Professional Documents
Culture Documents
TANDA KECAKAPAN
KHUSUS
KECAKAPAN KHUSUS
(gambar)
KEMENTERIAN KESEHATAN
RI
TAHUN 2010
1
DAFTAR ISI
Hal.
1. Perencanaan Menu
4. Penyuluhan Gizi
A. Definisi
3. Menu dapat disusun sesuai dengan dana yang tersedia, sehingga uang
belanja dapat diatur (merancang dana sesuai kondisi keuangan)
1. Buat pola dan susunan menu untuk jangka waktu yang diinginkan
perorangan
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Macam pekerjaan.
Orang dewasa yang bekerja berat (petani, pembantu rumah tangga)
membutuhkan lebih banyak kalori daripada orang yang bekerja sedang
(perawat yang bekerja di rumah sakit) dan orang yang bekerja ringan
(juru tulis)
Cara memasak :
Siang: Nasi, ayam goreng, sambal goreng kering tempe, sayur lodeh
nangka, semangka
16.00 : Kolak ubi
Malam : Nasi, Fu Yung Hay, + saos tomat, sup bakso tahu, sawo
1. Rasa harus netral misalnya tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas dan
sebaiknya. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena makanan yang
tidak dimakan/ dihabiskan akan merugikan baik konsumen maupun
pihak penyelenggara.
6. Harus dipikirkan bahan makanan penukar. Hal ini penting karena ada
seorang yang peka/alergi terhadapt jenis bahan makanan tertentu.
- Nasi/lontong soto
- Gado-gado lontong
- Mie kuah/goreng
a. 100 gram (3/4 gelas) nasi dapat ditukar dengan 200 gram (4 buah
kecil) kentang atau ditukar dengan 150 gram (1 buah sedang) ubi
atau ditukar dengan 80 gram (2 iris sedang) roti tawar.
Menangani gizi dalam situasi darurat secara cepat dan tepat sehingga
dapat mencegah terjadinya penurunan status gizi pengungsi.
B. Tujuan Khusus:
Penanganan gizi umum dalam situasi darurat terdiri dari 2 tahap yaitu
tahap penyelamatan dan tahap tanggap darurat.
1. Tahap Penyelamatan
A. Fase pertama
Ditandai dengan kondisi sebagai berikut:
1) Korban bencana bisa dalam pengungsian atau belum dalam
pengungsian.
2) Petugas belum sempat mengidentifikasi korban secara lengkap.
3) Bantuan pangan sudah mulai berdatangan.
4) Adanya penyelenggaraan dapur umum.
5) Tenaga gizi mulai terlibat sebagai penyusun menu dan mengawasi
penyelenggaran dapur umum, pada tahap ini anggota saka dapat
membantu atau bekerjasama.
B. Fase kedua
Fase kedua setelah selesai fase pertama. Pada fase ini sudah ada
gambaran
lebih rinci tentang keadaan pengungsi seperti jumlah menurut
golongan umur dan
jenis kelamin, keadaan lingkungan, keadaan penyakit, dan
sebagainya, sehingga
perencanaan pemberian makanan sudah lebih terinci.
12
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Tungku/kompor
b. Baskom
c. Panci besar
d. Wajan
e. Ceret
f. Alat menanak nasi
g. Talenan
h. Serok
i. Ulekan
j. Tampah
Gambar
14
2. Sebaiknya dipersiapkan alat makanan yang praktis, mudah
dibawa dan ringan serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai
fungsi. Bila alat makan yang digunakan adalah daun pisang,
plastik atau besek perlu diberikan perhatian keamanan,
kebersihan dan sanitasi dari bahan yang digunakan.
1. Penanganan Gizi pada Bayi dan Anak di bawah Usia Dua Tahun
(Baduta)
Anak usia 0-24 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus
mengalami situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat
rentan dengan perubahan konsumsi makanan dan kondisi
lingkungan yang terjadi tiba-tiba. Oleh karena itu, dari aspek
penanganan gizi perlu perhatian khusus.
2. Penanganan gizi pada Anak usia 2 - 5 tahun, Ibu hamil, Ibu menyusui,
dan Usia lanjut,
1) Jenis makanan :
a). Petugas gizi melakukan identifikasi ketersediaan bahan
makanan yang diperlukan.
b). Petugas gizi menyusun menu dan porsi untuk setiap kelompok
sasaran.
c). Hindari penggunaan susu dan makanan lain yang dalam
penyiapannya menggunakan air, penyimpanan yang tidak
higienis, karena berisiko terjadinya diare, infeksi dan
keracunan.
2) Pola pemberian makan :
Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan
dengan kemampuan tenaga pelaksana, di bawah Koordinator
dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di tempat yang mudah
dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.
- Kelompok I
- Kelompok II
- Kelompok III
- Kelompok IV
- Kelompok V:
- Kelompok VI.
d. Sikap bekerja
Sikap bekerja di dapur Umum makanan darurat tidak sama
dengan sikap bekerja di dapur lain, misalnya
e. Pembagian Makanan
- Sikap bekerja
- Bahwa semua petugas harus selalu dalam keadaan siap
siaga dan tenang/tidak panik bila tiba-tiba terjadi situasi
yang berubah.
21
IV. PRAMUKA PANDEGA
Berikut ini adalah uraian tentang fungsi dan peran lintas sektor
dalam penanganan gizi dalam situasi darurat :
Pengorganisasian Lintas
Program
Pusat Koordinator Sektor
Penanggulangan Kesehatan
Krisis
Dit. Bina Kesehatan Mendukung dan
Ibu pelaksanaan
evalua penangana gizi
si n
untu kelompo Bumi dan
k k l
Busu
i
- Memberi ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan
(ASI Eksklusif)
c.Imunisasi
d. Penanggulangan diare
e. Keluarga Berencana
27
II.PRAMUKA PENGGALANG
- Membantu mencatat nama anak dan orang tua pada KMS bagi
peserta baru.
