You are on page 1of 11

MATERI FISIKA STATISTIK

”Distribusi Fermi Dirac”

Disusun Oleh :
Nadila (201684203003)
Vinsensia Melania Wea (201684203008)
Amir Anggianto (201684203013)
Ekha (201784203026)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERAUKE
2018
A. Latar Belakang

Oleh Pauli, menyatakan bahwa di dalam suatu sistem tidak akan ada dua
partikel yang bersama – sama memiliki sekelompok bilangan kuantum yang
sama. Partikel yang memenuhi tuntutan Pauli adalah partikel Fermion. Satu
keadaan energi hanya boleh ditempati maksimum dua fermion dengan syarat arah
spin harus berlawanan. Dengan kata lain fungsi gelombang secara keseluruhannya
akan menjadi nol jika ada status yang diisi oleh lebih dari satu partikel.
Statistik Fermi – Dirac, menentukan distribusi statistik bagi fermion pada
berbagai tingkat energi untuk sebuah sistem di dalam kesetimbangan termal.
Dengan kata lain, statistika ini merupakan probabilitas bagi suatu tingkat energi
untuk dihuni fermion.
Fermion adalah zarah tak terbedakan berspin tengah dank arena itu
mematuhi aturan Pauli. Contoh partikel fermion antara lain: partikel jenis
electron, proton, dan positron.

B. Bobot Statistik

Koordinat suatu bilik dalam ruang fase dapat di analogikan sebagai


bilangan kuantum. Berdasarkan prinsip larangan Pauli, tidak boleh ada dua
partikel yang memiliki 4 bilangan kuantum yang sama. Larangan Pauli
berimplikasi bahwa ada dua partikel dalam satu bilik. Alasannya, bilangan
kuantum spin untuk partikel fermion hanya ada dua kemungkinan yaitu + ½ atau
– ½.
Untuk keperluan perumusan bobot statistik, setiap bilik dibagi atas dua sub
bilik, dimana masing – masing sub-bilik hanya dapat diisi oleh satu fermion.
Dengan demikian jumlah maksimum titik representasi dalam satu sel adalah dua
kali dari jumlah bilik. Tentu saja jika ada bilik yang kosong, jumlah sesungguhnya
akan berbeda.
C. Konfigurasi Fermion

Untuk sistem kuantum fermion dengan bilangan kuantum spin merupakan


kelipatan ganjil dari h / 4𝜋. Dan perlu diingat, salah satu sifat yang dimiliki
fermion adalah memenuhi prinsip ekslusi Pauli. Tidak boleh ada fermion
memiliki keadaan kuantum yang sama. Satu keadaan hanya boleh kosong atau
hanya ditempati oleh satu fermion.
Konsekuensi dari prinsip eksklusi Pauli adalah jumlah fermion harus lebih
sedikit atau sama dengan jumlah keadaan. Ini berbeda dengan sistem klasik atau
boson di mana tidak ada pembatasan jumlah partikel yang menempati keadaan
tertentu. Berapa pun jumlah keadaan yang tersedia, maka keadaan tersebut dapat
menumpang partikel klasik maupun boson yang jumlah berapa pun.
Untuk menurunkan fungsi distribusi Fermi – Dirac kita pun akan memulai
dengan membagi keadaan – keadaan atas kelompok – kelompok sebagai berikut:
Kelompok ke – 1 mengandung g1 keadaan dengan energi rata – rata E1
Kelompok ke – 2 mengandung g2 keadaan dengan energi rata – rata E2
- - -
- - -
- --
Kelompok ke – M mengandung gM keadaan dengan energi rata – rata E2
Jumlah sistem maisng – masing yang menempati keadaan misalkan
n1 sistem menempati keadaan – 1
n2 sistem menempati keadaan – 2
- - -
- - -
- --
nM sistem menempati keadaan – M
karena satu keadaan maksimum menampung satu sistem maka harus terpenuhi n1
≥ g1, n2 ≥ g2, …………..≥ nM ≥ gM.
Selanjutnya kita akan menentukan berapa cara menyusun n1 sistem pada
g1, n2 kepada sistem pada g2, …………………, nM kepada sistem pada gM
keadaan. Tinjau kelompok – 1. Di sini ada g1 keadaan dan menampung n1 sistem.
Kembali kita mengan alogikan keadaan sebagai wadah dan bola sebagai benda
yang akan di tempatkan pada wadah masing – masing.

dan seterusnya …………………………….


