Professional Documents
Culture Documents
Laporan Sohun Kelomok 5
Laporan Sohun Kelomok 5
Oleh:
Dehan Putri Rantidiny A1C018005
Nai Lathofah Pratiwi A1C018019
Budi Rafael A1C018067
Nur Auffary Al Fattah A1C018039
Ijiirpin A.Tio A1C018075
A. Latar Belakang
Istilah jamur sudah sering dibicarakan orang karena jamur banyak dijumpai
di lingkungan sekitar, misalnya jamur yang biasa dikonsumsi atau jamur edible
seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur tempe, dan jenis-jenis lainnya. Ada pula
jamur yang tidak dapat dikonsumsi atau jamur non edible, seperti jamur yang
(Pleurotus. sp) tergolong dalam jamur edible yang diketahui sangat enak
rasanya dan memiliki kandungan gizi yang tinggi antara lain protein, asam
lemak tidak jenuh vitamin dan mineral yang sangat berguna bagi kesehatan.
Amerika dan Eropa jamur tiram sering disebut Oyester mushroom. Dalam
budidaya jamur tiram atau jamur edibel yang lain, memerlukan beberapa
langkah persiapan antara lain menyiapkan lokasi yang tepat atau cocok untuk
tum buh yang steril dan sarana perawatan yang lain. Budidaya jamur tidak
jerami, serbuk gergaji, kertas dan bahan lain sebagai tambahan seperti
bekatul, kapur tohor, yang juga mudah didapatkan di lingkungan. Untuk budi
daya jamur tiram dan jamur lainnya diperlukan rumah jamur yang umumnya
menggunakan bahan baku utama bambu yang banyak juga banyak tumbuh di
kawasan Indonesia.
B. Tujuan
tiram putih.
Jamur Tiram.
I. TINJAUAN PUSTAKA
senyawa pati dari organisme yang lain. Jamur telah dikenal dan popular sebagai
bahan makanan lezat sejak abad XIV Masehi. Jamur dinilai mengandung
karohidrat, berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor, dan besi serta
vitamin B, B12 dan C. Kandungan protein (10,5-30,4%) yang terdapat pada jamur
lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain yang juga berasal dari
tanaman, yakni protein jamur dua kali lebih tinggi daripada asparagus dan
kentang, empat kali lebih tinggi daripada wortel dan tomat dan enam kali lebih
konsumen setiap hari. Padahal prospek pengusahaan jamur tiram putih cukup
cerah, karena pangsa pasar untuk ekspor maupun lokal terbuka lebar, asal kualitas
dan kuantitas produksi sesuai dengan persyaratan. Budidaya jamur tiram putih
tidak terlalu membutuhkan modal besar karena salah satu media tanamnya adalah
media serbuk kayu gergaji albasiah putih memberikan hasil lebih baik terhadap
kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih dibandingkan dengan media
serbuk kayu gergaji jati pada pembuatan bibit induk (Utama dkk, 2013).
II. METODOLOGI PENELITIAN
1. Baglog
2. Bibit jamur
3. Buku
4. Hand phone
5. Pulpen
B. Prosedur kerja
laporan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Profil
Jawa Tengah
Dalam budidaya jamur tiram diperlukan bahan dan sarana seperti bibit
jamur,media tanam, dan rumah jamur. Bibit jamur yang disiapkan mulai
adalah bibit induk turunan pertama (ke I), yang sangat mempengaruhi
kualitas bibit pada turunan beri kutnya. Penyediaan bibit jamur untuk
skala rumah tangga atau skala kecil dapat membeli, dan tidak perlu
bibit.
jamur. Pemilihan lokasi rumah jamur diupayakan yang memiliki suhu 30-
32ᵒC dekat dengan sumber air, dan sarana produksi yang lain. Ketinggian
yang dilapisi plastik. Besarnya rumah jamur ini tergantung pada jumlah
insektisida, ditunggu selama 1-2 hari, baru polybag yang sudah diinokulasi
dimasukkan kedalamnya.
