You are on page 1of 5

Nama :

Kelas : IV – B
Tugas : IPS

1. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim

Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim lahir di Jombang, Jawa Timur pada 1 Juni
1914.Beliau meninggal di Cimahi, Jawa Barat pada19 April 1953 di umur 38 tahun.Ia
adalah pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama
Indonesia.Beliau adalah ayah dari presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid
dan anak dari Hasyim Asy'arie, salah satu pahlawan nasional Indonesia. Wahid
Hasjim dimakamkan di Tebuireng, Jombang.Pada tahun 1939, NU menjadi anggota
MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia), sebuah badan federasi partai dan ormas Islam
pada zaman pendudukan Belanda. Saat pendudukan Jepang yaitu tepatnya pada
tanggal 24 Oktober 1943 ia ditunjuk menjadi Ketua Majelis Syuro Muslimin
Indonesia (Masyumi) menggantikan MIAI. Selaku pemimpin Masyumi ia merintis
pembentukan Barisan Hizbullah yang membantu perjuangan umat Islam mewujudkan
kemerdekaan. Selain terlibat dalam gerakan politik, tahun 1944 ia mendirikan Sekolah
Tinggi Islam di Jakarta yang pengasuhannya ditangani oleh KH. A. Kahar Muzakkir.
Menjelang kemerdekaan tahun 1945 ia menjadi anggota BPUPKI dan PPKI.

Sifat-sifat yang harus diteladani dari beliau : Nasionalisme dan patriotisme.


2. Abdoel Kahar Moezakir

Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir atau ejaan baru Abdul Kahar Muzakir,
adalah Rektor Magnificus yang dipilih Universitas Islam Indonesia untuk pertama kali
dengan nama STI selama 2 periode 1945 - 1948 dan 1948 - 1960. Ia adalah anggota
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).Tokoh
Islam yang pernah menjadi anggota Dokuritsu Zunby Tyoosakai (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) ini pula yang tetap dipertahankan
ketika UII dihadirkan sebagai pengganti STI pada 4 Juni 1948. Ia menduduki jabatan
sebagai Rektor UII sampai tahun 1960.Pada masa sekarang ia diusulkan untuk
dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Sifat-sifat yang harus diteladani dari beliau : Jiwa dan semangat merdeka.

3. Raden Abikusno Tjokrosoejoso


Abikusno Tjokrosujono (dieja: Abikoesno Tjokrosoejoso atau Abikusno
Cokrosuyoso, 1897 - 1968) adalah salah satu Bapak Pendiri Kemerdekaan Indonesia
dan penandatangan konstitusi. Ia menjabat pada "Comitte Nine" (Panitia Sembilan)
yang merancang pembukaan (dikenal sebagai Piagam Jakarta) ke UUD 1945 di
Indonesia. Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai Menteri Perhubungan dalam
Kabinet Presiden pertama Soekarno dan diwakili oleh Moh.Hatta, dan juga menjadi
penasehat Dinas Pekerjaan Umum.

Sifat-sifat yang harus diteladani dari beliau : Jiwa dan semangat merdeka.

4. Haji Agus Salim


Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (berarti "pembela
kebenaran") lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober
1884.
Beliau meninggal di Jakarta, Indonesia pada 4 November 1954 di umur 70 tahun.Ia
adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Haji Agus Salim ditetapkan sebagai
salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui
Keppres nomor 657 tahun 1961.

Sifat-sifat yang harus diteladani dari beliau : Jiwa dan semangat merdeka.

5. Mr. Alexander Andries Maramis


Mr. Alexander Andries Maramis (lahir di Manado, Sulawesi Utara, Hindia Belanda 20 Juni
tahun 1897.Beliau meninggal di Indonesia tahun 1977 usia 80 tahun.Ia adalah pejuang
kemerdekaan Indonesia. Dia pernah jadi anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri
Keuangan pertama Republik Indonesia dan merupakan orang yang menandatangani Oeang
Republik Indonesia pada tahun 1945. Adik kandung Maria Walanda Maramis ini
menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda.Ia
mempunyai istri bernama Elizabeth Maramis Velthoed yang merupakan seorang wanita asal
Belanda.

Sifat-sifat yang harus diteladani dari beliau : Jiwa dan semangat merdeka idealisme
kejuangan yang tinggi

You might also like