You are on page 1of 46

SERANGAN URET DAN CARA PENGENDALIANNYA PADA

TANAMAN Eucalyptus hybrid DI HUTAN TANAMAN


PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR AEK NA ULI
SUMATERA UTARA

DORA MEGAWATI SARAGIH

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
SERANGAN URET DAN CARA PENGENDALIANNYA PADA
TANAMAN Eucalyptus hybrid DI HUTAN TANAMAN
PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR AEK NA ULI
SUMATERA UTARA

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan


Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DORA MEGAWATI SARAGIH


E14204030

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Serangan Uret dan
Cara Pengendaliannya Pada Tanaman Eucalyptus hybrid Di Hutan Tanaman
Industri PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Na Uli Sumatera Utara adalah benar-
benar hasil karya saya sendiri dengan Dosen Pembimbing dan belum pernah
digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.
Sumber informasi yang berasal atau kutipan karya yang diterbitkan manapun tidak
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2009

Dora Megawati Saragih


E14204030
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Serangan Uret dan Cara Pengendaliannya Pada Tanaman


Eucalyptus hybrid di Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp
Lestari Sektor Aek Na Uli SUMATERA UTARA
Nama : Dora Megawati Saragih
Nomor Pokok : E14204030

Menyetujui :
Dosen Pembimbing

Ir. Endang A. Husaeni


NIP. 130 338 569

Mengetahui :
Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr.


NIP. 131 578 788

Tanggal lulus :
ABSTRACT

Dora Megawati Saragih. The Grub Attack and Controlling on Eucalyptus hybrid
Plants in Industrial Plantation Forest (HTI) of PT Toba Pulp Lestari, Sector of
Aek Na Uli, North Sumatera (Under Academic Supervision of Ir. Endang A
Husaeni).

PT Toba Pulp Lestari Tbk is one of the companies which undertake the
business of Industrial Plantation Forest (HTI) in Sumatra Utara Province. The
objective of the undertaking was producing pulp wood for paper raw materials.
The developed plant species was Eucalyptus spp which constituted a fast growing
species. According to information from PT Toba Pulp Lestari, one kind of pest
which often attacks Eucalyptus spp was insect grub. The attack by this grub often
occurs in Sector of Aek Na Uli. This grub attacks roots of plants which are 1- 3
months old, and up to now this problem has not been able to be controlled yet.
The objectives of this research were determining the kinds of grub which attacked
Eucalyptus in the HTI area of Toba Pulp Lestari in Aek Na Uli sector,
determining the effect of attack and the extent of loss created by the grub attack,
learning the controlling technique practiced by the company, and learning the
effectiveness of insecticide for controlling the grub. edit.
This research was conducted in 2 months old Eucalyptus hybrid plants in
compartment D 095 with area size of 5.8 ha in Aek Nauli sector, the province of
North Sumatra, from 1 April through 20 May 2008. Equipments used in this
study were 25 m plastic rope, 14 m plastic rope, compass, wooden pegs, digital
camera, and insect collection bottles. Materials used in this study were
Karbofuran 3-G and formalin 2 %. Research procedure comprised the counting of
the number of eucalypt trees existing in the measurement plot, counting the
number of eucalypt trees which were attacked by the grub, examining the tree
condition which suffered attack from the grub (wilting, drying, dying), and
collecting the various kinds of attacking grubs for identification purpose.
Research results showed that percentage of grub growth in each plot was
90.67 % on the average. Species of grub which attacked eucalypt trees in
compartment D 095 were Leucopholis rorida, Lepiodata stigma, and Euchlora
viridis. On the basis of attack percentage in each measurement plot, the grub
attack on Eucalyptus hybrid was categorized as nearly uniform in all
compartments. Percentage of plants which suffered attack by grub in compartment
D 095 reached 18 % or around 240 trees per hectare. The material loss due to
attack by grub in compartment D 095 Rp 189.976,8.
Control action conducted in the field to overcome the attack by this grub
was by replanting of failures. The use of Karbofuran 3 – G with dosage of 10
gram / planting hole was effective enough to control the grub attack.

Key words: PT Toba Pulp Lestari, grub, Eucalyptus hybrid, compartment,


Karbofuradan 3-G.
RINGKASAN

Dora Megawati Saragih. Serangan Uret dan Cara Pengendaliannya Pada


Tanaman Eucalyptus hybrid Di Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari
Sektor Aek Na Uli Sumatera Utara (Dibawah Bimbingan Ir. Endang. A.
Husaeni).

PT Toba Pulp Lestari Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pengusahaan HTI di Provinsi Sumatera Utara. Tujuan pengusahaannya
adalah untuk memproduksi kayu pulp untuk bahan kertas. Jenis tanaman yang
diusahakannya adalah Eucalyptus spp yang merupakan jenis yang cepat tumbuh.
Menurut informasi dari pihak PT. Toba Pulp Lestari salah satu jenis hama yang
sering terjadi pada tanaman Eucalyptus spp adalah uret. Serangan uret ini banyak
terjadi di Sektor Aek Na Uli. Uret ini menyerang akar tanaman yang berumur
antara 1-3 bulan dan sampai sekarang belum bisa diatasi. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan jenis uret yang menyerang tanaman ekaliptus di areal HTI PT.
Toba Pulp Lestari Sektor Aek Na Uli, menentukan pengaruh serangan dan
kerugian yang ditimbulkan oleh serangan uret, mengetahui cara pengendalian
yang dilakukan oleh pihak perusahaan, mengetahui efektivitas insektisida untuk
pengendalian uret.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanaman Eucalyptus hybrid berumur 2
bulan di Kompartemen D 095 dengan luas areal 5,8 ha di Sektor Aek Na Uli
Provinsi Sumatera Utara.Tanggal 1 April sampai 20 Mei 2008. Alat-alat yang
digunakan adalah tambang plastik 26 meter, tambang plastik 14 meter, kompas,
patok kayu, kamera digital, botol koleksi serangga. Bahan yang diperlukan adalah
karbofuran 3-G dan formalin 2 %. Metode yang dilakukan yaitu menghitung
jumlah pohon ekaliptus yang ada dalam PU, menghitung jumlah pohon ekaliptus
yang terserang uret. memeriksa kondisi pohon yang mendapat serangan hama uret
(layu, kering, mati), mengumpulkan jenis-jenis uret yang menyerang untuk
keperluan identifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pertumbuhan uret rata-
rata dari tiap plot adalah 90,67 %, Jenis-jenis uret yang menyerang tanaman
ekaliptus di Kompartemen D 095 adalah Leucopholis rorida, Lepiodata stigma,
dan Euchlora viridis. Dilihat dari segi persentase serangannya pada setiap PU,
serangan uret pada tanaman Eucalyptus hybrid hampir merata di seluruh
kompartemen. Persentase tanaman yang mengalami serangan uret di
Kompartemen D 095 mencapai 18 % atau sekitar 240 pohon per ha. Kerugian
akibat serangan uret di Kompartemen D 095 adalah Rp 189.976,8
Pengendalian yang dilakukan di lapangan dalam mengatasi serangan hama
uret ini adalah dengan cara menyulam. Penggunaan karbofuran 3-G dengan
takaran 10 gram per lubang tanam cukup efektif untuk mengendalikan serangan
uret.
Kata Kunci : PT. Toba Pulp Lestari, Uret, Eucalyptus hybrid, Kompartemen,
Karbofuradan 3-G
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi yang berjudul Serangan Uret dan Cara Pengendaliannya Pada
Tanaman Eucalyptus hybrid di Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari
Sektor Aek Na Uli Sumatera Utara. Penulis menyadari terlaksananya penelitian
ini dengan baik tidak lepas dari bantuan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari penulisan skripsi ini,
semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini bermanfaat bagi yang
membutuhkannya.

