Professional Documents
Culture Documents
Kel 7 Strategi-1
Kel 7 Strategi-1
MAKALAH
Disusun oleh
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif................................................3
2.2 Konsep Pembelajaran Kooperatif...................................................................3
2.3 Karakteristik dan Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif.............4
2.4 Prosedur Pembelajaran Kooperatif.................................................................7
2.5 Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif………………………………………9
2.6 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif…………24
BAB III PENUTUP...............................................................................................28
3.1 Kesimpulan...................................................................................................28
3.2 Saran.............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan peradaban kehidupan manusia secara perspektif menuntut
kecaapan hidup sebagaimana tren kebutuhan dalam era kehidupan global saat ini.
Interaksi kehidupan manusia terjadi secara global, memungkinkan terjadinya
banyak benturan baik yang bersifat budaya maupun kepribadian. Budaya dan
kepribadian manusia sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh keyakinan dan
tingkat pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan. Dengan demikian,
anak sepatuhnya mendapatkan pendidikan tentang budaya kehidupan global
dengan bekal kemampuan interaksi dan kolaborasi yang baik.
Fenomena yang muncul dalam sistem persekolahan yang ada sekarang ini
cenderung memperlakukan siswa secara kurang adil dan kurang humanistis. Siswa
pandai diberi label unggul dengan segala fasilitas yang diberikannya, sementara
siswa yang di kelas tak unggul memperoleh label kurang dan predikat negatif
yang lain. Siswa pada kelompok unggul berkompetisi secara keras dan cenderung
individualistik. Sementara siswa di kelas tidak unggul merasa tidak mampu, dan
frustasi. Selain itu salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran.
1
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dikelas adalah
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan melalui
riset ilmiah diberbagai Negara di dunia. Sehingga sistematiknya dapat diterapkan
disemua mata pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
2
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran.
3
dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam hal ini
siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kelompok dan saling membantu
dalam memahami bahan pembelajaran. Tiap-tiap anggota kelompok memiliki
tanggung jawab terhadap keberhasilan diri dan anggota kelompok masing-masing.
4
tiap kelompok bersifat heterogen agar dapat saling memberikan
pengalaman, saling menerima dan memberi. Untuk itulah, criteria
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
b) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai empat fungsi pokok yaitu, fungsi
perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan fungsi kontrol.
c) Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh
keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu prinsip bekerja sama
perlu ditentukan dalam proses pembelajaran kooperatif.
d) Keterampilan bekerjasama
Kemauan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikan
melalui aktibitAs dan kegiatan yang tergambarkan dalam
ketrampilan bekerjasama. Dengan demikian, siswa perlu didorong
untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan
anggota lain. Sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide,
mengemukakan pendapat dan member kontribusi kepada
keberhasian kelompok.
b. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti
dijelaskan dibawah ini :
5
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan
yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi
tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada
setiap anggota kelompok untuk bekerja sama.
4. Partisipasi dan komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai
bekal mereka dikehidupan masyarakat kelak. Oleh karena itu,
sebelum melakukan pembelajaran guru perlu membekali siswa
dengan kemampuan berkomunikasi.
2.4 Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sanjaya (2006:246) Prosedur pembelajaran kooperatif terdiri atas
empat tahapan yaitu :
1. Menjelaskan materi
Tahap ini dimulai dengan penyampaian pokok-pokok materi
pembelajarran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama
dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi
pembelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang
materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan
memperdalam materi dalam pembelaran kelompok.
2. Belajar dalam kelompok
Siswa diminta untuk belajar pada kelompok belajarnya masing-
masing. Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat
heterogen yang didasarkan atas perbedaan akademik dan sebagainya.
3. Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes
atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individu maupun secara
kelompok.
4. Pengakuan tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan
atau hadiah.
6
Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya mengikuti langkah-
langkah atau prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat efektif meningkatkan kemampuan
belajar dan hasil belajar siswa.
7
a. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap
kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-
beda baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta jika
mungkin anggota berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi
tetap mengutamakan kesetaraan jender. Kelompok ini disebut
kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan
dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe
Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian
materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi
pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang
disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG).
Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi
pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana
menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal.
Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok jigsaw (gigi
gergaji).
8
diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan
persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
c. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
d. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
e. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian
materi pembelajaran.
f. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan tipe Jigsaw untuk belajar
materi baru, perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang
runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
9
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions).
