You are on page 1of 13

SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH

1.1 Definisi Spektrofotometri


Spektrofotometri infra merah merupakan suatu metode mengamati interaksi molekul
dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1000
µm. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang
menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya
mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah
rambatan. Berikut adalah gambaran berkas radiasi elektromagnetik :

Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang
panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari
berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang, sinar infra
merah dibagi atas tiga daerah: daerah infra merah dekat, daerah infra merah pertengahan,
daerah infra merah jauh.
Dalam hal ini, interaksi antara sinar infra merah dengan molekul hanya menyebabkan
vibrasi, yaitu bergerak pada tempatnya. Dasar spektrofotometri infra merah digambarkan oleh
Hook, dimana didasarkan atas senyawa yang terdiri dari 2 atom atau diatom yang mana
digambarkan dengan dua buah bola yang saling terikat oleh pegas seperti berikut:

Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi terus menerus dan secara periodik berubah dari
energi kinetik ke energi potensial dan sebaliknya. Jumlah energi total adalah sebanding
dengan frekuensi vibrasi dan tetapan gaya (k) dari pegas dan massa (m1 dan m2) dari dua
atom yang terikat. Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk
mengadakan perubahan vibrasi. Panjang gelombang atau bilangan gelombang dan kecepatan
cahaya dihubungkan dengan frekwensi melalui bersamaan berikut :

Energi yang timbul juga berbanding lurus dengan frekwesi dan digambarkan dengan
persamaan Max Plank :

sehingga :

dimana :
E = Energi, Joule
h = Tetapan Plank ; 6,6262 x 10-34 J.s
c = Kecepatan cahaya ; 3,0 x 1010 cm/detik
n = indeks bias (dalam keadaan vakum harga n = 1)
 = panjang gelombang ; cm
 = frekwensi ; Hertz

Dalam spektroskopi infra merah panjang gelombang dan bilangan gelombang adalah
nilai yang digunakan untuk menunjukkan posisi dalam spektrum serapan. Panjang gelombang
biasanya diukur dalam mikron atau mikro meter ( µm ). Sedangkan bilangan gelombang

( ) adalah frekuensi dibagi dengan kecepatan cahaya, yaitu kebalikan dari panjang
gelombang dalam satuan cm-1. Persamaan dari hubungan kedua hal tersebut diatas adalah :

Posisi pita serapan dapat diprediksi berdasarkan teori mekanikal tentang osilator
harmoni, yaitu diturunkan dari hukum Hooke tentang pegas sederhana yang bergetar, yaitu :

dimana :

Keterangan :

c = kecepatan cahaya : 3,0 x 1010 cm/detik


k = tetapan gaya atau kuat ikat, dyne/cm
µ = massa tereduksi
m = massa atom, gram

Setiap molekul memiliki harga energi yang tertentu. Bila suatu senyawa menyerap energi
dari sinar infra merah, maka tingkatan energi di dalam molekul itu akan tereksitasi ke
tingkatan energi yang lebih tinggi. Sesuai dengan tingkatan energi yang diserap, maka yang
akan terjadi pada molekul itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan
energi rotasi.
1.2 Perubahan Energi Vibrasi

Atom – atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya terjadi
peristiwa vibrasi. Hal ini bergantung pada atom – atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkannya. Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya
disebut finger print. Vibrasi molekul dapat digolongkan atas dua golongan besar, yaitu:

a. Vibrasi regangan (Streching)


Vibrasi regangan adalah peristiwa bergeraknya atom terus sepanjang ikatan yang
menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya,
walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua, yaitu regangan
simetri (unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar) dan
regangan asimetri (unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih
dalam satu bidang datar).

b. Vibrasi Bengkokan (Bending)


Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka
dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi
osilasi atom molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi
empat jenis, yaitu: Vibrasi goyangan(rocking), vibrasi guntingan (Scissoring), vibrasi
kibasan (Wagging), vibrasi pelintiran (Twisting).
Para ahli kimia telah memetakan ribuan spektrum infra merah dan menentukan panjang
gelombang absorbsi masing-masing gugus fungsi. Vibrasi suatu gugus fungsi spesifik pada
bilangan gelombang tertentu. Dari Tabel 2 diketahui bahwa vibrasi bengkokan C–H dari
metilena dalam cincin siklo pentana berada pada daerah bilangan gelombang 1455 cm-1.
Artinya jika suatu senyawa spektrum senyawa X menunjukkan pita absorbsi pada bilangan
gelombang tersebut tersebut maka dapat disimpulkan bahwa senyawa X tersebut
mengandung gugus siklo pentana.
1.3 Daerah Identifikasi

Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan, khususnya


goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 – 400 cm-1.
Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna
untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh
vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena
vibrasi regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.
Dalam daerah 2000 – 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik,
sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region).
Meskipun pada daerah 4000 – 2000 cm-1 menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah
2000 – 400 cm-1 juga harus menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa
dua senyawa adalah sama.

