You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan manufaktur, merupakan salah satu jenis perusahaan yang lebih

terkonsentrasi pada proses produksi sebuah produk/barang. Aktivitas dari sebuah

perusahaan manufaktur adalah mengubah bahan baku mentah menjadi produk yang

siap untuk diperjual belikan. Dalam artian lain mengenai perusahaan manufaktur

adalah sebuah perusahaan yang memproduksi sebuah produk melalui proses

produksi. Proses produksi disini ditujukan pada kegiatan mengubah atau mengelola

bahan mentah atau bahan baku menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi.

Disamping kegiatan produksi yang sudah disebutkan diatas, perusahaan

manufaktur juga melakukan proses marketing dan proses dagang. Oleh karena itu

perusahaan manufaktur memiliki tingkat kompleks yang lebih tinggi.

Dalam sebuah perusahaan manufaktur, pasti tidak akan terlepas oleh adanya

sistem manajemen yang disusun untuk menjalankan aktivitas pada sebuah

perusahaan. Pengertian manajemen menurut George R. Terry (1977) bahwa

manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (menggerakkan), dan controlling

(pengendalian) yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.

1
Controlling, atau pengendalian merupakan salah satu kegiatan manajemen

perusahaan yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang

telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai

dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam

lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Pengendalian manajemen meliputi

pengendalian administratif dan pengendalian akuntansi, menekankan pada

pengendalian terhadap mengamankan aktiva perusahaan dengan melakukan

pecatatan akuntansi memadai dan pengendalian untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi serta taat pada peraturan dan hukum yang berlaku.

Semua perusahaan manufaktur pasti menerapkan sistem controlling atau

pengendalian dalam proses manajemen produksinya, perusahaan tersebut

diantaranya adalah PT. Pura Barutama Unit Offset. Perusahaan ini merupakan

perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi berbagai jenis produk

kemasan dengan cetakan offset yang mempunyai kapasitas 3 milyar kemasan per

tahun untuk memenuhi kebutuhan industri mulai dari kosmetik, farmasi, elektronik,

minuman, ramuan tradisional, hingga rokok, makanan, kebutuhan rumah tangga,

dan agribisnis.

Salah satu cara dari PT. Pura Barutama Unit Offset melakukan controlling

yaitu dengan penggunaan media lembar LPH (Laporan Produksi Harian) yang

memuat aktivitas produksi per shift jam kerja setiap harinya. Melalui lembar LPH

inilah perusahaan akan mengetahui bagaimana proses produksi yang dilakukan

bagian produksi. Lembar LPH dibuat/diisi oleh pengawas produksi tiap mesin per

departemen untuk pelaporan ke Teller bagian Cost Control PT. Pura Barutama Unit

2
Offset. Dalam satu lembar LPH yang dibuat oleh pengawas terdapat berbagai

macam kolom yang harus diisi, antara lain; kolom nomor PP (Perintah Produksi),

nama cetakan, isi, proses (nomor dan warna), proses produksi meliputi jam mulai

dan jam selesai, hasil produksi dan keterangan aktivitas yang dilakukan.

Melalui lembar LPH inilah nantinya bisa dilihat berapa banyak kapasitas

produksi yang dapat dihasilkan oleh tiap mesin yang ada di departemen produksi.

Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan melihat rekap dari LPH yang telah

diinput oleh Teller bagian cost control.

Dalam pengertiannya, efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara

minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa

tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara

yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dari pengertian efisiensi

itulah, sebuah perusahaan yang dalam melakukan aktivitas produksinya berusaha

untuk memanajemen kegiatan produksinya agar bisa menggunakan sumber daya

yang ada seminimal mungkin untuk menghasilkan output produksi secara

maksimal.

Menurut Drs. Soekarno K. dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar

Manajemen, bahwa yang dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan yang

terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output), atau antara daya usaha dan

hasil, atau antara “pengeluaran” dan “pendapatan.” Dalam pengertian manajemen

yang sehat sudah tersimpul pengertian efisiensi dan efektivitas, dalam arti bahwa

3
segala sesuatu dikerjakan dengan berdaya-guna : artinya dengan tepat, cepat, hemat,

dan selamat.

