You are on page 1of 20

2

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


MODUL III
MENGUKUR TINGGI BENDA DENGAN SUDUT ELEVASI

Nama Instruktur : Rendiyatna Ferdian S.T.


Nama Asisten : Novita Yanti Nababan

Oleh:
Deryl Baharudin S. (0517104080)
Esra Muhammad F. (0517104018)
Fahmi Rahmat (0517103009)
Tita wulansari (0517104016)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2017

2
DAFTAR ISI

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengamatan Mata ................................................................................................ 10


Gambar 2. 2 Keterangan Objek ............................................................................................... 10

2
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Hasil Pengukuran .......................................................................................... 16

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisika Dasar dengan judul
“MENGUKUR TINGGI BENDA DENGAN SUDUT ELEVASI”. Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum fisika dasar.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dosen dan Asisten Dosen
Fisika dan pihak-pihak lain yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya
kepada kami, sehingga tugas penulisan laporan ini dapat kami selesaikan.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik serta
saran yang membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan bagi
kami sendiri.

Bandung, Desember 2017

Penyusun

2
Rendiyatna 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika kita berjalan-jalan disebuah pusat perkotaan maka akan kita
temukan banyak sekali gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi.
Kita pasti merasa penasaran bagaimana cara mengukut ketinggian gedung
tersebut, haruskah kita memanjat atap gedung tersebut kemudian menjatuhkan
meteran untuk mengukurnya? tentu saja tidak efisien bukan, maka kita dapat
mengukur ketinggian gedung tersebut dengan mendalami ilmu matematika
trigonometri dan sudut elevasi.
Trigonometri adalah salah satu cabang matematika yang sangat penting,
karena banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam
menghitung tinggi gedung-gedung yang menjulang tinggi yang tidak mungkin
dihitung secara sederhana , mengukur jarak terjauh dan tinggi maksimum yang
dapat suatu benda capai adalah bentuk aplikasi dari sudut elevasi.
Sudut elevasi adalah sebuah sudut yang berada di antara garis horizontal
dan sebuah garis miring yang mewakili arah pandangan mata, atau ada juga yang
mengatakan bahwa sudut elevasi atau disebut juga dengan sudut kemiringan
adalah sudut yang dibentuk oleh bidang horizontal dengan pandangan pengamat
mengarah ke arah atas yang tertuju pada suatu objek.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
1. Aplikasi penerapan sudut elevasi dan trigonometri
2. Mengukur ketinggian benda tanpa harus dipanjat
3. Hubungan gravitasi dan ketinggian benda

Rendiyatna 8
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Gravitasi


Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara
semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi matahari
mengakibatkan benda-benda langit berada pada orbit masing-masing dalam
mengitari matahari. Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat
besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda
di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya
gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa,
seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelitbuatan
manusia.
Hukum gravitasi diperkenalkan oleh seorang ahli fisika dan
matematikawan asal Inggris bernama Isaac Newton (1642-1727). Pada
sejarahnya, Newton menemukan hukum ini ketika dia memperhatikan peristiwa
apel jatuh. Ketika itu dia berpikir ada suatu gaya belum diketahui yang
menyebabkan benda yang awalnya diam menjadi bergerak. Newton juga
menyadari bahwa gaya itu juga yang menyebabkan bulan selalu berada didekat
bumi dan tetap dalam lintasan orbit yang mengelilingi bumi. Newton menyebut
gaya tersebut sebagai gaya ‘gravitasi’ dan menetapkan bahwa gaya ini pasti ada
diantara semua benda.
Pada sejarahnya, sebenarnya hukum gravitasi sudah pernah dipikirkan oleh
orang-orang pada zaman Yunani kuno dulu. Persoalan yang menjadi dasar
pemikiran mereka tentang fenomena gravitasi yaitu, pertama, mengapa benda-
benda selalu jatuh ke permukaan tanah dan yang kedua tentang pergerakan
planet-planet. Ini juga merupakan pemikiran dasar Newton tentang gravitasi.
Namun, yang membedakan antar keduanya adalah orang-orang Yunani pada
waktu itu menganggap antara peristiwa benda yang jatuh dengan pergerakan
planet merupakan dua hal yang berbeda. Sedangkan Newton memandang kedua
peristiwa tersebut disebabkan oleh satu hal saja dan diikat oleh hukum yang sama
yakni gaya gravitasi.
Gaya gravitasi adalah gaya tarik menarik antar dua benda yang memiliki
massa. Gravitasi matahari menyebabkan benda-benda disekitar matahari beredar
mengelilinginya. Begitu juga dengan gravitasi bumi yang menarik benda
disekitarnya baik itu didalam atau diluar angkasa (bulan, meteor, satelit dan
sebagainya) asalkan benda tersebut memiliki massa.
Hukum gravitasi universal menyatakan bahwa setiap massa benda menarik
massa benda lainnya dengan gaya yang menghubungkan kedua benda. Besar
gaya ini yaitu berbanding lurus dengan perkalian kedua massa dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa benda tersebut.

