You are on page 1of 147

BAHAN UNTUK MEMPEROLEH

TANDA KECAKAPAN
KHUSUS

KECAKAPAN KHUSUS

SAKA BAKTI HUSADA

(gambar)

Krida Bina Gizi

KEMENTERIAN KESEHATAN
RI

TAHUN 2010
1
DAFTAR ISI
Hal.

Kata Pengatar Edisi ……………………………………………………… .....ii


Revisi…………… i
Kata Pengantar ……… ……………………………………………………… v
……………………
Daftar Isi ……………………………………………….
………………………………………… vi
SKK Perencanaan Menu ……… 1
………………………………………………………………
SKK Penanganan Gizi pada situasi Darurat ……………………………………… 1
7
SKK KADARZI dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) ……………… 3
……………… 1
SKK Penyuluhan Gizi …………………………………………………… 4
…………………… 9
SKK Mengenal Keadaan Gizi ………………………………… 6
……………………………… 9
Kewaspadaan Gizi Masyarakat … …………………………………………………… 8
8
2
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) BINA GIZI

Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Bina Gizi terdiri dari :

1. Perencanaan Menu

2. Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat

3. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Dalam Pos Pelayanan Terpadu


(Posyandu)

4. Penyuluhan Gizi

5. Mengenal Keadaan Gizi


3
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PERENCANAAN MENU

TUJUAN SKK PERENCANAAN MENU

Untuk mencapai TKK (Tanda Kecakapan Khusus) perencanaan menu, maka


ditetapkan kecakapan/kompetensi untuk Siaga, Penggalang, Penegak dan
Pandega agar menguasai sebagai berikut:

1. Pramuka Siaga (7-10 tahun)

- Dapat menyebutkan arti perencanaan menu dengan gizi seimbang

2. Pramuka Penggalang (11-15 tahun):

- Menguasai materi SKK untuk golongan Siaga

- Dapat menjelaskan perencanaan menu dengan gizi seimbang

- Dapat menjelaskan manfaat suatu perencanaan menu gizi seimbang

- Dapat menjelaskan langkah-langkah perencanaan menu seimbang

- Dapat menjelaskan cara menyusun hidangan sehat dan seimbang untuk


sekali makan dan menu untuk 3 (tiga) hari makan

3. Pramuka Penegak (16-20 tahun)

- Menguasai materi SKK untuk golongan Penggalang

- Merencanakan menu sesuai kebutuhan gizi perorangan

- Merencanakan menu sekali makan untuk orang banyak.

- Dapat menggunakan daftar bahan makanan penukar.

4. Pramuka Pandega (21-25 tahun)

- Menguasai semua materi yang diberikan kepada pramuka siaga -


pandega

- Membimbing dan melatih anggota Pramuka Siaga, Penggalang dan


Penegak dengan memberikan penyuluhan tentang perencanaan menu
untuk kelompok masyarakat.
4
I. SKK Untuk Pramuka Siaga

A. Definisi

Perencanaan Menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan


diolah untuk memenuhi selera konsumen dan kebutuhan zat gizi yang
memenuhi prinsip gizi seimbang, yaitu makan makanan yang
beranekaragam berasal dari hidangan sehari-hari, mengandung unsur-
unsur zat gizi yang dibutuhkan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya,
yang bersumber dari:

Zat Tenaga diperlukan untuk menunjang aktifitas sehari hari, bahan


makanan sumber zat tenaga antara lain beras, jagung, ubi jalar, ubi
kayu, kentang, sagu, roti dan mie, minyak, margarine dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga.

Sumber Zat Pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan


dan perkembangan kecerdasan seseorang. Bahan makanan sumber zat
pembangun dari nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu,
sedangkan zat pembangun dari hewani adalah daging, telur, ikan, susu
serta hasil olahannya seperti keju, ayam

Sumber Zat Pengatur berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi


organ tubuh. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-
sayuran dan buah-buahan, yang mengandung berbagai vitamin dan
mineral.

II. SKK UNTUK PRAMUKA PENGGALANG

Pramuka penggalang diharapkan dapat memahami perencanaan menu


dengan prinsip mengandung gizi seimbang.

A. Prinsip perencanaan menu, yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan gizi

2. Sesuai dengan dana yang tersedia

3. Disukai dan memuaskan konsumen yang diberi makan

Beberapa cara untuk menekan biaya adalah dengan penggunaan bahan


makanan menurut musimnya, penyesuaian menu dengan “hari pasar”
(untuk daerah/tempat dimana hari pasar tidak setiap hari), penggunaan
sebanyak mungkin bahan makanan berasal dari pekarangan sendiri,
serta menyusun menu tunggal yang padat gizi, seperti nasi soto, nasi
pecel, dan lain-lain.
B. Manfaat suatu perencanaan menu

1. Secara garis besar dapat disusun hidangan yang mengandung zat-zat


gizi yang dibutuhkan
5
2. Variasi dan kombinasi makanan dapat diatur, sehingga dapat dihindari
kebosanan disebabkan pemakaian jenis bahan makanan yang sering
terulang.

3. Menu dapat disusun sesuai dengan dana yang tersedia, sehingga uang
belanja dapat diatur (merancang dana sesuai kondisi keuangan)

4. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin,


misalnya dengan membeli bahan makanan kering sekaligus untuk
beberapa hari/seminggu atau untuk satu bulan.

5. Menghilangkan keragu-raguan para perencana menu dalam hal


pemilihan bahan makanan.

C. Langkah-langkah perencanaan menu seimbang.

Merencanakan menu untuk 10 hari tidak semudah merencanakan menu


siklus pendek, misalnya untuk 1 (satu) hari atau 3 (tiga) hari.

Untuk mempermudah perencanaan menu, maka dapat diikuti langkah-


langkah berikut:

1. Buat pola dan susunan menu untuk jangka waktu yang diinginkan

2. Pertama kali cantumkan bahan makanan sumber hidrat arang dalam


daftar menu (nasi/roti/mie dan sebaginya).

3. Kemudian cantumkan bahan makanan sumber protein


(daging/ikan/telur dan sebagainya , tahu/tempe/kacang merah dan
sebagainya). Buat variasi untuk menghindari kebosanan.

4. Berikutnya cantumkan sayuran, dalam warna kontras dan rasa yang


serasi.

5. Selanjutnya cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang


sedang akan sangat membantu masalah biaya.

6. Terakhir cantumkan makanan selingan, usahakan sebanyak mungkin


variasi hidangan untuk menghindari kebosanan.Kemudian periksa
kemungkinan adanya penggunaan menu berulang dan lakukan
perbaikan bila perlu.

D. Cara Menyusun Hidangan Sehat dan Seimbang

Aneka ragam bahan makanan diolah menjadi hidangan makanan.


Beberapa hidangan makanan disusun secara serasi menjadi menu.
Menu dapat disusun untuk menu pagi, menu siang dan menu malam.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang
dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat
tenaga, satu jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis
sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman
yang minimal, yang disebut menu gizi seimbang.
6
Contoh menu pagi:

Merupakan hidangan aneka ragam yang sederhana, mengenyangkan


dan mudah dikerjakan.

• 1 piring nasi, 1 potong telur dadar, lalap teh manis


atau
• 3 iris roti rawar, 1 telur ceplok, daun slada, tomat, the
manis atau
• 1 mangkok mie, sayur sawi, telur, teh manis

Contoh menu makan siang dan malam:

Berupa hidangan yang lebih beranekaragam dan susunan yang serasi.

1 piring nasi, 1 potong ikan goreng, 1 potong tahu balado, 1


mangkok sayur asem, 1 potong papaya.

III SKK UNTUK PRAMUKA

PENEGAK A. Kebutuhan gizi

perorangan

Kebutuhan gizi seorang sehari berbeda-beda, ini ditentukan oleh: umur,


jenis kelamin dan macam pekerjaan yang dilakukan:

1. Umur

Kebutuhan kalori untuk tubuh anak-anak, lebih tinggi bila


dibandingkan pada orang dewasa. Begitu pula kebutuhan kalori anak-
anak remaja, lebih tinggi dari orang dewasa. Hal ini terjadi karena
kalori yang dibutuhkan juga diperlukan untuk pertumbuhan. Pada usia
tua aktifitas berkurang, sehingga kebutuhan kalori menjadi lebih
rendah dari pada usia muda.

2. Jenis kelamin

Pada masa remaja dan dewasa, laki-laki lebih banyak membutuhkan


kalori dibanding wanita, karena laki-laki mempunyai lebih banyak otot
dan lebih aktif.

3. Macam pekerjaan.
Orang dewasa yang bekerja berat (petani, pembantu rumah tangga)
membutuhkan lebih banyak kalori daripada orang yang bekerja sedang
(perawat yang bekerja di rumah sakit) dan orang yang bekerja ringan
(juru tulis)

B. Memasak menu lengkap untuk sekali makan

Sebelum memasak dimulai, perlu diketahui menu yang akan dimasak


beserta bahan-bahan aneka ragam bahan makanan yang diperlukan.
7
Contoh menu lengkap untuk sekali makan:

• Nasi goreng komplit

• Lalap ketimun + tomat

Bahan-bahan : nasi, daging, telur, ketimun, tomat, emping, bumbu-


bumbu (bawang merah, bawang putih, kecap, garam beryodium) dan
minyak goreng.

Cara memasak :

Bawang merah dan bawang putih dicincang halus, di tumis dengan


minyak goreng, masukkan daging yang sudah dipotong-potong kecil,
tumis dan rebus sampai empuk dan daging matang. Setelah daging
matang masukkan nasi dan berikan garam beryodium serta kecap
secukupnya, sambil diaduk-aduk, angkat dituangkan ke piring. Buatlah
telur dadar dan iris halus. Goreng emping. Hidangkan nasi goreng di
piring, di atasnya ditabur telur dadar dan emping, dihias dengan
ketimun dan tomat yang telah dipotong-potong. Ketimun dan tomat
dapat pula dihidangkan terpisah dalam sebuah piring kecil.

C. Merencanakan menu seimbang untuk 3 (tiga) hari

Dalam merencanakan menu untuk 3 (tiga) hari perlu dihindari


pengulangan pemakaian jenis bahan makanan (kcuali bahan makanan
pokok, seperti beras) dan pengulangan dalam cara pemasakan. Hal ini
perlu diperhatikan untuk mencegah kebosanan.

Contoh menu 3 (tiga) hari:

Hari Pagi : Nasi, semur daging


I 10.00 : Kue dadar

Siang: Nasi, ayam goreng, sambal goreng kering tempe, sayur lodeh
nangka, semangka
16.00 : Kolak ubi

Malam : Nasi, daging bumbu rujak, tahu goreng,tumis kangkung, pisang


ambon

Hari Pagi : Roti tawar, telur ceplok + tomat


II 10.0 : Kue talam
0
Sian : Nasi, daging empal, sambal goreng tahu, sayur bening, jeruk
g
16.0 : Pisang goreng
0
Malam : Nasi, ikan goreng balado, kripik tempe, sayur kari, pisang raja
sereh

Hari Pagi : Nasi goreng komplit, lalap ketimun + tomat


III 10.0 : Puding agar
0
8
Siang : Nasi, perkedel daging, soto daging + ayam, sambal, nanas

16.00 : Bubur kacang hijau

Malam : Nasi, Fu Yung Hay, + saos tomat, sup bakso tahu, sawo

D. Merencanakan menu sekali makan untuk orang banyak

Salah satu kesulitan dalam merencanakan menu untuk orang banyak


adalah selera setiap orang tidak sama.