Efisiensi kerja merupakan perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan

hasil yang dicapai oleh kerja itu. Selanjutnya bilamana suatu kerja dianalisis,

dapatlah dibedakan dalam 2 segi, yaitu intinya dan susunannya. Intinya ialah

rangkaian aktivitas-aktifitasnya itu sendiri yang wujudnya mengikuti tujuan yang

hendak dicapai, sedang yang dimaksud dengan susunannya ialah cara-caranya

rangkaian aktivitas-aktivitas itu dilakukan. Jadi, setiap kerja tentu mencakup

sesuatu cara tertentu dalam melakukan tiap-tiap aktivitas, apapun tujuan dan hasil

yang ingin dicapai dengan kerja itu.

Manfaat efisiensi dapat diartikan sebagai dicapainya cara kerja yang hemat,

tidak terjadi pemborosan, dan menunjukkan keadaan menguntungkan, baik dilihat

dari segi waktu, tenaga maupun biaya. Ini dapat dicapai karena dalam kerja sama

mengikat pihak-pihak yang bekerja sama untuk mentaati segala kesepakatan, serta

terjadi spesialisasi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut

mengenai bagaimana manajemen yang dilakukan oleh PT. Pura Barutama Unit

Offset, proses produksi yang dilakukan dan yang terkhusus pada permasalahan

controlling atau pengendalian yang dilakukan melalui LPH. Oleh karena itu, pada

laporan Praktik Bisnis ini penulis mengambil judul “ALUR PRODUKSI DAN

PENGGUNAAN LPH (LAPORAN PRODUKSI HARIAN) UNTUK

4
PENGENDALIAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS PADA PT. PURA

BARUTAMA UNIT OFFSET KUDUS”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Bisnis

1.2.1 Tujuan Praktik Bisnis

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis melakukan Praktik Bisnis di PT

Pura Barutama Unit Offset Kudus yaitu :

 Menjelaskan tentang proses alur produksi di PT Pura Barutama Unit Offset

Kudus.

 Menjelaskan tentang aktivitas di bagian produksi PT Pura Barutama Unit

Offset Kudus.

 Menjabarkan mengenai LPH (Laporan Produksi Harian) yang digunakan

oleh PT Pura Barutama Unit Offset.

 Menjelaskan teknis penggunaan LPH (Laporan Produksi Harian) di bagian

produksi dan cost controll PT Pura Barutama Unit Offset Kudus.

 Menjelaskan tentang pengendalian yang dilakukan untuk meningkatkan

efisiensi pada bagian produksi PT Pura Barutama Unit Offset Kudus.

1.2.2 Manfaat Praktik Bisnis

a. Bagi Mahasiswa

- Sebagai masa orientasi serta masa peralihan dari dunia kampus ke dunia

kerja yang sesungguhnya, sehingga pengalaman tersebut dapat dipakai

5
untuk mempersiapkan mahasiswa dari segi mental maupun kemampuan

menghadapi pasar kerja yang akan datang.

- Sebagai usaha memantapkan profesi yang ditekuni mahasiswa.

- Menjalin hubungan mutualistis dengan PT Pura Barutama Unit Offset

Kudus.

b. Bagi Perusahaan

- Sebagai sarana pengabdian masyarakat serta negara, khususnya bidang

pendidikan dalam rangka mencerdaskan bangsa.

- Memperoleh sumber daya manusia sementara dengan kualifikasi yang

sesuai dengan tuntutan di bidangnya.

c. Bagi Perguruan Tinggi

- Merupakan salah satu evaluasi dari pencapaian materi yang telah

dikuasai oleh mahasiswa.

- Dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan pihak

perusahaan.

1.3 Pelaksanaan Praktik Bisnis

1.3.1 Bentuk Kegiatan

1. Selama Praktik Bisnis mahasiswa diperlakukan sebagaimana karyawan

yang lain pada PT Pura Barutama Unit Offset.

2. Mahasiswa wajib melaksanakan tugas-tugas dari perusahaan dengan

penuh tanggung jawab.

6
3. Mahasiswa wajib mentaati jam kerja dan tata tertib yang telah ditetapkan

oleh PT Pura Barutama Unit Offset Kudus.

1.3.2 Pelaksana

Nama : Fitri Maulana

NIM : 14020212140145

Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis

Alamat : Jalan Timoho 1 Nomor 13 Tembalang, Semarang.