1.4 Jenis-jenis Sumber Infra Merah


1. Nerst glower, terbuat dari campuran oksida unsur lantanidA
2. Globar, berbentuk batang yang terbuat dari silicon karbida
3. Kawat Ni-Cr yang dipijarkan, sumber radiasi untuk instrument ini berbentuk
gulungan kawat Ni-Cr yang dipanaskan kira-kira sampai 1000 ̊C, menghasilkan suatu
spektrum kontinyu dari energi elektromagnetik yang mencakup daerah dari 4000-200
cm-1 bilangan gelombang. Energi yang diradiasi oleh sumber sinar akan dibagi
menjadi dua bentuk kaca sferik M1 dan M2.

1.5 Instrumentasi Spektrofotometri Infra Merah


. Mula-mula sinar infra marah di lewatkan melaui sampel dan larutan pambanding
kemudian di laewatkan pada monokromator untuk menghilangkan sinar yang tidak
diinginkan. Berkas ini kemudian didispersikan melalui prisma atau gratting. Dengan
melewatkannya melalui slit, sinar akan di fokuskan pada detektor. Alat IR biasanya dapat
merekam sendiri absorbansinya sendiri. Temperatur dan kelembapan juga harus di atur yaitu
maksimum 50% dan apabila melebihi batas tersebut maka menbuat permukaan prisma dan
sel alkali halida menjadi suram. Komponen spektrofotometer infra merah (IR) terdiri dari
lima bagian pokok yaitu (1) sumber radiasi , (2) wadah sampel (3) monokhorometer (4)
detector (5) rekoder. Terdapat dua macam spektrofotometer infra merah yaitu dengan berkas
tunggal (single-beam) dan berkas ganda ( double-beam).

 Wadah sampel
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan wadah
sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu
haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral yang diminati jadi sel kaca
melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet.
Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang digunakan sebagai wadah sampel.
Penting bahwa tabung-tabung semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuh
kan tanda pada salah satu sisi tabung dan tanda itu selalu tetap arahnya tiap kali ditaruh dalam
instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian
rupa sehingga berkas cahaya menembus larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas
berkas. Umumnya sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik dari pemegangnya
atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi tabung dalam ruang sel (dari)
instrument itu reprodusibel.
 Sumber Radiasi
Radiasi infra merah dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi dengan listrik
sampai suhu antara 1500 dan 2000k. Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa Nemst
Glower, Globar, dan kawat nikhrom.
Kawat nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan khrom (Cr). Kawat Ni-Khrom ini
berbentuk spiral dan mempunyai intensitas radiasi lebih rendah dari Nerst Glower dan Globar
tapi umurnya lebih panjang.
 Monokhromator
Pada pemilihan panjang gelombang infra merah dapat digunakan filter,prisma, atau
grating, berkas radiasi terbagi dua yaitu sebagian melewati sampel dan sebagian melewati
blanko. Setelah kedua berkas tersebut bergabung kembali kemudian di lewatkan ke dalam
monokromator.

 Detector
Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang
gelombang. Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom.
Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet.
Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang.
Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor
pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar
yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu
yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang
digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap
dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV. Misalnya, metanol,
menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang dibawah 190
nm. Jika anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya
menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan
yang salah dari pelarut.

 Recorder
Signal yang dihasilkan dari detector kemudian direkam sebagai spectrum infra merah
yang berbentuk puncak-puncak absorpsi. Spektrum infra merah ini menunjukkan hubungan
antara absorpsi dan frekuensi/bilangan gelombang. Sebagai absis dan frekuensi dan sebagai
ordinat adalah transmitan/absorbans