Di samping hal-hal yang prinsip seperti kebutuhan gizi, dana yang


tersedia, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Rasa harus netral misalnya tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas dan
sebaiknya. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena makanan yang
tidak dimakan/ dihabiskan akan merugikan baik konsumen maupun
pihak penyelenggara.

2. Mudah dikerjakan, misalnya perkedel jaung adalah hidangan yang


cukup digemari, tetapi sulit dikerjakan.

3. Mudah dibagikan, tidak rusak akibat alat atau penanganan yang


dilakukan.

4. Tidak memerlukan banyak alat pada waktu pengolahan

5. Gunakan alat yang sederhana dalam pengolahan

6. Harus dipikirkan bahan makanan penukar. Hal ini penting karena ada
seorang yang peka/alergi terhadapt jenis bahan makanan tertentu.

7. Dapat dipertimbnagkan pula kemungkinan “One dish meal” atau


makanan penuh dalam satu resep, misalnya:

- Nasi/lontong soto

- Gado-gado lontong

- Mie kuah/goreng

E. Penggunaan Daftar Bahan Makanan Penukar.

“Daftar Bahan Makanan Penukar” merupakan alat yang sangat


berguna untuk menyusun menu yang bervariasi. Dengan berpedoman
pada daftar Bahan Makanan Penukar dapat direncanakan suatu
menu seimbang. Dalam daftar tersebut dicantumkan penggolongan
bahan makanan menurut kandungan zat gizi. Bahan makanan pada
tiap golongan dalam jumlah yang tercantum dalam daftar bernilai
sama, oleh sebab itu satu sama lain dapat saling menukar.
9
Contoh :

a. 100 gram (3/4 gelas) nasi dapat ditukar dengan 200 gram (4 buah
kecil) kentang atau ditukar dengan 150 gram (1 buah sedang) ubi
atau ditukar dengan 80 gram (2 iris sedang) roti tawar.

b. 50 gram (1 potong sedang) daging sapi dapat ditukar dengan 60


gram (1 butir telur besar) telur ayam negeri atau dengan 50 gram
(1 potong sedang) ikan segar atau dengan 25 gram (2 sendok
makan) ikan teri.

c. 25 gram (2 ½ sendok makan) kacang hijau dapat ditukar dengan


100 gram (1
bij besar) tahu atau ditukar dengan 50 gram (2 potong sedang)
i tempe.

d. 100 gram (1 potong sedang) papaya dapat ditukar dengan 50 gram


(1 buah kecil) pisang ambon atau dengan 75 gram (1/6 buah
sedang) nenas.

e. 200 gram (1 gelas) susu sapi dapat ditukar dengan 25 gram ( 4


sendok makan) susu bubuk.

f. 5 gram (1/2 sendok makan) minyak goreng dapat ditukar dengan 5


gram (1/2 sendok makan) margarine atau 30 gram (5 sendok
makan) kelapa parut.

Pada tingkat Pramuka Penegak diharapkan dapat membimbing dan


melatih Pramuka tingkat dibawahnya mengenai hal-hal yang berkaitan
tersebut diatas

IV. SKK UNTUK PRAMUKA PANDEGA

Pramuka Pandega harus menghayati semua materi gizi terdahulu dengan


baik dan benar. Selain itu setiap Pramuka Pandega harus dapat
membimbing dan melatih anggota Pramuka Siaga, Penggalang dan
Penegak dengan memberikan penyuluhan tentang semua materi yang
tertera diatas.
10
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)

PENANGANAN GIZI DALAM SITUASI DARURAT

Untuk mendapatkan TKK Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat, maka


ditetapkan kecakapan tersebut untuk Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak dan Pandega sebagai berikut:

I. Pramuka Siaga (7 - 10 tahun) belum cocok untuk menjadi TKK,


dicarikan kegiatan yang paling ringan.

II. Pramuka Penggalang (11 - 15 tahun)

- Menguasai materi SKK untuk golongan Siaga

- Dapat menjelaskan perencanaan menu dalam situasi darurat

- Dapat menjelaskan perlengkapan dapur umum makanan darurat

- Dapat menjelaskan intervensi gizi pada situasi darurat

III. Pramuka Penegak (16-20 tahun)

- Menguasai materi SKK untuk golongan Penggalang

- Dapat membantu pelaksanaan pendataan dan pemantauan status


gizi dalam situasi darurat

- Dapat melaksanakan administrasi dan persiapan dapur umum bagi


Pramuka tingkat Propinsi.

IV. Pramuka Pandega (21 - 25 tahun)

- Menguasai materi SKK untuk golongan Penegak

- Dapat melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait untuk


penanganan gizi dalam situasi darurat

- Membimbing seorang Pramuka Siaga atau Penggalang untuk


mendapatkan TKK Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat
11
I. PRAMUKA SIAGA

A. Tujuan Umum Penanganan Gizi dalam situasi darurat

Menangani gizi dalam situasi darurat secara cepat dan tepat sehingga
dapat mencegah terjadinya penurunan status gizi pengungsi.

B. Tujuan Khusus:

1. Pemberian makanan kepada pengungsi dalam situasi darurat.


2. Mendukung pemberian makanan yang baik dalam keadaan darurat
3. Dapat mengenali dan memecahkan masalah pada pemberian makanan
khususnya pada bayi dan baduta dalam keadaan darurat di lapangan.
C. Ruang Lingkup:

Penanganan gizi darurat dimulai sejak terjadinya bencana sampai


dikeluarkan pernyataan selesainya situasi darurat oleh Kepala Daerah.

D. Tahapan Penanganan Gizi dalam situasi darurat :

Penanganan gizi umum dalam situasi darurat terdiri dari 2 tahap yaitu
tahap penyelamatan dan tahap tanggap darurat.

1. Tahap Penyelamatan

Tahap penyelamatan terdiri dari 2 fase yaitu:

A. Fase pertama
Ditandai dengan kondisi sebagai berikut:
1) Korban bencana bisa dalam pengungsian atau belum dalam
pengungsian.
2) Petugas belum sempat mengidentifikasi korban secara lengkap.
3) Bantuan pangan sudah mulai berdatangan.
4) Adanya penyelenggaraan dapur umum.
5) Tenaga gizi mulai terlibat sebagai penyusun menu dan mengawasi
penyelenggaran dapur umum, pada tahap ini anggota saka dapat
membantu atau bekerjasama.

Pemberian makanan pada fase ini bertujuan agar pengungsi tidak


lapar dan dapat mempertahankan status gizinya. Lamanya fase
pertama tergantung dari situasi dan kondisi setempat di daerah
bencana.

B. Fase kedua
Fase kedua setelah selesai fase pertama. Pada fase ini sudah ada
gambaran
lebih rinci tentang keadaan pengungsi seperti jumlah menurut
golongan umur dan
jenis kelamin, keadaan lingkungan, keadaan penyakit, dan
sebagainya, sehingga
perencanaan pemberian makanan sudah lebih terinci.
12
Kegiatan yang dilakukan meliputi :

1) Membantu petugas melakukan skrining status gizi bayi dan balita


serta ibu hamil, menggunakan pita LiLA.
2) Membantu pengumpulan dan pengolahan data status gizi sebagai
tindak lanjut hasil skrining .
3) Membantu merencanakan kebutuhan suplementasi gizi,
khususnya bagi kelompok sasaran yang membutuhkan.
4) Membantu menyediakan Paket Bantuan Pangan (ransum) yang
cukup dan mudah di konsumsi oleh semua golongan umur dan
diusahakan menu makanan dapat sesuai dengan kebiasaan
makan setempat, mudah diangkut, disimpan dan didistribusikan
serta memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

1. Tahap Tanggap Darurat


Tahap ini dimulai setelah selesai tahap penyelamatan. Kegiatan dalam
tahap tanggap darurat meliputi:
1) Melaksanakan pemberian makanan sesuai dengan perkembangan
kondisi kedaruratan.
2) Pemberian makanan tambahan dan suplementasi gizi.
3) Melakukan penyuluhan kelompok dan konseling perorangan dengan
materi sesuai dengan kondisi saat itu.
4) Memantau perkembangan status gizi balita melalui

surveilans. E. Syarat-syarat Makanan Darurat :

1. Menu harus sederhana, tetapi memenuhi syarat gizi dan kesehatan.

2. Susunan hidangan dapat dengan cepat dikerjakan

3. Bentuk manakan praktis/mudah dibagikan

4. Perencanaan menu disusun berdasarkan suplai bahan yang tersedia

5. Bentuk makanan disesuaikan bayi dan dewasa.

6. Menggunakan bahan makanan yang tidak banyak membuat sampah.

7. Menggunakan bumbu yang tidak merangsang

8. Makanan harus bersih dan aman


13
II. PRAMUKA PENGGALANG

A. Perencanaan Menu Makanan Darurat

Perencanaan menu dalam situasi demikian memegang peranan penting


untuk mengatur pemakaian bahan makanan dan menyiapkan menu
bergizi untuk setiap hari.

Beberapa hal yang perlu diperhatkan:

1. Menu disusun menurut bahan yang tersedia dan sesuai dengan


kecukupan gizi dalam keadaan darurat.

2. Walaupun sederhana, usahakan ada variasi yang serasi agar dapat


menimbulkan selera makan.

3. Harus mudah dikerjakan, mengingat pertimbangan keadaan tenaga,


alat dan lingkungan yang ada.

4. Menu dipilih yang tidak memerlukan banyak peralatan dan tenaga,


baik pada waktu persiapan, pengolahan maupun pada waktu
membagi dan bacalah label setiap akan menggunakan bahan
makanan yang dikemas.

B. Perlengkapan Dapur Umum Makanan Darurat

1. Peralatan minimal yang harus ada:

a. Tungku/kompor
b. Baskom
c. Panci besar
d. Wajan
e. Ceret
f. Alat menanak nasi
g. Talenan
h. Serok
i. Ulekan
j. Tampah

Gambar
14
2. Sebaiknya dipersiapkan alat makanan yang praktis, mudah
dibawa dan ringan serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai
fungsi. Bila alat makan yang digunakan adalah daun pisang,
plastik atau besek perlu diberikan perhatian keamanan,
kebersihan dan sanitasi dari bahan yang digunakan.

C. Intervensi Gizi pada situasi darurat

1. Penanganan Gizi pada Bayi dan Anak di bawah Usia Dua Tahun
(Baduta)

Anak usia 0-24 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus
mengalami situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat
rentan dengan perubahan konsumsi makanan dan kondisi
lingkungan yang terjadi tiba-tiba. Oleh karena itu, dari aspek
penanganan gizi perlu perhatian khusus.