1.3.3 Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Kuliah Kerja Praktik di PT Pura Barutama Unit Offset Kudus,

berlangsung selama dua bulan, dimulai dari tanggal 15 Januari 2015 s/d 08

Maret 2015.

Keterangan sebagai berikut :

Lama Kegiatan : 15 Januari 2015 s/d 08 Maret 2015

Hari : Senin – Sabtu

Waktu : Pukul 07.30 – 15.30 (Senin – Kamis)

Pukul 07.30 – 16.00 (Jumat)

Pukul 07.30 – 12.30 (Sabtu)

Istirahat : Pukul 11.30 – 12.30 (Senin – Kamis)

Pukul 11.30 – 13.00 (Jumat)

7
1.3.4 Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Kuliah Kerja Praktik ini dilaksanakan pada PT Pura

Barutama Unit Offset Kudus bertempat di Jl. Kresna Jati Wetan, Jati

Kabupaten Kudus.

1.3.5 Bagian Pelaksanaan

Pada saat Kuliah Kerja Praktik, penulis ditempatkan pada bagian

Cost Control.

1.4 Cara Pengumpulan Data

1.4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam menyusun Laporan Praktik Bisnis

adalah :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumbernya. Data primer dapat diperoleh melalui observasi dan wawancara

yang dilaksanakan di tempat Praktik Bisnis.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang

8
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang

tidak dipublikasikan. Data sekunder dapat diperoleh dari buku-buku

referensi dan membaca literatur atau bacaan yang berhubungan dengan

penulisan laporan.

1.4.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun Laporan Praktik Bisnis ini, metode pengumpulan

data yang digunakan adalah berdasarkan pada :

a. Wawancara (interview)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada seorang ahli atau pihak berwenang

terhadap suatu masalah khususnya dalam proses produksi dan

penggunaan LPH di PT Pura Barutama Unit Offset Kudus.

b. Observasi

Merupakan pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengamati

secara langsung kegiatan yang dilaksanakan di tempat Praktik Bisnis.

c. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca

dan memahami literatur-literatur seperti dokumen, laporan, dan

sebagainya yang ada di perusahaan. Dalam hal ini, adapun literaturnya

seperti annual report PT Pura Barutama Unit Offset, company profile,

dokumen prosedur kerja dan instruksis kerja, dan sebagainya.

9
d. Media Internet

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

membuka situs internet yang ada kaitannya dengan penulisan laporan.

Hal ini guna menunjang kelengkapan data laporan.

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasional

1.5.1.1 Pengertian Manajemen

Untuk mengelola suatu perusahaan (organisasi) selalu dibutuhkan

suatu sistem manajemen, agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan

baik. Berikut pengertian-pengertian manajemen dari beberapa ahli. Menurut

Angelo Kinicki dan Brian K. William (2003; 5) pengertian manajemen

adalah sebagai berikut :

“ management is defined as the pursuit of organizational goals

efficiently and effectively by integrating the work of people through

planning, organizing, leading and controlling the organization’s

resources.”

Sedangkan Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell (2002; 14)

mengemukakan bahwa :

“ management is the process of working with people and

resourcesto accomplish organizational goals.”

10
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

manajemen adalah suatu proses bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya secara efisien dan efektif dengan menggunakan

orang-orang melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian. Pengarahan,

dan pengendalian dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Efisien

berarti mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan menggunakan sumber

daya yang minimum, yang artinya membuat penggunaan uang, waktu,

material, dan manusia dengan cara yang terbaik. Sementara efektif berarti

berusaha mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

1.5.1.2 Pengertian Manajemen Produksi/Operasional

Manajemen produksi/operasional merupakan salah satu fungsi

paling penting dalam perusahaan (organisasi), selain manajemen sumber

daya manusia, manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan/akuntansi,

yang menghasilkan produk (barang dan atau jasa). Berikut pengertian

manajemen produksi/operasional. Sofjan Assauri (2014; 12) berpendapat

bahwa :

“ manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian

dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau

menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai

usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.”

11
Sedangkan Lee J. Krajewski dan Larry P. Ritzman (2002; 6),

mengemukakan bahwa :

“ the term of operations management refers to the direction and

control of the processes that transform inputs into products and

services.”