Untuk menentukan jumlah cara menempatkan bola ke wadah, kita
menempatkan bola pada wadahnya masing – masing. Pada satu wadah hanya
boleh diletakan satu bola. Penempatan ini menjamin bahwa tidak boleh lebih dari
satu bola berada pada stu wadah. Akibatnya didapat:
Ada n1 wadah yang ditempatkan bola
Ada g1 – n1 wadah yang kosong.
Kemudian dilakukan permutasi semua wadah yang ada, baik kosong
maupun yang di tempati bola. Karena bola sudah ditempati pada kursi, maka
permutasi tidak memungkinkan munculnya satu wadah yang mampu menampung
lebih dari satu bola. Jumlah wadah yang dipermutasi adalah g1 bola sehingga
menghasilkan jumlah permutasi sebanyak g1! Cara. Tetapi karena (g1 – n1) buah
wadah kosong dan n1 buah wadah yang ditempati bola untuk mendapatkan
penyusunan yang berbeda. Jadi, jumlah penyusunan yang berbeda hanyalah
𝑔1 !
(𝑔1 − 𝑛1 )!𝑛1 !

Dengan cara yang sama di dapatkan jumlah cara penyusunan secara


bersama – sama n1 sistem pada g1 keadaan, n2 sistem pada g2 keadaan ……… nm
sistem pada gm keadaan adalah:

𝑔𝑠 !
∏𝑚
𝑠=1 (𝑔
𝑠 − 𝑛𝑠 )!𝑛𝑠 !
Selanjutnya kita perlu menentukan berapa cara membawa N
sistem dari luar untuk didistribusikan ke dalam keadaan-keadaan di dalam
assembli. Seperti yang kita bahas pada assembli boson, untuk partikel
tidak terbe- dakan jumlah cara tersebut adalah N!/N! = 1. Akhirnya, jumlah
cara penyusunan fermion untuk konfigurasi di atas adalah

𝑔𝑠 !
W = ∏𝑚
𝑠=1 (𝑔
𝑠 − 𝑛𝑠 )!𝑛𝑠 !

dalam notasi logaritma

𝑔𝑠 !
ln W = ∑𝑀
𝑠=1 ln [ (𝑔 ]
𝑠 − 𝑛𝑠 )!𝑛𝑠 !

ln W = ∑𝑀
𝑠=1 ln 𝑔𝑠 ! − ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )! − ln 𝑛𝑠 !

Selanjutnya kita gunakan pendekatan Stirling untuk


menyederhanakan faktorial, yaitu

ln gs ! ∼
= gs ln gs − gs
ln(gs − ns )! ∼
= (gs − ns ) ln(gs − ns ) − (gs − ns )
ln ns ! ∼
= ns ln ns − ns

D. Konfiurasi Peluang Maksimum

Jumlah total sistem dalam assembli dan energi total assembli masing –
masing adalah N = ∑𝑀 𝑀
𝑠=1 𝑛𝑠 dan U = ∑𝑠=1 𝐸𝑠 𝑛𝑠 . Untuk sistem terisolasi di mana

tidak pertukaran partikel maupun energi antara assembli dan lingkungan


maka jumlah partikel selalu konstan dan energi total juga konstan. Dengan
demikian bentuk diferensial dari N dan U adalah

𝛿N = ∑𝑀
𝑠=1 𝛿𝑛𝑠 = 0

𝛿U = ∑𝑀
𝑠=1 𝐸𝑠 𝛿𝑛𝑠 = 0
Konfigurasi dengan probabilitas maksimum diperoleh dengan
memaksimalkan W atau ln W dengan memperhatikan konstrin pada dua
persamaan di atas. Solusi yang di gunakan dengan persamaan δ ln W + αδN
+ βδU = 0, atau
𝑔𝑠 − 𝑛𝑠
∑𝑀
𝑆=1 ln [ ] 𝛿𝑛𝑠 + 𝛼 ∑𝑀 𝑀
𝑠=1 𝛿𝑛𝑠 + 𝛽 ∑𝑠=1 𝐸𝑠 𝛿𝑛𝑠 = 0
𝑛𝑠
Agar persamaan diatas selalu nol untuk variasi 𝑛𝑠 , yang sembarang
maka harus terpenuhi