Bogor, Februari 2009

Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih untuk Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat, berkat,


perlindungan, cinta, dan kasih – Nya yang teramat besar sehingga penulis dapat
melaksanakan penelitian ini mulai dari persiapan, pengamatan di lapangan,
pengolahan data, samapi dengan penulisan skripsi yang berjudul ‘Serangan Uret
dan Cara Pengendaliannya Pada Tanaman Eucalyptus hybrid Di Hutan Tanaman
Industri PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Na Uli Sumatera Utara’ ini dengan
baik.
Alangkah indahnya, hikmat dan pengetahuan Allah. Semuanya
dikaruniakan oleh Dia. Tetapi engkau telah membuat segala sesuatu indah pada
waktunya, bahkan engakau memberi kekelan bagi hati kami.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ir. Endang. A. Husaeni sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
kesempatan, waktu, bimbingan dan arahannya baik sehingga penulis dapat
melaksanakan dan menyelesaikan penelitian ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi MS sebagai dosen penguji sidang
komperensif wakil dari departemen hasil hutan dan Ir. Tutut Sunarminto,
M.Si sebagai dosen penguji siding komperensif wakil dari departemen
konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata.
3. Bapa dan Mama, Adikku yang paling kusayangi Cipta Edward Saragih dan di
Saribudolok atas Doa dan dukungannya yang selalu diberikan setiap saat
sehingga penulis selalu diberi kekuatan dan semangat dalam melaksakan
penelitian ini dari awal sampai akhir
4. PT. Toba Pulp Lestari Tbk sebagai tempat dilaksanakannya Penelitian dan
Bapak Juanda Panjaitan (General Manajer) dan Ir. Thomas Saragih selaku
Manajer Sektor Aek Na Uli beserta staf-stafnya dan Bapak Jony Marpaung
dan seluruh staf di T&D Centre.
5. Kelompok satu perjuangan PKL (Praktek Kerja Lapang) di Porsea PT. Toba
Pulp Lestari Laura Hutagalung, Mery N. Nadeak untuk Doa dan dukungannya
yang diberikan.
6. Kakak Dorma, Mega, Lusyeta, Roma, Ani, Weda dan Bang Donal, Jhon,
Reinhat, Darwin, Thomas dan semua mengenal penulis atas dukungan,
kebersamaan, dan ide-ide cemerlang yang diberikan.
7. Passing Out (Mery, Afin, Meita, Risde, Adie, Yoga, Fadli, Hendra, Indah,
Melinca, Lilis atas kebersamaan dalam memberikan semangat dalam seminar
penulis.
8. Spesial yang paling sayang dan tercinta Fernando A. J. Sihombing, atas cinta
dan kasih sayang, doa dan dukungannya. Ade bisa bahagia mengenal dan
mencintai abang. Semoga cinta dan kasih sayang kita selalu tumbuh.
9. Bapa abang, Mama, dan Kakak, adik-adikku sekeluarga abang nando
sihombing atas perhatian dan dukungannya.
10. Teman-teman satu kosan Nuri, Ranti, Atu, Fitri, Risde, mbak Devina, Iyis,
Irma, Ima, Reni, Indah, Meri, Ani, Rin, Isti atas semangat yang diberikan
kepada penulis.
11. Sahabatku; Nyonya Rin Manis, Risde Ciut, Mery Centil, atas dukungan, doa,
dan ide yang cemerlang, semangat dan bantuannya saat seminar.
12. Teman-teman seperjuangan BDH 41 atas kebersamaan dalam berbagai
kegiatan akademik di kampus maupun di luar kampus.
13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Harapan terbesar penulis adalah semoga hasil dari penelitian ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi yang membutuhkannya.

Februari, 2009

Penulis
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 25 November 1985 di


Saribudolok Sumatera Utara sebagai putri dari dua bersaudara
keluarga Bapak Soter Saragih dan Ibu Kuria Br Tarigan.
Pendidikan penulis diawali pada tahun 1992 di SD Swasta Don
Bosco Saribudolok dan lulus pada tahun 1997. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan ke SMP Swasta BUNDA
MULIA Saribudolok lulus pada tahun 2001 dan melanjutkan ke SMA Swasta
VAN DUYNHOVEN Saribudolok lulus pada tahun 2004. Setelah lulus pada
tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menuntut Ilmu di IPB, penulis aktif di Organisasi Mahasiswa
Daerah atau OMDA pada tahun 2005-2006. Selain itu penulis melakukan Praktek
Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) jalur Cilacap–Baturaden, serta
melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Sumatera
Utara.
Untuk memperoleh gelar sarjana IPB, penulis menyelesaikan tugas akhir
dengan judul Serangan Uret dan Cara Pengendaliannya Pada Tanaman
Eucalyptus hybrid Di Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari Sektor
Aek Na Uli Sumatera Utara di bawah bimbingan Ir. Endang A. Husaeni.
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAAN
DAFTAR ISI.......................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................. 1
1.3. Manfaat Penelitian .............................................................. 2

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 3


2.1. Sejarah Serangan Uret
2.2. Klasifikasi Uret ..................................................................... 3
2.3. Morfologi .............................................................................. 4
2.4. Derah Penyebaran ................................................................. 5
2.5. Tumbuhan Inang ................................................................... 5
2.6. Siklus Hidup.......................................................................... 6
2.7. Cara Penyerangan ................................................................ 6
2.8. Pengaruh Lingkungan .......................................................... 7
2.9. Cara Pengendalian ................................................................ 8

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 10


3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 10
3.2. Bahan dan Alat ..................................................................... 10
3.3. Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 10
3.4. Analisis data ......................................................................... 11

BAB. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 12


4.1. Jenis Uret............................................................................... 13
4.2. Pengaruh Serangan ............................................................... 15
4.3. Kerugian Akibat Serangan ................................................... 17
4.4. Pengendalian yang dilakukan ............................................. 18
4.5 Hasil Percobaan Pengendalian .............................................. 18

BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 20


5.1. Kesimpulan .......................................................................... 20
5.2. Saran ..................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 21
LAMPIRAN .......................................................................................... 22
DAFTAR TABEL

No Halaman
1. Pertumbuhan tinggi pohon Eucalyptus hybrid yang berumur 2
bulan Kompartemen D 095 sektor Aek Na Uli................................. 13
2. Persentase serangan uret pada tanaman Eucalyptus hybrid
yang berumur 2 bulan di Kompartemen D 095 sektor Aek Na Uli
Sumatera Utara adalah ....................................................................... 15
3. Hasil Percobaan Pengendalian Uret dengan Karbofuran 3-G............. 17
DAFTAR GAMBAR