Untuk intrumen yang di gunakan umumnya ada 2 macam instrumen yaitu untuk
analisis kuantitatif dan untuk analisis kualitatif. Karena kompleksnya spektrum IR maka di
gunakan recorder . Pada umunya alat IR digunaka berkas ganda yang di rancang lebih
sederhana dari pada berkas tunggal. Dalam semua instrumen selalu ada chopper frekuensi
rendah untuk menyesuaikan output sumber. Rancangan optisnya mirip dengan
spektrofotometer UV-tampak kecuali tempat sampel dan pembandingan di tempatkan di
antara sumber dan monokromator untuk menghamburkan sinar yang berasal dari sampel dan
untuk mencegah terjadinya penguraian secara fotokimia. Sumber sinar di bagi menjadi dua
berkas , satu di awetkan pada sampel dan yang satu melewati pembanding, kemudian secara
berturt-turut melewati attenuator dan chopper. Setelah melalui prisma, berkas jatuh pada
detektor dan di ubah menjadi sinyal listrik yang di rekam oleh recorder. Kadang – kadang di
perlukan amplifier bila sinyal lemah. Pada pengukuran kuantitatif model berkas ganda kurang
begitu memuaskan karena banyak ganguan dari sirkuit elektronik dan pengaturan titik nol
besar sehinngga menyebabkan kesalahan.
Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan menerima
intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang lemah secara bergantian. Hal ini
menimbulkan arus listrik bolak-balik dalam detektor dan akan diperkuat oleh amplifier. Jika
cuplikan tidak menyerap sinar, berarti intensitas berkas cuplikan sama dengan intensitas
berkas baku dan hal ini tidak menimbulkan arus bolak-balik, tetapi arus searah. Amplifier
dibuat hanya untuk arus bolak-balik.
Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu motor yang
dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang disebut baji optik. Baji optik ini
oleh motor dapat digerakkan turun naik ke dalam berkas baku sehingga akan mengurangi
intensitasnya yang akan diteruskan ke detektor. Baji optik ini digerakkan sedemikian jauh ke
dalam berkas baku sehingga intensitasnya dikurangi dengan jumlah yang sama banyaknya
dengan jumlah pengurangan intensitas berkas cuplikan, jika cuplikan melakukan penyerapan.
Gerakan baji ini dihubungkan secara mekanik dengan pena alat rekorder sehingga gerakan
baji ini merupakan pita serapan pada spektrum tersebut.
Secara singkat sistem kerjanya seperti ini sebuah cuplikan yang ditempatkan di dalam
spektrofotometer infra merah dan dikenai radiasi infra merah. Sinar dari sumber dibagi dalam
2 berkas yang sama, satu berkas melalui cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku.
Fungsi model berkas ganda adalah mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas pada setiap
panjang gelombang. Kedua berkas itu dipantulkan pada ”chopper” yang berupa cermin
berputar. Hal ini menyebabkan berkas cuplikan dan berkas baku dipantulkan secara
bergantian ke kisi difraksi. Kisi difraksi berputar lambat, setiap frekuensi dikirim ke detektor
yang mengubah energi panas menjadi energi listrik.
Infra merah yang berubah panjang gelombangnya secara berkesinambungan menyerap
cahaya jika radiasi yang masuk bersesuaian dengan energi getaran molekul tertentu.
Spektrofotometer infra merah memayar daerah rentangan dan lenturan molekul. Penyerapan
radiasi dicatat dan menghasilkan sebuah spektrum infra merah. Hadirnya sebuah puncak
serapan dalam daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra merah hampir selalu merupakan
petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi tertentu terdapat dalam senyawa cuplikan.
Demikian pula, tidak adanya puncak dalam bagian tertentu dari daerah gugus fungsi sebuah
spektrum infra merah biasanya berarti bahwa gugus tersebut yang menyerap pada daerah itu
tidak ada.

1.6 Penyiapan cuplikan untuk spektrofotometer infra merah


Ada berbagai tehnik untuk persiapan sampel, bergantung pada bentuk fisik sampel yang
akan dianalisis.

A. Cuplikan berupa padatan


1. Nujol Mull
Sampel digerus dengan mortar dan pestle agar diperoleh bubuk yang halus,
dicampur dengan Nujol agar terbentuk pasta, kemudian beberapa ditempatkan
antara dua plat sodium klorida(NaCl) (plat ini tidak mengabsorbsi inframerah
pada wilayah tersebut.
2. Pelet KBr
Sedikit sampel padat (kira-kira 1 – 2 mg), kemudian ditambahkan bubuk KBr
murni (kira-kira 200 mg) dan diaduk hingga rata. Campuran ini kemudian
ditempatkan dalam cetakan dan ditekan dengan menggunakan alat tekanan
mekanik, kemudian sampel (pelet KBr yang terbentuk) diambil dan dianalisis.
a. Metode mull atau pasta
Contoh dihaluskan terlebih dahulu lalu dicampur dengan 1 tetes nujol (paraffin
cair), diletakkan diatas jendela NaCl atau KBr dari sel yang tersedia
,kemudian ditekan kedua jendela NaCl atau KBr tersebut hingga tidak
ditemukan gelmbung udara. (Cara ini mudah dan cepat pengerjaannya serta
dapat digunakan untuk contoh berupa cairan(tetapi tidak bisa untuk analisis
kuantitatif, karena puncaknya tertutup oleh spektrum nujol terutama pada
senyawa dengan gugus CH3 dan CH2)).