𝑔𝑠 − 𝑛𝑠
ln [ ] + 𝛼 + 𝛽𝛿𝐸s = 0
𝑛𝑠

𝑔𝑠 − 𝑛𝑠
= exp ( −𝛼 – 𝛽 𝐸𝑠 )
𝑛𝑠

yang memberikan ungkapan untuk ns sebagai


𝑔𝑠
𝑛𝑠 = exp(−𝛼 – 𝛽 𝐸𝑠 )+ 1
𝑔𝑠
𝑛𝑠 = 𝐸 , yang merupakan bentuk umum fungsi
exp(−𝛼 + 𝑠⁄𝑘 𝑇 )+ 1

distribusi Fermi – Dirac untuk fermion.

E. Aplikasi Distribusi F – D

1. Fungsi distribusi F – D pada suhu 0 K

Ada satu ciri yang menarik dari fungsi Fermi – Dirac ( F – D ), yang tidak
dijumpai pada distrubusi Maxwell-Boltzmann atau Bose-Einstein. Pada
suhu 0 K, fungsi dtribusi Fermi-Dirac tiba-tiba diskontinu pada energi
tertentu (energi maksimum). Semua fermion terkumpul pada tingkat energi
di bawah energi maksimum tersebut dengan kerapatan yang persis sama.
Tiap keadaan energi diisi oleh dua fermion dengan arah spin berlawanan. Di
atas energi batas tersebut tidak ditemukan satu fermion pun. Artinya di
atas energi tersebut, keadaan energi kosong. Sifat ini dapat ditunjukkan
sebagai berikut.
Kita dapat menulis ulang fungsi distribusi Fermi-Dirac
1
f (E) = 𝑒 − 𝛼−𝛽𝐸 + 1

dalam bentuk yang lebih mudah, yaitu


1
f (E) = (𝐸−𝐸𝐹 )
exp[ ]+1
𝑘𝑇

dari bentuk fungsi di atas, dapat di ketahui, jika ketika assembli


0 K, maka:
 Jika E > EF , maka nilai distribusinya adalah 0.
 Jika E < EF, maka nilai distribusinya adalah 1.
 Jika E = EF, maka nilai distribusinya adalah ½.

2. Energi Fermi

Terlebih dahulu menghitung jumlah total fermion dengan integral



N = V ∫0 𝑛 (𝐸)𝑑𝐸

= V ∫0 𝑔(𝐸)𝑓 (𝐸)𝑑𝐸
Jumlah fermion dapat dihitung dengan mudah pada suhu 0 K karena
fungsi distribusi F – D memiliki bentuk sederhana. Jia perhitungan dilakukan
pada suhu 0 K, maka

𝐸 ∞
N = V ∫0 𝐹 𝑔 (𝐸)𝑓(𝐸)𝑑𝐸 + 𝑉 ∫𝐸 𝑔 (𝐸)𝑓(𝐸)𝑑𝐸
𝐹

𝐸 ∞
= V ∫0 𝐹 𝑔 (𝐸) × 1 × 𝑑𝐸 + 𝑉 ∫𝐸 𝑔 × 0 × 𝑑𝐸
𝐹

𝐸
= V ∫0 𝐹 𝑔 (𝐸)𝑑𝐸

Khusus untuk elektron, karena satu keadaan dapat ditempati dua


fermion dengan spin yang berlawanan, maka rapat keadaan 𝑔 (𝐸) = 2 (
1
4𝜋√2𝑚3/2 𝐸1/2 )
ℎ3