No Halaman
1. Teknik penanaman Eucalyptus hybrid di lapangan ........................... 13
2. Leucopholis rorida ............................................................................. 14
3. Lepiodata stigma ................................................................................ 14
4. Euchlora viridis .................................................................................. 15
5. Pucuk yang mengering ...................................................................... 16
6. Eucalyptus hybrid yang mati.............................................................. 16
7. Akar Eucalyptus hybrid habis dimakan uret ...................................... 16
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1. Data pengamatan pohon Eucalyptus hybrid yang terserang
hama uret ............................................................................................ 23
2. Alat dan bahan yang digunakan di lapangan ...................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk memenuhi kebutuhan kayu yang terus meningkat pemerintah telah
membangun hutan tanaman industri (HTI) sejak tahun 1980 an di seluruh wilayah
Indonesia. Pelaksanaanya terdiri dari badan usaha milik pemerintah (BUMN)
dan badan usaha milik swasta (BUMS).
PT Toba Pulp Lestari Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pengusahaan HTI di Provinsi Sumatera Utara. Tujuan pengusahaannya
adalah untuk memproduksi kayu pulp untuk bahan kertas. Jenis tanaman yang
diusahakannya adalah Eucalyptus spp yang merupakan jenis yang cepat tumbuh.
Menurut informasi dari pihak PT. Toba Pulp Lestari salah satu jenis hama
yang sering terjadi pada tanaman Eucalyptus spp adalah uret, atau dalam bahasa
setempat (Batak) disebut guridap. Serangan uret ini banyak terajdi di Sektor Aek
Na Uli. Uret ini menyerang akar tanaman yang berumur antara 1-3 bulan dan
sampai sekarang belum bisa diatasi. Cara yang dilakukan untuk mengatasi hama
ini adalah dengan melakukan penyulaman pada tanaman-tanaman yang mati.
Untuk dapat mengendalikan hama uret di areal HTI PT Toba Pulp Lestari
diperlukan berbagai informasi, mencakup jenis uret yang menyerang, persen
serangan, pengaruh serangan pada tanaman ekaliptus dan kondisi lingkungan yang
mempengaruhi kehidupan uret tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menentukan jenis uret yang menyerang tanaman ekaliptus di areal HTI
PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Na Uli
2. Menentukan pengaruh serangan dan kerugian yang ditimbulkan oleh
serangan uret.
3. Mengetahui cara pengendalian yang dilakukan oleh fihak perusahaan.
4. Mengetahui efektivitas insektisida untuk pengendalian uret.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
dalam mengendalikan serangan hama uret pada tanaman Eucalyptus spp di Sektor
Aek Na Uli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Serangan Uret


Serangan uret pada tanaman muda memanfatkan akar sebagai sumber
makanan untuk melangsungkan sebagian dari siklus hidupnya. Hama ini tinggal di
sekitar perakaran, merusak leher akar, kulit dan kambium akar dan akar rambut
pada sistem perakaran tanaman muda. Kerusakan ini akan meghambat aliran zat
hara, melemahkan pohon dan dapat mematikan pohon. Serangan uret pada pohon-
pohon yang telah dewasa biasanya tidak menimbulkan masalah, karena sistem
perakaranya sudah berkembang dengan baik. Hama ini sering juga menimbulkan
kerusakan hebat pada bibit tanaman hutan di persemaian.
Serangan uret pada HTI bukanlah persoalan baru. (Hall 1920, dalam Intari
dan Natawiria, 1973) melaporkan tentang serangan uret Dichodontus crassus pada
tanaman hambirung (Vernonia arborea) yang berumur 5 tahun di daerah Gunung
Salak pada tahun 1919. Pada tahun 1929 terjadi serangan uret Euchlora viridis
pada tanaman muda rasamala di daerah Gunung Ciremai yang mengakibatkan
kematian 30.000 batang rasamala (Kalshoven, 1937 dalam Intari dan Natawiria,l
1973). Pada tahun 1964 terjadi serangan uret Lepidiota stigma, Leucholis rorida
dan Holotrichia helleri pada tanaman campuran sengon dengan jabon (Anthoce-
phalus cadamba Miq.) yang berumur 1 tahun di daerah Jombang. Sejak tahun
1959 ketiga jenis uret tersebut, bersama dengan uret Euchlora viridis telah
diketahui menyerang persemaian tusam di daerah Jember (Sempolan). Serangan
Holotrichia helleri pada tanaman jati berumur 1-2 tahun terjadi di daerah Saradan
pada tahun 1970/1971 (Intari dan Natawari, 1973). Pada tahun 1980 serangan uret
Exopholis hypoleuca dan Leucopholis rorida terjadi pada tanaman rasamala
berumur 2 tahun di daerah Cikawung, Sukabumi (Harsono, 1982).

2.2 Klasifikasi Uret


Uret disebut juga embug atau gayas (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan
kuuk (Jawa Barat), adalah nama yang diberikan kepada larva dari kumbang yang
tergolong superfamili Scarabaiodea (Lamellicornia), yang terdiri dari famili-famili
Lucanidae, Passalidae, Trogidae (Troxidae), dan Scarabaeidae. Famili
Scarabaeidae terdiri dari sub famili Dynastinae, Rutelinae, Melolonthinae, dan
Cetoninae (Kalshoven, 1981).
Menurut Intari dan Natawiria (1973) uret yang sampai saat ini diketahui
menyerang tanaman industri terutama adalah jenis-jenis dari famili Melolonthidae
(sub famili Melolonthinae menurut Kalsoven 1981) yaitu Leucopholis rorida F,
Lepidiota stigma F., Holotrichia helleri Brsk., H, constrica Burm. dan satu jenis
dari famili Rutlidae (sub famili Rutelinae menurut Kalsoven 1981) yaitu Euchlora
viridis F.