Prinsip pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA) dalam


situasi darurat sebagai berikut :

• PMBA dalam situasi darurat harus dilakukan dengan benar dan


tepat waktu
• Pemberian ASI pada bayi/baduta sangat penting tetap
diberikan pada situasi darurat.
• Institusi penyelenggara PMBA adalah Dinas Kesehatan
setempat yang mempunyai tenaga terlatih penyelenggara
PMBA dalam situasi darurat
• Dalam hal Dinas Kesehatan setempat belum memiliki atau
keterbatasan tenaga pelaksana PMBA dalam situasi darurat,
dapat meminta bantuan tenaga dari Dinas Kesehatan lainnya
• PMBA harus di integrasikan pada pelayanan kesehatan ibu,
bayi dan anak
• Penyelenggaraan PMBA diawali dengan penilaian cepat untuk
mengidentifikasi kedaaan ibu, bayi dan anak termasuk bayi
dan anak piatu.
• Ransum pangan darurat harus mencakup kebutuhan makanan
yang tepat dan aman dalam memenuhi kecukupan gizi bayi dan
anak
• Susu formula, produk susu lainnya, botol dan dot tidak
termasuk dalam pengadaan ransum darurat.
Dukungan Untuk Keberhasilan PMBA

• Penyediaan tenaga konselor menyusui di pengungsian.


• Tenaga kesehatan, relawan kesehatan dan LSM/NGO
kesehatan memberikan perlindungan, promosi dan dukungan
kepada ibu-ibu untuk keberhasilan menyusui termasuk ibu
yang sebelumnya berhenti menyusui dibantu untuk menyusui
kembali (relaktasi).
• Memberikan konseling menyusui dan pemberian makanan
bayi dan anak (PMBA) di pengungsian, Rumah Sakit lapangan
dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang ada dilokasi
bencana.
• Pembentukan pos pemeliharaan dan pemulihan gizi bayi dan
baduta
• Melakukan pendampingan kepada keluarga yang memiliki
bayi atau anak yang menderita masalah gizi
15
a. Bayi
1) Bayi tetap diberi ASI
2) Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat
memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu
susu/donor.
3) Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi
diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi
oleh petugas kesehatan.
b. Baduta
1) Baduta tetap diberi ASI
2) Pemberian MP-ASI yang difortifikasi dengan zat gizi mikro,
pabrikan atau makanan lokal pada anak usia 6-23 bulan.
3) Pemberian makanan olahan yang berasal dari bantuan ransum
umum yang mempunyai nilai gizi tinggi.
4) Pemberian kapsul vitamin A warna biru pada bayi usia 6-11
bulan dan kapsul vitamin A warna merah pada anak usia 12-59
bulan pada Bulan Februari dan Agustus.
5) Dapur umum wajib menyediakan makanan olahan untuk untuk
anak usia 6-24 bulan
6) Air minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia di
tempat pengungsian

c. Penanganan Bantuan dan Persediaan Susu Formula/PASI

1) Memberikan informasi kepada donor dan media massa bahwa


bantuan berupa susu formula/PASI, botol dan dot pada korban
bencana tidak diperlukan.
2) Bantuan berupa susu formula/PASI harus mendapat izin dari
Kepala Dinas Kesehatan setempat.
3) Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula/PASI harus
diawasi secara ketat oleh petugas kesehatan, Puskesmas dan
Dinas kesehatan setempat.
4) Bila menggunakan susu formula harus diusahakan untuk
mengurangi dampak buruk pemberian susu formula dengan
memastikan cukup persediaan yang berkelanjutan, aman
penyiapannya, tersedia air minum dan peralatan yang bersih
dan cukup bahan bakar.
d. Kriteria bayi dan baduta yang mendapat susu formula/PASI
1) Bayi dan baduta yang benar-benar membutuhkan sesuai
pertimbangan profesional tenaga kesehatan yang berkompeten
(indikasi medis).
2) Bayi dan baduta yang sudah menggunakan susu formula
sebelum situasi darurat
3) Bayi dan baduta yang terpisah dari Ibunya (tidak ada donor
ASI)
4) Bayi dan baduta yang ibunya meninggal, ibu sakit keras, ibu
sedang menjalani relaktasi, ibu menderita HIV+ dan memilih
tidak menyusui bayinya, ibu yang ketergantungan obat dan
alkohol, ibu dalam penjara serta ibu cacat mental.
16
e. Cara Penyiapan dan Pemberian Susu Formula

1) Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan,


diberikan sabun untuk mencuci alat yang digunakan
2) Gunakan selalu alat yang bersih untuk membuat susu dan
menyimpannya dengan benar
3) Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan
menakar menggunakan botol susu)
4) Sediakan bahan bakar untuk memasak air dan gunakan air
bersih, jika memungkinkan gunakan air minum dalam kemasan

2. Penanganan gizi pada Anak usia 2 - 5 tahun, Ibu hamil, Ibu menyusui,
dan Usia lanjut,
1) Jenis makanan :
a). Petugas gizi melakukan identifikasi ketersediaan bahan
makanan yang diperlukan.
b). Petugas gizi menyusun menu dan porsi untuk setiap kelompok
sasaran.
c). Hindari penggunaan susu dan makanan lain yang dalam
penyiapannya menggunakan air, penyimpanan yang tidak
higienis, karena berisiko terjadinya diare, infeksi dan
keracunan.
2) Pola pemberian makan :
Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan
dengan kemampuan tenaga pelaksana, di bawah Koordinator
dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di tempat yang mudah
dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.

3) Pemberian kapsul Vitamin A untuk balita tetap dilaksanakan


sesuai siklus distribusi Bulan Februari dan Agustus.
4) Ibu hamil tetap mendapatkan tablet Fe sesuai aturan.
3. Penanganan gizi pada kelompok Dewasa
1) Pola pemberian makan :
a. Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan ketersediaan
bahan makanan di gudang.
b. Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian
disesuaikan dengan kemampuan tenaga pelaksana, di bawah
Koordinator dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di
tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan
makanan.
2) Pemberian makanan/minuman/ suplemen harus didasarkan
kepada arahan Tim Dokter dan Ahli Gizi yang menangani agar
terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan.
17
III. PRAMUKA PENEGAK

A. Pendataan dan Kegiatan Pemantauan Status Gizi dalam Situasi


Darurat

Tahapan yang dilakukan pada pendataan korban/pengungsi dalam


keadaan darurat adalah :
1. Mendata korban/pengungsi yang meliputi jumlah KK, jumlah
pengungsi (jiwa), jenis kelamin, umur dan bumil/buteki/usila. Di
samping itu diperlukan data penunjang lainnya misalnya : luas
wilayah, jumlah camp, dan sarana air bersih, yang dapat diperoleh
dari sumber data lainnya. Data tersebut digunakan untuk menghitung
kebutuhan bahan makanan pada tahap penyelamatan dan
merencanakan tahapan berikutnya.
2. Melakukan skreening status gizi bayi dan balita serta ibu hamil
dengan menggunakan pita LiLA (Lingkar Lengan Atas)
3. Tindak lanjut hasil screening melakukan pengumpulan data
antropometri meliputi : berat badan (BB), tinggi badan (TB)/panjang
badan (PB) untuk menentukan status gizi.
4. Mengumpulkan data penunjang lainnya seperti : diare,
ISPA/Pneumonia, campak, malaria, angka kematian kasar dan
kematian balita. Data ini digunakan untuk menentukan tingkat
kedaruratan gizi dan jenis intervensi yang diperlukan.
5. Membantu menghitung prevalensi status gizi balita berdasarkan
indeks BB/TB-PB yang kemudian diklasifikasikan menjadi :
a. sangat kurus (gizi buruk)
b. kurus (gizi kurang)
c. normal (gizi baik)
d. gizi lebih

B. Administrasi Dapur Umum Makanan Darurat

Dapur Umum Makanan Darurat diselenggarakan untuk melayani


masyarakat yang tertimpa musibah disebabkan bencana alam,
bencana sosial (pengungsi akibat kerusuhan sosial) yang
mengakibatkan sejumlah besar masyarakat kehilangan tempat
tinggal dan harta benda. Misalnya pada peristiwa banjir, gunung
meletus, gempa bumi, tanah longsor, angin topan, kebakaran.

Walaupun kegiatan penyelenggaraan makanan di Dapur Umum


Makanan Darurat dalam situasi darurat dan bersifat sementara,
pertanggungjawaban terhadap kelangsungan seluruh kegiatan perlu
mendapat perhatian. Oleh sebab itu kegiatan administrasi perlu
dilakukan.

Kegiatan tersebut meliputi:


1. Pencatatan barang-barang yang diterima
2. Pencatatan barang-barang persediaan/gudang
3. Pencatatan perbelanjaan
4. Pencatatan jumlah orang yang dilayani
5. Pencatatan jumlah petugas dengan tugas dan tanggungjawab
6. Pencatatan inventarisasi barang dan perlengkapan
7. Pencatatan pemakaian bahan makanan setiap kali makan.
18
C. Persiapan Dapur Umum Makanan Darurat

1. Menentukan Lokasi Dapur Umum Makanan Darurat.


Pada dasarnya ada dua kemungkinan tempat/lokasi untuk
menyelenggarakan makanan darurat, yaitu :
a. Di luar ruangan, berarti membangun tempat baru di alam
terbuka. Dalam hal ini beberapa persyaratan yang harus
dipertimbangkan adalah:
- Tempat harus datar, kering dan tidak banyak binatang kecil
- Ada pohon-pohon sebagai pelindung
- Dekat dengan sumber air bersih
- Jauh dari tempat yang mudah menimbulkan kebakaran
- Dekat dengan jalan yang mudah dilalui kendaraan
pengangkut bahan, untuk keperluan dapur umum tersebut.
- Dekat dengan tempat pemberian makanan.
b. Di dalam ruangan, misalnya menggunakan rumah/gedung
sekolah yang kosong, menggunakan markas Palang Merah
setempat.
Beberapa persyaratan antara lain:
- Lokasi baik dan keadaan tempat tidak rusak
- Tidak ada kemungkinan untuk terjadi kebakaran
- Mempunyai lantai yang kuat untuk menahan peralatan yang
banyak dan berat
- Cukup cahaya dan penerangan
- Ada fasilitas kamar mandi dan kakus
- Dekat dengan jalan.
- Cukup persediaan air/dekat dengan sumber air.
- Dekat dengan tempat pemberian makan
2. Menyiapkan Dapur Umum Makanan Darurat
a. Bila diluar ruangan, diperlukan tenda-tenda
b. Perhatikan saluran pembuangan air dari dapur. Bila tidak ada,
perlu dibuatkan terlebih dahulu. Karena pembuangan air yang
tidak baik dapat merupakan penghalang kelancaran kerja,
dapat menimbulkan bau busuk dan sarang hama/bibit
penyakit.
c. Siapkan /letakkan tempat sampah jauh dari tempat memasak
dan tempat makan.
d. Ruang kerja harus diatur untuk kelancaran kerja meliputi:
- Susun tempat memasak secara teratur
- Meja pelayanan diletakkan berdekatan dengan tempat
makan
- Pintu masuk/keluar harus lebar
19
3. Sumber Daya Manusia (SDM)

a. SDM yang bekerja di dapur umum makanan darurat, umumnya


terdiri dari:
- tenaga sukarelawan terlatih
- anggota organisasi, terutama organisasi social
- Pramuka yang telah terlatih dalam dapur umum (memiliki

TKK Dapur Umum)

b. Tenaga yang dikerjakan harus memiliki sikap tenang tetapi


harus tangkas dan cekatan.

c. Untuk meperlancar pekerjaan dan mempermudah


pengawasan, petugas-petugas di dapur umum makanan
darurat dibagi dalam kelompok-kelompok menurut jenis
pekerjaan:

- Kelompok I

memasak nasi, bubur, air untuk minum dan mepersiapkan


bumbu.

