Professional Documents
Culture Documents
Tugas Bu Widia
Tugas Bu Widia
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils,
atau volatile oils adalah salah satu komoditi yang memiliki potensi besar di
Indonesia. Minyak atsiri adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik
berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Usaha minyak
daun cengkeh adalah salah satu jenis minyak atsiri yang dapat dihasilkan dari
tanaman cengkeh yang diperoleh melalui proses distilasi atau proses penyulingan
daun cengkeh kering. Usaha ini relatif tidak memerlukan modal yang besar.
Bahan baku utama untuk menghasilkan minyak daun cengkeh adalah daun
cengkeh kering. Daun cengkeh kering relatif mudah diperoleh pada musim
kemarau karena perkebunan cengkeh di wilayahLebakbarang dan sekitarnya
cukup banyak.
Keunggulan utama pengembangan usaha minyak daun cengkeh adalah
karena proses pengolahannya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Sisa
daun yang telah disuling dapat dikeringkan dan digunakan sebagai bahan bakar
dan abunya dapat digunakan sebagai pupuk. Sisa air limbah yang sudah
dipisahkan secara sempurna dengan minyak daun cengkeh tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan. Sampai saat ini, polusi udara berupa asap yang
ditimbulkan pada saat proses penyulingan sama sekali tidak dikeluhkan oleh
warga sekitar lokasi penyulingan.
B. LANDASAN TEORI
Menurut Raiborn dan Michael (2011, h. 56) harga pokok produksi (cost of
goods manufactured) atau (CGM) adalah total produksi biaya barang-barang yang
telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam persediaan barang jadi selama
sebuah periode.
Horngren (2008, h. 45) harga pokok produksi adalah biaya yang dibeli untuk
diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode berjalan.
Hansen dan Mowen (2006, h.48) adalah “Harga pokok produksi adalah
mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu”.
Dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berhubungan
dengan produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.Menurut objek pengeluarannya, secara
garis besar unsur-unsur biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Menurut Hansen dan Mowen (2006, h.50 h.51) Unsur-unsur biaya produksi
adalah :
1) Biaya Bahan Baku Langsung Bahan baku langsung adalah bahan yang dapat
ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi
3) Biaya Overhead Pabrik Semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan
tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut
ongkos overhead
Unsur-unsur yang melekat pada harga pokok produksi terdiri atas :
(1) bahan baku,(2) tenaga kerja langsung, (3) overheadpabrik (Sodikin dan
Bogat Agus Riyono, 2012, h.280).
1) Bahan Baku
Menurut Widilestariningtyas, dkk (2012, h.03) bahan baku adalah: “Bahan baku
yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit
dalam perhitungan biaya produk. Contohnya adalah kayu yang digunakan untuk
membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin.”
2) Tenaga Kerja Langsung
Menurut Sodikin dan Bogat (2012, h.280) biaya tenaga kerja langsung adalah:
“Tenaga yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik
dengan menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin-mesin.
Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang disebut upah dan
dikategorikan sebagai upah tenaga kerja langsung. Jadi upah tenaga kerja
langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja
langsung.”
3) Biaya Overhead Pabrik
Menurut Sodikin dan Bogat (2012, h.280) overhead pabrik merupakan:
“komponen harga pokok produksi yang timbul dalam proses pengolahan yang
tidak dapat digolongkan dalam bahan baku dan tenaga kerja langsung.”
Menurut Menurut Carter dan Usry (2006, h. 123) metode yang digunakan
dalam menentukan harga pokok produksi menggunakan metode harga pokok
pesanan (job order costing) dan metode harga pokok proses (process costing).
Dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih dari satu produk
atau jasa (berdasarkan pesanan), dalam suatu proses produksi dapat dihasilkan dua
jenis produk atau lebih. Karena berbagai produk tersebut berasal dari proses
pengolahan yang sama, timbul masalah pengalokasian biaya bersama (joint cost)
kepada berbagai produk yang dihasilkan tersebut.Pengertian biaya bersama
menurut
Mulyadi (2005, h.333) yaitu “Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya
overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai
departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan produknya berdasarkan pesanan
maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan secara massa”.
Selanjutnya menurut Mulyadi (2005, h.336) untuk mengalokasikan biaya
bersama pada tiap-tiap produk bersama dapat digunakan salah satu metode dari
empat metode, yaitu:
1. Metode Nilai Jual Relatif
2. Metode satuan fisik
3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan
4. Metode Rata-rata Tertimbang
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Menurut Widilestariningtyas,
dkk (2012, h.15) metode penentuan harga pokok produksi adalah cara
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi,
terdapat dua metode yaitu :
1. Full costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
2. Variable costing
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik variabel.
BAB II
PEMBAHASAN
PT. KONVEKSI BUNDA mendapat pesanan 100 pcs pada bulan Oktober 2018
dengan harga yang dibebankan sebesar Rp. 50.000 per celana . Bahan baku yang
dibutuhkan sudah dibeli yakni kain american twill sepanjang (150meter dikali
43.000/m) seharga 6.450.000. Bahan penolong yang dibutuhkan menghabiskan
biaya sebesar Rp. 1.000.000. Biaya tenaga kerja langsung membutuhkan biaya
sebesar Rp. 3.000.000 dan untuk membayar gaji bagian administrasi dan umum
sebesar Rp. 2.000.000. Tak hanya itu terdapat biaya depresiasi mesin sebesar Rp.
1.100.000.
Jurnal yang dibutuhkan untuk kasus diatas diantaranya ialah sebagai berikut :
a. Pencatatan pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp. 6.450.000
Bahan penolong Rp. 1.000.000
Kas Rp. 7.450.000
b. Pemakaian bahan baku dan penolong
Persediaan bahan baku Rp.6.450.000
BOP –Sesungguhnya Rp. 1.000.000
Bahan penolong Rp.1.000.000
c. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
1. Ketika gaji dan upah dicatat terutang
Gaji & Upah Rp. 1.500.000 x 3 = 4.500.000
Utang gaji dan Upah Rp. 1.500.000 x 3 = 4.500.000
Saat didistribusikan
BDP - Beban tenaga kerja langsung Rp. 1.500.000
Gaji & Upah Rp. 4.500.000
3. Pembayaran Gaji & Upah
Utang Gaji & Upah Rp. 4.500.000
Kas Rp. 4.500.000
d. Pencatatan BOP
BOP – Sesungguhnya Rp. 1.000.000
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 1.100.000
e. Pencatatan barang jadi
Persediaan barang jadi Rp. 5.000.000
BDP-Bahan baku Rp. 6.450.000
BDP - Beban tenaga kerja langsung Rp. 1.500.000
BOP Sesungguhnya Rp. 1.000.000
Rp 8.950.000
MAKALAH
“KONVEKSI BUNDA”
Dosen Pengampu
Widiawati
Disusun oleh
2018/2019
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN KONSEP HARGA POKOK PESANAN
Metode harga pokok pesanan aadalah suatu metode pengumpulan biaya
produksi untuk menentukan harga produk pada perusahaan yang menghasilkan
produk atasa dasar pesanan. Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan
adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga
pokok secara keseluruhan dari tiap – tiap pesanan maupun untuk per satuan.
Dalam metode ini biaya- biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan.
Pada pengumpulan hara pokok pesanan dimana biaya yang dikumpulkan
untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat
dipisahkan identitasnya. Atau dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok
pesanan adlah suatu system akuntansi yag menelusuri biaya pada unit individual
atau pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang spesifik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang
menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuan dari penggunaan metode harga
pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produksi dari setiap
pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap – tiap pesanan maupun
untuk per satuan.