2.3 Morfologi
Kumbang–kumbang dari super famili Lamellicornia berukuran besar dan
gemuk. Menurut Intari dan Natawiria (1973), salah satu ciri penting kumbang
ini adalah 3 ruas terakhir dari antenanya melebar ke satu arah, (kecuali pada famili
Passalidae dan Lucanidae) yang dapat membuka dan menutup seperti kipas.. Pada
famili Passalidae 6 buah ruas antena terakhir bentuknya memanjang seperti
pentung sedangkan 5 ruas antena terakhir pada famili Lucanidae berbentuk seperti
kerucut. Larva-larvanya mempunyai kepala dan mandibel yang kuat. Bentuk
tubuhnya membengkok seperti huruf C, bagian belakang abdomen sering kali
berbentuk seperti kantung, warna tubuhnya putih dan kepalanya berwarna coklat
(Kalshoven, 1981). Di bawah ini diberikan deskripsi beberapa jenis kumbang
yang sering menjadi hama pada tanaman kehutanan.
Kumbang Leucopholis rorida berwarna coklat tua pada bagian atas dan
bagian bawahnya berwarna coklat kemerahaan, permukaan tubuhnya ditutupi
sisik renik berwarna putih kekuning-kuningan. Pada bagian belakang kepala dan
pangkal antena tumbuh bulu-bulu halus berwarna kuning kecoklatan. Panjang
tubuh kumbang betina 2,4-3,5 cm, lebarnya 1,3–1,8 cm. Panjang tubuh kumbang
jantan adalah 2,0–3,0 cm dan lebarnya 1,0–1,6 cm Panjang tubuh uret dapat
mencapai 5 cm, bentuknya melengkung seperti huruf C, berwarna putih
kekuningan. Tubuh uret dapat merentang dengan baik tetapi bila diletakkan pada
permukaan tanah posisi tubuhnya akan miring dan hanya bisa bergerak dengan
menggunakan salah satu sisi tubuhnya (Intari dan Natawiria, 1973).
Kumbang Lepidiota stigma berwarna coklat keabuan, tubuhnya ditutupi
sisik renik berwarna kuning atau putih kekuningan. Bila sisik-sisiknya lepas,
warna tubuhnya menjadi coklat tua mengkilap. Pada ujung elitra terdapat bercak
putih berukuran + 1,5 mm yang terdiri dari sisik renik yang berwarna putih dan
tumbuh sangat rapat. Panjang tubuh kumbang betina 4,3–5,3 cm dan lebarnya 2,2
–2,7 cm, sedangkan panjang tubuh kumbang jantan adalah 4,2–5,3 cm dan
lebarnya 2,0–2,6 cm. Uret dewasa dapat mencapai panjang 7,5 cm. cara bergerak
uret pada permukaan tanah sama seperti pada L. rorida (Intari dan Natawiria,
1973).
Bagian dorsal (atas) kumbang Euchlora viridis berwarna hijau mengkilap,
bagian ventralnya (bawah) berwarna hijau dengan kilapan berwarna merah
tembaga. Tungkai dan segmen pertama antena berwarna hijau mengkilap. Secara
morfologis antena kumbang betina dan kumbang jantan sukar dibedakan. Panjang
tubuhnya 1,7–2,7 cm dan lebarnya 1,0–1,5 cm. Uret berwarna putih, panjangnya
mencapai 4,5 cm, tubuhnya dapat direntangkan dengan baik dan dapat bergerak
dengan menggunakan kaki-kakinya. (Intari dan Natawira, 1973).

2.4 Daerah Penyebaran


Uret mempunyai daerah penyebaran yang luas, meliputi daerah tropika
sampai daerah beriklim sedang Euchlora viridis umumnya terdapat di Indonesia
bagian barat dan Malaysia, terutama di daerah pegunungan, Leucopholis rorida
terdapat di Jawa, Sumatera dan Malaysia. Lepodiota stigma terdapat di Sumatra,
Kalimantan, Jawa dan Bali (Kalshoven, 1981).

2.5 Tumbuhan Inang


Uret termasuk serangga polifag. Jenis tanaman yang diserangnya antara
lain adalah Acacia decurens, dadap, tumbuhan semak, padi gogo, singkong, pohon
kemenyan, karet, tebu, jagung, agave dan kopi (Kalshoven, 1981). Menurut
Intari dan Natawiria (1973), tanaman HTI yang pernah diserang uret antara lain
adalah rasamala, jati, sengon, jabon dan Pinus merkusii.
2.6 Siklus Hidup
Sebagian besar kehidupan kumbang superfamili Lamellicornia berlang-
sung di dalam tanah. Siklus hidup uret beragam tergantung pada jenis uret dan
keadaan lingkungan setempat, namun pada umumnya berlangsung selama satu
tahun dengan melalui berbagai stadia yang terdiri dari stadia telur, uret aktif, uret
tak aktif (istirahat), pupa dan imago (kumbang). Dari kelima stadium ini hanya
stadium kumbang yang muncul di atas permukaan tanah sedangkan stadia lainnya
berlangsung di dalam tanah. Stadium uret aktif berlangsung paling lama yaitu
antar 5-9 bulan (Intari dan Natawiria, 1973).
Pada Leucopholis rorida larva berkembang penuh pada bulan Agustus.
Tahap prepupa berlangsung 10–30 hari, dan tahap pupa 4-5 minggu. Bila
dipelihara pada wortel, perkembangannya berlangsung 300 hari. Pupa terdapat
pada ruang kecil, berwarna coklat kekuningan. Sesudah keluar kumbangnya
tinggal diam (tak aktif) selama 4 minggu dan kemudian aktif selama 2 minggu
lebih (Kalshoven, 1981).
Menjelang pupasi dibuatnya ruangan yang berdinding keras dengan
permukaan sebelah dalam yang licin. Stadium istirahat terjadi didalam ruangan ini
yang kemudian diikuti dengan stadium pupa. Kumbang yang keluar dari pupa
tidak segera keluar dari tanah tetapi untuk beberapa lama tetap tinggal di dalam
tanah.

2.7 Cara Penyerangan


Kumbang betina pada umumnya lebih menyukai untuk meletakkan telur-
telurnya pada lapangan yang tertutup vegetasi dari pada lahan gundul atau ditutupi
mulsa (Fluiter, 1941, dalam Intari dan Natawiria, 1973; Kalshoven, 1981). Telur-
telurnya diletakkan tersebar di dalam tanah pada kedalaman yang berbeda-beda
menurut spesies uret dan sifat fisik dari tanah. Telur L. rorida terdapat pada
kedalaman 17–35 cm bahkan sampai 40-50 cm, mula-mula berwarna putih
dengan ukuran + 3 mm. Pada waktu hampir menetes ukurannya berubah menjadi
+ 5 mm dan kulit telurnya menjadi keras (Leefmans, 1915 dalam Intari dan
Natawiria). Telur H. helleri terdapat pada kedalaman 5–15 cm bahkan kadang-
kadang lebih dalam lagi, berbentuk lonjong dan berukuran 1 x 2 mm, menjelang
menetes berwarna kekuningan dan berukuran 2,5–3 mm (Tjoa, 1952, dalam Intari
dan Natawiria, 1973).
Uret yang masih muda memakan bagian-bagian akar yang lunak, tetapi
kerusakan yang diimbulkannya tidak begitu berarti. Semakin besar ukuran uret,
jumlah makanan yang diperlukan akan semakin banyak sehingga kerusakan yang
akan ditimbulkannya akan semakin besar. Uret dewasa dapat memakan kulit akar
sampai habis. Adanya kerusakan akar ini dapat menyebabkan terjadinya kelayuan
pada tanaman muda dan sering menimbulkan kematian.