Selain itu juga Jay Heizer dan Barry Render (2001; 2) mengemukakan

tentang manajemen operasional sebagai berikut :

“ manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat

barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran.”

Dari definisi-definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

manajemen produksi/operasional adalah proses pencapaian tujuan

organisasi melalui pengarahan dan pengendalian serangkaian kegiatan yang

menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki untuk merubah input

menjadi output, baik barang maupun jasa.

1.5.2 Efisiensi dan Efektivitas

1.5.2.1 Definisi Efisiensi dan Efektivitas

Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2003; 7)

menyebutkan definisi dari efektivitas sebagai berikut :

“ effectiveness is often describe as “doing the right things”- that is,

those work activities that will help the organization reach its goals.”

12
Sedangkan menurut Alvin A. Arrens dan James K. Loebbecke (2000; 798)

“ effectiveness refers to accomplishment of objectives, where as

efficiency refers to the resources used to archieve those objectives.”

Menurut Schermerhorn (2002; 13), apabila diterjemahkan,

mengemukakan pengertian tentang efektivitas dan hubungannya dengan

produktivitas. Satu dari beberapa indikator yang umum digunakan untuk

mengukur kinerja organisasi adalah produktivitas, yaitu pengukuran dari

kuantitas dan mutu performansi kerja berhubungan dengan penggunaan

sumber daya. Produktivitas dapat diukur berdasarkan individu ataupun

kelompok sama halnya terhadap semua tingkatan organisasi. Gambar 1.1

dibawah ini menghubungkan produktivitas dengan dua istilah yang umum

digunakan dalam manajemen yaitu efektivitas dan efisiensi.

Gambar 1.1
Produktivitas dan dimensinya dalam kinerja organisasi

Sumber : Schermerhorn (2002;13)

13
Performance effectiveness adalah pengukuran keluaran atau

pencapaian tujuan. Sebagai contoh, seseorang yang bekerja pada

departemen pabrikasi di perusahaan komputer, performance effectiveness

dapat berarti pekerja tersebut mampu memenuhi target produksi harian

dalam hal kuantitas dan mutu monitor yang dibuat. Dengan begitu maka

pekerja tersebut memungkinkan perusahaan secara keseluruhan

mempertahankan jadwal produksi dan memenuhi keinginan konsumen

untuk pengiriman tepat waktu dan mutu produk yang tinggi.

Performance efficiency adalah pengukuran biaya sumber daya yang

digunakan berhubungan dengan pencapaian tujuan. Biaya tenaga kerja

adalah perhitungan efisiensi yang umum digunakan. Termasuk juga

penggunaan peralatan, perawatan fasilitas, dan tingkat pengembalian

investasi. Jika menggunakan contoh perakitan komputer, produksi yang

paling efisien dicapai pada biaya bahan baku dan tenaga kerja yang

minimum dalam menghasilkan monitor.

Pencapaian suatu kumpulan hasil yang telah direncanakan merujuk

kepada efektivitas. Jadi pemakaian sumber daya disini tidak dipersoalkan.

Dengan kata lain, efektivitas berurusan dengan seberapa baik hasilnya

tercapai, dimana efektivitas merujuk pada ‘hasil guna’. Jadi efektivitas

merupakan ukuran yang menyatakan seberapa baik atau seberapa jauh

sasaran (kualitas, kwantitas dan waktu) telah tercapai. Nilai efektivitas

dicerminkan oleh perbandingan nilai output akhir dengan output yang

direncanakan. Makin besar prosentasi sasaran yang dicapai, makin tinggi

14
efektivitasnya. Konsep efektivitas yang tinggi belum tentu menunjukan

efisiensi yang tinggi pula. Suatu proses dikatakan lebih efektif bila dengan

masukan (input) yang sama diperoleh keluaran (output) yang lebih besar,

hasil yang lebih baik atau dalam waktu lebih singkat.

Efisiensi diartikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan

sebagai perhitungan rasio output dan atau input atau jumlah keluaran yang

dihasilkan dari suatu masukan yang digunakan.

Ada 3 faktor yang menyebabkan efisiensi yaitu :

1. Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih

besar.

2. Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama saat input belum

dikurangi.

3. Dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih

besar lagi.