- Kelompok II

mempersiapkan dan memasak lauk pauk

- Kelompok III

mempersiapan dan memasak sayuran

- Kelompok IV

mempersiapkan buah, membagi/mendistribusikan makanan,


mengembalikan semua alat-alat yang digunakan dan
membersihkan.

- Kelompok V:

bertanggung jawab atas keberhasilan dapur dan


keberhasilan lingkungan

- Kelompok VI.

bertanggung jawab atas penyediaan air bersih, dan


seterusnya disesuaikan dengan situasi dan banyaknya jenis
pekerjaan yang harus dilakukan

d. Sikap bekerja
Sikap bekerja di dapur Umum makanan darurat tidak sama
dengan sikap bekerja di dapur lain, misalnya

- Jangan membiasakan diri bekerja dengan sikap duduk,


bersimpuh atau bersila

- Bekerja dengan sikap berdiri menghadap meja


20
- Para petugas menempati posisi berderet.

Hal-hal tersebut penting sebagai kesiap-siagaan dan untuk


menghindari saling tubruk dan jauh, yang satu melompati
atau menendang yang lain dan sebagainya, bilamana terjadi
keadaan yang panic dalam situasi mendadak.

e. Pembagian Makanan

Dalam situasi seperti ini (bencana alam) biasanya manusia


akan lebih cepat emosional. Sebab itu pelayanan yang
diberikan harus cepat dan baik. Frekuensi makan dan jumlah
makanan yang disajikan serta jumlah orang yang dilayani
sangat mempengaruhi cara kerja. Untuk memberi pelayanan
yang cepat dan baik, perlu diatur sebagai berikut :

1. Tempat makan dibuat beberapa jalur dan berbaris

2. Alur cara pembagian makanan ditentukan dengan petunjuk


yang jelas, usahakan agar pintu masuk dan pintu keluar
waktu mengambil makanan dari arah yang berbeda.

3. Sebelum pelaksanaan pembagian semua makanan dan


minuman benar-benar sudah siap di atas meja.

Pramuka Penggalang, selain harus memahami hal-hal yang


diuraikan di atas, juga harus dapat membimbing dan memberi
penjelasan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Dapur
Umum Makanan Darurat kepada Pramuka lainnya dan
kelompok masyarakat/tenaga yang turut membantu.

Kegiatan-kegiatan yang dapat mereka lakukan antara lain:

- Membantu dalam pembagian makanan, misalnya mengatur


barisan, mengangkat alat-alat makan (Pramuka Siaga).

- Membantu menyiapkan dapur, misalnya menyusun alat-alat.

- Dalam mengawasi kebersihan, misalnya membantu


mengangkat sampah.

Penjelasan-penjelasan yang perlu diberikan antara lain:

- Bagaimana cara melayani yang baik dan cepat

- Sikap bekerja
- Bahwa semua petugas harus selalu dalam keadaan siap
siaga dan tenang/tidak panik bila tiba-tiba terjadi situasi
yang berubah.
21
IV. PRAMUKA PANDEGA

Setiap pramuka Pandega harus menguasai materi SKK untuk golongan


Penegak serta membimbing seorang pramuka siaga dan penggalang
untuk mendapatkan TKK Penanganan Gizi dalam situasi darurat.

A. PENGORGANISASIAN PENANGANAN GIZI DALAM SITUASI


DARURAT

Pengorganisasian penanganan gizi dalam situasi darurat


merupakan bagian dari sistem penanggulangan bencana secara
keseluruhan. Pengorganisasian penting dilakukan agar
penyelenggaraan penanganan gizi berjalan efektif dan efisien yang
terkoordinasi dengan baik.

Masing-masing instansi termasuk LSM mempunyai peranan yang


jelas dalam penanganan gizi sehingga tidak terjadi tumpang tindih
kegiatan, dan tidak ada kegiatan yang tidak ditangani.

Koordinasi dalam penyelenggaraan penanganan gizi dimulai sejak


tahap penyelamatan fase pertama sampai keadaan darurat
dinyatakan berakhir oleh Pemerintah Daerah setempat.

Koordinator dalam penyelenggaraan penanganan gizi ini adalah


pimpinan wilayah administratif mulai dari kepala desa/lurah,
camat, bupati, walikota dan gubernur. Instansi lain, baik
pemerintah maupun non-pemerintah bekerja dibawah koordinasi
sesuai dengan bidang tugas, kewenangan dan kompetensi masing-
masing.

Berikut ini adalah uraian tentang fungsi dan peran lintas sektor
dalam penanganan gizi dalam situasi darurat :

Koordinator Umum : Kepala Wilayah

Pelaksanaan di dapur umum

Koordinator : Aparatur Dinas Sosial setempat

Sektor Kesehatan 1. Menyediakan tenaga gizi


2. Menyusun menu 2100 Kkal
dan 50 g protein
3. Menyusun menu untuk
kelompok rawan.
4. Mengawasi
penyelenggaraan makanan
sejak dari persiapan
sampai distribusi
5. Mendistribusikan dan
mengawasi bantuan bahan
makanan
22
Sektor Menyediakan air bersih dan
air
PU/Kimpraswil minum

Sektor Sosial Menyediak ransum, fasilitas


an
masak,
tenda

TNI/POLRI Menyediak fasilitas tenda,


an
pengaman
an

PKK Menyediakan tenaga pemasak


dan
membantu distribusi.

Gerakan Menyediakan tenaga pemasak


Pramuka dan membantu serta
distribusi,
membant pengumpula data
u n
sasaran.

PMI Penyedia fasilitas umum


an dapur
dan perlengkap maka serta
an n,
pelayanan pengobatan darurat.

Donor Membant pelaksanaan rapid


Agencies u
(WHO, Unicef, nutritiona assessment,
l
WFP) mengkoordinasikan NGO
asing.

NGO Penyedia fasilitas umum


an dapur
dan perlengkapan
makan

Pelaksanaan penanganan gizi di pengungsian


Koordinator : Dinas Sosial
setempat

Sektor 1. Menyediakan tenaga


gizi
kesehatan 2. Menyusun menu 2100 Kkal
dan 50
g
protein
3. Menyusun menu untuk
kelompok
rawan.
4. penyelenggaraan
Mengawasi
makana dimul dari persiapa
n ai n
sampai
distribusi
5. dan
Mendistribusikan mengawasi
bantuan bahan
makanan
6. Melaksanakan konseling gizi
dan
menyus
ui
BPOM/BBPOM Mengawasi label makana yang
n
akan didistribusi kepada korban
kan
bencana.
23
PU/Kimpraswil Menyediakan air
bersih
Depsos Menyediak ransum, fasilita
an s
masak,
tenda,

TNI/POLRI Penyediaa fasilitas tenda,


n
pengaman
an

PKK Menyediak tenag pemasa dan


an a k
distribusi

PMI Penyediaa fasilita dapu umum


n s r
dan perlengkapa maka serta
n n
tend
a.

Gerakan Menyediakan tenaga pemasak


dan
Pramuka membantu distribusi, serta
membantu pengumpula data
n
sasaran.

Donor Membantu surveilans


Agencies pelaksanaan
(WHO, Unicef, gizi, pelatihan tenaga
konselor
WFP) laktasi, dan bantuan
food aid.

NGO Menyediak fasilit dapu umum


an as r
dan perlengkapan
makan

Pengorganisasian Lintas
Program
Pusat Koordinator Sektor
Penanggulangan Kesehatan
Krisis
Dit. Bina Kesehatan Mendukung dan
Ibu pelaksanaan
evalua penangana gizi
si n
untu kelompo Bumi dan
k k l
Busu
i

Dit. Bina Mendukung dan


Kesehatan pelaksanaan
Anak evalua penangana gizi
si n
untu kelompo bayi dan
k k
anak
.

Dit. Pelayanan Medik Mendukung dan


pelaksanaan
Dasar evaluasi perawatan balita
gizi
buru
k.

Dit. Kesehatan Mendukung pelaksanaan


dan
24
Komunitas evaluasi Pos Pemulihan
Gizi
dan pendampingan
Kader.

Subdit Surveilens Mendukun pelaksana dan


g an
evaluasi surveilans gizi
darurat

Dit. Penyehatan Mendukun dalam


g
Lingkungan meningkatkan hygiene
sanitasi
peroranga
n.

Subdit Mendukung dalam


Penanggulangan penurunan
Diare angka faktor-faktor
pemburuk.

Subdit Imunisasi Mendukung dalam


penurunan
angka faktor-faktor
pemburuk.

Subdit Mendukung dalam


Pemberantasan penurunan
Vektor angka faktor-faktor
pemburuk.

Badan Litbangkes Mendukung dan


pelaksanaan
evaluasi surveilans gizi
darurat
serta dampak bencana
terhad statu gizi
ap s
masyarak
at.

B. Pengawasan Bahan Makanan


Pengawasan bantuan bahan makanan untuk melindungi korban
bencana dari dampak buruk akibat bantuan tersebut seperti diare,
infeksi, keracunan, dan lain-lain, yang meliputi :
1. Tempat penyimpanan bantuan bahan makanan harus dipisah antara
bahan makanan umum dan bahan makanan khusus untuk bayi dan
anak.
2. Jenis-jenis bahan makanan yang diwaspadai termasuk makanan
dalam kemasan, susu formula dan makanan suplemen.
3. Untuk bantuan bahan makanan produk dalam negeri harus diteliti
nomor registrasi (MD), tanggal kadaluarsa, sertifikasi halal, aturan
cara penyiapan dan target konsumen.
4. Untuk bantuan bahan makanan produk luar negeri harus diteliti
nomor registrasi (ML), bahasa, tanggal kadaluarsa, aturan cara
penyiapan dan target konsumen.
5. Untuk bantuan bahan makanan yang langsung berasal dari luar
negeri harus diteliti bahasa, tanggal kadaluarsa, aturan cara
penyiapan dan target konsumen.
6. Jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, petugas harus
mengeluarkan bahan makanan tersebut dari daftar logistik, dan
segera melaporkan kepada Koordinator Pelaksana.
25
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DALAM
POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

TUJUAN SKK- KADARZI

Untuk mendapatkan SKK-KADARZI, maka ditetapkan syarat


kecakapan/kompetensi untuk Pramuka siaga, Penggalang, penegak dan
Pandega sebagai beikut:

I. Pramuka Siaga (7-10 tahun)

1. Dapat menyebutkan arti dan sasaran Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

2. Dapat menyebutkan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Kadarzi

3. Dapat menyebutkan arti Posyandu dan Tujuannya

II. Pramuka Penggalang (11 - 15 tahun):

1. Menguasai materi SKK untuk golongan Siaga

2. Dapat menjelaskan kegiatan Kadarzi di Posyandu

3. Dapat membantu dalam kegiatan persiapan di

Posyandu III. Pramuka Penegak (16-20 tahun):

