You are on page 1of 6

Rawat Keabadian

Besama sahabatmu
:alam kini
serpihan pantunmu kembali menyapa
tawa tanpa rasa
tawa tangis meringis
seerat kenangan-kenangan yang membuat kau ada.

Bersama bisu di bangku-bangku yang ditinggalkan


Aku yang tak menemukan semburan makna
Satu dua puisi Nietzsche
dia sudah tak ada.
Tuhan ada
entah rahmat atau hikmah.

Kurawati keabadianmu
setelah kepergian merobek diri
aku mabuk di jalanmu.

2010
Kelam Di Pusat Rindu

Malam mengajariku
bertemu kau dipusat kelam.

Bulan menjelma
matamu yang muram.

Rinduku bermuara di laut mati


Ombakku menepi tak bertemu arti

Ku telusuri tapakmu
dalam jejak pasir basah.

Ku temukan
isyarat rona malam tanpa kata
percakapan yang tertinggal di cermin malam

Ah, taukah kau,


hingga malam berhenti
besama sunyi
namamu
merasuki mimpi
menyisakan getar-getar
kehampaan.

2010
Puisi
Cerita kebun kakek
Karya Wulan Widari
Engkau telah hatamkan lembaran dongeng kita

Kikuk bila kita menasbihkan peristiwa meski dilembar yang sama

Diam-diam ku kagumi keluasan hatimu

Bumimu hanya kampung kumuh

Namun, terang obor lantunan suci

Kebunmu hanya rambutan nona yang masam

Namun, diliputi rindang jati

Kakek, gubug kita, kambing, jagung itu merindukanmu.

Cicitmu kelak bahkan tak tahu gandaria dan loba lobi

Kakek menemani nenek abadi di kebun-Nya.

12.02.2015
Menggengam Diriku

Ku genggami hujan di bulan ini

Purnama telah menanti

Kilaunya biru

Penuh haru

Jika matahari menahanku terlalu lama di sini

Jika kau iri karena yang lain sibuk sendiri

Ketuklah langit sambil menandakan jiwamu

Aku belum sampai

Aku ingin sampai segera

Lalu kita bicang kisah yang lalu lalu itu

menjadi kisah yang tak lagi pilu

Aku ingin, betapupun kita inginya begitu

Namun, lihatlah langit masih sayu

Juli 2015
Percaya
Dari selaksa senyum yang tertinggal
Alunan ayat-Mu memanggil
dan lelaki gila yang masih juga bicara lesung pipi
Siapa yang mesti ku sapa?

Dari kumpulan teori yang mesti ku baca


Kepada yang tersunyi ku percaya
sejati itu ada.

2010
Biodata

Wulan Widari Endah, menggunakan nama pena Wulan Endah


ketika menulis puisi dan cerpen. Lahir di Rangkasbitung-
Lebak, 20 September 1989. Puisinya terangkum dalam
antologi “Berjalan ke Utara” (ASAS UPI: 2010). Puisi, esai,
dan cerpen tersebar di berbagai media lokal di Banten,
Mahasiswa semester akhir Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa-Serang-Banten. Aktif di Kubah Budaya (Komunitas
untuk perubahan budaya). Tinggal di Cilegon-Banten. Surel
(surat elektronik): wendah18@yahoo.co.id
Mengikuti Writing Camp tahun 2010 kalau tidak salah, di Eko
Village-Serang
Setelah lulus dari Untirta, menjadi pendidik di MTs Al-Inayah
Jerang Ilir Cibeber.

You might also like