Professional Documents
Culture Documents
Artikel
Artikel
ABSTRAK
PENERAPAN SELF GENERATED ANALOGY SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA
MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH
Kata kunci : Berpikir kreatif, self generated analogy, sistem peredaran darah
ABSTRACT
This research aims to analyze the improvement of students’ creative thinking ability in
blood circulation system by applying self generated analogy. This research was done in a
Public High School in Cimahi and was applied to two classes, the experiment class with
36 students and control class with 31 students. The method used for this research was
quasi experimental. The sample was selected by purposive technique. The data were
collected by doing creative thinking ability test in form of essay, students’ questionnaire,
and classroom observation. The difference of the creative thinking ability was reviewed
form the result of the test given before and after treatment, and the improvement was seen
using N-gain. The test result was compared by doing a statistical test using a software
program, SPSS statistic 16. The result of the research shows that there is a significant
difference in the creative thinking ability between the treatment and control group class,
with a high improvement in the treatment class and medium improvement in control
class. The average of posttest in the self generated analogy class is 83,2 higher than the
control class, which is 65,9. The N-gain result of creative thinking ability in the treatment
class is around 0,59 (high category) whereas the control class is around 0,28 (low
category). It shows that self generated analogy improves students’ creative thinking
ability. The questionnaire shows positive response from students that self generated
analogy is able to improve students creative thinking ability in teaching circulation
system.
Key words : Creative thinking, self generated analogy, verification, circulatory system.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimen. Penelitian ini dilakukan
di SMA Negeri 3 Cimahi. Partisipan
pada penelitian ini adalah siswa
Tabel 1. Kisi-kisi Kemampuan digunakan untuk membuat analogi
Berpikir Kreatif pada pertemuan selanjutnya. Setelah
itu pada pertemuan kedua guru
Indikator Perilaku siswa yang memberikan sedikit ulasan materi
diidentifikasi
mengenai sistem peredaran darah
Berpikir lancar a. Lancar dalam
(fluency) mengemukakan dengan pokok bahasan organ
jawaban. jantung, komponen-komponen darah,
b. Mampu mekanisme sistem peredaran darah,
memberikan kelainan sistem peredaran darah dan
jawaban secara golongan darah dengan
tepat mengenai menggunakan power point,
objek yang selanjutnya siswa dibagi menjadi
diamati. beberapa kelompok, pada pertemuan
a. Lancar dalam sebelumnya guru menugaskan siswa
mengemukakan untuk membawa alat-alat dan bahan-
pertanyaan.
bahan yang akan digunakan untuk
Berpikir luwes a. Memberikan
membuat self generated analogy
(flexibility) macam-macam
penafsiran mengenai materi sistem peredaran
terhadap suatu darah, lalu Guru membagikan LKS
gambar. self generated analogy untuk
Berpikir asli a. Membuat didiskusikan setiap kelompok, Guru
(originality) kombinasi- menjelaskan cara pengisian LKS self
kombinasi dari generated analogy, pada saat siswa
bagian atau berdiskusi mengenai lks self
unsur generated analogy Guru menjelaskan
Berpikir merinci a. Menambahkan dan mengarahkan mengenai analogi
(elaboration) atau memperinci yang akan dibuat oleh siswa, Setiap
detil-detil dari
kelompok ditugaskan untuk
suatu objek,
berdiskusi mengenai rancangan self
gagasan, gambar
atau situasi generated analogy yang akan mereka
sehingga menjadi buat, Guru mengkonfirmasi hasil
lebih menarik diskusi kelompok, Guru menugaskan
dan jelas siswa untuk membaca materi sistem
peredaran darah dan membuat self
HASIL DAN PEMBAHASAN generated analogy di rumah secara
berkelompok dan membawa analogi
Cara penggunaan self generated yang telah dibuat pada pertemuan
analogy untuk meningkatkan selanjutnya untuk dipresentasikan
kemampuan berpikir kreatif siswa dan didiskusikan. Pada pertemuan
SMA pada materi sistem peredaran ketiga, Guru mengulas kembali
darah, pada pertemuan pertama yang sedikit materi yang telah dijelaskan
dilakukan oleh guru adalah pada pada pertemuan sebelumnya
melakukan pembelajaran pembiasaan mengenai bagian-bagian organ
dengan menggunakan analogi pada jantung dan fungsinya, mekanisme
materi sistem respirasi manusia, sistem peredaran darah, kelainan dan
diakhir pembelajaran guru penyakit pada sistem peredaran
menugaskan siswa untuk membawa darah, serta golongan darah dengan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan menggunakan power point. Setiap
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil dari self Berdasarkan Gambar 1. dapat
generated analogy yang telah dibuat dinyatakan bahwa, dapat dinyatakan
dan LKS yang telah didiskusikan. bahwa, rata-rata nilai posttest lebih
Setiap kelompok melakukan diskusi tinggi daripada rata-rata nilai pretest.