2.8 Pengaruh Lingkungan


1 Tanah dan vegetasi
Karena sebagian besar dari kehidupan uret berlangsung di dalam tanah
maka faktor tanah memegang peranan penting terutama kelembaban dan sifat
fisiknya. Di Sempolan uret selalu ditemukan pada tanah yang gembur dan lembab
yang ditumbuhi oleh rerumputan atau pada tanah yang secara periodik diolah,
misalnya bedengan-bedengan persemaian dan tanah milik, yang pada permulaan
musim hujan, bertepatan dengan musim bertelurnya kumbang, sudah mulai
ditanami (Fluiter, 1941, dalam Intari dan Natawiria, 1973). Menurut Speers dan
Schmiege (1971, dalam Intari dan Natawiria, 1973), perpindahan tempat uret
secara vertikal dalam tanah dapat terjadi sesuai dengan perubahan kelembaban
tanah sebagai suatu usaha untuk tetap hidup pada lingkungan yang optimum.
2 Iklim
Curah hujan dan dalamnya perembesan air hujan ke dalam tanah pada
permulaan musim hujan menentukan saat keluarnya kumbang dari dalam tanah,
karena tanah sudah cukup lembab hingga telur atau uret yang baru ditetaskan
tidak akan mengalami kekeringan. Penerbangan masal kumbang Leucopholis
rorida terjadi bila angka curah hujan telah mencapai 17 mm (Leefmans, 1915,
dalam Intari dan Natawiria, 1973) sedangkan kumbang H. helleri keluar dari
dalam tanah bila air hujan telah menembus tanah sedalam 16 mm, tetapi tidak
menunjukkan reaksi bila tanahnya sengaja dibasahi (Tjoa, 1952, dalam Intari dan
Natawiria, 1973).
3 Musuh-musuh alami
Uret mempunyai musuh-musuh alami yang cukup banyak yang terdiri dari
parasit dan predator, tetapi dari percobaan-percobaan pengendalian hayati yang
telah dilakukan hanya sebagian kecil yang memberikan hasil yang memuaskan.
Jenis-jenis serangga yang hidup sebagai parasit uret sebagian besar tergolong dari
famili Scolidae, ordo Hymenoptera. Franssen (1940, dalam Intari dan Natawiria,
1973) telah menemukan 9 jenis ektoparasit dari genus Campsomeris pada uret,
namun tidak begitu banyak data yang diperoleh mengenai angka kematian uret
yang disebabkan oleh parasit-parasit tersebut. Menurut Tjoa (1952, dalam Intari
dan Natawiria, 1973, yang paling banyak menginfeksi uret adalah Campsomeris
agilis pada uret Holotrichia helleri (sampai 59%). Di Sempolan hanya ditemu-kan
satu spesies parasit yaitu Campsomeris quadriguttulata dari dalam tanah yang
terdapat uret E. viridis dan L. rorida dalam jumlah jumlah yang sedikit sekali, hal
ini mungkin karena di tempat tersebut tidak ada atau sedikit sekali adanya bahan
makanan bagi kerawai yang berupa nektar dari bunga-bungaan meskipun jumlah
uret yang tersedia cukup banyak.

2.9 Cara Pengendalian


Pemberantasan biologis terhadap hama uret tidak begitu banyak dilakukan
karena kurang efektif meskipun musuh-musuh alami dari uret cukup banyak. Dua
macam cara pemberantasan yang banyak dilakukan adalah cara mekanis baik
terhadap uret maupun terhadap kumbangnya pada waktu mengerjakan tanah atau
pada waktu musim kumbang dan cara yang kedua adalah penggunaan insektisida.
(Intari dan Natawiria, 1973).
1 Pembrantasan mekanis
Pengumpulan uret yang kemudian diikuti dengan pemusnahan dapat
dilaksanakan pada waktu mengolah tanah. Bila penanaman hutan dengan cara
tumpangsari maka sebaiknya tanah segera dikerjakan setelah panen. Stadium uret
aktif umumnya berkisar antara 5 sampai 9 bulan sedangkan tanaman tumpang sari
berumur antara 3-4 bulan hingga pada waku panen sebagian besar dari uret masih
aktif dan masih berada di sekitar perakaran.
2 Pembrantasan kimiawi
Untuk mencegah/membrantas uret dengan menggunakan insektisida maka
insektisida dicampur dengan tanah baik dalam bentuk larutan, embusan (dust)
maupun butiran. Di daerah yang sering terjadi serangan hama uret, pecampuran
insektisida dengan tanah harus dilakukan sebelum atau pada saat menanam dan
jangan ditunggu sampai kerusakan oleh uret terjadi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada tanaman Eucalyptus hybrid berumur 2 bulan
di Kompartemen D 095 dengan luas areal 5,8 ha di Sektor Aek Na Uli Provinsi
Sumatera Utara. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dari tanggal 1 April
sampai 20 Mei 2008.

3.2 Bahan dan Alat


Alat-alat yang digunakan adalah tambang plastik 26 meter, tambang
plastik 14 meter, kompas, patok kayu, kamera digital, botol koleksi serangga.
Bahan yang diperlukan adalah karbofuran 3-G dan formalin 2 %.

3.3 Pelaksanaan Penelitian


Pada tanaman Eucalyptus hybrid yang berumur 2 bulan dibuat 4 buah
petak ukur (PU) berbentuk lingkaran dengan jari-jari 12,6 meter (luas 1 PU = 0,05
ha). Jarak antar PU adalah 100 meter ke semua arah sehingga membentuk kisi-kisi
(grid). Pada setiap PU dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Mengitung jumlah pohon ekaliptus yang ada dalam PU
2. Menghitung jumlah pohon ekaliptus yang terserang uret.
3. Memeriksa kondisi pohon yang mendapat serangan hama uret (layu,
kering, mati)
4. Mengumpulkan jenis-jenis uret yang menyerang untuk keperluan
identifikasi.
Untuk mengatasi hama uret maka dilakukan percobaan pengendalian
secara kimiawi dengan menggunakan insektisida karbofuran 3-G. Sebelum bibit
ekaliptus dimasukkan ke dalam lubang tanam, insektisida butiran ini dicampur-
kan pada tanah di lobang tanam. Dalam percobaan ini digunakan 3 takaran
insektisida yaitu 10 gram, 20 gram, dan 30 gram per lobang tanam. Untuk masing-
masing takaran tersebut diberikan pada 50 pohon.
3.4 Analisis Data
Untuk mengetahui jenis-jenis uret yang menyerang tanaman Eucalyptus
hybrid, spesimen uret yang dikumpulkan diidentifikasi di Puslitbang Biologi
Cibinong. Persen serangan uret dihitung dengan cara membagi jumlah pohon
yang terserang dalam 1 PU dengan jumlah semua pohon yang ada dalam PU
tersebut. Persen serangan pada seluruh kompartemen (petak) dihitung dari jumlah
persen serangan pada setiap PU dibagi dengan jumlah PU. Adapun rumus untuk
menentukan persentase pohon yang terserang dari hama uret adalah sebagai
berikut :
Persen Serangan = Jumlah pohon yang terserang dalam 1 PU x 100 %
Jumlah semua pohon yang ada dalam PU
Persen serangan pada seluruh Kompartemen (Petak)
% serangan = Jumlah serangan pada setiap PU
Jumlah PU
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis ekaliptus yang ditanam di Sektor Aek Na Uli adalah E. grandis


(IND 47), E. hybrid (IND 48) dan E. urophylla (IND 51). Pada saat penelitian
hanya ada penanaman E. hybrid (IND 48) yaitu di Kompartemen D 095 seluas 5,8
ha. Penelitian ini dilaksanakan di Kompartemen terebut. Areal ini merupakan
bekas tanaman ekaliptus yang telah ditebang habis sebelumnya. Jenis ekaliptus
yag ditanam adalah Eucalyptus hybrid (IND 48) yang merupakan hasil persi-
langan dari E. grandis dan E. pellita.
Persiapan lapangan terdiri dari pembersihan lahan, penentuan arah larikan
dan jarak tanam, pemasangan ajir dan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 20
x 20 x 20 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 3 x 2,5 m (1.333 pohon per ha).
Pembersihan lahan dilakukan dengan cara menebas semak-semak jenis
daun lebar dan menggunakan herbisida untuk mematikan alang-alang. Limbah
hasil tebasan dan alang-alang yang mati dibiarkan terhampar di dalam areal
penanaman. Sebulan kemudian dilakukan penentuan arah larikan dan jarak tanam
lalu pemasangan ajir dan pembuatan lubang tanam. Pupuk dasar yang digunakan
adalah rock phospate 333 gr/lubang tanam, pupuk TSP 70 gr/lubang tanam, dan
pupuk urea 24 gr/lubang tanam. Bibit ekaliptus untuk penanaman dari persemaian
pusat ke lapangan diangkut dengan menggunakan truk. Satu truk dapat memuat
25.920 bibit. Untuk keperluan penanaman seluas 5,8 ha hanya memerlukan +
10.000 bibit (termasuk untuk keperluan penyulaman).
Penanaman dilakukan oleh para pekerja harian yang diadakan oleh
pemborong pembuatan tanaman. Pemupukan dilakukan 3 kali yakni pada saat
tanaman berumur 3 bulan, berumur 5 bulan dan pada saat tanaman berumur 8
bulan.
Gambar 1. Teknik penanaman Eucalyptus hybrid di lapangan

