You are on page 1of 12

AKAD MURABAHAH

1.1 Definisi Murabahah


Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya
perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjualan harus
mengungkapan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.
1.2 Jenis Akad Murabahah
a. Murabahah dengan pesanan (murabahah to the purchase order)

Murabahah dengan pesanan adalah bank baru akan melakukan transaksi


atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga
penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan.

Murabahah dengan pesanan dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Bersifat mengikat, yaitu apabila telah dipesan maka harus dibeli,


2. Bersifat tidak mengikat, yaitu walaupun nasabah telah memesan
barang, tetapi nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau
membelikan barang tersebut.

b. Murabahah tanpa pesanan

Murabahah tanpa pesanan adalah ada yang pesan atau tidak, ada yang
beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya,
penyediaan barang tidak terpengaruh terkait langsung dengan ada
tidaknya pembeli.

1.3 Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah


a. Pelaku
Pelaku cakap hukum dan baligh (berakal dan dapat membedakan),
sehingga jual beli dengan orang gila menjadi tidak sah sedangkan jual
beli dengan anak kecil dianggap sah, apabila seizin walinya.
b. Objek Jual Beli (Mabi’)
Harus memenuhi syarat berikut ini :
a. Barang yang diperjualbelikan adalah halal
b. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau
memiliki nilai
c. Barang tersebut dimiliki oleh penjual
d. Barang diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian dimasa
depan, barang yang tidak jelas penyerahannya adalah tidak sah
e. Barang harus diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasi oleh
pembeli agar tidak menimbulkan ketidakpastian
f. Barang harus diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas
g. Harga barang harus sudah jelas
h. Barang yang diakadkan ditangan penjual akan tidak menimbulkan
ketidakpastian
c. Ijab Qabul
Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari
jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua belah pihak
dapat dilihat dari ijab qobul yang dilangsungkan. Menurut mereka
ijab dan qabul perlu diungkapkan secara jelas dan transaksi yang
bersifat mengikat kedua belah pihak, seperti akad jual beli,
akad sewa, dan akad nikah. (Karim, 2001:94)
1.4 Akuntansi Transaksi Murabahah
Akuntansi Untuk Penjual
1. Pada saat perolehan
Aset murabahah Xxx
Kas Xxx

2. Untuk murabahah pesanan meningkat dan pesanan tidak meningkat


a. Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan meningkat
B Beban penurunan nilai Xxx
Aset murabahah Xxx
b. Jika terjadi penurunan nilai untk murabahah pesanan tidak
meningkat
Kerugian penurunan nilai Xxx
Aset murabahah Xxx

3. Apabila terdapat diskon pada saat pembelian aset murabahah


a. Jika terjadi sebelum akad murabahab akan menjadi pengurang
biaya perolehan aset murabahah
Aset murabahah Xxx
Kas Xxx
b. Jika terjadi setelah akad murabahah dan sesai akad yang disepakati
menjadi hak pembeli, menjadi kewajiban pada pembeli
Kas Xxx
Hutang Xxx
c. Jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang
disepakati hak penjual, menjadi tambahan pendapatan murabahah
Kas Xxx
Pendapatan Murabahah Xxx
d. Jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam
akad, maka akad menjadi hak penjual dan diakui sebagai
pendapatan oprasional lain
Kas Xxx
Pendapatan operasional lain Xxx

4. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskonter


sebutakan tereliminasi pada saat
a. Dilakukan pembayaran kepada pembeli
Utang Xxx
Kas Xxx
b. Akan dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak
dapat di jangkau oleh penjual
Utang Xxx
Kas Xxx