2
2.2 Pengertian Sudut Elevasi
Trigonometri adalah salah satu cabang matematika yang sangat penting,
karena banyak digunakan dalam kehidupan, misalnya dalam menghitung tinggi
gedung-gedung yang menjulang tinggi yang tidak mungkin dihitung secara
sederhana mengukur jarak terjauh dan tinggi maksimum yang dapat suatu benda
capai adalah bentuk aplikasi dari sudut elevasi. Sudut elevasi atau disebut juga
dengan sudut kemiringan adalah sudut yang dibentuk oleh bidang horizontal
dengan pandangan pengamat mengarah ke arah atas yang tertuju pada suatu
objek.

Gambar 2.1 Pengamatan Mata


(Sumber:http://www.marthamatika.com)

2.3 Menghitung Sudut Elevasi


Untuk dapat menghitung sudut elevasi kita dapat menggunakan rumus
seperti cara perhitungan dibawah ini,

Gambar 2. 2 Keterangan Objek

Gambar 2.2 Keterangan Objek


(Sumber:http://www.marthamatika.com)

Untuk mendapatkan nilai EG, EG = AF + DE. Jadi, didapat nilai EG


EG = AF + AD tan α

𝑫𝑬
𝐭𝐚𝐧 𝛂 = 𝑨𝑫 ⇒ 𝑫𝑬 = 𝐀𝐃 𝐭𝐚𝐧 𝛂

Rendiyatna 10
2
Jika yang diketahui adalah sisi AE, maka dapat menggunakan cos α.
𝐀𝐃
𝐜𝐨𝐬 𝛂 = ⇒ AD= 𝑨𝑬 𝐜𝐨𝐬 𝛂
𝐀𝐄

Untuk mengetahui tinggi objek (DE), maka dapat menggunakan dalil


Phytagoras :

𝐷𝐸 = √𝐴𝐸 𝟐 − 𝐴𝐷𝟐

2.4 Klinometer Sudut Elevasi


Klinometer sudut elevasi adalah alat yang dipakai untuk mengukur sudut
elevasi (sudut tegak) atau alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara
garis datar dan sebuah garis lurus. Klinometer jenis ini dapat juga digunakan
untuk mengukur tinggi benda dengan memanfaatkan perbandingan trigonometri.

Gambar 2.4. Klinometer Gambar 2.3 Busur


(Sumber:http://www.marthamatika.com)
Gambar 2.2 Klinometer
(Sumber:http://www.marthamatika.com)

2.5 Pemanfaatan Sudut Elevasi dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Pengukuran tinggi suatu benda
Sudut elevasi dapat digunakan untuk mengukur tinggi benda,
misalnya mengukur tinggi menara. Tentu saja sangat sulit jika harus
mengukur tinggi menara secara langsung. Jadi dengan menggunakan
pengaplikasian sudut elevasi ini dapat mempermudah mengukur tinggi
menara tersebut. Dengan cara rumus tangen sudut elevasi dengan
perbandingan antara tinggi menara dan jarak menara dengan pengamat.
Sudut elevasi tidak terpengaruh oleh arah hadap mata angin atau azimuth.
Jadi kemana saja arah azimuthnya, maka sudut elevasi tetap dihitung
berdasarkan garis horisontal.
2. Mengukur kemiringan lereng gunung
Dengan konsep yang sama sudut elevasi juga dapat mengukur
kemiringan lereng gunung, untuk mengetahui kemiringan gunung tersebut.
Hal ini sangat berguna bagi data daerah setempat, ataupun untuk data
nasional yang nantinya akan sangat dimanfaatkan untuk segala macam
kepentingan.