Pertumbuhan tinggi Eucalyptus hybrid di kompartemen D 095 di Sektor


Aek Na Uli cukup merata dan persen tumbuhnya cukup tinggi. (Tabel 1).
Tabel 1. Pertumbuhan tinggi pohon Eucalyptus hybrid yang berumur 2 bulan di
Kompartemen D 095 Sektor Aek Na Uli.
No Petak Persen Tumbuh Tinggi rata-rata
Ukur (%) (cm)
1 94,0 25,61
2 94,0 28,06
3 89,6 26,72
4 85,1 26,53
Rata-rata 90,67 26,73

5.1 Jenis Uret


Berdasarkan hasil identifikasi di Puslitbang Biologi LIPI Cibinong, jenis-
jenis uret. yang menyerang tanaman ekaliptus di Kompartemen D 095 adalah
Leucopholis rorida, Lepiodata stigma, dan Euchlora viridis.
1 Leucopholis rorida
Tubuh uret ini dapat merentang dengan baik tetapi bila diletakkan di atas
tanah tidak dapat bergerak dengan mempergunakan tungkai-tungkainya tetapi
dengan sisi tubuhnya. Bahan makannya terdiri dari akar-akar tanaman yang masih
hidup. Panjang tubuh uret sekitar 3–5 cm, yang berarti uret tersebut ada yang
masih muda dan ada yang sudah dewasa.
Uret ini menyerang akar tanaman yang muda, juga memakan kulit akar
sampai pangkal batangnya.
Gambar 2. Leucopholis rorida

2 Lepiodata stigma (F)


Uretnya berukuran besar (panjang ± 7 cm), tubuhnya juga melengkung
seperti huruf C. sering ditemukan pada tanah berpasir yang gembur. Tubuh uret
ini dapat meretang dengan baik tetapi tidak dapat bergerak dengan menggunakan
tungkai-tungkainya, tetapi dengan menggunakan salah satu sisi tubuhnya.
Uretnya memakan akar tanaman ekaliptus dan kulit akar dapat pula
dimakannya. Menurut Kalshoven (1981), bila bergerombol uret ini menunjukkan
sifat kanibalistik. Pertumbuhan uret sangat cepat dan dalam waktu 2,5 bulan dapat
mencapai ukuran 4 cm. Uret ini kadang-kadang ditemukan bersama Euchlora
viridis.

Gambar 3. Lepiodata stigma


3 Euchlora viridis
Uret ini juga berwarna putih, panjang tubuh mencapai 4 cm dan juga
melengkung seperti huruf C. Tubuh uret dapat direntangkan dengan baik dan bila
diletakkan di permukaan tanah uret dapat bergerak dengan menggunakan kaki-
kakinya. Menurut Leefmans (1915) dan Fluiter (1941) dalam Intari dan Natawiria
(1973), bahan makanan uret ini adalah berupa tanaman atau bagian tanaman
yang telah mati dan juga akar-akar tanaman yang masih hidup.
Hama ini juga menyerang akar yang masih muda dan kulit akar tanaman
ekaliptus sehingga banyak mengakibatkan tanaman yang mati kering. .

Gambar 4. Euchlora viridis

5.2 Pengaruh Serangan


Dilihat dari segi persentase serangannya pada setiap PU, serangan uret
pada tanaman Eucalyptus hybrid hampir merata di seluruh kompartemen.
Persentase tanaman yang mengalami serangan uret di Kompartemen D095
mencapai 18 % atau sekitar 240 pohon per ha. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase serangan uret pada tanaman Eucalyptus hybrid yang berumur
2 bulan di Kompartemen D 095, Sektor Aek Na Uli Sumatera Utara.
Persentase serangan
Jumlah pohon yang ada Jumlah pohon yang
dalam PU terserang (%)
63 12 19,0
63 13 20,6
60 10 16,7
57 9 15,7
Rata-rata 11 18

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan adanya serangan uret ini


pertama kali dapat dilihat dari gejala serangan uret pada tanaman muda yaitu
mula-mula daun akan layu, menguning, dan mengering diikuti dengan
mengeringnya ranting-ranting dan batang akhirnya tanaman tersebut akan mati.
(Gambar 5 sampai Gambar 7).

Gambar 5. Pucuk yang mengering

Gambar 6. Ekaliptus hybrid yang mati

Gambar 7. Akar Eucalyptus hybrid habis dimakan uret


5.3 Kerugian Akibat Serangan
Kerugian akibat serangan uret di Kompartemen D 095 dapat dihitung
berdasarkan jumlah tanaman yang mati per ha, harga bibit, biaya angkut bibit, dan
upah penanaman sulaman.
1 Harga Bibit
Harga satu bibit tanaman ekaliptus adalah sebesar Rp 600,-. Jumlah
tanaman yang mati adalah 240 per ha, sehingga untuk keperluan penyulaman
diperlukan juga 240 bibit. Harga bibit untuk keperluan penyulaman tanaman yang
mati karena serangan uret adalah 240 pohon per ha x Rp 600 = Rp 144.000,-/ha.
2 Biaya Angkutan Bibit
Bibit ekaliptus diangkut dari persemaian di Porsea ke Sektor Aek Na Uli
dengan menggunakan truk. Jarak persemaian ke sektor adalah 50 km. Truk
kosong berangkat dari kantor sektor ke persemaian dengan personil terdiri dari
sopir dan kernet. Sopir dan kernet melakukan pemuatan bibit di persemaian dan
pembongkaran bibit di sektor. Satu harinya dapat melakukan 1 kali pengangkutan.
Upah sopir dan kernet dihitung secara harian (HOK) masing-masing Rp 47,343
per HOK. Truk dan bahan bakar disediakan oleh perusahaan. Satu truk dapat
memuat 25.920 bibit.
Biaya angkut bibit dapat diperhitungkan sebagai berikut :
1. Upah sopir dan kernet = 2 x Rp. 47.343,- = Rp 94.686,-
2 Biaya bahan bakar = 20 L x Rp 5.500,- = Rp 110.000,-
Biaya angkut per bibit = Rp 204.686 = Rp 7,89
25.920
Biaya angkut untuk 240 bibit (untuk keperluan penyulaman) adalah 240 x
Rp 7,89,- = Rp 1.893,60.
3 Biaya Penanaman
Penanaman areal seluas 5,8 ha dikerjakan oleh 10 orang pekerja harian
selama 3 hari, jadi seluruhnya memerlukan 30 HOK. Jadi untuk 1 ha areal
tanaman memerlukan 5,172 HOK (30 HOK : 5,8 ha). Satu HOK setara dengan Rp
47.343.- jadi untuk 1 ha memerlukan biaya tanaman sebesar 5,172 x Rp 47.343 =
Rp 244.857,9.-. Biaya tanam 1 bibit adalah Rp 244.857,9 : 1.333 = Rp 183,68.
untuk penanaman 240 bibit (penyulaman) memerlukan biaya sebesar 240 x Rp
183,68 = Rp 44.083,2.
Kerugian akibat serangan uret sebesar 18 % (240 anakan per ha )adalah
1. Harga bibit = Rp 144.000 .-
2. Biaya angkut = Rp 1.893,6 .-
3. Biaya penanaman = Rp 44.083,2 .-
Jadi total kerugian akibat serangan uret adalah Rp 189.976,8.
Adapun biaya untuk mengendalikan serangan hama akar tersebut adalah
dengan membeli butiran insektisida yang bermerek karbofuran. Harga dari
karbofuran tersebut adalah Rp 50.000 /kg. Furadan ini dilakukan untuk
mengendalikan hama akar yang menyerang tanaman ekaliptus yang berumur 2
bulan dengan cara mencampurkan butiran Furadan ke dalam lubang tanam yang
berbeda-beda takarannya. Ada yang 10 gram, 20 gram, dan 30 gram. Ketiga
takaran tersebut mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam penanaman.