1. Menguasai materi SKK untuk golongan Penggalang

2. Dapat menjelaskan operasional Kadarzi

3. Dapat melakukan kegiatan penimbangan dan pengisian KMS

4. Dapat melakukan kegiatan untuk meningkatkan cakupan Posyandu

5. Dapat membantu dalam persiapan penyuluhan gizi di

Posyandu IV. Pramuka Pandega (21-25 tahun)

1. Menguasai materi SKK untuk golongan Penegak

2. Dapat menjelaskan Strategi Operasional Kadarzi

3. Dapat melaksanakan penyuluhan gizi keluarga di Posyandu

4. Dapat melaksanakan Kegiatan dalam Kelembagaan Kadarzi di


Tingkat Desa

5. Membimbing seorang Pramuka Siaga atau Penggalang untuk


mendapatkan TKK Kadarzi dalam Posyandu
26
I. PRAMUKA SIAGA

1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan


mengatasi masalah gizi setiap anggota keluarganya. Suatu keluarga
disebut Kadarzi apabila telah berprilaku gizi yang baik secara terus
menerus. Sasaran kadarzi adalah semua anggota keluarga. Perilaku
sadar gizi yang diharapkan terwujud minimal adalah :

- Menimbang Berat Badan (BB) secara teratur

- Memberi ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan
(ASI Eksklusif)

- Makan beranekaragam makanan

- Menggunakan garam beryodium

- Minum suplemen gizi sesuai anjuran.

2. Tujuan Umum KADARZI: Agar seluruh keluarga berperilaku sadar gizi.

3. Tujuan Khusus KADARZI:

a. Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh


informasi gizi

b. Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh


pelayanan gizi yang berkualitas.

4. Definisi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah wadah pelayanan


kesehatan di tingkat desa/ kelurahan, dilaksanakan secara
berkesinabungan yang melibatkan masyarakat, kader, bidan di desa
(Poskesdes) dan Puskesmas.

5. Tujuan Pos Pelayanan terpadu

a. Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita


dan angka kelahiran

b. Untuk mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan


sejahtera.

c. Agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan


kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan masyarakat.

6. Kegiatan kesehatan di posyandu


a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

b. Pelayanan gizi : memberikan paket pertolongan gizi, seperti, tablet


Fe, vitamin A

c.Imunisasi

d. Penanggulangan diare

e. Keluarga Berencana
27
II.PRAMUKA PENGGALANG

1. Kegiatan KADARZI di posyandu

a. Pemantauan pertumbuhan balita yaitu dengan menimbang berat


badan balita setiap bulan

b. Mengisi Kartu Menuju Sehat untuk mencatat hasil penimbangan,


untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan balita.

c. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

2. Peranan Pramuka dalam membantu persiapan Posyandu

Penyiapan 4 meja yang akan digunakan dalam

kegiatan. Mencatat hasil penimbangan di meja

Menyiapkan alat-alat penyuluhan di meja 4 seperti lembar balik


contoh makanan mentah.

Menyiapkan paket pertolongan gizi di meja 4 (vitamin A dosis tinggi,


tablet tambah darah dan oralit).

3. Peranan Pramuka dalam membantu membagikan paket pertolongan


gizi.

- Membantu membungkus tablet tambah darah

- Membantu memberikan kapsul vitamin A dosis tinggi ke dalam mulut


anak

4. Peranan Pramuka dalam membantu penyelenggaraan PMT

Penyuluhan - Membantu menyiapkan tempat penyuluhan

- Membantu menyiapkan media penyuluhan, seperti contoh makanan


mentah, papan tulis atau kertas flip-chart.

III. PRAMUKA PENEGAK

1. Menjelaskan Operasional Kadarzi

- Meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai wahana


masyarakat dalam memantau dan mencegah secara dini gangguan
pertumbuhan balita.

- Menyelenggarakan promosi gizi secara sistimatis melalui sosialisasi


dan pendampingan keluarga
- Menggalang kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan
swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta pihak lainnya
dalam mobilisasi sumber daya untuk penyediaan pangan rumah
tangga, peningkatan daya beli keluarga dan perbaikan asuhan gizi

- Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan suplementasi gizi terutama


zat gizi mikro dan MP ASI bagi balita GAKIN
28
2. Peranan Pramuka dalam membantu kegiatan penimbangan dan
pengisian KMS.

- Membantu mencatat hasil penimbangan sebelum dimasukkan ke


dalam KMS.

- Kertas berisi catatan hasil penimbangan tersebut diplot ke dalam


KMS.

- Membantu mencatat nama anak dan orang tua pada KMS bagi
peserta baru.

KMS Balita adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan
KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui
lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih
cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.

Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS,
artinya anak tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami
gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai
dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko mengalami
gangguan pertumbuhan.

KMS Balita yang baru dibedakan antara KMS anak laki-laki dan
perempuan. KMS anak laki-laki berwarna biru dan terdapat tulisan
untuk laki-laki. KMS anak perempuan berwarna merah muda dan
terdapat tulisan untuk perempuan.

Pada KMS yang baru mencantumkan kenaikan Berat Badan


Minimum(KBM) dimana:

• Umur anak 1 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 800gr


• Umur anak 2 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 900gr
• Umur anak 3 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 800gr
• Umur anak 4 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 600gr
• Umur anak 5 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 500gr
• Umur anak 6 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 400gr
• Umur anak 7-10 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 300gr
• Umur anak 10-24 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 200gr
• Umur anak 24-60 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 200gr

Fungsi KMS:

- Sebagai alat memantau pertumbuhan anak, yang dapat dilihat dari


grafik pertumbuhan
- Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak

- Sebagai alat edukasi, dimana didalam KMS dicantumkan pesan-


pesan dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak,
perawatan anak bila menderita diare.

Kegunaan KMS:

Bagi Orang Tua


29
Dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap
bulan membawa balitanya ke Posyandu untuk ditimbang.

Bagi Kader

KMS digunakan untuk mencatat BB anak dan pemberian kapsul vitamin


A serta menilai hasil penimbangan

Bagi Petugas Kesehatan

Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan


kesehatan yang telah diterima anak, serti imunisasi dan kapsul vitamin
A.

Hal-hal yang perlu dicatat dan diketahui di KMS balita adalah:

- Identitas anak
- Catatan hasil penimbangan anak.
- Catatan perkembangan anak dalam bentuk grafik
- Catatan pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
- Kenaikan Batas Minimum (KBM) yang tercantum dibawah kurva,
merupakan kenaikan berat badan minimum anak sesuai dengan
pertambahan umur anak
- Catatan pemberian Imunisasi
- Catatan Penanggulangan diare
- Catatan pemberian kapsul vitamin A
- Cacatan kondisi kesehatan anak
- Catatan tentang pemberian makanan anak
- Catatan dan Rujukan ke Puskesmas/ RS

Gambar KMS perempuan dan laki-laki


3 Melaksanakan kegiatan Pada Hari Buka Posyandu

terdiri dari a. Pemantauan Pertumbuhan balita.


30
- Berat badan dikatakan naik apabila hasil penimbangan naik >
dari Kenaikan Berat Badan Minimal (KBM)

- Anak yang berat badannya tidak naik 2 (dua) kali, Bawah Garis
Merah (BGM) atau sakit, perlu dirujuk ke Puskesmas

b. Konseling Gizi

c. Suplementasi Gizi (Kapsul vitamin A dan Tablet Tambah Darah/


TTD)

d. Pelayanan Kesehatan Dasar, terdiri dari:

- Imunisasi

- Pemeriksaan Kesehatan Ibu dan Anak

- Keluarga Berencana dan Penanggulangan Diare

IV. PRAMUKA PANDEGA

1. Kegiatan Untuk meningkatkan cakupan Posyandu :

a. Melengkapi sarana/ prasarana Posyandu

b. Pendataan sasaran Posyandu

c. Penyebarluasan kegiatan Posyandu sebelum hari H

d. Kunjungan rumah kepada keluarga yang balitanya tidak dibawa


ke Posyandu

e. Penyuluhan gizi di Posyandu:

- Demo memasak makanan bergizi

- Diskusi kelompok terarah bagi kelompok ibu-ibu, ayah,


remaja, tentang gizi
yang terkait 5(lima) perilaku sadar gizi

- Penyebarluasan informasi melalui institusi keagamaan,


sekolah, tempat-tempat umum, warung, dll.

2. Melaksanakan kegiatan penyuluhan gizi

a. Pemantauan Pertumbuhan dan Tindak Kewaspadaan Gizi.

Pemantauan pertumbuhan (growth monitoring) merupakan suatu


kegiatan yang dilakukan terus menerus dan teratur, untuk
mengetahui lebih dini adanya gangguan keseimbangan gizi pada
seorang anak. Kegiatan tersebut penting dalam rangka
kewaspadaan gizi atau sering disebut sebagai kegiatan
surveilens gizi.

Tujuan:

- Mencegah memburuknya keadaan gizi


31
- Upaya meningkatkan keadaan gizi

- Mempertahankan keadaan gizi

yang baik Kegiatan dalam

pemantauan pertumbuhan:

penimbangan yang dilakukan terus-menerus

secara teratur mengisi data berat badan anak ke

dalam KMS

penilaian naik atau turunnya berat badan anak sesuai dengan


arah garis pertumbuhannya.

b. Tindak Lanjut Hasil Penimbangan

Tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita


sebagai berikut:

Berat Badan Naik (N):

- Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke


posyandu

- Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik


pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara
sederhana.

- Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan


berikan nasihat tentang pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya

- Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.

Berat badan tidak naik 1 kali

- Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke


posyandu

- Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik


pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara
sederhana

- Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan(batuk,


diare, panas, rewel,dll) dan kebiasaan makan anak

- Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat


badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.
- Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan
anak sesuai golongan umurnya

- Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya

Berat Badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah
(BGM)

- Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke


posyandu dan anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya

- Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik


pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara
sederhana
32
- Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan(batuk,
diare, panas, rewel,dll) dan kebiasaan makan anak

- Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat


badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.

- Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan


anak sesuai golongan umurnya

- Rujuk anak ke Puskesmas/ Pustu/Poskesdes.

Data hasil pemantauan pertumbuhan yang tersedia di masing-


masing tingkat (posyandu/desa, puskesmas,kecamatan)

S : Jumlah seluruh balita di wilayah


kerja K : Jumlah balita yang memiliki
KMS
D : Jumlah balita yang ditimbang bulan ini
N/T : Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis
pertumbuhan pada KMS naik (N) atau tidak naik (T).
BGM : Balita yang berat badannya di bawah garis merah
pada KMS. O : Balita tidak ditimbang bulan sebelumnya.
B : Anak yang tidak ditimbang bulan sebelumnya.