dengan cara menyanggah atau Rata-rata nilai posttest yaitu 83,2
menambahkan hasil dari self sedangkan rata-rata nilai pretest yaitu
generated analogy yang 65,9 yang menunjukkan adanya
dipresentesaikan oleh kelompok lain. peningkatan kemampuan berpikir
Setelah semua kelompok telah kreatif siswa yang cukup baik. Hal
selesai mempresentasikan hasil self ini disebabkan karena nilai setiap
generated analogy, kemudian Guru aspek pada setiap siswa sangat
mengkonfirmasi dan menyimpulkan bervariasi. Hal tersebut sependapat
hasil diskusi, Setiap kelompok dengan Kim (2006) yang
mengumpulkan LKS dan self mengemukakan bahwa setiap orang
generated analogy yang telah dibuat. sebenarnya memiliki kemampuan
Data mengenai kemampuan berpikir kreatif, tetapi potensi kreatif
berpikir kreatif siswa didapatkan tersebut berbeda-beda. Tidak ada
melalui tes awal (pretest) yang orang yang sama sekali tidak
diberikan kepada siswa sebelum memiliki kreativitas atau
pembelajaran dan melalui tes akhir kemampuan berpikir kreatif, yang
(posttest) yang diberikan setelah diperlukan hanyalah cara untuk
pembelajaran dengan menggunakan mengembangkannya. Hasil posttest
penerapan self generated analogy perbandingan pada tiap indikator
pada kelas eksperimen. Data yang kemampuan berpikir kreatif dapat
didapat berupa skor dengan rentang dilihat pada Gambar 2.
0-32. Perolehan skor ini Gambar 2. Hasil posttest
menunjukkan pola berpikir kreatif perbandingan tiap indikator
yang dimiliki oleh siswa. kemampuan berpikir kreatif
Gambar 1.Perbandingan Nilai 120
Pretest dan Posttest pada Kelas Self
Generated Analogy dan 96.8 95.1
100 91.8 92.3
Konvensional
90 83.25 80
67.7
61.5 64.5 62.9
80
60 Analogy
Nilai rata-rata pretest dan posttest
70 65.97
58.41 40
60
Self Konvensional
50 45.36 Generated 20
Analogy
40 Konvensiona
l 0
30
20
10
0 Pada Gambar 2. dapat dilihat,
Pretest Postest bahwa hasil posttest pada semua
indikator kemampuan berpikir kreatif
pada kelas self generated analogy darah dengan menggunakan botol,
maupun kelas konvensional selang, styrofoam, pewarna makanan
mengalami peningkatan. Pada kelas berwarna merah. Hal tersebut sejalan
self generated analogy indikator dengan yang dikatakan oleh Harrison
flexibility memeroleh nilai yang (2013) yang menyatakan bahwa
paling tinggi yaitu sebesar 96,8. analogi merupakan agen perubah
Sedangkan pada kelas konvensional konseptual yang efektif karena dapat
indikator elaboration memeroleh meningkatkan pemahaman dengan
nilai yang paling tinggi yaitu sebesar menghubungkan antara konsep-
67,7. Berdasarkan hasil rata-rata konsep ilmu dengan pengalaman
pretest dan posttest pada kelas yang siswa serta membantu siswa dalam
menerapkan self generated analogy memvisualisasikan hal yang abstrak.
menunjukkan bahwa pembelajaran Kemiripan yang ditemukan
dengan analogi dapat dalam perumpamaan sistem
mengembangkan kemampuan peredaran darah demgan alat alat
berpikir kreatif siswa lebih baik seperti botol, selang, styrofoam dan
daripada metode ceramah hal ini lainnya menghadirkan ketertarikan
sejalan dengan yang dikatakan oleh tersendiri bagi siswa terhadap
Harrison (2013) yang menyatakan pembelajaran. Hal tersebut sesuai
bahwa analogi merupakan agen dengan penelitian Gentner yang
perubah konseptual yang efektif menunjukkan bahwa kemiripan
karena dapat meningkatkan menyebabkan para murid tertarik
pemahaman dengan menghubungkan pada anlogi, dan membantu mereka
antara konsep-konsep ilmu dengan mencari hubungan yang ada antara
pengalaman siswa serta membantu situasi sehari-hari dengan kosnep
siswa dalam memvisualisasikan hal sains (Harrison, 2013).