5.4 Pengendalian yang Dilakukan


Untuk mengatasi akibat serangan uret ini Perusahaan HTI tersebut hanya
melakukan penyulaman. Penyulaman bisa dilakukan sampai lebih dari satu kali.

5.5 Hasil Percobaan Pengendalian


Dari hasil percobaan pengedalian yang dilakukan dengan pencampuran
karbofuran 3-G pada tanah di lubang tanam pada saat penanaman di lapangan
diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 3. Percobaan ini ternyata memberikan
hasil yang berbeda. Tampaknya pemberian karboofuran 3-G dengan takaran 10
gram per lubang tanam dianggap sudah cukup baik untuk mengendalikan uret.
Harga 1 kg karbofuran 3-G adalah Rp 50.000.-. Dengan takaran 10 gram per
lubang tanam 1 kg karbofuran dapat digunakan untuk 100 lubang tanam. Untuk 1
ha areal penanaman memerlukan (1.333 lubang tanam : 100) x 1 kg = 13,33 kg
karbofuran atau sebesar Rp 666.500.-per ha. Harga karbofuran ini setara dengan
2,72 kali biaya penanaman per ha (Rp 244.857.9) atau setara dengan biaya
penyulaman bila serangan uret mencapai 63 %. Persentase serangan sebesar itu
mungkin saja terjadi dimasa yang akan datang. Pengalaman di daerah Jombang
menunjukkan bahwa serangan uret L. stigma, L rorida, dan Holotrihia helleri
pada tanaman campuran sengon dan jabon yang berumur 1 tahun menyebabkan
tanaman itu harus disulam samapi 5–6 kali dan tidak itu tidak berhasil mengatasi
serangan hama ini. Dari uraian di atas penggunaan insektisida butiran seperti
karbofuran dapat dianjurkan untuk penggendalian uret di Sektor Aek Na Uli.

Tabel 3. Hasil percobaan pengendalian uret dengan Karbofuran 3-G.


Perlakuan Jumlah pohon Jumlah yang diserang
Kontrol 50 35
10 gram 50 5
20 gram 50 8
30 gram 50 9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Jenis-jenis uret yang menyerang tanaman ekaliptus adalah Leucopholis rorida,
Lepiodata stigma (F), dan Euchlora viridis.
2. Akibat dari serangan hama ini adalah tanaman akan menguning, layu dan akan
mengalami kematian
3. Persen serangan hama uret pada seluruh kompartemen D 095 adalah 18 %.
4. Kerugian akibat serangan hama uret pada tanaman ekaliptus di kompartemen
D 095 adalah sebesar Rp 189.976,8,-.per ha
5. Pengendalian yang dilakukan di lapangan dalam mengatasi serangan hama uret
ini adalah dengan cara menyulam
6. Penggunaan karbofuran 3-G dengan takaran 10 gram per lubang tanam cukup
efektif untuk mengendalikan serangan uret.

6.2 Saran
1. Melakukan pengamatan serangan uret pada tanaman ekaliptus sampai tanaman
tersebut mencapai umur 1–2 tahun.
2. Melakukan tindakan penilitian lanjutan tentang serangan uret dan cara
pengendaliannya pada tanaman Eucalyptus hybrid di Hutan Tanaman Industri.
DAFTAR PUSTAKA

Harsono, DPB. 1981. Serangan Hama Uret pada Tanaman Muda Rasamala di
RPH Ciguha, BKPH Cikawung, KPH Sukabumi. Skripsi Fakultas
Kehutanan IPB, Bogor. Tidak diterbitkan.

Intari, SE dan. Natawiria, D, 1973. Hama Uret pada Persemaian dan Tegakan
Muda. Laporan LPH No. 167. Bogor.

Kalshoven, LGE, 1981. The Pests of Crops in Indonesia. (edited by PA. Van Der
Laan). PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data pengamatan pohon Eucalyptus hybrid yang terserang hama uret

No. Kompartemen : D 095 (luas 5,8 Ha) Jenis Pohon : EHYB (IND 48)
Tgl. Tanam : 15 Maret 2008 Jarak Tanam: 3 m x 2,5 m
Topografi : Bergelombang Keadaan Tanah Kering, Basah
No. PU : 1 (satu)
No. Pohon Tinggi (cm) Diserang (D) / Tidak (T) Keadaan
1 27,5 Tidak
2 25 Diserang Kering
3 30 Tidak
4 22,5 Diserang Layu
5 27 Tidak
6 26 Tidak
7 23 Tidak
8 21,6 Diserang Mati
9 20,3 Diserang Mati
10 25,1 Tidak
11 24 Tidak
12 23,5 Tidak
13 26,8 Diserang Kering
14 27 Tidak
15 25,7 Tidak
16 26 Tidak
17 25,3 Tidak
18 23,7 Tidak
19 21,5 Tidak
20 22 Diserang Layu
21 25,2 Tidak
22 27,5 Tidak
23 30 Tidak
24 28 Diserang Mati
25 28,1 Tidak
26 29 Tidak
27 28,5 Tidak
28 27,3 Tidak
29 25,4 Tidak
30 26,3 Diserang Kering
31 23 Tidak
32 21 Tidak
33 22,8 Tidak
34 25 Diserang Layu
Lampiran 1 (lanjutan).
No. Pohon Tinggi (cm) Diserang (D) / Tidak (T) Keadaan
35 26,1 Tidak
36 27,4 Tidak
37 21,2 Tidak
38 25,1 Tidak
39 26 Tidak
40 25,1 Tidak
41 23,1 Tidak
42 24,3 Tidak
43 26 Tidak
44 27 Tidak
45 28,1 Tidak
46 27,4 Tidak
47 25,3 Diserang Layu
48 27,2 Tidak
49 28 Tidak
50 29 Tidak
51 27,1 Tidak
52 25,4 Diserang Layu
53 24,7 Tidak
54 23,6 Tidak
55 29 Tidak
56 30 Tidak
57 27,5 Tidak
58 21,2 Diserang Mati
59 22,8 Tidak
60 24,5 Tidak
61 20 Tidak
62 21,3 Tidak
63 22,4 Tidak
Lampiran 2. Data pengamatan pohon Eucalyptus hybrid yang terserang hama uret