3. Melaksanakan Kegiatan dalam Kelembagaan Kadarzi di Tingkat


Desa

Pertemuan Tingkat Desa merupakan forum pertemuan yang dihadiri


oleh para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kader
Poskesdes, perangkat desa/ kelurahan dan dihadiri oleh petugas
puskesmas dan lintas sektor tingkat kecamatan. Pertemuan
tersebut sebagai upaya pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat di bidang gizi/ kesehatan. Di dalam pertemuan dibahas
masalah-masalah gizi/ kesehatan yang ada di desa dan langkah-
langkah tindak lanjut yang diperlukan.

Keberhasilan Kadarzi akan sangat tergantung pada kerjasama


lintas sektor diberbagai tingkatan administrasi. Pada tingkat
nasional kegiatan Kadarzi dikoordinasikan oleh Kementerian
Kesehatan, dan pada tingkat provinsi, kabupaten/kota
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan yang dalam pelaksanaannya
dilakukan bersama dengan kelembagaan yang ada dan terkait
seperti : Pokjanal Posyandu, Dewan Ketahanan Pangan, Tim Pangan
dan Gizi, Instansi Pemberdayaan Masyarakat, Tim Penggerak
PKK,dll.
33
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENYULUHAN GIZI

TUJUAN TKK PENYULUHAN GIZI

Untuk mencapai TKK penyuluhan gizi, maka diterapkan kecakapan untuk


Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega sebagai berikut:

Pramuka Siaga (7-10tahun):

1. Dapat menyebutkan berbagai golongan bahan makanan.

2. Dapat menyebutkan susunan menu gizi seimbang.

3. Dapat menyebutkan berbagai bahan makanan menurut


golongannya.

Pramuka Penggalang (11-15 tahun):

1. Menguasai materi SKK untuk golongan Siaga

2. Dapat menjelaskan berbagai golongan bahan makanan.

3. Dapat menjelaskan susunan menu gizi seimbang

4. Dapat menjelaskan aneka ragam makanan seimbang di keluarga

5. Dapat membantu penyelenggaraan penyuluhan (memperagakan,


mempraktekkan).

Pramuka Penegak (16-20 tahun):

1. Menguasai materi SKK untuk golongan Siaga

2. Dapat menguraikan golongan bahan makanan

3. Dapat melakukan pemanfaatan pekarangan

4. Dapat melaksanakan penyuluhan aneka ragam bahan makanan gizi


seimbang di lingkungannya menggunakan metoda penyuluhan yang
tepat.

Pramuka Pandega (21-25 tahun):

1. Menguasai materi SKK untuk golongan Penegak

2. Melaksanakan penyuluhan aneka ragam makanan gizi seimbang di


wilayahnya menggunakan alat-alat peraga dan metoda yang
sederhana dan tepat.
3. Melaksanakan penyuluhan penyebab kurang gizi
34
PENYULUHAN GIZI

Penyuluhan Gizi Masyarakat adalah penyebarluasan informasi gizi


kepada masyarakat melalui institusi keagamaan, sekolah, tempat-tempat
umum, warung, dll.

Pramuka Siaga diharapkan dapat menjelaskan mengenai 3 fungsi


makanan, susunan menu gizi seimbang serta memperagakan bahan
makanan menurut golongannya.

I. PRAMUKA SIAGA

A. MENGENAL TIGA FUNGSI MAKANAN

1. Dalam tubuh manusia, makanan berfungsi sebagai:

- sumber tenaga GAMBAR

- sumber pembangun GAMBAR

- sumber pengatur GAMBAR

2. Makanan sebagai sumber tenaga dapat diumpamakan sebagai


berikut:

a. Mobil perlu bensin agar mempunyai tenaga untuk dapat


dijalankan
b. Manusia perlu makan agar mempunyai tenaga untuk bekerja,
belajar dan berolah raga.

Sebagai sumber zat tenaga antara lain: beras, roti, singkong, ubi, mie,
dan lain-lain.
35
3. Makanan sebagai sumber zat pembangun dapat diumpamakan
sebagai berikut:

a. Tanaman perlu pupuk agar dapat tumbuh.

b. Manusia perlu makan agar dapat tumbuh

c. Sebagai sumber zat pembangun antar lain: daging, tempe, ikan,


tahu, telur dan lain-lain.

4. Makanan sebagai sumber zat pengatur dapat diumpamakan sebagai


berikut:

a. Lalu lintas memerlukan polisi agar teratur dan tertib

b. Manusia memerlukan makanan agar semua bagian tubuh dapat


melaksanakan tuasnya secara teratur.

Sayur dan buah yang berwarna merupakan bahan makanan sumber


zat pengatur. Beritahukan kepada ibumu jenis makanan yang
terhidang di meja makan dan sebutkan jenis makanan mana yang
termasuk sumber tenaga, sumber pemangun dan sumber pengatur.

B. SUSUNAN MENU GIZI SEIMBANG

Untuk mencapai hidup sehat dan produktif seseorang perlu


mengkonsumsi aneka ragam makanan. Oleh karena tidak ada satu
jenis makanan yang mengandung semua zat gizi.

Masing-masing makanan dalam susunan aneka ragam menu gizi


seimbang akan saling melengkapi. Keanekaeagaman makanan dalam
hidangan sehari-hari paling sedikit berasal dari 1 jenis makanan
sumber zat tenaga, 1 jenis sumber zat pembangun dan 1 jenis sumber
zat pengatur.

C. PERAGAAN BAHAN MAKANAN

Buatlah gambar-gambar 3 kelompok (sumber zat tenaga, zat


pembangun,zat pengatur) seperti yang tercantum diatas, kemudian
tempelkan pada kertas manila. Tuliskan nama dan golongan bahan
makanan tersebut.

II. PRAMUKA PENGGALANG

Pramuka penggalang dapat menjelaskan mengenai aneka ragam


makanan, meperagakan cara masak yang benar dan menerapkan cara
memasak.
A. Aneka ragam bahan makanan

B. Memperagakan Cara Memasak yang Benar

Sebelum mulai memasak, cucilah bahan makanan terlebih dahulu dan


perlihatkanlah bahan-bahan makanan tersebut serta jelaskan jenis,
jumlah dan makanan yang
36
tersedia didepan anggota regumu. Apabila akan menggunakan bahan
makanan yang dikemas bacalah label sebelumnya. Gunakan garam
beryodium setiap kali memasak.

Setiap anggota memperagakan cara masak di depan anggota regunya


masing-masing, di bawah bimbingan Pembina.

Ingat I

Peragakan cara memasak yang benar sesuai dengan syarat-syarat


gizi.

Misalnya cara memasak sayuran benar.

1. Cuci dahulu sayuran sebelum dipotong-potong.

2. Didihkan air sayuran dimasukkan ke dalam (Air


sebelum panci prebus
secukupnya agar sayur tidak tersisa dan terbuang, dalam
kuah karena kuah
terlarut beberapa vitamin).

3. Masaklah sayuran sebentar dalam panci tertutup dan api besar.

Sajikan semua makanan yang sudah dimasak dan mintalah


pendapat dan penilaian anggota regumu tentang besar porsi,
variasi, kombinasi, bentuk, warna dan citarasanya.

C. Penerapan Cara Memasak.

Pengalaman adalah guru yang paling baik. Begitu pula tentang


pengalaman memasak di perkemahan Pramuka Penggalang.

Mintalah tugas pada ibumu di rumah untuk memasak makanan


keluarga pada hari yang sudah ditentukan dan disepakati.

Ajaklah adik/kakak/kawanmu memasak bersama dengan peralatan


dan bahan-bahan yang telah disediakan ibumu. Mintalah pendapat dan
penilaian atas hasil karyamu dari seluruh anggota keluarga.

III. PRAMUKA PENEGAK

Pramuka Penegak harus dapat menghayati pengetahuan gizi dasar dan


pemanfaatan pekarangan. Di samping itu, juga dapat memperagakan
cara memasak dan penyuluhan gizi di lingkungannya.
Pramuka penegak harus dapat menghayati pengetahuan gizi dasar dan
pemanfaatan pekarangan. Di samping itu, juga dapat memperagakan
cara memasak dan penyuluhan gizi di lingkungannya.

A. Memilih Bahan Makanan bergizi


37
Setiap merencanakan menu gizi seimbang untuk seluruh anggota
pasukan di perkemahan, buatlah daftar kebutuhan bahan makanan
untuk membuat menu gizi seimbang yang berisi aneka ragam
makanan menurut golongannya dan perkirakan harganya masing-
masing.

Pedoman yang harus diperhatikan adalah:

1. Bahan mudah didapat, murah, bernilai gizi tinggi, dapat diterima


dan mudah memasaknya.

2. Bahan makanan yang murah harganya belum tentu lebih rendah


nilai gizinya dari pada bahan makanan yang mahal.

B. Memasak secara Beregu

Rencanakan memasak bahan makanan tersebut secara beregu dan


bagilah pekerjaan di antara anggota regumu. Tunjukkan cara
memasak yang baik dan benar. Sajikan hasil karya regumu kepada
seluruh anggota pasukan dan mintalah pendapat mereka.

C. Membuat/mepersiapkan Alat Peraga Untuk Penyuluhan Gizi

1. Papan Flanel:

a. Sediakan papan/tripleks jukuran 125 x 75 cm.

b. Tempelkan kain flannel warna gelap selebar papan tersebut

c. Buatlah gambar-gambar bahan makanan di kertas, Warnailah


gambar-gambar tersebut sesuai denganwarna aslinya.

d. Guntinglah gambar-gambar tersebut di papan berlapis flannel


tadi.

e. Tempelkan gambar-gambar tersebut di papan berlapis flanel tadi.

2. Gunakan model bahan makanan (food model) yang terdiri dari


sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

3. Mempersiapkan bahan makanan untuk alat peraga:

a. Sediakan berbagai aneka ragam bahan makanan dan


kelompokkan menurut golongannya.

b. Setiap golongan terdiri dari paling sedikit tiga macam


Contoh :

- Golongan sumber tenaga: beras, jagung, ubi, minyak goreng, kelapa


38
- Golongan sumber pembangun: ikan teri, telur, daging, susu, tempe,
tahu, kacang hijau, kacang tanah.

- Golongan sumber pengatur: bayam, wortel, kacang panjang, daun


singkong, papaya, pisang, jeruk.

- Letakkan di atas meja dan aturlah dengan baik.

- Jelaskan gunanya.

D. Pemanfaatan Pekarangan

1. Pekarangan perlu dimanfaatkan untuk membantu memenuhi


kebutuhan gizi keluarga. Pekarangan bila diolah dan dimanfaatkan
dengan baik dapat menghasilkan berbagai bahan makanan yang
bergizi untuk keperluan keluarga shari-hari. Tidak perlu tanah yang
luas.

2. Keuntungan yang diperoleh dari pekarangan:

a. Sumber tambahan bahan makanan yang bergizi: sayuran, buah-


buahan, ikan dan hasil ternak.

b. Sumber pendapatan bagi keluarga

c. Menghemat belanja keluarga

d. Sisa tanaman dapat digunakan sbagai makanan ternak.

e. Kotoran ternak dapat digunakan untuk pupuk.