5. Pengakuan keuntungan murabahah


a. Keuntungan diakui pada saat terjadinya akad murabahah (tidak lebih
dari satu periode)
Kas Xxx
Piutang murabahah Xxx
Asset murabahah Xxx
Pendapatan margin Xxx
b. Namun apabila angsuran lebih dari satu periode
1) Keuntungan diakui saat penyerahan asset murabahah dengan
syarat apabila resiko penagihannya kecil
2) Keuntungan diakui secara proporsional dengan besaran kas yang
berhasil ditagih dari piutang murabahah
 Pada saat penjualan kredit dilakukan

Piutangmurabahah Xxx
Asetmurabahah Xxx
Margin Murabahahtangguhan Xxx
 Pada saat penerimaan angsuran

Kas Xxx
Piutangmurabahah Xxx
Margin murabahahtangguhan Xxx
Pendapatan margin murabahah Xxx

6. Untuk penyisihan piutang tak tertagih

Beban Piutang Tak Tertagih Xxx


Penyisihan Piutang Tak Tertagih Xxx

7. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada


pembeli yang melunasi tepat waktu
a. Jika potongan diberikan pada saat pelunasan, maka dianggap sebagai
pengurang keuntungan murabahah

Kas xxx
Margin murabahah xxx
Piutang murabahah Xxx
Pendapatan margin murabahah Xxx
b. Jika potongan diberikan setelah pelunasan yaitu penjual menerima
pelunasan piutang dari pembeli dan kemudian membayarkan
potongan pelunasannya kepad pembeli

Kas xxx
Margin murabahah tangguhan xxx
Piutang murabahah Xxx
Pendapatan margin murabahah Xxx

8. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya


sesuai dengan akad denda yang diterima diakui sebagai bagian dana
kebajikan.

Dana kebijakan-kas Xxx


Dana kebijakan-denda Xxx

9. Pengakuan dan pengukuran penerimaan uang muka


a. Penerimaan uang muka dari pembeli

Kas Xxx
Utang lain-uang muka murabahah Xxx
b. Apabila murabahah jadi dilaksanakan
Utang lain-uang muka murabahah Xxx
Piutang murabahah Xxx
c. Pesanan dibatalkan,jika uang muka yang dibayarkan oleh calon
pembeli lebih besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh
penjual maka selisihnya dikembalikan pada calon pembeli
Utang lain-utang muka murabahah Xxx
Pendapatan operasional Xxx
Kas Xxx
d. Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon
pembeli lebih kecil dari pada biaya yang telah di keluarkan oleh
penjual maka penjual dapat meminta pembeli untuk membayarkan
kekurangannya dan pembeli membayarkan kekurangannya.
Kas/piutang Xxx
Utang lain-uang muka murabahah Xxx
Pendapatan operasional Xxx

10. Acuan Alternatif


Sesuai dengan Fatwa DSN MUI No. 84 Tahun 2012 tentang
metode pengakuan keuntungan pembayaran murabahah, maka pada
PSAK 102 (Revisi 2013) khusus untuk penjual memberikan alternatif
perlakuan untuk menggunakan metode anuitas pada pengakuan
pendapatan. Dalam kondisi ini penjual harus mengikuti PSAK 50
tentang instrumen keuangan, PSAK 55 Instrumen keuangan tentang
Penyajian dan Pengungkapan.

Untuk itu seluruh pengakuan, pengukuran,penyaian dan


pengungkapan terkait dengan pembayaran murabahah berbasis jual
beli akan mengacu pada PSAK 50, 55, dan 60.

a. Pada saat disepakati pembiayaan murabahah


Piutang murabahah Xxx
Aset murabahah Xxx
Margin murabahah Xxx
b. Pada saat pembayaran angsuran pembiayaan murabahah
Kas Xxx
Piutang murabahah Xxx
Margin murabahah tangguhan Xxx
Piutang murabahah Xxx
Pendapatan murabahah Xxx

11. Penyajian
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan
kerugian piutang. Margin murabahah angguhan disajikan sebagai
pengurang (contra account) piutang murabahah.