No. Kompartemen : D 095 (luas 5,8 Ha) Jenis Pohon : EHYB (IND 48)
Tgl. Tanam : 15 Maret 2008 Jarak Tanam: 3 m x 2,5 m
Topografi : Bergelombang Keadaan Tanah Kering, Basah
No. PU : 2 (dua)
No. Pohon Tinggi (cm) Diserang (D) / Tidak (T) Keadaan
1 26,3 Diserang Layu
2 27 Tidak
3 25,2 Tidak
4 28 Tidak
5 27,1 Tidak
6 23,4 Diserang Mati
7 25 Tidak
8 26,2 Tidak
9 27 Tidak
10 24,2 Tidak
11 23,8 Diserang Mati
12 27 Tidak
13 28,1 Tidak
14 25,4 Tidak
15 26,3 Tidak
16 27,1 Tidak
17 28,3 Tidak
18 25 Diserang Mati
19 29 Tidak
20 28 Tidak
21 30 Tidak
22 30 Tidak
23 29,2 Tidak
24 25,5 Diserang Mati
25 26,7 Tidak
26 27,8 Tidak
27 29 Tidak
28 30 Tidak
29 25 Diserang Mati
30 29,2 Tidak
31 28,7 Tidak
32 26,8 Diserang Kering
33 27 Tidak
Lampiran 2 (lanjutan)
No. Pohon Tinggi (cm) Diserang (D) / Tidak (T) Keadaan
34 29 Tidak
35 30 Tidak
36 25,4 Tidak
37 26,3 Tidak
38 24,7 Diserang Mati
39 28,7 Tidak
40 29 Tidak
41 27 Tidak
42 30 Tidak
43 23 Diserang Layu
44 25 Tidak
45 26,5 Tidak
46 27,3 Tidak
47 28 Tidak
48 27,5 Tidak
49 30 Tidak
50 24,7 Diserang Kering
51 26,7 Tidak
52 28 Tidak
53 29 Tidak
54 30 Tidak
55 23 Diserang Mati
56 22,6 Diserang Layu
57 24,5 Tidak
58 30 Tidak
59 21,5 Tidak
60 28 Tidak
61 29 Tidak
62 26 Tidak
63 24,5 Diserang Mati
Lampiran 3. Data pengamatan pohon Eucalyptus hybrid yang terserang hama uret

No. Kompartemen : D 095 (luas 5,8 Ha) Jenis Pohon : EHYB (IND 48)
Tgl. Tanam : 15 Maret 2008 Jarak Tanam: 3 m x 2,5 m
Topografi : Bergelombang Keadaan Tanah Kering, Basah
No. PU : 3 (tiga)
No. Pohon Tinggi (cm) Diserang (D) / Tidak (T) Keadaan
1 28 Tidak
2 27,5 Tidak
3 30 Tidak
4 29 Diserang Layu
5 28,7 Tidak
6 26,3 Tidak
7 25,4 Tidak
8 26,3 Tidak
9 23,5 Diserang Mati
10 25,5 Tidak
11 26,1 Tidak
12 27,3 Tidak
13 28 Tidak
14 30 Tidak
15 29,1 Tidak
16 24,5 Diserang Layu
17 25,7 Tidak
18 28,2 Tidak
19 29 Tidak
20 30 Diserang Mati
21 21,5 Tidak
22 22,3 Tidak
23 25,1 Diserang Layu
24 26 Tidak
25 22 Tidak
26 24 Tidak
27 25 Tidak
28 29 Tidak
29 28 Diserang Layu
30 29,1 Tidak
31 24 Tidak
32 25,2 Tidak
33 30 Tidak
Lampiran 3 (lanjutan)
No. Pohon Tinggi (cm) Diserang (D) / Tidak (T) Keadaan
34 28 Tidak
35 23,5 Tidak
36 28 Tidak
37 30 Tidak
38 29 Tidak
39 24,8 Tidak
40 25,3 Tidak
41 26 Tidak
42 28 Tidak
43 27,6 Tidak
44 29 Tidak
45 21,3 Diserang Layu
46 25,8 Diserang Mati
47 24,5 Tidak
48 26,5 Tidak
49 28 Tidak
50 30 Tidak
51 21,8 Tidak
52 23 Diserang Mati
53 23,5 Tidak
54 25 Tidak
55 24 Tidak
56 27,4 Tidak
57 28,2 Tidak
58 29 Tidak
59 30 Tidak
60 25,2 Diserang Mati
Lampiran 4. Data pengamatan pohon Eucalyptus hybrid yang terserang hama uret

No. Kompartemen : D 095 (luas 5,8 Ha) Jenis Pohon : EHYB (IND 48)
Tgl. Tanam : 15 Maret 2008 Jarak Tanam: 3 m x 2,5 m
Topografi : Bergelombang Keadaan Tanah Kering, Basah
No. PU : 4 (empat)
No. Pohon Tinggi (cm) Diserang (D) / Tidak (T) Keadaan
1 29 Tidak
2 30 Tidak
3 25 Diserang Mati
4 25,6 Tidak
5 24,3 Tidak
6 29,2 Tidak
7 26 Tidak
8 27 Tidak
9 30 Tidak
10 24,5 Diserang Mati
11 30 Tidak
12 25 Tidak
13 26 Tidak
14 28 Tidak
15 27,5 Tidak
16 24 Diserang Layu
17 25,6 Tidak
18 26,3 Tidak
19 27 Tidak
20 28 Tidak
21 30 Tidak
22 29 Tidak
23 27,5 Diserang Layu
24 28 Tidak
25 27 Tidak
26 26,4 Tidak
27 27 Diserang Mati
28 26 Tidak
29 25 Tidak
30 23 Tidak
31 24 Tidak
32 25 Tidak
33 30 Tidak
Lampiran 4 (lanjutan)
No. Pohon Tinggi (cm) Diserang (D) / Tidak (T) Keadaan
34 30 Tidak
35 29 Tidak
36 29 Diserang Mati
37 30 Tidak
38 28,5 Tidak
39 27,5 Tidak
40 29 Tidak
41 23 Diserang Layu
42 24,5 Tidak
43 26 Tidak
44 27 Tidak
45 28 Tidak
46 29 Tidak
47 27,5 Tidak
48 28 Tidak
49 29 Diserang Mati
50 30 Tidak
51 30 Tidak
52 28,5 Tidak
53 29,6 Tidak
54 28,7 Tidak
55 29,3 Tidak
56 30 Tidak
57 21,8 Diserang Mati
Lampiran. 5 Alat dan bahan yang digunakan di lapangan

Gambar 1. Furadan 3G Gambar 2. Kompas

Gambar 3. Tali rapiah, alat tulis, Gambar 4. Pengaris


dan kamera

Gambar 5. Patok

You might also like