Rendiyatna 12
3. Analisa dan Pertimbangan Untuk Tower Sitting Radar Cuaca
Dalam merancang dan menentukan tower antena radar
(antenna sitting) perlu dipertimbangkan hal-hal seperti berikut:
- Ketinggian dan Jarak static-obstacle terhadap tower
- Efek goncangan tower akibat tekanan angin dan gempa
- Memperkecil kemungkinan radiasi ke permukaan tanah yang berdekatan
dengan tower
- Faktor keselamatan teknisi ( hal utama yang paling sering diabaikan )

4. Startegi dalam menendang bola


Dalam permainan bola pun sudut elevasi sangat dipertimbangkan
dalam menembak/menendang bola agar tendangan bola tepat sasaran,
mencapai jarak dan tinggi maksiamal. Untuk mendapatkan itu digunakan
perhitungan fisika dengan sudut elevasi sebesar 45°.

2.6 Trigonometri
Dalam mempelajari fungsi trigonometri sering banyak yang merasa
kesulitan, padahal jika kita mengetahui konsep dasarnya itu tidak akan terjadi.
Bentuk soal seperti apapun kita akan dapat kerjakan yang penting kita
mengetahui konsep dasarnya. Dan rumus matematika kali ini memberikan
paparan lengkap mengenai fungsi trigonometri.
Pengertian dan definisi trigonometri adalah bagian dari ilmu matematika
yang mempelajari tentang hubungan antara sisi dan sudut suatu segitiga serta
fungsi dasar yang muncul dari relasi tersebut. Trigonometri merupakan nilai
perbandingan yang didefinisikan pada koordinat kartesius atau segitiga siku-siku.
Bagi para siswa, trigonometri identik dengan fungsi trigonometri yang meliputi
sinus (sin), cosinus (cos), tangen (tan), cosecan (cosec), secan (sec), dan
cotangen (cotan) yang kesemuanya merupakan cara untuk menentukan suatu sisi
sebuah segitiga atau sudut yang terbentuk dari dua buah sisi dalam sebuah
segitiga.
Trigonometri merupakan ilmu matematika yang sangat penting dalam
kehidupan. Aplikasi ilmu trigonometri dalam kehidupan mencangkup segala
bidang seperti astronomi, geografi, teori musik, elektronik, ekonomi, medical,
teknik, dan masih banyak lagi. Dengan trigonometri kita bisa mengukur jarak
suatu bintang diangkasa tanpa harus pergi kesana. Dengan trigonometri kita bisa
mengukur sudut ketinggian tebing tanpa harus memanjatnya. Bisa mengukur
lebar suatu sungai tanpa harus menyeberanginya. Itulah manfaat dari
mempelajari trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. Hal pertama yang perlu
dimengerti dalam memahami konsep dasar trigonometri adalah mengetahui,
mengerti dan memahami bentuk dan rumus-rumus sebuah segitiga, terutama
segitiga siku-siku. Pada dasarnya sebuah segitiga selalu terdiri dari 3 sisi,
yaitu sisi miring, sisi samping, dan sisi depan. Dan tiga buah sudut yaitu sudut
tegak.
Jika trigonometri didefinisikan dalam segitiga siku-siku a b c, maka
definisinya adalah sebagai berikut:

Rendiyatna 13
Gambar 2.5 Persamaan Trigonometri
(Sumber:http://www.marthamatika.com)

Gambar 2.6 Nilai Sudut Trigonometri


(Sumber:http://www.marthamatika.com)

Rendiyatna 14
2
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data


Hari/Tanggal : Sabtu, 02 September 2017
Lokasi : Masjid Al-Mamur
Alat Ukur : 1. Stopwatch
2. Koin
3. Busur
4. Kamera
3.2 Pengolahan data

