikir Kritis dalam
Pembelajaran IPA SD. Disertasi (Tidak
Rapi. 2008. Implementasi Model Diterbitkan). Malang: Universitas Negeri
Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Malang.

You might also like