KMS Balita adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan
KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui
lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih
cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS,
artinya anak tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami
gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai
dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko mengalami
gangguan pertumbuhan.
KMS Balita yang baru dibedakan antara KMS anak laki-laki dan
perempuan. KMS anak laki-laki berwarna biru dan terdapat tulisan
untuk laki-laki. KMS anak perempuan berwarna merah muda dan
terdapat tulisan untuk perempuan.
Fungsi KMS:
Kegunaan KMS:
Bagi Kader
- Identitas anak
- Catatan hasil penimbangan anak.
- Catatan perkembangan anak dalam bentuk grafik
- Catatan pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
- Kenaikan Batas Minimum (KBM) yang tercantum dibawah kurva,
merupakan kenaikan berat badan minimum anak sesuai dengan
pertambahan umur anak
- Catatan pemberian Imunisasi
- Catatan Penanggulangan diare
- Catatan pemberian kapsul vitamin A
- Cacatan kondisi kesehatan anak
- Catatan tentang pemberian makanan anak
- Catatan dan Rujukan ke Puskesmas/ RS
- Anak yang berat badannya tidak naik 2 (dua) kali, Bawah Garis
Merah (BGM) atau sakit, perlu dirujuk ke Puskesmas
b. Konseling Gizi
- Imunisasi
Tujuan:
pemantauan pertumbuhan:
dalam KMS
Berat Badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah
(BGM)
I. PRAMUKA SIAGA
Sebagai sumber zat tenaga antara lain: beras, roti, singkong, ubi, mie,
dan lain-lain.
35
3. Makanan sebagai sumber zat pembangun dapat diumpamakan
sebagai berikut:
Ingat I
1. Papan Flanel:
- Jelaskan gunanya.
D. Pemanfaatan Pekarangan
D. Memelihara ternak
39
IV. PRAMUKA PANDEGA
Dengan melihat KMS, kita dapat memantau berat badan dan keadaan
gizi balita, apakah timbangan badannya naik, tetap atau menurun
dibandingkan bulan lalu. KMS dibedakan untuk anak laki-laki dan
perempuan, warna biru untuk anak laki-laki dan warna merah untuk
anak perempuan.
3. Siapkan:
4. Selama Penyuluhan:
a. Buta senja
b. Mata keruh
kekurangan Vitamin A:
yang terdapat di
daerah setempat
dan sektarnya
2. Selama penyuluhan:
- Pusing
- Berkunang-kunang
Akibat kurang darah bagi usia sekolah, remaja dan usia produktif:
b. Produktivitas menurun.
Bila ibu hamil, mulai dari awas kehamilan perlu setiap hari minum
satu tablet tambah darah pada saat makan atau sesudah makan
selama 90 hari.
Bagi remaja putri atau wanita usia subur dianjurkan minum tablet
tambah darah 1 tablet seminggu sekali dan 1 tablet setiap hari
selama haid.
Mencret atau diare adalah berak cair lebih dari 3 kali dalam sehari.
Penyakit ini terjadi disebabkan karena masuknya kuman penyakit
ke dalam perut, karena makan makanan basi, beracun atu salah
makan dan dapat juga karena hal-hal lain.
Mencret sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan tubuh
kurang cairan yang dapat menyebabkan kematian.
a. Penentuan judul
b. Penentuan sasaran
c. Pembuatan naskah
I. PRAMUKA SIAGA
5. Gizi Lebih
B. PENGERTIAN
5. Gizi Lebih
Gizi lebih adalah keadaan kelebihan berat badan yang terjadi akibat
maknaan yang dikonsumsi mengandung energi melebihi kebutuhan
tubuh dalam jangka panjang. Hal tersebut mengakibatkan cadangan
energi ditimbun dalam bentuk lemak.
47
Dampa
KURANG GIZI
k
Penyebab Makan Tidak Seimbang Penyakit Infeksi
langsung
Penyebab
tidak langsung Tidak Cukup Pola Asuh Sanitasi dan Air
48
II. PRAMUKA PENGGALANG
1. Kepucatan terlihat pada muka. bibir, lidah, telapan tangan dan kaki,
dan kuku. Lipatan mata sebelah dalam juga terlihat pucat.
akan:
Pada KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak
tampak kurus. Penggolongan klisis KEP berat/gizi buruk dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Kwashiorkor
49
b. Merasmus
c. Merasmus-kwashiorkor
Tanda-tanda Marasmus:
4. Jaringan lemak bawah kulit sangat sedikit sampai tidak ada, pada
daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/ baggy pants
Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor:
4. Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak
tersebut buta senja. Dalam keadaan ini biasanya anak diam
memojok bila didudukkan ditempat yang kurang cahaya, karena
tidak dapat melihat benda atau makanan didepannya.
antara lain
3. Xerosis Kornea = X2
Tanda-tanda :
IMT = ------------------------------------------------
54
c. Sesama Pramuka Pandega untuk melakukan pengukuran berat dan
tinggi badan terhadap Pramuka Siaga yang sudah dikumpulkan di
tempat latihan dan melakukan pencatatan hasilnya pada formulir
pencatatan.
a. Balita yang tidak naik sesuai kenaikan berat badan minimum dua
kali berturut-turut (2T) dan Bawah Garis Merah (BGM)