Gambar 3.1.1 Pengukuran Tinggi Bangunan


(Sumber: Pengumpulan Data)
Tabel 3.1 Data Hasil Pengukuran
Sudut 23,4°

Jarak Pengukuran 6,6 m

Waktu Pelemparan Benda 65 s

(Sumber: Pengumpulan Data)

3.2 PENGOLAHAN DATA


Berikut adalah hasil perhitungan dari data yang didapat saat praktikum menurut
sudut elevasi:
𝑥
tan 20,34° = 6,6 𝑚

2
𝑥
0,3707 = 6,6 𝑚
x = 6,6 x 0,3707
x = 2,44662 m
h = x + tinggi pengamat
= 2.45 + 1.60
= 4.01 m
Jadi tinggi gedung tersebut adalah 4,01 meter

Gambar 3.1.1 Pengukuran Tinggi Bangunan


(Sumber: Pengumpulan Data)

Hasil perhitungan berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas, sebagai berikut :


1
h = 2g𝑡 2
1
= 2 (9,8) (0,92)2
h = 4,9 x 0,8464
h = 4,14736 m

h = 4,15 m

Jadi hasil yang didapat berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas adalah 4,15
meter. Terdapat selisih dari hasil yang didapat dari persamaan pertama dan kedua
yaitu sebesar 0,14 m.

2
BAB IV
ANALISIS
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapat hasil perhitungan tinggi bangunan
menurut sudut elevasi dan menurut gerak jatuh bebas:
Tabel 4.1 Tinggi Bangunan
Sudut Elevasi 4,33 m
Gerak Jatuh Bebas 4,14 m
(Sumber: Pengumpulan Data)

Hasil praktikum menunjukan bahwa tinggi yang didapatkan dengan pengukuran


sudut elevasi dan gerak jatuh memiliki perbedaan sekitar :
Selisih tinggi = 4.33 m – 4.14 m
= 0.19 m
Perbedaan tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Pengukuran sudut elevasi yang tidak akurat. Faktor ini dapat dipengaruhi oleh
kesalahan alat ukur, toleransi alat ukur yang tinggi, dan kasalahan dalam
pengukuran sudut (kesalahan posisi mata ataupun ketidakterampilan dalam
menggunakan busur derajat).
2. Pengukuran waktu jatuh benda yang tidak akurat. Faktor ini dapat dipengaruhi
oleh kesalahan alat ukur misal stopwatch yang tidak terkalibrasi. Tetapi alat
yang digunakan untuk mengukur adalah stopwatch dari smartphone sehingga
dianggap stopwatch telah terkalibrasi, sehingga faktor kesalahan ini dapat
diabaikan, kemudian faktor ini dipengaruhi oleh ketidaktepatan dalam
penekanan tombol mulai stopwatch saat benda dijatuhkan, dan yang terakhir
karena ketidaktepatan penekanan tombol stop saat benda tepat jatuh ke tanah.
3. Aproksimasi jarak pengamat dan gedung tersebut jauh dari nilai sebenarnya
sehingga mengakibatkan tingginya kesalahan dalam perhitungan trigonometri
nya.

2
BAB V
KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
1. Tinggi bangunan Mesjid Al-Ma’mur dengan menggunakan sudut elevasi
adalah 4,01 meter sedangkan jika menggunakan perhitungan persamaan gerak
jatuh bebas adalah 4,15 m.
2. Selisih hasil yang didapat antara sudut elevasi dengan persamaan gerak jatuh
bebas selisihnya adalah 0,14m atau 14 cm.
3. Praktikan memahami perhitungan tinggi gedung dengan persamaan gerak
jatuh bebas dan aplikasi dari sudut elevasi.

5.2 SARAN
Dalam melakukan praktikum ini diharapkan praktikan memperhatikan dalam
pengukuran waktu jatuh benda agar seteliti dan akurat mungkin, kemudian dalam
pengukuran sudut agar perhitungan matematis perhitungan tersebut semakin
mendekati nilai sebenarnya.

2
DAFTAR PUSTAKA
Yunanda, Martha , 2013 “ pengertian dan perbedaan sudut elevasi “
http://www.marthamatika.com/2017/03/pengertian-dan-perbedaan-sudut-elevasi.html

You might also like