b. Metode lempeng atau tablet kbr


Contoh digerus halus dan dicampur dengan serbuk KBr yang halus dengan
perbandingan (1:100 mg). lalu dikempa hingga berbentuk tablet dengan alat
khusus pada tekanan 7 ton selama 10 menit tanpa udara. (cara ini agak sulit
dalam pembuatan lempengnya serta dibutuhkan waktu lama, tetapi
keuntungannya yaitu KBR tidak ada pita serapannya pada daerah 4000-400
cm-1 hanya terkadang terluhat ada serapan pada 3448cm-1 dan 1639 cm-1
oleh kare3na pengaruh air oleh KBr dan keuntungan lainnya lempeng ini dapat
digunakan dalam jangka lamaartinya pembacaan yang sama mampu diberikan
walaupun sudah dibentuk sejak lama(selama ditempatkan pada kondisi yang
sesuai).

c. Metode larutan
Contoh dilarutkan dengan pelarut nonpolar yang cocok, lalu diteteskan ke
jendela NaCl atau KBr. (spektrum cara ini lebih baik ari cara KBr atau Mull.
Cara ini dapat digunakan untuk pengukuran kuantitatif).kelemahannya :
kebanyakan pelarut mempunyai pita serapan maksimum pada beberapa
panjang gelombang. Pelarut yang biasa digunakan CCL4,CHCL3, CS2,
aseton, dioksan dan tetrahidrofuran.

d. Metode film tipis


Contoh padat diletakkan diatas lempeng NaCl dan diteteskan pelarut yang
cocok hingga larut lalu diratakan dengan lempeng NaCl lainnya, dibiarkan
hingga contoh teruapkan dan diperolehlah lapisan tipis pada lempeng tersebut.
contoh dilarutkan dahulu kemudian dengan pemanasan diatas penangas listrik.
(cara ini haya untuk contoh yang tidak didegradasi dan cara ini baik untuk
analisis kuantitatif).

B. Cuplikan berupa cairan


Setetes sampel ditempatkan antara dua plat KBr atau plat NaCl untuk membuat film
tipis.
C. Cuplikan berupa larutan
Disini diperlukan pelarut yang mempunyai daya yang melarut cukup tinggi terhadap
senyawa yang akan dianalisis, tetapi tak ikut melakukan penyerapam di daerah infra
merah yang di analisis. Selain itu, tidak boleh terjadi reaksi antara pelarut dengan
senyawa cuplikan.Pelarut-pelarut yang biasa digunakan adalah:
 Karbon disulfide (CS2), untuk daerah spectrum 1330-625/cm.
 CCl4, untuk daerah spectrum 4000-1330/cm.
 Pelarut-pelarut polar, misalnya kloroform, dioksan, dimetil formamida.
D. Cuplikan berupa gas
Untuk menghasilkan sebuah spektrum inframerah pada gas, dibutuhkan sebuah sel
silinder/tabung gas dengan jendela pada setiap akhir pada sebuah material yang tidak
aktif inframerah seperti KBr, NaCl atau CaF2. Sel biasanya mempunyai inlet dan
outlet dengan keran untuk mengaktifkan sel agar memudahkan pengisian dengan gas
yang akan dianalisis.