3. Merencanakan tanaman pekarangan

Rencanakan tanaman pekarangan pada halaman yang tersedia di


wilayah tempat tinggalmu masing-masing. Bicarakan bersama
anggota regmu dan masyarakat setempat
Hubungilah petugas pertanian setempat, petugas PPL atau petugas
lapangan untuk memperoleh bantuan bibit dan bimbingan.

Pilih salah satu kegiatan di bawah ini :


A. Menanam sayuran
B. Menanam buah-buahan

C. Membuat kolam ikan

D. Memelihara ternak
39
IV. PRAMUKA PANDEGA

Pramuka Pandega harus menghayati semua materi yang telah dibahas


pada Pramuka Siaga Penggalang dan Penegak. Selain itu Pramuka
Pandega juga harus :

A. Melaksanakan Penyuluhan Gizi berdasarkan KMS

Dengan melihat KMS, kita dapat memantau berat badan dan keadaan
gizi balita, apakah timbangan badannya naik, tetap atau menurun
dibandingkan bulan lalu. KMS dibedakan untuk anak laki-laki dan
perempuan, warna biru untuk anak laki-laki dan warna merah untuk
anak perempuan.

Penyuluhan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Untuk memantau berat badannya, anak harus rutin ditimbang di


posyandu.

Pada penimbangan pertama belum dapat diketahui kenaikan berat


badannya dibandingkan bulan lalu, dianjurkan untuk datang
menimbang lagi bulan depan.

Anak dinyatakan naik timbangannya apabila kenaikan berat


badannya sama atau lebih dari kenaikan berat badan minimum

• Pada KMS mencantumkan kenaikan Berat Badan Minimum(KBM)


anak dimana:

- Umur anak 1 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 800gr


- Umur anak 2 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 900gr
- Umur anak 3 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 800gr
- Umur anak 4 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 600gr
- Umur anak 5 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 500gr
- Umur anak 6 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 400gr
- Umur anak 7-10 bulan kenaikan berat badan minimum adalah
300gr
- Umur anak 10-24 bulan kenaikan berat badan minimum adalah
200gr
- Umur anak 24-60 bulan kenaikan berat badan minimum adalah
200gr

• Bila berat badan anak naik :

Pujilah ibu dan anak, katakan selamat, bagus, sehat, hebat,


pertahankan terus. Dianjurkan jangan lupa untuk datang
menimbang lagi bulan depan. Anjurkan pula meneruskan makanan
anak seperti biasa dan lebih banyak makan karena anak semakin
besar akan membutuhkan makanan lebih banyak. Supaya anak
tetap sehat dan terawat, sebaiknya ibu mengikuti program KB.

• Bila berat badan tidak naik.

Sesuai dengan umurnya dan 2 (dua) kali penimbangan berat badan


anak tidak naik, rujuklah ke Puskesmas atau sarana pelayanan
kesehatan terdekat.
40
B. Melaksanakan Penyuluhan Kurang Vitamin A.

1. Berilah penyuluhan dengan pertimbangan kebiasaan setempat.


Gunakanlah sehari-hari yang dimengerti oleh masyarakat.

2. Siapkan macam-macam sayuran hijau tua dan buah yang banyak


terdapat di tempat tersebut.

3. Siapkan:

a. Contoh sayuran dan buah yang mengandung vitamin A misal:


wortel, bayam, daun singkong, daun pepaya, daun katuk, pepaya,
tomat, mangga dan lain-lain.

b. Contoh kapsul Vitamin A

c. Gambar Gangguan kesehatan mata

d. lembar balik “Menuju Keluarga Sehat”

4. Selama Penyuluhan:

a. Jelaskan berbagai tanda kekurangan Vitamin A

b. Jelaskan cara mencegah kekurangan Vitamin A

c. Peragakan berbagai sayuran dan buah-buahan yang berguna


untuk kesehatan mata.

d. Anjurkan setiap hari makan sayuran dan buah

e. Anjurkan menanami pekarangan dengan sayuran dan sumber


Vitamin A

f. Jelaskan guna kapsul Vitamin A dan peragakan cara


pemberiannya

Tanda-tanda kekurangan Vitamin A:

a. Buta senja

b. Mata keruh

c. Terdapat bercak putih di bagian putih dari mata.


d. Pada keadaan yang lanjut, mata

menjadi buta. Cara mencegah

kekurangan Vitamin A:

a. Makanlah setiap hari sayuran hijau dn buah buahan berwarna.

b. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi kepada balita umur 1 -5


tahun dan bayi umur 6-12 bulan tiap 6 bulan sekali.
41
C. Melaksanakan Penyuluhan Anemia Gizi atau

Kurang Darah 1. Sebelum penyuluhan siapkan:

a. Daftar sayuran hijau

yang terdapat di

daerah setempat

dan sektarnya

b. Contoh sayuran hijau

c. Contoh tablet tambah darah

2. Selama penyuluhan:

a. Peragakan tanda –tanda kurang darah.

b. Jelaskan akibat kurang darah, terutama pada ibu hamil,ibu


menyusui remaja puteri dan wanita usia subur.

c. Jelaskan cara-cara pencegahan kurang darah.

d. Peragakan berbagai sayuran dan kacang-kacangan.

e. Anjurkan pemanfaatan pekarangan

f. Jelaskan guna tablet kurang darah dan peragakan cara


meminumnya.

Tanda-tanda kurang darah


dikenal dengan istilah 5L GAMBAR

(Lesu, Lemah, Letih, Lelah,

Lalai) yang disertai dengan:

- Pusing

- Berkunang-kunang

- Muka dan tangan pucat

Bahaya kurang darah bagi ibu hamil:

- Akan menimbulkan perdarahan sebelumnya atau saat persalinan.


- Berisiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir rendah
(BBLR) dan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya.
42
Bahaya kurang darah bagi ibu menyusui:

- Akan melemahkan ibu dan mengganggu pertumbuhan anak yang


sedang disusui.

Akibat kurang darah bagi usia sekolah, remaja dan usia produktif:

a. Tidak dapat menerima/merangkap pelajaran dengan baik.

b. Produktivitas menurun.

Bila ibu hamil, mulai dari awas kehamilan perlu setiap hari minum
satu tablet tambah darah pada saat makan atau sesudah makan
selama 90 hari.

Bagi remaja putri atau wanita usia subur dianjurkan minum tablet
tambah darah 1 tablet seminggu sekali dan 1 tablet setiap hari
selama haid.

D. Melaksanakan penyuluhan mengenai diare/mencret

1. Sebelum penyuluhan perlu disiapkan:

a. Tanaman segar dan tanaman layu.

b. Oralit dan air matang

c. Gelas, sendok teh dan panci

2. Selama penyuluhan dilaksanakan:

a. Yakinkah ibu-ibu mengenai bahaya mencret.

b. Kenalkan cairan apa saja yang dapat diberikan kepada penderita


mencret.

c. Praktekkan bersama pembuatan oralit

e. Jelaskan cara-cara mencegah mencret

f. Bila oralit habis, anjurkan minta kepada kader Posyandu atau


Puskesmas.

Mencret atau diare adalah berak cair lebih dari 3 kali dalam sehari.
Penyakit ini terjadi disebabkan karena masuknya kuman penyakit
ke dalam perut, karena makan makanan basi, beracun atu salah
makan dan dapat juga karena hal-hal lain.
Mencret sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan tubuh
kurang cairan yang dapat menyebabkan kematian.

Cara mencegah diare:

a. Makanan harus dicuci bersih dan dimasak dengan benar.


43
b. Disimpan dalam keadaan tertutup (dalam lemari atau tudung saji)

c. Minum selalu air matang.

d. Pemberian ASI sampai anam umur 2 tahun

e. Jagalah selalu kebersihan diri dengan mandi setiap hari, cuci


tangan dengan sabun sebelum makan.

f. Pelihara kebersihan rumah.

- Rumah harus cukup sinar matahari, cukup udara segar dan


lantai selalu bersih

- Halaman pekarangan harus selalu bersih dari sampah dan


kotoran, air kotor harus selalu mengalir lancer.

Bila terjadi mencret, segeralah minum oralit atau cairan lain


sesering mungkin.

E. Sandiwara/simulasi penyuluhan gizi perlu dipersiapakan.

a. Penentuan judul

b. Penentuan sasaran

c. Pembuatan naskah

d. Penentuan para pelaku

e. Persiapan bahan dan sarana yang diperlukan

h. Penentuan waktu yang tepat untuk menyajikan


44
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) MENGENAL KEADAAN GIZI

TUJUAN SKK MENGENAL KEADAAN GIZI

Dalam rangka mendapatkan TKK Mengenal Keadaan Gizi, maka


ditetapkan/kompetensi untuk Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan
Pandega sebagi berikut:

Pramuka Siaga (7-10 tahun):

- Dapat menyebutkan kegunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita dan


anak sekolah.

Pramuka Penggalang (11-15 tahun)

- Menguasai materi SKK untuk Pramuka Siaga

- Dapat membantu melakukan penimbangan Berat Badan (BB) dan


pengukuran Tinggi Badan (TB) di sekolah.

- Dapat menjelaskan masalah gizi utama.

- Dapat menjelaskan tanda-tanda gizi kurang dan gizi lebih.

- Dapat membaca hasil penimbangan BB dan pengukuran TB pada KMS


Balita dan KMS Anak Sekolah.

Pramuka Penegak (16-20 tahun):

- Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penggalang

- Dapat mengkaji hasil penimbangan BB dan pengukuran TB dengan


menggunakan KMS Balita dan KMS Anak Sekolah.

- Dapat mengorganisir kelompok penimbangan BB dan pengukuran TB di


sekolah.

- Dapat menjelaskan tingkat /keadaan gizi balita di kecamatan.

Pramuka Pandega (21-25 tahun):

- Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

- Menjelaskan cara pengisian KMS-Balita dengan benar.

- Membantu merujuk kasus gizi buruk pada balita di daerahnya.


45
MENGENAL KEADAAN GIZI

I. PRAMUKA SIAGA

A. MASALAH GIZI DI INDONESIA

Di Indonesia terdapat masalah gizi utama, yakni:

1. KEP (Kurang Energi Protein)

2. Anemia Gizi Besi (AGB)

3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

4. Kurang Vitamin A (KVA)

5. Gizi Lebih

B. PENGERTIAN

1. KEP (Kurang Energi Protein)

Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi enrgi


dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam jangka waktu yang lama. Ciri fisik
KEP adalah bila berat badan berada dibawah standar normal.

2. Anemia Gizi Besi

Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi sebagai penyebab


utamanya. Pada pemeriksaan darah jika kadar hemoglobin kurang dari
batas sesuai umur atau keadaan fisiologis dan kadar serum feritin
kurang dari 12 mcq/dl.