yang abstrak. Penggunaan perumpamaan dengan
Setelah diterapkannya hal-hal yang sudah siswa ketahui
pembelajaran penerapan self sebelumnya dapat mempermudah
generated analogy, rata-rata nilai siswa untuk memehami konsep yang
pada setiap indikator kemampuan diajarkan. Seperti yang dijelaskan
berpikir kreatif ini meningkat. Slavin dalam jurnal yang ditulis oleh
Menurut buku yang diedit oleh Harjono (2006), bahwa analogi
Harrison et al.,(2013) dikatakan mengaitkan konsep-konsep baru
bahwa mengajar dengan analogi dengan informasi yang telah
dapat lebih menyenangkan dan dipahami. Penggunaan analogi dapat
memotivasi murid. Suasana membantu siswa dalam memahami
pembelajaran yang kondusif dan suatu pelajaran atau bacaan yang
menyenangkan tentunya akan diberikan. Hasil perolehan N-
mempengaruhi pemahaman siswa gain setelah dilakukan pengujian
terhadap meteri yang diajarkan. statistika menunjukkan bahwa
Penggunaan self generated analogy peningkatan kemampuan berpikir
mampu memberikan gambaran dan kreatif kedua kelas menunjukkan
perumpamaan tentang konsep sistem perbedaan yang signifikan. Meskipun
peredaran darah dengan hal yang memiliki data yang berbeda
sudah mereka ketahui dan kenal signifikan tetapi kedunya mengalami
sebelumnya, dalam hal ini peningkatan jika dilihat dari
perumpamaan sistem peredaran
kemampuan awal kedua kelas mekanisme sistem peredaran darah,
tersebut. kelompok 3 dan 4 membahas dan
Pada kelas yang menerapkan self membuat analogi mengenai
generated analogy memiliki nilai N- komponen sel-sel darah, kelompok 5
gain yaitu sebesar 0,59 yang berada dan 6 membahas dan membuat
dalam kategori sedang, sedangkan analogi mengenai kelainan sistem
pada kelas konvensional memiliki peredaran darah.
nilai N-gain 0,28 berada dalam Selanjutnya dilakukan analisis
kategori rendah. Dari peningkatan hubungan untuk mengetahui apakah
tersebut dapat dilihat bahwa kelas terdapat hubungan penerapan self
self generated analogy mengalami generated analogy demgan
peningkatan N-gain yang lebih tinggi kemampuan berpikir kreatif pada
jika dibandingkan dengan kelas materi sistem peredaran darah.
konvensional. Berdasarkan hasil analisis uji
Selain menggunakan instrument korelasi penerapan self generated
kemampuan berpikir kreatif berupa analogy dengan kemampuan berpikir
pretest dan posttest, penerapan self kreatif siswa pada materi sistem
generated analogy juga didukung peredaran darah menunjukkan
oleh Lembar Kerja Siswa, self adanya hubungan antara penerapan
generated analogy dan obervasi self generated analogy dengan
aktifitas siswa selama proses kemampuan berpikir kreatif siswa
pembelajaran penerapan self dengan nilai signifikasi 0,000. Nilai
generated analogy. koefisien korelasi (r2) sebesar 0,559
Lembar Kerja Siswa self yang menunjukkan terdapat
generated analogy merupakan hubungan penerapan self generated
lembar kerja siswa yang digunakan analogy dengan kemampuan berpikir
pada saat pembuatan self generated kreatif siswa dalam kategori sedang
analogy yang bertujuan untuk karena berada pada rentang 0,40 –
mengetahui rancangan analogi yang 0,599 (Sugyono, 2007). Selain itu
akan dibuat oleh siswa. LKS tersebut menunjukkan hubungan yang
berisi judul, tujuan, tabel hasil berkolerasi positif (+) artinya
pengamatan dengan kolom berupa kenaikan rata-rata penerapan self
daftar nama struktur, analogi dan generated analogy dengan rata-rata
fungsi organ, nama alat-alat dan kemampuan berpikir kreatif.
bahan-bahan yang digunakan dalam Sedangkan 45% dipengaruhi faktor-
pembuatan analogi, langkah kerja, faktor lainnya seperti pada saat akan
kesimpulan, dan pertanyaan- dilaksanakan ulangan siswa belajar
pertanyaan yang berkaitan dengan dengan giat, lalu dipengaruhi juga
self generated analogy pada konsep oleh faktor internal, yaitu kondisi
sistem peredaran darah. Hasil psikologi seperti minat, kecerdasan,
penilaian lembar kerja siswa bakat, motivasi, kemudian faktor
menunjukkan bahwa rata-rata fisiologi siswa seperti kesehatan
keseluruhan kelompok yaitu 85. . yang prima, kelelahan, selain itu
Hasil penilaian self generated faktor lingkungan juga berpengaruh
analogy menunjukkan bahwa rata- termasuk keadaan sosial yang ada
rata keseluruhan kelompok yaitu 87. disekitar siswa.