1.7 Parameter
1.7.1 Parameter Kualitatif
Sektrofotometer IR dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa.
Parameter kualitatif pada spektrofotometer IR adalah bilangan gelombang dimana
muncul akibat adanya serapan oleh gugus fungsi yang khas dari suatu senyawa. Namun
jika hanya daerah gugus fungsi saja tidak dapat digunakan untuk menganalisis identitas
senyawa. Pada umumnya identifikasi suatu senyawa didasarkan oleh vibrasi bengkokan,
khususnya goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 –
400 cm-1. Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1merupakan daerah yang khusus yang
berguna untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang
disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali
sangat rumit, karena vibrasi regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada
daerah tersebut. Dalam daerah 2000 – 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai
absorbsi yang unik, sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari
(fingerprint region). Daerah finger print ini untuk setiap senyawa tidak akan ada yang
sama sehingga merupakan identias dari suatu senyawa. Berikut adalah contoh serapan
yang khas dari beberapa gugus fungsi :

Gugus Jenis Senyawa Daerah Serapan (cm-1)


C-H alkana 2850-2960, 1350-1470
C-H alkena 3020-3080, 675-870
C-H aromatik 3000-3100, 675-870
C-H alkuna 3300
C=C Alkena 1640-1680
C=C aromatik (cincin) 1500-1600
C-O alkohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300
C=O aldehida, keton, asam karboksilat, ester 1690-1760
O-H alkohol, fenol(monomer) 3610-3640
O-H alkohol, fenol (ikatan H) 2000-3600 (lebar)
O-H asam karboksilat 3000-3600 (lebar)
N-H amina 3310-3500
C-N Amina 1180-1360
-NO2 Nitro 1515-1560, 1345-1385
1.7.2 Parameter Kuantitatif
Spektrofotometer IR dapat digunakan dalam analisis secara kuantitatif jika
dihubungkan atau dilanjutkan analisis dengan bantuan dari instrumentasi lain misalnya
GC-MS, MS, dan sebagainya. Biasanya spektrosfotometer IR digunakan sebagai analisis
kuantitatif yaitu dalam menentukan indeks kemurnian yaitu seberapa besarkah sampel
yang dianalisis jika spektrum IR sampel dibandingkan dengan spektrum IR baku
pembanding atau reference standard dari sampel yang dianalisis.

1.8 Instrumentsi Spektrofotometri


Ada dua tipe instrumentasi spektrofotometer infra merah yaitu:
A. Dispersive spektrofotometer
Monokromator yang digunakan mirip dengan monokromator yang digunakan oleh
spektrofotometer UV-Vis tipe berkas ganda atau double beam. Biasanya digunakan
secara primer unruk menganalisis senyawa secara kualitatif. Detektor yang
digunakan adalah tipe thermal transducer. Responnya lambat sehingga sinar harus
dipotong-potong terlebih dahulu oleh chopper. Sistemnya double bead, karena ada
beberapa hal yaitu :
1. Untuk mengurangi radiasi atmosferik (CO2 dan H2O)
2. Mencegah ketidakstabilan radiasi sinar infra merah
3. Mengurangi radiasi percikan oleh partikel pengotor dalam spektrofotometer
4. Memungkinkan pembacaan dan perekaman langsung.

Gambar1. Skema alat spektrofotometer dispersive

Mekanisme kerja spektrofotometer Dispersive :

Sinar radiasi IR sebelum menembus sampel dan refrence displit terlebih dahulu
supaya pembacaan tidak lama. Setelah sinar IR displit, sinar terbagi menjadi dua
arus, yaitu sinar yang menuju sampel dan sinar yang menuju larutan baku
pembanding. Kemudian kedua berkas sinar tersebut masuk ke chopper sehingga
keluar output sinar yang diteruskan ke monokromator. Sinar masuk melalui celah
masuk atau entrance pada monokromator. Didalamnya terdapat gratting dan sinar
difokuskan oleh gratting. Setelah itu sinar keluar melalui celah keluar atau extrance
slit dan masuk ke alat scan frekuensi baru diteruskan ke detector. Oleh detector sinar
diubah menjadi sinyal elektrik dan diperkuat oleh amplifier. Kemudian sinyal
tersebut diinterpretasikan dalam bentuk spektrum infra merah dengan bantuan
perangkat lunak dalam komputer.

B. FTIR
FT-IR ini menggunakan suatu monokromator yang berbeda dengan monokromator
pada spektrofotometer dispersive. Monokromator yang digunakan adalah
monokromator Michelson Interferometer. Pada sistem optik ini terdapat 2 cermin
yaitu cermin yan g bergerak tegak lurus dan cermin diam. Skema sistem optik ini
seperti pada gambar dibawah :

Gambar2. Sistim optik interferometer Michelson pada Spektrofotometer FTIR.

Mekanisme kerja alat spektrofotometer FTIR

Sistim optik Spektrofotometer FTIR seperti pada gambar diatas dilengkapi dengan
cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi
infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang
bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi
tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( δ ). Hubungan antara
intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai
interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas
bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.

You might also like