3. Gangguan Akibat Yodium (GAKY)

Secara klinis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang


timbul karena tubuh seseorang kurang unsur Iodium secara terus
menerus dalam jangka waktu lama atau kelainan akibat kekurangan
iodium pada berbagai tahapan kehidupan (dari janin hingga dewasa)
didalam suatu populasi. Dapat dicegah dengan mengoreksi kekurangan
iodium.. Tanda-tanda ini khas dengan dominasi defisiensi mental yang
disertai manifestasi gangguan syaraf pada organ ekstremitas, auditori,
dan atau mata, kekurangan iodium berpengaruh terhadap kualitas
sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang termasuk
perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat
kecerdasan.
4. Kurang Vitamin A

Keadaan dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh yang sebagian besar


terdapat dalam hati menjadi sangat kurang, sehingga timbul tanda dan
gejala fisik, klinis dan
46
sub klinis yang dapat dideteksi. Gejalanya adalah buta senja, pada
mata terdapat bercak bitot, Xerophthalmia, dan secara subklinis kadar
vitamin A darah kurang dari 20 microgram/dl

5. Gizi Lebih

Gizi lebih adalah keadaan kelebihan berat badan yang terjadi akibat
maknaan yang dikonsumsi mengandung energi melebihi kebutuhan
tubuh dalam jangka panjang. Hal tersebut mengakibatkan cadangan
energi ditimbun dalam bentuk lemak.
47
Dampa
KURANG GIZI
k
Penyebab Makan Tidak Seimbang Penyakit Infeksi
langsung

Penyebab
tidak langsung Tidak Cukup Pola Asuh Sanitasi dan Air

Anak Tidak bersih/Pelayanan


Persediaan Memadai Kesehatan Dasar
Pangan Tidak Memadai
Pendidikan, Pengetahuan dan

Pokok Masalah Kurang pemberdayaan wanita dan

keluarga, kurang pemanfaatan


di masyarakat sumberdaya masyarakat

Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan


kemiskinan
Akar masalah Krisis Ekonomi, Politik

(nasional) dan Sosial

Bagan 1. Penyebab Kurang Gizi

(Disesuaikan dari badan UNICEF, 1998: The State of the World,s


Children 1998, Oxford Univ, Press).

48
II. PRAMUKA PENGGALANG

A. Tanda-tanda Penyakit Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang


kurang unsure yodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
Kekurangan yodium saat ini tidak terbatas pada gondok dan kretinisme
saja, tetapi ternyata juga berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang termasuk
perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat
kecerdasan. Adanya pembesaran pada kelenjar di leher bagian bawah.
Pembesaran ini tidak selalu jelas terlihat pada GAKY ringan dan hanya
dapat diketahui dengan meraba/palpasi leher bagian bawah. Pada
tingkat yang lebih berat, tanpa meraba leher, GAKY sudah dapat
terlihat sikap kepala normal.

B. Tanda – tanda Anemia Gizi Besi (AGB):

5 L (LESU, LEMAH, LETIH, LELAH, LALAI)

Sering disertai dengan pusing, mata berkunang-kunang, muka dan


tangan pucat.

1. Kepucatan terlihat pada muka. bibir, lidah, telapan tangan dan kaki,
dan kuku. Lipatan mata sebelah dalam juga terlihat pucat.

2. Sering mengeluh lekas lelah, nafas pendek, jantung berdenyut


kencang, nafsu makan kurang dan kepala pusing. Anemia gizi banyak
terdapat pada anak pra-sekolah, anak sekolah, wanita hamil dan ibu
menyusui serta pekerja wanita berpenghasilan rendah.

BAGI IBU HAMIL

Anemia Gizi Besi

akan:

- Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan akan


membahayakan jiwa ibu terutama waktu melahirkan.

- Mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan dan berisiko


Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

BAGI IBU – MENYUSUI


Anemia Gizi Besi, akan melemahkan ibu dan keadaan tersebut
mengganggu pertumbuhan bayi dan anak yang sedang disusui

C. Kurang Energi Protein (KEP)

Pada KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak
tampak kurus. Penggolongan klisis KEP berat/gizi buruk dapat
dibedakan sebagai berikut:

a. Kwashiorkor
49
b. Merasmus

c. Merasmus-kwashiorkor

Tanda-tanda dan gejala Kwashiorkor :

Edema umumnya diseluruh tubuh, terutama pada

punggung kaki, Wajah membulat dan sembab,

pandangan mata sayu,

Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut rambut jagung,


mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok,

Perubahan status mental, apatis, dan rewel,

Pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila


diperiksa berdiri atau duduk,

Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan


berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas,

Sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut, anemia dan diare.

Tanda-tanda Marasmus:

1. Sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit

2. Wajahnya seperti orang tua.

3. Cengeng, rewel, kulit keriput

4. Jaringan lemak bawah kulit sangat sedikit sampai tidak ada, pada
daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/ baggy pants

5. Perut cekung, iga gambang

6. Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang), diare.

Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor:

Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor merupakan gabungan tanda-tanda


kedua jenis KEP berat/gizi buruk dari kwasiorkor dan marasmus.

D. Tanda – tanda Kurang Vitamin A

1. Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang


yang remang-remang setelah lama berada di cahaya terang.
2. Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat
melihat di lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut buta
senja.
50
3. Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/
menabrak benda didepannya, karena tidak dapat melihatnya.

4. Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak
tersebut buta senja. Dalam keadaan ini biasanya anak diam
memojok bila didudukkan ditempat yang kurang cahaya, karena
tidak dapat melihat benda atau makanan didepannya.

Pada keadaan yang lebih berat, ada beberapa klasifikasi

gejala klinis Kurang Vitamin A, menurut WHO/ USAID,

antara lain

1. Xerosis konjungtiva = X1A

- Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat/ terlihat


sedikit kering, berkeriput dan berpigmentasi dengan
permukaan kasar dan kusam

- Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau


berubah warna kecoklatan

2. Xerosis konjuntiva dan bercak bitot = X1B

- Tanda-tanda pada X1A ditambah bercak bitot yaitu bercak


putih seperti busa sabun atau keju terutama terutama di
daerah celah mata sisi luar

- Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel


yang merupakan tanda khas pada penderita xerofthalmia,
sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan prevalensi
kurang vitamin A dalam masyarakat

- Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva

- Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut

- Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik

3. Xerosis Kornea = X2

Tanda-tanda :

- Kekeringan pada konjuntiva berlanjut sampai kornea


- Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak
kasar

- Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan


menderita penyakit infeksi dan sistemik lain)

5. Keratomalasia dan ulkus kornea = X3A, X3B

- Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus


51
- X3A = bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan
kornea

- X3B = bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3


permukaan kornea

- Keadaan umum penderita sangat buruk

- Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea pecah)

6. Xeroftalmia scar (XS) = sikatriks (jaringan parut) kornea

- Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak


mengecil. Bila luka pada kornea telah sembuh akan
meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan parut.

7. Xeroftalmia Fundus (XF)

- Dengan alat opthalmoscope pada fundus tampak gambar


seperti cendol.

III. PRAMUKA PENEGAK

A. Menilai keadaan gizi diri sendiri

Cara yang paling mudah untuk mengetahui keadaan gizi diri


sendiri ialah dengan melakukan penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan. Alat untuk menimbang berat badan
antara lain adalah timbangan. Dikenal jenis timbangan yaitu
dacin dan timbangan injak (balance scale).

Alat untuk mengukur tinggi badan adalah microtoise atau alat


ukur panjang badan

Caranya adalah sebagai berikut :

- Timbang berat badanmu, tanpa sepatu dan menggunakan


pakaian seringan mungkin.
- Ukur tinggi badanmu dengan menggunakan alat pengukur tinggi
badan (microtoise) untuk anak yang sudah bisa berdiri atau alat
ukur panjang badan untuk bayi atau anak yang belum bisa
berdiri.
52
B. Mengenali keadaan gizi balita dan anak remaja.

Menilai keadaan gizi balita dan anak remaja dengan


menggunakan kriteria berat badan menurut umur.

- Balita maupun anak remaja dicatat dan dilihat umurnya dan


ditimbang berat badannya.

- Melihat tabel pada lampiran, bandingkan berat badan


menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan

- Menyimpulkan keadaan gizi: apakah termasuk gizi lebih, gizi


baik, gizi kurang atau gizi buruk.

C. Menilai Keadaan Gizi Pada orang Dewasa (> 18 tahun)


menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh)

Dengan IMT, akan diketahui gambaran gizi pada orang dewasa,


apakah seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk, IMT
digunakan untuk orang dewasa berusia 18-55 tahun dan tidak
diterapkan untuk ibu hamil dan olahragawan. Untuk mengetahui
nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat badan (kg)

IMT = ------------------------------------------------

Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan WHO,


yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan.
Batas ambang untuk orang Indonesia adalah:
53
KATEGORI IMT

Kekurangan berat badan < 17,0


KURUS tingkat
berat

Keterangan berat badan 17,0 – 18,4


tingkat
ringan

NORMAL 18,5 – 25,0

Kelebihan berat badan 25,1 – 27,0


tingkat
GEMUK ringan

Kelebihan berat badan > 27,0


tingkat
berat

IV. PRAMUKA PANDEGA

Cara menilai keadaan gizi balita dan menggunakan KMS Balita.

A. Balita ditimbang berat badannya secara berkala (sebulan sekali).

B. KMS dipergunakan untuk memantau pertumbuhan berat badan balita


dari bulan ke bulan. Setiap kali balita ditimbang, hasilnya dicatat
dalam grafik KMS, demikian pula hal tersebut dilakukan pada
penimbangan-penimbangan bulan-bulan berikutnya. Status
pertumbuhan balita dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan
menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan
berat badan anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan
Minimum (KBM).
C. Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan balita yaitu Naik (N)
atau Tidak Naik
(T).
D. Naik (N) apabila grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan;
atau kenaikan berat badan sama dengan KBM atau lebih.
E. Tidak naik (T) apabila grafik berat badan mendatar atau menurun
memotong garis pertumbuhan di bawahnya; atau kenaikan berat
badan kurang dari KBM.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pramuka Pandega

1. Memantau Berat Badan dan Tinggi Badan


Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Memberikan penjelasan teknis tentang materi antropometri gizi

b. Menyiapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk


keperluan penilaian status gizi dengan cara antropometri
(timbangan, microtoise, formulir pencatatan data).

54
c. Sesama Pramuka Pandega untuk melakukan pengukuran berat dan
tinggi badan terhadap Pramuka Siaga yang sudah dikumpulkan di
tempat latihan dan melakukan pencatatan hasilnya pada formulir
pencatatan.

d. Bandingkan hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan


dengan tabel pada lampiran dan simpulkan keadaan gizinya.

2. Cara menilai pembesaran kelenjar gondok.

Melakukan Palpasi/perabaan kelenjar gondok dan menggolongkannya


(di daerah gondok endemik).

a. 8-10 penderita gondok dari berbagai tingkat pembesaran gondok


dikumpulkan di tempat latihan.

b. Dengan bimbingan petugas kesehatan (instruktur). Pramuka


Pandega, melakukan pengamatan dan palpasi/perabaan terhadap
leher bagian bawah dari semua penderita.

c. Berdasarkan hasil pengamatan dan perabaan, dibuat


penggolongan penderita gondok, sesuai dengan tingkat
pembesaran kelenjar gondok, (tingkat I, tingkat II, tingkat III).

3. Merujuk anak ke Puskesmas atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan

a. Balita yang tidak naik sesuai kenaikan berat badan minimum dua
kali berturut-turut (2T) dan Bawah Garis Merah (BGM)

b. Gizi kurang pada anak usia sekolah yang ditemukan perlu


mendapat makanan tambahan
55

You might also like