Menurut Fareel efisiensi suatu perusahaan terdiri dari dua

komponen yaitu efisiensi teknik dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknik

merupakan hubungan operasional dalam aktivitas mengonversi input

menjadi output. Suatu perusahaan dikatakan efisien secara teknik apabila

mampu menghasilkan output maksimal dengan sumber daya (input) tertentu

atau menghasilkan output tertentu dengan sumber daya (input) minimal.

Sedangkan efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan perusahaan

15
menggunakan input yang proporsional dengan memperhatikan biaya atas

input dimana kombinasi input dengan biaya terendahlah yang dipilih.

Ada dua tipe efisiensi, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi.

Efisiensi ekonomi dilihat dari sudut pandang makro ekonomi, sedangkan

efisiensi teknis dilihat dari sudut pandang mikro ekonomi. Efisiensi teknis

pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dan output dalam suatu

proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien jika pada

penggunaan input sejumlah tertentu dapat dihasilkan output maksimal, atau

untuk menghasilkan sejumlah output tertentu digunakan input yang paling

dibanding dengan efisiensi teknik. Dalam efisiensi ekonomi perusahaan

harus memilih tingkatan input atau output dan kombinasinya untuk

mengoptimalkan tujuan ekonomi, biasanya dengan meminimalisasi biaya

atau memaksimalisasi keuntungan. Dalam penelitian ini konsep efisiensi

yang digunakan adalah efisiensi teknis.

1.5.2.2 Produktivitas dan Efisiensi

Berdasarkan Sumanth (1985), produktivitas dan profitabilitas

mempunyai pengertian yang hampir sama, yaitu besarnya nilai keluaran

dibandingkan terhadap besarnya nilai masukan. Perbedaannya adalah

bahwa pada profitabilitas, pengaruh eksternal yang berupa perubahan harga

satuan dan biaya satuan masih dimasukkan dalam perhitungan, sedangkan

pada produktivitas perubahan tersebut dikeluarkan dan tidak dimasukan

dalam perhitungan.

16
Produktivitas adalah kemampuan dalam memproduksikan barang

atau jasa secara efisien dan efektif. Naiknya produksi tidaklah selalu diikuti

oleh naiknya produktivitas, karena produksi sebagai aktivitas untuk

menghasilkan barang atau jasa memerlukan masukan yang berkenaan

dengan efisiensi penggunaan sumber-sumber dalam menghasilkan barang

atau jasa. Oleh karena itu bertambah besarnya produksi tidaklah selalu

berarti bahwa produktivitasnya naik. Pengertian Produktivitas dapat

dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :

• Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas yaitu rasio

daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan

peralatan produksi yang dipergunakan.

• Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik

daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

• Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga

faktor esensial yaitu investasi manajemen dan tenaga kerja.

Berdasarkan definisi produktivitas diatas, sistem produktivitas dapat

digambarkan dalam gambar berikut :

17
Gambar 1.2 Skema sistem produktivitas

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil

nyata maupun fisik (barang-barang ataupun jasa) dengan masukannya yang

sebenarnya. Kenaikan produksi tidaklah selalu diikuti oleh kenaikan

produktivitas dari suatu perusahaan. Produktivitas juga diartikan sebagai

tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa.

Produktivitas juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara totalitas

pengeluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama periode

tersebut. Dalam hal ini produktivitas dapat diartikan sebagai :

18
• Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

• Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang

dinyatakan dalam satuan (unit).

Menurut Sumanth produktivitas adalah rasio dari keluaran yang

dihasilkan untuk penggunaan diluar organisasi yang membolehkan berbagai

macam produk dibagi oleh sumber-sumber yang digunakan. Kemudian

semuanya dibagi dalam rasio yang sama dari periode dasar.

Oleh Ricard E. Kopelman mendefinisikan produktivitas adalah

sebagai rasio yang merefleksikan bagaimana cara memanfaatkan sumber

daya-sumber daya yang ada secara efisien untuk menghasilkan keluaran/

output. Jadi definisi produktivitas bukanlah hanya satu masalah teknis

maupun manajerial, akan tetapi merupakan suatu masalah yang berkenaan

dengan badan-badan pemerintahan, serikat buruh dan lembaga-lembaga

sosial lainnya yang semakin berbeda pula definisi produktivitasnya.

19

You might also like