You are on page 1of 2

Berdasarkan morfologi dari fosil rahang bawah dan gigi geraham bawah yang ditemukan, karakteristik

manusia purba Mata Menge lebih menunjukkan kemiripan dengan morfologi gigi geraham Homo
erectus dengan versi yang lebih kecil. Rahang itu cenderung tipis dan vertikal dan tidak memiliki celah
seperti yang biasa dijumpai pada spesies manusia purba lain, Australopithecus. (geomagz)

Berdasarkan karakter spesifik pecahan rahang bawahnya, manusia purba dari Mata Menge lebih
memiliki karakteristik genus Homo daripada genus Australopithecus. Apabila dilihat secara lateral,
rahangnya memiliki ukuran yang lebih kecil dan tipis dibandingkan dengan Homo floresiensis dari Liang
Bua. Secara umum, fosil-fosil gigi manusia purba yang ditemukan di Mata Menge memiliki kemiripan
spesifik dengan Homo habilis, Homo erectus dan Homo floresiensis. Fitur dari gigi seri dan premolar
menunjukkan ciri-ciri yang memiliki kesamaan dengan morfologi gigi pada Homo habilis fase lanjut
(geomagz).

Dua fosil gigi taring yang ditemukan menunjukkan ukuran yang lebih kecil dari Homo sapiens, Homo
erectus dan Australopithecus. Adapun fosil gigi geraham SOA-MM1, yaitu fosil manusia purba yang
pertama kali ditemukan di Mata Menge ini, memiliki kemiripan karakteristik yang kuat dengan fosil-fosil
gigi geraham dari Homo erectus yang ditemukan di Jawa (Ngandong, Sambungmacan dan Ngawi).
Tetapi, ciri-ciri dari fosil gigi geraham ini juga memiliki kemiripan dengan fosil gigi geraham dari Homo
floresiensis. (geomagz)

Selanjutnya, hasil temuan yang dimuat dalam Nature ini menunjukkan besarnya kemungkinan terjadinya
pembalikan dalam evolusi manusia, di mana tubuh manusia termasuk otaknya, mengalami pengerdilan.
Proses pengerdilan itu kemungkinan disebabkan karena manusia purba itu terdampar ke pulau dengan
ekosistem sederhana dan sedikit predator, sehingga mungkin mereka tidak memerlukan ukuran otak
yang besar. (geomagz)

Dengan kata lain, fitur kekerdilan yang dimilikinya merupakan akibat dari efek Island dwarfism. Efek ini
adalah proses adaptasi organisme yang terdapat di suatu ekosistem pulau yang mengalami kekurangan
sumber makanan sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan ukuran tubuh secara ekstrem pada
suatu golongan organisme. (geomagz)

You might also like