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan untuk
mendukung dan memotivasi siswa mempelajari materi secara
berkelompok. Tipe STAD dikembangkan oleh Slavin (1995) dan
merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya
aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajaran kooperatif tipe
STAD, melalui lima tahapan, lebih jelasnya tahap-tahap pelaksanaan
pembelajaran tersebut adalah:
10
guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap
kelompok.
c. Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual, mengenai materi
yang telah dibahas. Skor perolehan individu ini didata dan diarsipkan,
yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok dan
tes dilaksanakan secara tertulis melalui tatap muka di kelas.
d. Tahap perhitungan skor perkembangan individu, dihitung berdasarkan
pada skor tes awal. Berdasarkan skor tes awal setiap siswa memiliki
kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan yang sama
untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya
berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Penghitungan perkembangan
skor individu dimaksud agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi
terbaik sesuai dengan kemampuanya.
11
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization atau
Team Accelerated Instruction).
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin.
Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa secara individual.
Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan
untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap
siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah
dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-
kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota
kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai
berikut:
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5
siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang,
dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok terdiri dari ras, budaya,
suku yang berbeda tetapi tetap mengutamakan kesetaraan jender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.
Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa
jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,
dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan
nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini).
12
Dikemukakan oleh Frank Lyman (1985). Model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa
metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting
kelompok kelas secara keseluruhan. Think-Pair-Share memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu
yang lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu
satu sama lain. Dari cara seperti ini diharapkan siswa mampu bekerja
sama, saling membutuhkan, dan saling tergantung pada kelompok-
kelompok kecil secara kooperatif.
Langkah-langkah pelaksanaan antara lain:
a. Guru menyampaikan inti materi atau komptensi yang ingin dicapai.
b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang
disampaikan guru.
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok dua
orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan
hasil diskusinya.
e. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkap
siswa.
f. Guru memberikan kesimpulan.
g. Penutup.
13
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang/
mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep
atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan.
14
Tipe CIRC dalam model pembelajaran kooperatif merupakan tipe
pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan peserta didik,
dan dalam proses pembelajarannya bertujuan membangun kemampuan
peserta didik untuk membaca dan menyusun rangkuman berdasarkan
materi yang dibacanya.
15
d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam
bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam
bahasa latin (ilmiah).
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan
mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok.
i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap
materi pelajaran.
16
PBL (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan
pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata. Sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
16. Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray ( dua tinggal-dua
tamu).
Model ini diajukan oleh Spencer Kagan (1992), dimana dalam
model ini memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lainnya.
Langkah-langkah pelaksanaan:
a. Siswa bekerjasama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.
b. setelah selesai maka dua orang dari masing-masing kelompok menjadi
tamu kelompok yang lain.
c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok membagikan hasil kerja dan
informasi kepada tamu.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan hasil temuan mereka dan kelompok lainnya.
e. Kelompok mencocokkan dan membahasa hasil kerja mereka.
17
e. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagi
informasi dan seterusnya.
18
peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan
memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau
grafik sehingga lebih mudah memahaminya.
Mind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi
membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum.
Caranya, mengga- bungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan
mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%. Peta
pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang
terdapat di dalam diri seseorang.
19
diwawancarai dan sebaliknya orang yang tadi mewawancarai menjadi
orang yang diwawancarai. Setelah semua pasangan telah bertukar
peran, selanjutnya setiap pasangan dapat membagikan atau
mempresentasikan hasil wawancara mereka kepada seluruh kelas
secara bergiliran. Tipe model pembelajaran kooperatif ini (three-step
interview) ini efektif untuk mengajarkan siswa problem solving
(pemecahan masalah).
20
1. Keunggulan
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi
pembelajaran di antaranya:
a. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa
lain.
b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan
prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif
dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu,
dan sikap positif terhadap sekolah.
f. Melalaui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa
dapat berparktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab
kelompoknya.
g. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi
dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi
dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang.
2. Kelemahan
Disamping keunggulan, SPK juga memiliki kelemahan, diantranya:
a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.
Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa
21
dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk
siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, meraka akan
merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklm
kerja sama dalam kelompok.
b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh
karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan
dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang
demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah
dicapai oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya
hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu
siswa.
d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal
ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-
kali penerapan strategi ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh
karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama,
siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.
Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan
yang mudah.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompoknya.