Kelompok 1 dan 2 membahas dan
membuat analogi mengenai
SIMPULAN DAN SARAN yang dapat menyesuaikan dengan
Berdasarkan hasil analisis data kebutuhan siswa sehingga mampu
dan pembahasan dalam penelitian mengoptimalkan kemampuan
mengenai penerapan self generated berpikir kreatif siwa.
analogy untuk meningkatkan Self Generated Analogy yang
kemampuan berpikir kreatif siswa dibuat siswa masih mengalami
pada kelas eksperimen memperoleh beberapa kekurangan, namun sangat
nilai postest 83,2 sedangkan kelas membantu dalam proses
konvensional 65,9. pembelajaran. Maka dari itu
Dari keempat indikator pembutan self generated analogy
kemampuan berpikir kreatif yang yang selanjutnya diharapkan dapat
diukur, kemampuan berpikir luwes mengalami perbaikan untuk lebih
(flexibility) memiliki tingkat baik lagi, serta lebih inovatif pada
kemampuan tertinggi dengan indeks penelitian selanjutnya.
N-Gain yang diperoleh sebesar 0,92 Self Generated Analogy
dengan kategori tinggi pada kelas sebaiknya mengalami
self generated analogy. Sedangkan penyempurnaan pada saat proses
pada kelas konvensional, mekanisme peredaran darah organ
kemampuan berpikir luwes jantung dapat dibuat analogi sekat
(flexibility) memiliki indeks N-Gain jantungnya karena self generated
sebesar 0,35 dengan kategori sedang analogy yang telah dibuat oleh siswa
lebih rendah daripada kelas self dalam penelitian ini belum bisa
generated analogy. menganalogikan organ jantung yang
Kemampuan berpikir kreatif sesungguhnya.
tertinggi pada kelas konvensional
yaitu pada indikator kemampuan
berpikir merinci (elaboration) REFERENSI
dengan indeks N-Gain sebesar 0,48 Arnyana, I. B. P. (2009). Pengaruh
dengan kategori sedang, sedangkan Penerapan Strategi
pada kelas self generated analogy Pembelajaran Inovatif pada
indikator kemampuan berpikir Pelajaran Biologi Terhadap
merinci (elaboration) diperoleh Kemampuan Berpikir Kreatif
indeks N-Gain sebesar 0,81 dengan Siswa SMA. Jurnal
kategori tinggi. Pendidikan dan Pengajaran.
Respon siswa yang dijaring No. 3
melalui angket pembelajaran
menunjukkan hasil yang positif Aswan., dkk. (2006). Strategi
terhadap penerapan self generated Belajar Mengajar. Jakarta:
analogy. Hampir seluruh siswa dapat Rineka Cipta
merasakan manfaat dalam
pembelajaran dengan menggunakan Baer, J. 1993. Craetivity and
analogi tersebut, meskipun pada saat Divergent Thinking: A Task
proses pembuatan analogi terdapat Spesific Approach. London:
beberapa siswa yang merasa Lawrence Elbaum Associates
kesulitan. Publisher.
Kemampuan berpikir kreatif Coll, R. K & Treagust D.F. (2008).
siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Inquiry-based teacher-and
Diperlukan rancangan pembelajaran student-generated analogies.
Dalam Harrison, A. G. &
Coll, R. K. (Penyuting), Harrison, A. G & Coll, R. K. (2013).
Using analogies in middle Using analogies in middle
and secondary science and secondary science
classrooms: the FAR guide classrooms: the FAR guide
an interesting way to teach an interesting way to teach
with analogies (hlm. 66-82).
with analogies. California:
California Corwin Press.
Corwin Press.
De Caroli, M. E., & Sagone, E.
(2012). Creative Thinking Hu, W. & Adey, P. (2002).A
and Big Five Factors of scientific creativity test for
Personality Measured in secondary school
Italian School Children. students.International Journal
Faculty of Educational of Science Education, 24(4),
Science University of hlm. 389–403.
Catania, Italy.
Munandar, U. (2009).
Edward de Bono. (2004). Pengembangan Kreativitas
Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Anak Berbakat. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana
PT.Rineka Cipta. Indonesia