𝑉
N= 2 3/2
ℎ3 8𝜋 √2𝑚3/2 × 𝐸𝐹
3
3𝑁 2𝑚
= ( ℎ2 𝐸𝐹 )3/2
8𝜋𝑉

ℎ2 3𝑁
EF = 2𝑚 (8𝜋𝑉 )2/3

Hubungan k TF = EF , maka

𝐸𝐹 ℎ2 3𝑁
TF = = ( )2/3
𝑘 2𝑚𝑘 8𝜋𝑉

3. Distribusi F – D pada suhu T > 0 K

Jika T > 0 maka sudah mulai ada fermion yang memiliki energi di atas
energi Fermi. Sebagai konsekuensinya, jumlah fermion yang memiliki energi
di bawah energi Fermi mulai berkurang. Tetapi belum ada fermion yang
memiliki energi jauh di atas energi Fermi dan belum ada electron yang
memiliki energi jauh di bawah energi Fermi meninggalkan tempat semula.
Akibatnya terjadi distorsi fungsi F – D hanya disekitar energi Fermi saja.
Distorsi tersebut hanya berada pada daerah yang ordenya sekitar k T disekitar
energi Fermi.
Contoh soal :
1. Lima partikel terdistribusi dalam keadaan – keadaan dengan empat
tingkat energi yang berjarak energi sama satu sama lain: E1 = e, g1 =
2, E2 = 2e, g2 = 3, E3 = 3e, g3 = 4, dan E4 = 4e, g4 = 5, dengan energi
total U adalah 12e. Partikel – partikel tersebut mematuhi statistika
Fermi – Dirac, bagaimana peluang untuk setiap keadaan makro?
Jawab:
Peluang termodinamika masing – masing keadaan makro:

𝑔𝑗 !
WF-D = ∏𝑗 (𝑔 ; 𝑔𝑗 ≥ 𝑁𝑗
𝑗 − 𝑁𝑗 )! 𝑁𝑗 !
2! 3! 4! 5!
W1 = (2−0 )!0! . (3−3 )!3! . (4−2 )!2! . (5−0 )!0! = 1 . 1 . 6 . 1 = 6

2! 3! 4! 5!
W2 = (2−1 )!1! . (3−1 )!1! . (4−3 )!3! . (5−0 )!0! = 2 . 3 . 4 . 1 = 24

2! 3! 4! 5!
W3 = (2−1 )!1! . (3−2 )!2! . (4−1 )!1! . (5−1 )!1! = 2 . 3 . 4 . 5 = 120

2! 3! 4! 5!
W4 = (2−2 )!2! . (3−0 )!0! . (4−2 )!2! . (5−1 )!1! = 1 . 1 . 6 . 5 = 30

2! 3! 4! 5!
W5 = (2−2 )!2! . (3−1 )!1! . (4−0 )!0! . (5−2 )!2! = 1 . 3 . 1 . 10 = 30

2. Atom stronsium memiliki struktur FCC dengan sisi kubus a = 6, 08


angstrm. Tiap atom menyumbang dua electron yang hamper bebas pada
pita energi. Anggap bahwa electron berperilaku benar – benar bebas.
Berapa energi Fermi electron dalam material tersebut?
Jawab:
– 28
Volume sel V = a3 = ( 6,08 × 10 -10 3
) = 2,25 x 10 m3. Dalam
struktur FCC, jumlah atom tiap sel adalah 4 atom. Tiap atom
menyumbang 2 elektron. Maka jumlah electron dalam sel adalah 8
elektron. Atau kerapatan electron adalah
𝑁 8
= 2,25 𝑋 10−28 = 3,56 x 1028 elektron/m3.
𝑉

Karena electron dianggap hampir bebas maka massa efektif


electron sama dengan massa electron bebas. Energi Fermi elektron
menjadi
ℎ2 3 𝑁/𝑉 2/3
EF = 2𝑚 x ( )
8𝜋
(6,625 𝑥 10−34 )2 3 𝑥 (3,56 𝑥 1028 ) 2/3
= 2 𝑥 (9,1 𝑥 10−31 ) x 8𝜋

= 6,33 x 10- 19 J = 3,96 e V.


3. Misalkan suatu keadaan elektron memiliki peluang terisi 0,95 pada suhu
T. turunkan ungkapan untuk E – 𝜇. Hitung nilai tersebut untuk T = 100 K!
Jawab:
Probabilitas mendapatkan elektron pada eenrgi E adalah
1
f (E) = (𝐸−𝐸𝐹 )
exp[ ]+1
𝑘𝑇

1
E – 𝜇 = k T ln (𝑓 (𝐸) − 1 )
1
k T ln (0,95 − 1 ) = − 2,94 kT

Pada suhu 100 K maka


E – 𝜇 = - 2,94 x ( 1,38 x 10-23) x 100 = 4, 0610-21 J.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikarajuddin. 2009. Fisika Statistik untuk Mahasiswa MIPA.


(tidak diterbitkan)
Brotosiswojo, Suprapto. Tanpa tahun. Pengantar Fisika Statistik. Tanpa
penerbit
Supu, Amiruddin. 2010. Bahan Ajar FISIKA STATISTIK. Kupang :
UNDANA

You might also like