Media tanam jamur menggunakan bahan dasar serbuk gergaji yang sudah
bekatul, TSP, dicampur dengan air secara merata hingga kadar air 60%
atau jika dikepal media tidak pecah. Setelah tercampur rata media
dimasukkan ke dalam plastik (polybag) berukuran 20x35 cm. Berat media
tanam 800-900 gram, ditutup dengan kapas dan diikat dengan cincin
plastik.
atmosfer, selama 5-6 jam); jika dikukus dengan suhu 95-100ᵒC selama
12 jam.
e. Inokulasi Bibit
tanam yang sudah dingin. Sebagai Alternatif Usaha bagi Masyarakat Bibit
f. Inkubasi
Inkubasi polybag yang sudah berisi bibit, membutuhkan suhu ruang dan
penataan polybag yang baik pada rak dalam rumah jamur. Suhu inkubasi
kurang lebih antara 22-28ᵒC dan pengisian rak secara horizontal dan
kelembaban kurang lebih 65% dengan cara menyemprot media dan selama
1-7 hari akan tumbuh tubuh buah (tunas) dari mulut polybag.
h. Pemeliharaan
rusak.
i. Pemanenan
dipanen. Jamur tiram siap dipetik ketika telah berusia 2 hari sejak tumbuh
Industri yang kami datangi berupa home industry yang terletak di daerah
modern. Teknologi yang digunakan berupa alat yang dikenal dengan Autoklaf.
Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan isolasi media
tanam. Autoklaf juga biasanya terbuat dari bahan logam atau baja yang mampu
dilakukan pada suhu 121 dengan tekanan 1,5 kg/cm kuadrat selama 15—20
inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Cara kerja mesin ini yaitu sebelum
melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang
dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
Masukkan peralatan dan bahan. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan
baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep
timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC. Tunggu samapai air
dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan
mencapai 2 atm. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan
Terdapat kelebihan dan kekurangan yang ada pada teknologi industri yang kami
kunjungi. Kelebihan itu diantaranya waktu proses sterilisasi lebih cepat karena
menggunakan uap panas dan tekanan, dapat digunakan untuk sterilisasi hampir
semua alat, termasuk alat ukur, dan ada tetesan uap air pada alat dan bahan yang
dan temperatur yang ditingkatkan, uap air yang menetes dapat merusak media-
media tertentu, terdapatnya tetesan uap air yang mengenai alat dan bahan yang
disterilisasi.
plastik baglog, cincin paralon, tali plastik, kapas, plastik penutup baglog,
secara merata, setelah itu ditambahkan air bersih, diaduk kembali hingga
media, tidak terlalu basah (tandanya air merembes), tidak pula kurang
(tandanya dapat dilihat bila digenggam kemudian dilepas gumpalan media
langsung "pecah")
media tersebut. Dibiarkan aja sebenarnya bisa (48 jam maks) namun untuk
larutan EM4 murni (tanpa diencerkan) ke dalam air sebelum media diaduk
(langkah 3).
tebal, dipadatkan dengan botol atau kayu tumpul, diikat erat dengan tali
plastik.
dimodifikasi selama 8 jam. Lebih bagus lagi dengan alat sterilizer yang
satu malam.
bersih dan tertutup. Setelah bibit diinokulasi kira-kira satu sendok makan
penuh untuk 1,5 kg media, ujung baglog dipasang cincin paralon (pvc)
inkubasi. Setiap pagi dan sore sebaiknya disemprotkan air bersih ke dalam
11. Pemanenan Jamur, setelah satu minggu (paling lambat dua minggu) media
sudah ditumbuhi jamur tiram. Pemanenan kedua (bisa sampai empat kali
panen) pada media yang sama biasanya lebih cepat. Indikator media yang
udara terbuka yang bersih biasanya 3-5 hari, tanpa vacuum 2-3 hari, di
hingga tiga minggu. Tanda-tanda jamur yang tidak segar lagi, terlihat layu,
Inovasi yang akan kami lakukan adalah salah satunya membuat variasi
Tidak ada kendala pada saat melakukan praktikum atau kunjungan, berarti
Bandung.
Lampiran