1. Konsep Strategi pembelajaran kooperatif
Menurut Lie (2002:12) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Dalam
sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Selain unggul dalam mebantu
siswa untuk memahami konsep-konsep sulit, pemebalajaran kooperatif
sangat berguna untuk membantu siswa untuk menumbuhkan kemampuan
kerjasama.
2. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
a. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
1) Adanya peserta dalam kelompok
2) Adanya aturan kelompok
3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok
4) Adanya tujuan yang harus dicapai
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
1) Prinsip ketergantungan positif
2) Tanggung jawab perseorangan
3) Interaksi tatap muka
23
4) Partisipasi dan komunikasi
3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
a. Menjelaskan materi
b. Belajar dalam kelompok
c. Penilaian
d. Pengakuan tim
4. Tipe-Tipe pembelajaran kooperatif
a. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
b. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together)
c. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions)
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization
atau Team Accelerated Instruction)
e. Model Pembelajaran Kooperatif: Think-Pair-Share
f. Model Pembelajaran Kooperatif : Picture and Picture
g. Model Pembelajaran Kooperatif : Problem Posing
h. Model Pembelajaran Kooperatif : Problem Solving
i. Model Pembelajaran Kooperatif : Team Games Tournament (TGT)
j. Model Pembelajaran Kooperatif : Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
k. Model Pembelajaran Kooperatif : Learning Cycle (Daur Belajar)
l. Model Pembelajaran Kooperatif : Cooperative Script (CS)
m. Model pembelajaran kooperatif make a match (mencari pasangan)
n. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
o. Model pembelajaran kooperatif PBL (Problem Base Learning)
p. Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray ( dua tinggal-dua
tamu)
q. Model pembelajaran kooperatif inside Outside Circle (IOC)
r. Model pembelajaran kooperatif Snowball throwing
s. Role Playing
t. Mind Mapping (Peta pikiran)
u. Group to arround (keliling kelompok)
v. The Williams
w. Three-Step Interview (Wawancara Tiga Langkah)
x. Student Team Learning (STL - Kelompok Belajar Siswa)
5. Keunggulan dan Kelemahan SPK
Keunggulan :
a) Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa
lain.
24
b) SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
c) SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
d) SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
e) SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal
yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-
manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
f) Melalaui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
Siswa dapat berparktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab
kelompoknya.
g) SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi
dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi
dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang.
Kelemahan :
a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh
waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara
otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative
learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan,
contohnya, meraka akan merasa terhambat oleh siswa yang
dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan
semacam ini dapat mengganggu iklm kerja sama dalam kelompok.
b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.
Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka
25
dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi
cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan
dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi
setiap individu siswa.
d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan
hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau
sekali-kali penerapan strategi ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual.
Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja
sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun
kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK
memang bukan pekerjaan yang mudah.
3.2 Saran
Dengan mengetahui Strategi Pembelajaran Kooperatif diharapkan bisa
membantu memberikan pengetahuan kepada calon guru agar bisa memahami
cara mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa termasuk metode yang
digunakan apakah sudah tepat atau belum lebih baik lagi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo
Pembahasan:
Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebaagai suatu system
pembelajaran yang dimana para siswa berkesempatan utnuk
saling bekerja sama dalam sebuah kelompok kecil ( umumya
terdiri dari 4-6 orang) yang bersifat hetorogen sehingga siswa
dapat saling mrengajar sesamanya untuk menyelesaikan tugas
terstruktur dimana guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.
Pembahasan:
4. Hal-hal apa saja yang harus di ingat dari tipe-tipe pembelajaran sebelum
menerapkan model pembelajaran kooperatif ?
Pembahasan:
Pembahasan:
1. Keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu: melalui pembelajaran
kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi
dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menetukan
informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain.
Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide orang lain. Pembelajran kooperatif dapat
membantu untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
keterbatasannya serta menerimah segala perbedaanya.
2. Kelemahan pembelajaran kooperatif yaitu:
- Pembelajaran kooperatif adalah untuk memahami dan mengerti filosofi
pembelajaran kooperatif memang butuh waktu.
- Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif berdasarkan
kepada hasil kerja kelompok, sehingga kemapuan masing masing individu
kurang telihat. namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya
hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
- Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang cukup panjang. Dan hal
ini tidak mungkin tercapai hanya sekali atau sekali kali-kali
- Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang
didasarkan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui
pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga
harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.