Jika penjual menggunakan metode anuitas untuk akad


murabahah, maka piutang murabahah akan disajikan sebesar biaya
perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan effective rate. Jika
terjadi penurunan nilai maka penurunan nilai akan disajikan sebagai
kontra akunterhadap piutang. Penelitian atas penurunan nilai
dilakukan mengacu kepada PSAK 55.
12. Pengungkapan

Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi


murabahah, tetapi tidak terbatas pada:

a. Harga perolehan aset murabahah


b. Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai
kewajiban atau bukan: dan
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.101 tentang penyajian
laporan keuangan syariah
Jika penjual menggunakan metode anuitas untuk akad
murabahah, maka pengungkapan akan mengacu pada PSAK 60, di
mana informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk menilai signifikan instrumen keuangan terhadap kinerja dan
posisi keuangan entitas termasuk diantaranya adalah jumlah tercatat,
nilai wajar, eksposur resiko kridit, agungan, penyisihan kerugian
pembiayaan. Pengungkapan juga dilakukan secara kualitatif maupun
kuantitatif.

Akuntansi Untuk Pembeli


1. Selisih harga beli yang disepakati dengan biaya tunai diakui sebagai
beban murabahah tangguhan (apabila tidak ada uang muka)

Aset Xxx
Beban murabahah tangguhan Xxx
Utang murabahah Xxx

2. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara profesional dengan


porsi utang murabahah yang dilunasi
Utang murabahah Xxx
Kas Xxx
Beban murabahah Xxx
Beban murabahah tangguhan Xxx

3. Diskon Pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan


pelunasan dan potongan utang murabahah diakui sebagai pengurang
beban murabahah tangguhan.
a. Untuk diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah

Kas Xxx
Beban murabahah tangguhan Xxx
b. Untuk potongan pelunasan dan potongan utang murabahah

Utang murabahah xxx


Beban murabahah xxx
Kas Xxx
Beban murabahah tangguhan Xxx

4. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban


sesuai dengan akad yang diakui sebagai kerugian

Kerugian – denda Xxx


Kas/utang Xxx

5. Uang muka
a. Pembeli membayarkan uang muka

Uang muka Xxx


Kas Xxx
b. Jika sudah memberikan uang muka, maka penyerahan barang
Aset xxx
Beban murabahah tangguhan xxx
Uang muka Xxx
Utang murabahah Xxx
c. Jika pembeli membatalkan transaksi dan dikenakan biaya, maka
diakui sebagai kerugian. Apabila biaya yang dikenakan lebih kecil
dari uang muka

Kas Xxx
Kerugian denda Xxx
Uang muka Xxx
d. Apabila biaya yang dikenakan lebih besar dari uang muka

Kerugian Xxx
Uang muka Xxx
Kas atau utang Xxx

6. Penyajian
Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contro
account) utang murabahah.

7. Pengungkapan
Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi
murabahah, tetapi tidak terbatas pada:
a. Nilai turun aset yang diperoleh dari transaksi murabahah
b. Jangka waktu murabahah tangguh
c. Pengungkapan yang diperlakukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
REKOMENDASI :

Menurut pendapat kami akad murabahah atau jual beli dapat


dikemukakan bahwa inti dari jual beli tersebut adalah penjual mendapatkan
manfaat keuntungan dan pembeli mendapatkan maanfaat dari benda yang
dibeli. Akad murabahah dapat terjadi setelah barang tersebut menjadi milik si
penjual karena akad tidak sah kalau penjual tidak memiliki barang yang dijualnya.
Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal
adalah penjual secara jelas memberitahu kepada pembeli berapa pokok harga
pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri., Wasilah. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Edisi 4. Jakarta :


Selemba Empat.
Muthaher, Osmad. Akuntansi Perbankan Syariah. Edisi 1. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Yaya, Rizal., Martawireja, Aji Erlangga., Abdurahim, Ahim. Akuntansi
Perbankan Syariah Teori dan Praktik Syariah. Jakarta : Selemba Empat.

You might also like